Friday, July 30, 2010

Presiden Sulit Cari Menhan dari Sipil


30 Juli 2010, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sempat mengalami kesulitan mencari calon-calon menteri pertahanan dan perjabat teras di kementerian pertahanan yang berlatar belakang non militer. Kesulitan itu juga ditemui ketika hendak mengirim orang untuk menghadiri berbagai konferensi, seminar dan simposium di luar negeri tentang pertahanan, keamanan dan hubungan internasional.

Kesulitan itu yang menjadikan alasan Presiden mengelar lokakarya yang mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin di bidang pertahanan. Ide Presiden itu yang kemudian ditangkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang diimplementasikan melalui penyelenggaraan The Future Defense Leaders Workshop 2010.

"Kenapa kita tidak persiapkan dari sekarang anak-anak muda kita, baik berlatar belakang militer atau non militer sehingga bangsa ini kaya akan anak-anak bangsa yang mengerti betul tentang hubungan internasional, keamanan, pertahanan," ujar Presiden dihadapan peserta The Future Defense Leaders Workshop 2010 di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (30/7).

Pelatihan yang berlangsung 26-30 Juli diikuti 88 peserta, terdiri atas 53 perwira TNI dan 35 warga sipil dari berbagai institusi yang dilaksanakan di Kementerian Pertahanan, kampus Universitas Indonesia, dan Markas Besar TNI. Kegiatan ini menghadirkan empat panelis pada bidang-bidang yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis, pembangunan karakter dan kapasitas kepemimpinan, ekonomi pertahanan, pertahanan militer dan pertahanan menghadapi ancaman non militer.

Presiden juga mengungkapkan saat ini sudah tidak ada dikotomi militer dan sipil. Sudah tidak ada lagi jarak dan perbedan antara militer dan masyarakat sipil.

"Dulu pernah ada jarak militer dan non militer, mahasiswa di perguruan tinggi dan taruna di akademi. Tapi dengan negara demokrasi, perubahan doktrin di TNI tidak lagi menjalankan politik praktis maka sudah tidak ada lagi jarak perbedaan. Semua menghormati demokrasi dalam menjalankan misi yang ditugaskan," ungkap Presiden.

MI.com

Teknologi dan Industri Kapal Cepat Berkelas Dunia Produksi Banyuwangi

X2K. (Foto: northseaboats)

30 Juli 2010 -- Quality Assurance adalah pokok utama dalam menjaga dan meningkatkan kualitas inovasi pengembangan dan produksi berkelas dunia, demikian catatan penting yang diperoleh dari Eman Mansur, salah satu tenaga ahli di bidang composite, pada saat mendampingi tim bersama berbagai lembaga yaitu Hari Purwanto,Staf Ahli Menristek Bidang Hankam, Kementerian Riset dan Teknologi, Mayjen Mar Baharuddin, Staf Ahli Panglima TNI Bidang Industri Teknologi Militer, Markas Besar TNI, serta Edy Siradj, Staf Ahli Menhan Bidang Industri Teknologi Pertahanan dan Brigjen TNI Agus Suyarso, Direktur Teknologi Industri Pertahanan, Kementerian Pertahanan dalam kunjungan kerja lapangan pada Kamis, 29 Juli 2010 di galangan kapal cepat PT Lundin Industry Invest Banyuwangi.

Dalam kunjungan kerja tersebut, membuktikan bahwa kualitas dan daya saing industri memerlukan dukungan keterlibatan lembaga litbang dan pengujian serta perguruan tinggi, dalam hal ini diantaranya tercatat Balai Pengkajian dan Penelitian Hydrodinamika, BPPT dan ITS Surabaya serta universitas New Zealand terlibat dalam mendukung pengujian model berbagai inovasi produk kapal cepat yang saat ini telah mendapat kepercayaan pangsa pasar kapal cepat dari Brunei, Malaysia, Thailand, Italy serta tentu saja dalam negeri guna kepentingan sipil (sport, diving, fishing, turisme) maupun militer (patroli keamanan pantai dan perairan laut) diantaranya jenis X2K Special Ops RIB dan X2K Interceptor RIB yang sangat dikenal.


X2K. (Foto: northseaboats)

“Indonesia adalah negara maritim maka sudah seharusnya pertumbuhan industri swasta kecil menengah serta besar berbasis kelautan harus menjadi industri andalan nasional, termasuk diantaranya tumbuhnya kebutuhan industri dan teknologi kapal cepat tangguh berdaya saing kelas dunia”, ujar Lizza Lundin, Direktur PT Lundin Industry Invest.

Salah satu kesimpulan yang dapat ditarik adalah pentingnya kebijakan terpadu guna akselerasi “support” keberhasilan proyek-proyek R&D swasta yang didukung kuat lembaga litbang dan perguruan tinggi yang berkelanjutan guna membangun kemampuan teknologi kelautan dan perkapalan nasional berkelas dunia. Sehingga kedepan terbangun simpul-simpul rantai sistim inovasi nasional yang kuat dan terintegrasi guna diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan investasi dan peningkatan kemampuan inovasi nasional berpangsa internasional.

Ristek

Kasad: TNI/Polri Siap Amankan Kunjungan Presiden

Sejumlah personel dari TNI melakukan patroli di Kota Ambon usai mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Presiden di lapangan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Halong, Ambon, Maluku, Jumat (30/7). Sekitar 6.000 personel disiagakan untuk pengamanan acara puncak Sail Banda 2010 pada tanggal 3 Agustus yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: ANTARA/Jimmy Ayal/ss/pd/10)

30 Juli 2010, Ambon -- Kepala Staf (Kasad) Jenderal TNI. George Toisuta menegaskan seluruh jajaran TNI dan Polri di Maluku siap mengamankan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat puncak kegiatan pelayaran Internasional Sail Banda 2010, 3 Agustus mendatang.

“Semua jajaran TNI/Polri harus siap mengamankan kunjungan Presiden SBY,” tandas KSAD Jenderal TNI George Toisuta usai memimpin apel gelar pasukan pengamanan kunjungan presiden di Markas Komando Lantamal IX di Halong, Ambon, Jumat.

Dia mengatakan, jajaran TNI/Polri harus mengantisipasi sejak dini segala kemungkinan yang dapat terjadi saat kunjungan Kepala Negara tersebut.

“Antisipasi sejak dini kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi karena sudah ada prediksi kemungkinan yang dapat saja terjadi saat kunjungan tersebut,” katanya.

Menurutnya, jajaran TNI/Polri akan mengamankan seluruh rangkaian kegiatan Presiden SBY selama berada di Ambon termasuk pengamanan lokasi-lokasi yang akan dikunjungi, sehingga berjalan lancar.

“Kita juga akan mengamankan lokasi-lokasi pelaksanaan berbagai event yang dilaksanakan memeriahkan rangkaian kegiatan pelayaran internasional Sail Banda,” katanya.

Toisuta mengharapkan masyarakat Maluku bersatu padu menjaga situasi dan kondisi keamanan tetap kondusif dan aman, sehingga menjamin pelaksanaan kegiatan pembangunan.

Masyarakat juga diimbau untuk melaporkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi, maupun kehadiran oknum-oknum tertentu dengan sikap mencurigakan kepada aparat keamanan di pos-pos terdekat, sehingga dapat diambil tindakan tegas.

“Suksesnya pelaksanaan kegiatan bahari terbesar ini tentunya akan meningkatkan citra Maluku di mata dunia internasional, terutama menarik minat investor maupun wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini di masa mendatang,” tandasnya.

Sedikitnya 6.000 personil TNI dan Polri dikerahkan untuk mengamankan bergagai kegiatan Sail Banda 2010 yang puncaknya akan dihadiri Presiden SBY, sekaligus mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional, 3 Agustus mendatang.

ANTARA Maluku

Navy to Commission Submarine Missouri

The Virginia-class attack submarine Pre-Commissioning Unit (PCU) Missouri (SSN 780) pulls into Naval Submarine Base New London. Missouri will be commissioned during a ceremony July 31. Missouri is the seventh Virginia class submarine and the fifth Navy ship to be named Missouri. (Photo: U.S. Navy/John Narewski/Released)

30 July 2010, WASHINGTON (NNS) -- The Navy's newest attack submarine, Missouri, will be commissioned July 31, during an 11 a.m. EDT ceremony in Groton, Conn. Missouri is named to honor the people of the "Show Me State" and its leaders for their continuous support of the military.

U.S. Rep. Ike Skelton, from Missouri, will deliver the ceremony's principal address. Secretary of the Navy Ray Mabus and Chief of Naval Operations Adm. Gary Roughead will also deliver remarks. Becky Gates, wife of Secretary of Defense Robert Gates, will serve as the ship's sponsor. In the time-honored Navy tradition she will give the first order to "man our ship and bring her to life!"

Designated SSN 780, the seventh Virginia class submarine, Missouri is built to excel in anti-submarine warfare; anti-ship warfare; strike warfare; special operations; intelligence, surveillance, and reconnaissance; irregular warfare; battle group support; and mine warfare missions. Upon entering service, Missouri will directly enable five of the six Navy Maritime Strategy Core Capabilities: sea control, power projection, forward presence, maritime security, and deterrence.

This is the fourth Navy ship to be named Missouri. The last USS Missouri, a legendary battleship, saw action in World War II, the Korean War, the Persian Gulf War, and was also the site where Fleet Adm. Chester Nimitz, Gen. Douglas MacArthur, and many other U.S. and allied officers accepted the unconditional surrender of the Japanese at the end of World War II.

Cmdr. Timothy Rexrode of Spencer, W.Va., is the ship's commanding officer and will lead a crew of approximately 134 officers and enlisted personnel. The 7,800-ton Missouri was built under a unique teaming arrangement between General Dynamics Electric Boat and Northrop Grumman Shipbuilding. The boat is 377-feet long, has a 34-foot beam, and will be able to dive to depths of greater than 800 feet and operate at speeds in excess of 25 knots submerged. Missouri is designed with a reactor plant that will not require refueling during the planned life of the ship, reducing lifecycle costs while increasing operational availability.

Navy

Hercules A-1308 Kembali Ke Pangkalan

30 Juli 2010, Malang -- Setelah enam bulan menjalani perbaikan dan perawatan di Lanud Husein Sastranegara Bangdung maka pesawat Hercules C-130 dengan nomor registrasi A-1308 milik Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abd saleh kembali dapat beroperasi lagi (29/7).

Komandan Lanud Abd Saleh A. Dwi Putranto menerima dan melihat langsung kedatangan pesawat Hercules A-1308 yang dipiloti sendiri oleh Komandan Skadron Udara 32 Letkol Pnb Wayan Superman dan berhenti tepat di lapangan Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh disaksikan para pejabat Lanud beserta Insub.

Selanjutnya Komandan melakukan mengguntingan pita di moncong pesawat sebagai tanda kembalinya pesawat hercules A.1308 ke hanggarnya. Dan sebagai ungkapan rasa syukur Komandan melakukan pemotongan tumpeng dan diberikan kepada anggota Skadron Udara 32.

Usai pemotongan tumpeng, Komandan menjelaskan bahwa Skadron Udara 32, yang salah satunya memiliki tugas dan kewajiban untuk mengoperasikan serta memelihara sampai tingkat sedang pesawat C-130 Hercules dalam mendukung tugas-tugas operasi TNI AU, dituntut pesawat yang ada harus dalam kondisi siap operasional.

Sejarah telah membuktikan bahwa selama ini pesawat Hercules sebagai pendukung operasi telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai operasi. Tidak hanya memberikan kontribusi bagi kepentingan operasi militer namun juga memberi andil pada berbagai operasi kemanusiaan di seluruh wilayah Indonesia, lanjutnya.

Mengingat jam terbang pesawat Hercules begitu besar, maka diperlukan perawatan berkala dan menyeluruh agar pesawat dapat beroperasi maksimal. Diharapkan tidak ada lagi adanya accident dan incident terhadap pesawat Hercules yang ada di Lanud Abd Saleh ini. Dan kepada air crew serta seluruh warga Lanud Abd Saleh untuk senantiasa menjaga dan memelihara pesawat yang ada di Lanud Abd Saleh ini, sehingga apabila sewaktu-waktu mendapat tugas operasi, kita akan selalu siap.

Pentak Lanud Abd. Saleh

Kompi Fox Diberangkatkan dari HMAS Kanimbla Saat RIMPAC 2010

29 Juli 2010 – HMAS Kanimbla mengangkut Infanteri dan Marinir Kanada, Marinir Amerika Serikat serta Korps Marinir saat digelar RIMPAC 2010. Pasukan dari tiga negara ini tergabung dalam Kompi Fox. Anggota Kompi Fox bersama peralatan tempurnya menanti keberangkatan dari hangar HMAS Kanimbla. (Foto: Australia DoD)

Anggota Resimen Royal Kanada bergegas menuju dek helicopter HMAS Kanimbla guna menaiki helikopter. (Foto: Australia DoD)

Anggota Korps Marinir Indonesia berdoa sebelum diberangkatkan dengan helikopter dari HMAS Kanimbla. (Foto: Australia DoD)

Anggota Marinir Amerika Serikat istirahat sebelum diberangkatkan dengan helikopter dari HMAS Kanimbla. (Foto: Australia DoD)


Helikopter CH-46E Sea Knight bersiap berangkat dari dek HMAS Kanimbla membawa Marinir AS ke Kepulauan Oahu. (Foto: Australia DoD)

Thursday, July 29, 2010

Kemhan Adakan Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue Ke-8

Prajurit AB Australia dan Korps Marinir bekerja sama membangun toilet umum di Tulehu, Ambon saat digelar Pacific Partnership 2010. (Foto: Australia DoD)

29 Juli 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Dirjen Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Syarifudin Tippe, Rabu (28/7), mengadakan dialog bilateral dengan Departemen Pertahanan Australia dalam the 8th Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue, di Kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan ini akan berlangsung selama tiga hari dan membahas mengenai berbagai kerjasama pertahanan Indonesia-Australia baik dalam kebijakan strategis, operasi penjagaan perdamaian, pertukaran informasi di bidang pertahanan, dan kerjasama militer lainnya antara angkatan bersenjata kedua negara.

Menurut Dirjen Strahan, pertemuan bilateral yang rutin diadakan ini dimaksudkan untuk terus menyiapkan dan mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan yang menjadi perhatian kedua negara dalam konteks kerjasama pertahanan. Selama tiga hari pertemuan ini diharapkan dapat pula menjadi ajang pertukaran informasi di bidang pertahanan, karena terdapat beberapa hal yang diharapkan dapat disepakati dalam pertemuan ini diantaranya yaitu upaya couter-terrorism, intelijen, dan keamanan maritim.

Dijelaskan oleh Dirjen Strahan, pertemuan ini juga dapat dijadikan ajang untuk memperluas kapasitas hubungan kerjasama melalui program pendidikan dan latihan bagi personel TNI yang hasilnya dapat dilihat dari keberhasilan upaya penangkapan para teroris akhir-akhir ini. Pertemuan ini juga berguna untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan infrastruktur di bidang telekomunikasi pertahanan yang telah ada, serta mengenai peningkatan kemampuan personel TNI dalam peacekeeping operation dan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana.

Dalam hal pasukan perdamaian, Dirjen Strahan memberikan gambaran terbaru mengenai Pasukan Garuda yang saat ini telah selesai melakukan latihan bersama 19 negara yang berguna untuk meningkatkan kemampuan serta memperluas jaringan kerjasama dengan negara-negara di kawasan ini. Di masa mendatang, kegiatan latihan ini akan dipindahkan ke tempat pusat pasukan perdamaian yang baru yang dikhususkan untuk pelatihan pasukan perdamaian dan operasi bantuan kemanusiaan untuk penanggulangan bencana yang saat ini sedang dibangun oleh Kementerian Pertahanan.

Pada Maret 2011, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah dalam latihan operasi penanggulangan bencana bersama 27 negara lainnya yang berada dalam sabuk api dunia yang akan diadakan di Sulawesi Utara. Dalam forum ini diharapkan Indonesia serta Australia sebagaimana negara-negara yang tergabung dalam forum Asean lainnya akan berpastisipasi dalam mengkoordinasikan demonstrasi kemampuan dalam merespon keadaan darurat dan untuk bekerjasama dalam menyiapkan bantuan, pengevakuasian korban dan pengamanan.

Dalam pertemuan ini diharapkan dapat dicapai satu pemikiran bahwa suksesnya kejasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan di bidang intelijen serta counter-terrorism menciptakan kepercayaan diri dan kesadaran untuk mencari dan mencegah aksi terorisme. Hasil dari tindakan intelijen adalah dengan terkumpulnya informasi mengenai kegiatan terorisme terkini sehingga kemudian dapat diantisipasi oleh satuan anti terorisme Polri.

Dengan bantuan militer Amerika, TNI baru-baru ini dapat mengenali dan mengatasi pergerakan kapal-kapal yang melintasi Selat Malaka secara ilegal. Dalam pertemuan ini diharapkan dapat mengembangkan cara baru bagi Indonesia dan Australia dalam kerjasama pengamanan perairan sehingga dapat membantu TNI dalam mengontrol keamanan perbatasan perairan.

DMC

Pakistan Siap Ekspor JF-17 Thunder

Pakistan menampilkan dua jet tempur JF-17 Thunder secara statis pertama kalinya di pameran dirgantara internasional Farnborough 2010, Inggris. (Foto: Reuters)

29 Juli 2010 -- KASAU Pakistan Marsekal Rao Qamar Suleman membantah produksi jet tempur JF-17 Thunder terhambat karena masalah pembelian mesin pesawat dari Rusia, dikatakannya kerjasama pembuatan pesawat dengan Cina berjalan mulus. KASAU Marsekal Suleman mengatakan pada media saat berkunjung ke pameran dirgantara internasional Farnborough di Inggris 21 Juli 2010.

Presiden China Aviation Technology Import dan Export Corporation (CATIC) Li Yu Hai yang hadir mengatakan bahwa mereka belum menerima kabar dari Rusia mengenai pembatalan pengiriman 100 mesin jet RD-93. Mesin ini akan digunakan jet tempur JF-17 Thunder.

KASAU Marsekal Suleman menambahkan Cina telah membuat mesin WS-13 Taishan untuk JF-17 Thunder, saat ini dalam pengujian dan percobaan. “Kami harus melihat sejauh mana mesin ini kesuksesannya dan kemudian kemungkinan digunakan oleh JF-17”. Beliau mengatakan Pakistan akan membuat sekitar 250 JF-17 untuk menggantikan armada pesawat A-5, FP-7 dan Mirage.

JF-17 diproyeksikan menggantikan jet tempur Northrop F-5 Tiger, Dassault Mirage III/5, Shenyang J-6, MiG-21/F-7 Fishbed, and Nanchang Q-5.

JF-17 Thunder pertama dibuat di Pakistan Aeronautical Complex, Kamra ditampilkan ke public 23 November 2009. (Foto: Xinhua/Li Jeng chen)

Mesin jet buatan Rusia RD-93 akan digunakan jet tempur JF-17 Thunder.

Sejumlah media internasional memberitakan, perusahaan pertahanan Rusia keberatan penjualan 100 RD-93 pada Cina. Rusia menghadapi persaingan ketat dengan Cina dalam memasarkan pesawat tempur ke pasar global. Meskipun jet tempur buatan Cina kemampuannya dibawah buatan Rusia, tetapi harga yang ditawarkan sangat murah, sejumlah negara berkembang tertarik membelinya.

Jet tempur MiG-29 berkompetisi dengan JF-17 dalam tender pembelian 32 pesawat untuk AU Mesir. Harga satu unit MiG-29 dibanderol 35 juta dolar, JF-17 hanya 15-20 juta dolar. Mesir dan Pakistan sedang bernegosiasi lisensi produksi JF-17 di Mesir menurut Majalah Mingguan Jane’s Defence.

JF-17 Thunder pertama kalinya ditampilkan di pameran internasional dirgantara. Dua jet tempur JF-17 Thunder AU Pakistan ditampilkan statis di Farnborough. Pakistan berencana menampilkan JF-17 di Singapore Air Show tahun depan dan melakukan demo terbang di Farnborough 2012.

Pakistan sedang memasarkan gencar jet tempur buatannya ke sejumlah negara. AU Azerbaijan telah memesan 24 unit pada 2007, Zimbabwe 12 pada 2004, Pakistan 250 sudah dikirimkan 20 unit, sedangkan Cina masih mengevaluasi kinerjanya.

Sejumlah negara menyampaikan minatnya, seperti Aljazair, Bangladesh, Iran, Lebanon, Maroko, Nigeria, Sri Lanka, Sudan, Malaysia dan Mesir. Pakistan telah menawarkan pada Indonesia untuk memproduksi bersama JF-17 Thunder. Pemerintah Indonesia belum memutuskan menerima atau menolak tawaran ini.


(Foto: PAC)

AU Pakistan meresmikan skuadron pertama JF-17 Thunder pada 18 Februari 2010 di salah pangkalan AU Pakistan Kamra. Skuadron 26 Lightning Thunders diperkuat 14 JF-17 Thunder. Jet tempur ini akan dilibatkan dalam latihan Hi-Mark 2010 di bulan September.

Jet tempur ringan JF-17 Thunder dikembangkan bersama Pakistan dan Cina. Cina memberi nama Super-7 (Chao Qi). Jet tempur dirancang oleh Chengdu Aircraft Design Institute (CADI), prototipe dibangun Chengdu Aircraft Industry Company (CAC), keduanya berlokasi di Provinsi Sichuan. CAC pabrik pesawat tempur terbesar kedua di Cina.

Kerangka pesawat (airframe) dibuat semi-monolog dengan masa lelah (fatigue) 4000 jam terbang atau 25 tahun. Overhaul pertama dilakukan setelah terbang 1200 jam. Pesawat mampu membawa bahan bakar internal 5130 pound, atau mencantelkan satu tanki bahan bakar ditengah kapasitas 800 liter serta dua tanki di sayap 800/1100 liter.

JF-17 Thunder dirancang mampu membawa persenjataan buatan Cina, Pakistan atau negara Barat. Jet tempur ini dibuat untuk orientasi ekspor, sehingga spesifikasi dan jenis persenjataannya disesuaikan keinginan pembeli. JF-17 Thunder mampu membawa rudal udara-udara BVR (Beyond Visual Missile) berjarak 70-100 km seperti R-Darter, IRIS-T, AIM-120; rudal anti kapal permukaan seperti Exocet, Harpoon atau C-801/802; bom berpandu seperti Fei Teng, Lei Ting, DPGM.

Pakistan membuat JF-17 di Pakistan Aeronautical Complex (PAC) Kamra dengan kapasitas 15-25 pesawat pertahun. Jet tempur ini diklaim dibuat sesuai dengan US MIL STD dan Cina standar, tetapi belum ada konfirmasi dari pemerintah Cina akan menggunakan untuk angkatan udaranya.

Berbagai sumber/Berita HanKam

Jet Tempur JF-17 Produksi Bersama

JF-17 Thunder. (Photo: PAC)

30 Juli 2010, Yogyakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat menyambut positif tawaran Pakistan kepada Indonesia untuk bersama-sama memproduksi pesawat tempur JF-17. Pesawat tempur buatan Pakistan itu memiliki teknologi dan daya jelajah lebih canggih dibandingkan pesawat tempur F-16 produksi AS.

"Tawaran dari Pakistan sangat menarik, menantang dan cukup bagus dalam perkembangan kekuatan pertahanan udara kita. Selain itu, kerjasama untuk memproduksi pesawat tempur akan memacu sumber daya manusia kita untuk memproduksi pesawat tempur yang canggih," ujar Imam kepada Suara Karya usai upacara peringatan 63 tahun Hari Bakti TNI Angkatan Udara di Lanud Iswahjudi, Yogyakarta, Kamis (29/7).

Tampak hadir, di antaranya mantan Menko Polhukam Agum Gumelar, mantan KSAU Marsekal Subandrio, Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Edy Hardjoko, Wakil KSAU Marsdya TNI Sukirno KS dan Panglima Komando Operasi (Pangkoops) TNI AU I, Marsda TNI Eddy Suyanto.

Ia menjelaskan, kecanggihan JF-17 telah disaksikan TNI Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan RI. Dua negara yang telah digandeng Pakistan untuk memproduksi pesawat yang sama itu adalah China dan India.

"Pesawat itu sudah jadi, sehingga kita tak perlu suah payah untuk melihat hasil produksinya. Angkatan udara yang telah menggunakannya adalah India dan China," ujar Imam.

Suara Karya

Pabrik Bom Latih di Malang

29 Juli 2010, Malang -- Seorang pekerja membuat selongsong bom untuk jenis pesawat Sukhoi di pabrik pembuat bom di PT. Sari Bahari, Malang, Jawa Timur, Kamis (29/7). Pabrik tersebut memproduksi bom latih dan bom live (untuk perang) yang dipergunakan TNI AU sejak tahun 2007. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto/NZ/10)

Apel Gelar Pasukan Pengamanan Presiden di Sail Banda

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyapa personel TNI dan Polri usai mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Presiden di lapangan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Halong, Ambon, Maluku, Jumat (30/7). Sekitar 6000 personel akan disiagakan untuk pengamanan acara puncak Sail Banda 2010 pada tanggal 3 Agustus yang rencananya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/Koz/hp/10)

30 Juli 2010, Ambon - Potensi ancaman keamanan terhadap presiden biasanya meningkat saat presiden menghadiri acara di ruang terbuka. Untuk hajatan nasional Sail Banda 2010, pasukan gabungan TNI-Polri menyatakan akan habis-habisan mengawal RI-1.

"Kita akan all out, habis-habisan," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta, usai menjadi inspektur apel di Pangkalan Utama TNI AL IX, Kota Ambon, Jumat (30/7/2010).

Sedikitnya seribu pasukan gabungan TNI-Polri hadir dalam apel yang dipimpin Pangdam Patimura Mayjen Hatta Syafrudin. Beberapa angkatan tempur dari TNI dan mobil penjinak bom dari Polri juga menghiasi barisan.

George mangatakan, pihaknya sudah mendapat prediksi-prediksi dari intelijen tentang kemungkinan yang terjadi.

"Semua harus siap, semua kemungkinan-kemungkinan harus teratasi," tegas dia.

Kepada para pasukan, George menginstruksikan langkah cepat dalam melakukan pengamanan. Beberapa alternatif pengamanan juga harus dilaksanakan dengan baik.

"Kita tentu juga berharap kedewasaan masyarakat Maluku. Tunjukkan bahwa Maluku aman," kata George yang juga putra Maluku tersebut.

Presiden SBY beserta rombongan rencananya akan tiba di Ambon pada 2 Agustus mendatang sore hari. Esok harinya, presiden akan menyampaikan pidato dalam puncak acara Sail Banda 2010 yang bertempat di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.

Presiden juga akan melakukan peninjauan ke KRI Dr Suharso SHS-990, USNS Mercy, dan mengelilingi display kapal-kapal peserta Sail Banda 2010 dengan menggunakan KRI Barracuda.

Seorang personel dari TNI bersiaga di dalam kendaraan tempur. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/Koz/hp/10)



Sejumlah personel dari TNI berbaris mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Presiden di lapangan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Halong, Ambon, Maluku, Jumat (30/7). Sekitar 6000 personel akan disiagakan untuk pengamanan acara puncak Sail Banda 2010 pada tanggal 3 Agustus yang rencananya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/Koz/hp/10)

detikNews

Pengamat: Tak Ada Cek Kosong Bagi AS


30 Juli 2010, Malang -- Pengamat militer Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhajir Effendi menyatakan, tidak ada "cek kosong" yang ditawarkan pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara sahabatnya termasuk Indonesia.

"Bagi AS tidak ada sesuatu yang tidak bisa dimaksimalkan untuk kepentingannya, termasuk rencana membuka embargo dan menawarkan latihan bersama militer AS dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD," ujar Muhajir di Malang, Jumat.

Menurut dia, latihan bersama militer AS dengan Kopassus yang lebih dari 10 tahun dibekukan juga ada sisi positifnya, karena Kopassus mendapatkan "partner" yang memadai untuk menguji kemampuannya.

Hanya saja, tegasnya, jangan sampai Kopassus dan Indonesia didikte oleh pihak manapun termasuk militer dan pemerintah AS, sebab tidak ada "cek kosong" di balik semua yang dilakukan AS terhadap negara incarannya.

Ia mengemukakan, dibukanya embargo dan rencana latihan bersama militer AS dengan Kopassus tersebut merupakan bagian dari agenda kepentingan regional AS, khususnya di kawasan ASEAN dan Asia Timur terutama Indo China.

Posisi strategis Indonesia, katanya, menjadi pertimbangan penting bagi AS untuk menekan berbagai kemungkinan termasuk perompakan di wilayah laut China Selatan dan Selat Malaka.

"Semua itu menjadi agenda penting bagi AS dan yang jelas bukan cek kosong," tegas Muhajir yang juga Rektor UMM tersebut.

Ia mengakui, posisi Kopassus untuk menjalin hubungan dan latihan bersama dengan militer AS itu bukan dalam kapasitas mencari atau menawarkan diri, tapi semua keputusan tersebut tergantung pada Presiden.

Apalagi, tegasnya, Kopassus itu memiliki standar sendiri dan sifatnya sangat rahasia.

"Jangan dibayangkan kalau tidak ada bantuan dari AS itu, Kopassus mengalami stagnasi, apalagi kemunduran. Kopassus memiliki kekhususan sebagai pasukan yang tidak saja elit, tapi benar-benar khusus," katanya menegaskan.

Militer Indonesia khususnya Kopassus mulai diembargo AS tahun 1999 dan seluruh kegiatan serta latihan bersama dihentikan. Namun, kedatangan Menteri Pertahan AS Robert Gates belum lama ini membuka peluang terhadap embargo tersebut, bahkan sudah menawarkan kerja sama termasuk latihan bersama kembali.

ANTARA News

Boeing Statement on C-17 Globemaster III Airlifter Crash at Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska

C-17 Globemaster III. (Photo: USAF)

29 July 2010, ST. LOUIS -- A U.S. Air Force C-17 Globemaster III airlifter crashed on the evening of July 28 at Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska. Four crewmembers are reported to have been killed in the crash. The Boeing Company today released the following statement:

"Our thoughts and prayers are with the families and friends of the four crewmembers who were lost aboard the Pacific Air Forces C-17 that crashed at Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska, last night. Boeing stands ready to provide technical assistance to the U.S. Air Force with the investigation into this tragedy."

Boeing

AL Indonesia-AS Gelar Latihan Penanggulangan Bencana

Sejumlah dokter melakukan operasi di Kapal Rumah Sakit (RS) Angkatan Laut Amerika Serikat USNS mercy yang sedang berlabuh di Teluk Ambon, Maluku, Rabu (28/7). Kedatangan Kapal RS terbesar itu dalam rangka program 'Pasific Patnership 2010' yang agendanya antara lain menyediakan pelayanan operasi, pengobatan umum dan klinik kesehatan gigi untuk masyarakat sekitar Ambon. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ed/pd/10)

29 Juli 2010, Ambon -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) dan Amerika Serikat (US Navy/USN) menggelar latihan penanggulangan bencana di Ambon.

“Latihan bersama pada 28 Juli itu diikuti 40 peserta dari TNI, Tim SAR Maluku dan USN,” kata Humas kapal rumah sakit Amerika Serikat USNS Mercy T-H 19 yang membidangi “Pacifik Partnership 2010″, Daniel Bernardi, kepada ANTARA di Ambon, Kamis.

Menurut dia, latihan itu diadakan untuk menanggulangi bencana secara terpadu karena bencana di setiap negara itu tidak sama.

“Jadi, kalau terjadi bencana di negara lain, tim penanggulangan bencana yang dikirim ke sana dapat membantu karena telah tahu cara penanganannya,” kata Daniel Bernardi.

Ia mengatakan latihan tersebut terbagai dalam dua sesi. Sesi pertama adalah teori yang berlangsung di Kantor Gubernur Maluku, sedangkan sesi kedua merupakan praktik lapangan.

“Dalam Sail Banda 2010, banyak kegiatan pelatihan yang digelar ‘Pacifik Partnership 2010′, di antaranya di bidang kesehatan, kegawatdaruratan, dan lainnya,” katanya.

Pelatihan yang disebut SMET (Subject Matter Expert Training) itu kadang-kadang melibatkan Australia, Singapura, Indonesia, dan Amerika Serikat.

Kedatangan Kapal USNS Mercy ke Maluku dalam rangka misi “Pacific Partnership 2010″ sekaligus mendukung operasi Surya Bhaskara Jaya (SBJ) yang diprogramkan dalam kegiatan bahari bertaraf internasional, yakni “Sail Banda 2010″.

“Pacific Partnership 2010″ adalah program tahunan AS yang mengusung misi kemanusiaan latihan penanggulangan bencana di Indonesia untuk memperkuat hubungan antarnegara, khususnya negara tuan rumah dan sahabat di Asia Tenggara dan Oceania.

Negara-negara tuan rumah dan sahabat yang terlibat dalam “Pacific Partnership 2010″ di Indonesia adalah AS, Australia, Kamboja, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris.

Para duta yang dikirimkan masing-masing negara dalam misi “Pacific Partnership 2010″ di USNS Mercy itu merupakan militer AL terbaik di bidang medis dan mesin, juga beberapa warga sipil dan sukarelawan dari organisasi non pemerintah.

ANTARA Maluku

Wednesday, July 28, 2010

KSAU Ingin Kirim Lebih Banyak Perwira Belajar di AS

Dubes AS Cameron R. Hume (kanan) didampingi Wakil KSAU Marsdya TNI Sukirno (tengah) menyematkan tanda misi penerbangan kepada salah seorang crew pesawat C-130 Hercules TNI-AU. Pesawat C-130 Hercules TNI-AU yang akan melakukan misi penerbangan ke Oklahoma, AS di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (13/7). Penerbangan dalam misi perbaikan dan perawatan di pabrik pesawat tersebut, akan melakukan perjalanan sejauh 16. 000 km yang ditempuh selama enam hari. (Foto: ANTARA/Saptono/Koz/10)

29 Juli 2010, Yogyakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya Imam Sufaat menyatakan keinginannya untuk dapat mengirimkan lebih banyak perwira penerbang belajar ke Amerika Serikat. "Karena pembangunan sumber daya manusia sangat penting bagi kita," ujarnya usai memimpin Upacara Peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara ke-63 di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (29/7).

Menurut Imam, saat ini ada sekitar 5 orang perwira penerbang yang sedang menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam. "Semakin banyak, semakin baik," ujarnya. Imam juga mengaku telah menyampaikan keinginannya ini pada pihak Angkatan Udara Amerika Serikat. "Kemarin saya baru pulang dari sana," katanya.

Meski mengaku belum mendapat jawaban langsung dari pihak Amerika, namun Imam menyatakan bahwa hubungan kerjasama antara kedua angkatan selama ini berjalan baik. "Terlihat dari beberapa kunjungan perwira dan keikutsertaan kita dalam berbagai pelatihan jangka pendek sangat baik," tuturnya.

Selain itu Imam juga menyatakan bahwa Amerika telah membantu perawatan beberapa pesawat milik TNI Angkatan Udara. "Saat ini 1 pesawat jenis Hercules kita ada di Amerika Serikat untuk depo level maintanance Ssecara gratis," ujarnya.

Sebelumnya, dalam pembicaraan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates dengan Presiden Susilo Banbang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat melakukan kunjungan ke Indonesia pada 22 Juli lalu, kedua negara memang telah sepakat untuk memajukan kerjasama di bidang pertahanan.

TEMPO Interaktif

Pengisian Bahan Bakar di Laut Kapal Perang Korsel


29 Juli 2010 -- Kapal bantu ROKS Cheonji menyuplai bahan bakar destroyer kelas KDX-II ROKS Choi Young saat latma AS-Korsel di Laut Timur, Korsel, 28 Juli 2010. (Foto: Reuters)

Latpratugas unsur KRI Satgas Kolinlamil TA 2010 Libatkan 7 unsur KRI


27 Juli 2010, Jakarta -- Pelaksanaan Latihan Pratugas Unsur KRI Satgas Kolinlamil TA 2010 dalam tahap manuvra lapangan yang akan berlangsung sampai dengan tanggal 11 Agustus 2010 di perairan laut Jawa direncanakan melibatkan 7 unsur KRI dengan kekuatan personel sedikitnya 1862 orang. Peserta latihan tersebut terdiri dari Tim Staf Perancang latihan (SPL) ,penilai , pelaku dan pendukung latihan dari Komando Lintas laut Militer dan pasukan dari beberapa satuan diantaranya 2 kompi Satuan Marinir dan satu Kompi Kavaleri.

Sedangkan unsur KRI jajaran Kolinlamil yang dilibatkan dalam kegiatan Manuvra lapangan (manlap) direncananakan meliputi 7 KRI diantaranya 1 KRI jenis Landing Ship Tank (LST ), 2 KRI jenis LST tipe Froch, 2 KRI tipe Bantuan angkut Personel (BAP) dan 2 KRI jenis Bantuan Umum (BU).

Selama kegitan manuvra lapangan di perairan laut Jawa dengan melibakan tujuh unsur KRI Jajaran Kolinlamil . Sedangkan untuk kegiatan latihan embarkasi /debarkasi pasukan dengan melibatkan dua kompi pasukna marinir serta satu kompi kavaleri direncanakan dilaksnakan di Tanjung Pasir Propinsi Banten Dalam kegiatan Manuvra lapangan (manlap) akan dilaksanakan kegiatan diantaranya manuvra taktis mulai dari keluar pangkalan saat melewati medan ranjau dan berbagai peran tempur dalam menghadapi berbagai kemungkinan serangan udara lawan maupun latihan penembakan selama lintas laut di perairan laut Jawa, latihan SAR di laut untuk menyelamatkan ABK yang jatuh ke laut sampai dengan rencana embarkasi pasukan dan ranpur yang direncanakan di Tanjung Pasir Propinsi Banten.

Sedangkan sebelumnya pelaksanaan manuvra lapangan, para perwira pelaku peserta latihan akan diberikan pembekalan materi latihan yang akan dikembangkan diantaranya Rule Of engagement (Roe) atau dikenal dengan aturan pelibatan, Hukum Humaniter dan HAM, pemahaman analisa daerah operasi. Selain itu materi pemahaman dan pendalaman operasi pendaratan administrasi . Demikian pula dengan latihan tempur diantaranya prosedur melewati medan ranjau,AArofek. Latihan pertahanan pangkalan serta lawan sabotase bawah air (LSBA) dan latihan bantuan administrasi dan logistik.

Dispen Kolinlamil

DanSatgas Ex-Eagle Kunjungi IFC di Pangkalan RSN


29 Juli 2010, Surabaya -- Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latma Ex-Eagle 21/10 Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto dengan didampingi Komandan KRI Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Retiono Kunto dan Komandan KRI Fatahilah-361 Letkol Laut (P) Anton serta perwira kapal mengadakan kunjungan ke IFC (Information Fusion Center) di Pangakalan RSN (Republic Singapure Navy) Changi Naval Base Singapura, Rabu (28) sore.

Kunjungan dalam rangka serangkaian kegiatan latihan bersama yang digelar antara TNI AL dengan Angkatan Laut Singapura RSN (Republic Singapore Navy) dengan sandi “Latma Ex-Eagle 21/10” itu, sebelumnya Komandan Satgas beserta perwira yang lain juga meninjau kapal perang RSS Tenacious.

Dalam kunjungan tersebut, antara perwira TNI AL dan perwira RSN saling menukar pengetahuan, wawasan dan pengalaman terhadap perangkat alutsista yang dimilki oleh ke dua Angkatan Laut. Pengalaman ini tentunya sangat berharga bagi personel Satgas Ex-Eagle, sebagai penambah wawasan dan pengetahuan untuk mengoptimalkan kinerja Koarmatim khususnya dan TNI AL pada umumnya.

Dispenarmatim

Agus Widjojo: Anggaran Pertahanan Indonesia Kurang Konkret


28 Juli 2010, Jakarta -- Mantan Kepala Staf Teritorial TNI Letjen (Purn) Agus Widjojo memandang penyusunan anggaran pertahanan Indonesia cenderung kurang konkret. Berdasarkan pengalamannya, proses penyusunan anggaran kurang definitif.

Agus menekankan belanja alat-alat pertahanan harus dapat diterjemahkan ke dalam program anggaran. Pertahanan Indonesia pun perlu sistem perencanaan, program, dan penganggaran yang baik. "Misalnya, komponen-komponennya apa saja, tiap komponen itu harganya berapa, apa prioritasnya, datangnya dari mana saja," ujar Agus di Jakarta, Rabu (28/7).

Selain anggaran yang dapat terbaca, kata dia, kita juga perlu punya kemampauan untuk menjalankan rencana itu dengan alat kontrol. Apakah kita sudah di depan atau tertinggal dengan jadwal. Supaya semuanya terukur dengan baik.

Belanja militer perlu dirasionalisasi

Pengamat hubungan internasional Andi Widjajanto menyatakan Indonesia perlu meningkatkan efisiensi belanja pertahanan, di antaranya dengan cara merasionalisasi postur pertahanan supaya tidak muncul anggaran berlebih.

Gagasan itu disampaikan pada workshop bertajuk Menyiapkan SDM Pertahanan yang Memiliki Integritas Kepemimpinan Strategis dan Kenegarawanan, di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Rabu (23/7).

"Sebetulnya, dibandingkan negara lain, belanja militer kita justru mencapai dua kali lipat," ujar dosen di FISIP UI itu.

Hingga 2010, jelasnya, terdapat 176 jenis alat utama sistem senjata (alutsista) di Tanah Air. Sebagian besar penyokong alutsista berasal dari negara-negara anggota NATO seperti Inggris, Jerman, Belgia, dan AS sebagai pendiri pakta pertahanan itu. Padahal, negara-negara lain melakukan efisiensi alutsista hanya punya 80-90 jenis alutsista untuk ketiga angkatan (AL, AU, dan AD).

Ia menambahkan, pengeluaran belanja pertahanan Indonesia membengkak karena sumber alutsista Indonesia terlalu banyak. Hal itu bisa diefisiensikan melalui program pengurangan persenjataan.

Mengenai banyaknya unit senjata Indonesia yang bobrok, Andi menyalahkan tren masa lalu di mana Indonesia cenderung membeli alutsista bekas. Misalnya, generasi pesawat tempur F-16 berasal dari teknologi blok 49. Sedangkan Singapura saja memiliki pesawat tempur F-16 teknologi blok 52. Untuk ke depan, Indonesia harus meningkatkan efisiensi untuk belanja sesuai keperluan tetapi melihat kualitas dari alutsista tersebut.

Akademisi UI Ninasapti Triaswati menyatakan aspek pertahanan keamanan memiliki kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Misalnya, bagaimana mempertahankan kedaulatan daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Aset-aset bangsa yang terambil oleh negara lain dapat merusak ekomomi bangsa.

Konsensus politik di antara pemerintah dan pasar harus berjalan selaras. Kebijakan-kebijakan yang ada pun penting agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Kebijakan perekonomian pun tidak lepas dari aspek pertahanan dan keamanan. Ancaman di bidang hankam pun dapat merusak pula ekonomi Tanah Air.

"Contoh saja WNI yang bekerja sebagai agen keamanan Malaysia di perbatasan. Kalau bisa ya jangan ada lagi," ujar Ninasapti.

Ia mngungkapkan, ancaman terhadap aset perekonomian nasional antara lain meliputi penangkapan ikan tanpa izin dan pembalakan liar. Baginya, peran Angkatan Laut dan Angkatan Darat pun penting untuk mempertahankan aspek-aspek itu.

MI.com

BAE Systems Secures £500M Order to Support HAL in the Provision Of A Further 57 Hawk Aircraft


28 July 2010, Delhi, India -- In a move underlining the importance of BAE Systems’ presence in India, the company has secured a new order, worth over £500 million, with Hindustan Aeronautics Limited (HAL), to supply products and services to enable a further 57 Hawk Advanced Jet Trainer (AJT) aircraft to be built under licence in India for the Indian Air Force (40 aircraft) and Indian Navy (17 aircraft).

The final terms and conditions for the contract were signed by Guy Griffiths Group Managing Director International, BAE Systems, in the presence of British Prime Minister, David Cameron on his historic visit to India and BAE Systems’ Chairman Dick Olver.

The aircraft will be manufactured under licence at HAL’s facilities in Bangalore and BAE Systems will provide specialist engineering services, the raw materials and equipment necessary for airframe production and the support package for the Indian Air Force and Indian Navy end users.

Commenting on the news BAE Systems Group Managing Director, Programmes and Support, Nigel Whitehead said:

“HAL is the premier aerospace company in India and BAE Systems is proud to be able to build on its long-standing relationship with HAL to deliver a further batch of this excellent aircraft to increase the Indian Air Force’s fast jet training capacity and establish a similar fast jet training solution for the Indian Navy. The Hawk AJT fast jet training solution enables an Air Force or Navy to provide front line pilots for even the most modern fighter aircraft such as the Eurofighter Typhoon or Sukhoi SU-30.”

Guy Griffiths added:

“This new order continues and strengthens the long standing relationship between BAE Systems and HAL. It highlights the importance of BAE Systems’ strategic development of India as a home market, and the benefit of solid Government support.”

This year BAE Systems and Mahindra & Mahindra launched Defence Land Systems India a joint venture whose first product is a mine protected vehicle designed and developed specifically for India. BAE Systems is committed to developing a domestic business in India and will continue working with industry in India to develop further capabilities in the defence and security sectors.”

With 18 customers, the Hawk aircraft has been widely exported around the world. Customers include Australia, Canada, South Africa, Bahrain, India and the UK Royal Air Force.

Prior to today’s announcement BAE Systems was already working with HAL and Rolls-Royce to supply 66 Hawk aircraft to the Indian Air Force and this additional order will extend the current partnership for a further six years.

BAE Systems is committed to the development of a long term sustainable domestic business in India, not just in manufacturing, but in design, development, systems integration, testing and support. The company firmly supports the Government of India’s objective of procuring 70 percent of defence equipment domestically. The further development of its long relationship with HAL, and the establishment of Defence Land Systems India are real examples of the company’s determination to take active steps to demonstrate its support for the Government of India and India’s defence services.

About BAE Systems

BAE Systems is a global defence, security and aerospace company with approximately 107,000 employees worldwide. The Company delivers a full range of products and services for air, land and naval forces, as well as advanced electronics, security, information technology solutions and customer support services. In 2009 BAE Systems reported sales of £22.4 billion (US$ 36.2 billion).


BAE Systems

Menhan Prancis Batal ke Jakarta

Kapal selam kelas Scorpene buatan Perancis. Menhan Indonesia meminta alutsista yang dibeli Indonesia sebagian dibuat di industri pertahanan Indonesia. Jerman, Korsel dan Perancis menyetujui permintaan pemerintah Indonesia seperti ini. Menurut sejumlah sumber kunjungan Menhan Perancis terkait pembelian alutsista oleh Indonesia. (Foto: naval-technology.com)

28 Juli 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prancis Herve Morin yang sedang melakukan kun jungan dinas ke Vietnam, dipanggil pulang ke Prancis, kemarin, menyusul ter bu nuhnya warga Prancis Michel Germaneau (78) oleh anggota ke lompok Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM). Keputusan Paris oto­matis mem batalkan jadwal ke datangan Morin ke Jakarta tanggal 27 dan 28 Juli ini.

Presiden Prancis Nicolas Sar­kozy kemarin meng kon fir­masikan pem bu nuhan Ger ma­neau. “Kami ber tekad le bih da ri sebelumnya un tuk memera ngi terorisme apa pun bentuk nya. Dan men dukung negara-negara yang memiliki kebera ni an meme rangi te rorisme yang keji ini,” tegas Sarkozy.

Germaneau, sukarelawan Prancis yang diculik di Nigeria 19 April lalu, dibunuh sebagai ak si balas dendam atas te was nya enam anggota Al-Qaeda dalam serangan Prancis di Mauritania, belum lama ini. Paris mengatakan, klaim pembu nuhan tersebut ditampilkan di stasiun TV Al-Jazeera.

“Kami mengumumkan, te lah mengeksekusi sandera Prancis Michel Germaneau, Sabtu 24 Juli 2010, untuk mem balas pem bunuhan enam saudara kami dalam serangan pengecut Prancis,” kata pim­pinan AQIM Abu Musab Ab dul Wadud dalam tayangan audio tersebut.

“(Presiden Prancis) Nicolas Sarkozy gagal untuk membe baskan warganya dalam ope rasi ini. Justru dia membawa warganya ke gerbang neraka,” sindir Wadud.

Rakyat Merdeka

Agus Widjojo: Lebih Baik Kodim Dihapus


28 Juli 2010, Jakarta -- Mantan Kepala Staf Teritorial TNI Letjen (Purn) Agus Widjojo kembali menegaskan komando teritorial terendah yang dapat melakukan fungsi pertahanan hanyalah Komando Resort Militer sehingga Komando Distrik Militer (Kodim) dan Komando Rayon Militer (Koramil) lebih baik dihapuskan.

"Kodim dan Koramil tidak memiliki fungsi pertahanan di daerah. Kerja mereka tidak ada. Semua tanggung jawab teritorial lebih baik diserahkan kepada pemerintah daerah setempat," kata Agus dalam diskusi reformasi TNI di Jakarta, Rabu.

Penghapusan itu, sebut Agusm sejalan dengan reformasi TNI untuk tidak lagi terlibat dalam politik dengan memusatkan perhatian pada peran pertahanan nasional dan tak lagi terlibat dalam masalah keamanan dalam negeri.

"Masalah keamanan dalam negeri diserahkan kepada Polri," katanya seraya mengatakan perhatian pemda masih pada pelaksanaan otonomi daerah.

Pada masa lalu, menurut Agus, memang tidak ada pemisahan antara pembinaan teritorial dan komando teritorial, bahkan TNI juga terlibat dalam pembinaan teritorial yang sebenarnya urusan sipil.

Namun, sejak pemisahan Polri dari TNI untuk urusan ancaman dalam negeri, TNI tidak ikut campur karena hal itu sudah menjadi urusan pemda dan kepolisian.

Kendati demikian, TNI masih bisa bergerak atas permintaan pemerintah pusat, daerah, atau polisi, tetapi bantuan ini pun tetap dipersoalkan karena operasi TNI memiliki karakteristik berbeda dari polisi.

Agus menyebutkan, reformasi TNI pada hakikatnya merupakan pemurnian kembali peran dan kewenangan TNI sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945.

Menurut dia, reformasi TNI bersamaan dengan masa transisi demokrasi bangsa, sekaligus penyesuaian kultur `paternalistik` ke bentuk kultur perseorangan yang bertanggung jawab.

Oleh karena itu, reformasi TNI tidak berjalan secara menyeluruh, tapi bertahap sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakat.

ANTARA News

KRI Dewa Ruci Disambut di Kristiansand


29 Juli 2010, London -- Kapal bersejarah KRI Dewa Ruci yang pertama kali berlayar ke Jerman di tahun 1953 ini merapat di Pelabuhan Kristiansand, Rabu dalam muhibahnya mengikuti Tall Ships Races 2010.

Kedatangan Dewa Ruci disambut dengan prosesi atraksi saat kapal itu merapat. Sekretaris Tiga KBRI Oslo, Febby Fahrani dalam keterangan persnya, Kamis menyebutkan sekitar 30 kapal-kapal kecil yang sedang berlayar di perairan sekitar pelabuhan turut mengiringi Dewa Ruci saat merapat di galangan sandar kota Kristiansand.

Sambutan khusus diberikan Dubes RI Oslo, Esti Andayani dan seluruh jajaran staf KBRI Oslo serta Atase Pertahanan RI untuk wilayah Norwegia berkedudukan di Berlin, Jerman, Fachri Adamy yang menunggu kedatangan KRI Dewa Ruci di galangan sandar kota Kristiansand.

Secara khusus, Esti Andayani mengalungkan rangkaian bunga anggrek kepada komandan KRI Dewa Ruci, Letkol Suharto, sebagai ucapan selamat datang di Norwegia.

Selama mengikuti Tall Ships Races 2010 di kota Kristiansand yang diikuti oleh 81 kapal layar dari 18 negara ini, KRI Dewa Ruci akan menampilkan pertunjukan seni Indonesia di panggung utama pada 29 Juli 2010.

ANTAR News

Marinir Tinggalkan HMAS Kanimbla

Commader Tim Byles Commanding Officer HMAS Kanimbla menerima plakat dari Mayor Didiet Hendra Wisaya. Plakat hadiah dari Mayjen (Mar) M. Alfan Baharudin Komandan Korps Marinir. Kiri ke Kanan: Mayor Didiet Hendra Wisaya, Lettu Amin Surya Laga, Lettu Rismanto Manurung, Commander Tim Byles. Korps Marinir, USMC dan Marinir Kanada tergabung dalam Kompi Fox didaratkan dari HMAS Kanimbla menggunakan Amphibious Assault Vehichles (AAVP7 RAMRS) saat RIMPAC 2010, Hawaii. (Foto: Australia DoD)

Commander Tim Byles memberikan plakat kehadiran HMAS Kanimbla pada Mayor Didiet Hendra Wisaya. Kiri ke Kanan: Mayor Didiet Hendra Wisaya, Lettu Amin Surya Laga, Lettu Rismanto Manurung dan Commander Tim Byles. (Foto: Australia DoD)

Commander Tim Byles menerima hadiah kemeja batik dari Lettu Amin Surya Laga tanda terima kasih atas pelayanan pada Korps Marinir selama di HMAS Kanimbla. Kiri ke Kanan: Lettu Amin Surya Laga, Lettu Rismanto Manurung dan Commander Tim Byles. (Foto: Australia DoD)

Commander Tim Byles memberikan T-shirt bertulisan 'HMAS Kanimbla Cry Havoc' pada Mayor Didiet Hendra Wisaya sebagai tanda pernah berada di kapal HMAS Kanimbla. (Foto: Australia DoD)

Kiri ke Kanan: Lettu Amin Surya Laga, Mator Didiet Hendra Wisaya, Commander Tim Byles, Lettu Rismanto Manurung berfoto bersama di sayap bridge kapal HMAS Kanimbla. (Foto: Australia DoD)

AAVP7A1 RAMS USMC yang digunakan Kompi Fox mendarat ke pantai, sedang berlatih keluar dan masuk ke dek HMAS Kanimbla. (Foto: Australia DoD)

Berita HanKam

Pacific Partnership Bangun Sarana Umum di Mamala

Captain Lisa Franchetti Komandan Pacific Partnership 2010 tiba di HMAS Labuan. (Foto: Australia DoD)

28 Juli 2010, Ambon -- Selain pengobatan gratis, personel “Pacific Partnership 2010″ melakukan bhakti sosial pembangunan fisik berupa pengerjaan panggung untuk atraksi pukul sapu di Desa Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Selasa .

Lokasi pembangunan panggung yang dikerjakan itu setiap tahun digunakan masyarakat Mamala untuk perayaan 7 Syawal dengan menampilkan atraksi pukul sapu yang selalu menyedot ribuan pengunjung.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IX, Mayor Laut (E) Wahyu Broto, di Ambon, Rabu, mengatakan, personel “Pacific Partnership 2010″, yang terdiri atas militer Angkatan Laut Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan Australia, sebelumnya telah berkunjung ke Mamala untuk menganalisa kebutuhan pembangunan di sana.

“Pengerjaan panggung untuk atraksi pukul sapu yang setiap tahun digelar itu merupakan usulan dari masyarakat Mamala yang disampaikan kepada personel marinir AS dan Australia saat berkunjung ke sana,” kata Wahyu Broto.

Ia mengatakan, personil “Pacific Partnership 2010″ yang terjun di Desa Mamala terdiri dari beberapa anggota TNI dan delapan orang marinir AS dan Australia yang dibantu masyarakat setempat.

Marinir AS dan Australia itu merupakan anggota tim dari kapal rumah sakit USNS Mercy (T-AH 19) yang tiba di Maluku sejak 26 Juli untuk menjalankan misi kemanusiaan yang bergabung dalam operasi Surya Bhaskara Jaya (SBJ) dalam Sail Banda di Maluku yang merupakan bagian dari kerjasama negara-negara sahabat yang tergabung dalam “Pacific Partnership 2010″.

Negara-negara sahabat yang tergabung dalam “Pacific Partnership 2010″ antara lain AS, Inggris, Australia, Singapura, Kamboja, Kanada dan Selandia Baru.

Sementara komponen layanan SBJ meliputi pengobatan gratis, pembangunan fisik dan non fisik dengan sasaran daerah-daerah yang perlu mendapat bantuan kemanusiaan.

Selain USNS Mercy yang tiba bersama kapal Angkatan Laut milik Singapura, RSS Endeavour (kelas LPD), Operasi SBJ juga menyertakan kapal rumah sakit TNI AL, KRI Soeharso SHS – 990 yang saat ini sedang berada di Banda melayani masyarakat di sana.

Sementara USNS Mercy sedang berlabuh di Perairan Ambon dan tim medisnya sementara melakukan pengobatan masal di beberapa tempat, yakni Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, dan Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah serta Piru, Ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat.

Pengobatan gratis di Piru akan berakhir sore hari ini, sedangkan di Pelauw dan Kota Ambon hingga 29 Juli.

ANTARA News

USNS Mercy Beri Gelang Warna Tandai Pasien

USNS Mercy (T-AH 19). (Foto: Australia DoD)

28 Juli 2010, Ambon -- Tim medis kapal rumah sakit Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mercy (T-AH 19) dan Singapura RSS Endeavour dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Desa Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, menandai para pasien dengan gelang berwarna untuk kepentingan pengobatan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IX, Mayor Laut (E) Ir. Wahyu Broto di Ambon, Selasa.

Pasien mata diberi gelang warna merah, pasien gigi dipakaikan gelang ungu, anak-anak mendapat gelang oranye dan gelang kuning untuk penyakit umum,” kata Wahyu Broto.

Ia mengatakan, tim medis kedua negara yang tergabung dalam “Pacific Partnership 2010″ itu dibantu beberapa personil Dinas Kesehatan TNI AL dan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal).

Menurut Wahyu Broto, guyuran hujan di Waihaong tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk mendapatkan pengobatan gratis.

“Informasi yang saya dapat dari Mayor Chow Weien, dokter dari Angkatan Laut Singapura bahwa ada sekitar 12 pasien sedang menjalani operasi di Kapal RSS Endevour yang berlabuh di dermaga Yos Sudarso, Ambon,” katanya.

Sementara pasien yang menjalani operasi di Kapal USNS Mercy belum bisa dipastikan jumlahnya.

Dia mengatakan pengobatan masal di Desa Waihaong itu dikunjungi Atase Laut Singapura, Senior Letnan Kolonel (Letkol) Tan Bian dan Komandan Kapal RSS Endevour, Letkol Kenny Chen. Sedangkan dari pihak Amerika Serikat Kolonel Lisa M. Franchetti dan dari TNI Kepala Dinas Kesehatan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal IX), Letkol Laut (K) dr. Tjangeta Liempy S. Sp.An.

Saat ini pelayanan yang sama juga sedang berlangsung di Desa Palauw, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang ditangani oleh tim medis Australia dan Singapura.

HMAS Tarakan. (Foto: Australia DoD)

HMAS Labuhan. (Foto: Australia DoD)

Australia menyertakan dua kapal besar atau “heavy landing craft” (HLC), masing-masing HMAS Labuan (L128) dan Tarakan (L129) dalam misi kemanusiaan “Pacific Partnership “2010″ yang juga mendukung operasi Surya Bhaskara Jaya, salah satu program kegiatan bahari bertaraf internasiona di Maluku, Sail Banda.

Wahyu Broto mengatakan, masyarakat Ambon dan sekitarnya yang belum mendapat kesempatan berobat gratis hari ini dapat mengikuti pengobatan masal berikutnya yang akan dilaksanakan pada 28 – 29 Juli di 2010 Di Puskesmas Amahusu.

ANTARA News

Flash Iron 10 - 02 JCET

27 Juli 2010, Surabaya -- Sejumlah anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, melakukan parameter tempur latihan patroli Urban War Fare, di lingkungan Bandara Juanda lama Surabaya, Selasa (27/7). Kegiatan tersebut, merupakan latihan bersama dengan sandi "Flash Iron 10 - 02 JCET" antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seals tersebut, untuk menciptakan kemampuan profesional untuk merencanakan dan melaksanakan protap kesiapsiagaan operasional tempur. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ed/mes/10)