Tuesday, March 31, 2009

36 Perwira AAL Naik Pangkat


1 Maret 2009 , Surabaya -- Gubernur Akademi TNI AL (AAL), Laksda TNI Moch. Jurianto memimpin upacara peresmikan kenaikan pangkat 36 perwira pertama TNI AL.

Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin dalam siaran persnya di Surabaya, Rabu menjelaskan, dari 36 perwira tersebut, 16 orang kapten naik menjadi mayor, 19 orang letnan satu menjadi kapten dan seorang berpangkat letnan dua naik menjadi letnan satu.

Gubernur AAL dalam sambutannya mengatakan, kenaikan pangkat merupakan wujud keberhasilan pembinaan personel TNI AL yang semakin terarah dan sistematis dari waktu ke waktu.

"Kenaikan pangkat dilaksanakan melalui suatu proses yang sudah diatur dalam sistem pembinaan personel melalui seleksi yang sangat ketat berdasarkan prestasi dan kontribusi terhadap organisasi sehingga tidak semua personel bisa naik pangkat," katanya.

Selain itu, katanya, kenaikan pangkat merupakan wujud penghargaan dan kehormatan dari negara kepada personel yang dianggap layak menyandang pangkat lebih tinggi satu tingkat.

"Karena kenaikan pangkat ini patut disyukuri. Refleksi dari rasa syukur itu harus ditampilkan melalui peningkatan kinerja yang lebih berkualitas, produktif dan berprestasi dibandingkan sebelumnya," ujarnya.

Ia berharap, para perwira itu bisa melaksanakan segala tugas dan kewajiban dengan ikhlas, mempunyai semangat tinggi, bekerja keras, disiplin dan memandang tugas adalah amanah yang harus dikerjakan dengan rasa tanggung jawab.

Ia juga meminta, perwira yang bertugas di lembaga pendidikan AAL harus tampil menjadi contoh dan panutan dalam penampilan sehari-hari serta berusaha dapat memberikan kontribusi terbaik di bidangnya masing-masing.

"Bertugas di AAL adalah suatu tugas yang besar dan mulia karena mendapat peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk ikut berperan aktif dalam membentuk kader-kader pemimpin yang akan menentukan masa depan TNI AL," katanya. (AntaraJatim)

RTAF kunjungi Lanud Ngurah Rai


1 April 2009, Denpasar -- Kunjungan RTAF ke Lanud Ngurah Rai pada tanggal 23 maret 2009 menggunakan Pesawat Focker 27 dari Lanud Halim Perdana Kusuma landing di Lanud Ngurah Rai sekitar pukul 14.30 Wita disambut oleh Komandan Lanud Ngurah Rai Letkol Pnb Umar Fathurrohman, SI.P beserta seluruh jajaran Perwira, dan pengalungan bunga, rombongan RTAF yang berjumlah sekitar 17 orang, Group Captain Chartchai Rodboonpha (Ketua Rombongan) beserta rombongan, dan pendamping dari Mabes AU sebanyak 8 orang yang tertua Kolonel Pnb Widiantoro, setelah itu rombongan RTAF dan Komandan Lanud Ngurah Rai beserta para Perwira Lanud Ngurah Rai melakukan Foto bersama dilanjutkan makan siang dan menuju Hotel, rombongan Royal Thailand Air Force rencana berada di Bali sampai tanggal 25-04-2009 selain melaksanakan kunjungan kerja di Lanud Ngurah Rai Bali, juga mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Provinsi Bali karena Bali merupakan salah satu tempat pariwisata yang sangat terkenal baik dalam negeri maupun Internasional, rombongan RTAF sangat terkesan dan mengagumi keindahan alam pulau Dewata Bali.

Rombongan RTAF selama di Bali juga banyak belajar banyak tentang keadaan dan kesiagaan Lanud Ngurah Rai dalam menjalani tugas-tugas pokonya sebagai perwakilan kekuatan udara yang ada di Provinsi Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya, juga budaya dan pariwisata yang ada di pulau Bali, Komandan Lanud Ngurah Rai dan para rombongan RTAF saling memberikan cindera mata kepada satu sama lain sebagai kenang-kenangan selama di Bali, selanjutnya rombongan RTAF meninggalkan Lanud Ngurah Rai pada tanggal 25-04-2009. (TNI AU)

Uji Coba Landing Craft Mechanic (LCM) Oleh Kodam VI/Tanjungpura




31 Maret 2009, Pontianak -- Sejumlah anggota TNI AD dari Kodam VI/ Tanjungpura, melakukan uji coba Landing Craft Mechanic (LCM) AD 59, di perairan Sungai Kapuas, Pontianak, Kalbar, Selasa (31/3). Keberadaan LCM AD-59 tersebut, berfungsi mendukung tugas pokok Korem 121/Alambhana Wanawai, sebagai kapal pengangkut logistik dan personel ke daerah pesisir di perbatasan Indonesia-Malaysia, untuk mendukung Operasi Sea Trial, diantaranya Tanjung Datuk dan Kabupaten Ketapang. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/mes/09)

Skadron Koopsau II Latihan Refueling dengan Shukoi

MAKASSAR, 31/3 - AKSI SUKHOI. Dua Sukhoi 30 MK melakukan latihan pengisian bahan bakar di atas udara (Air Refueling) oleh pesawat C-130 KC tanker saat melakukan latihan di Makassar, Selasa (31/03). Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam mempertahankan NKRI. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda/YU/mes/09)

31 Maret 2009, Makassar -- Dua skadron udara di Komando Operasi Udara (Koopsau) II, Senin, menggelar latihan pengisian bahan bakar di udara (air refueling) di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Sulsel, dengan menggunakan pesawat Shukoi 30 MK.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsma. TNI I. B. Putu Dunia, mengatakan, latihan tersebut merupakan latihan rutin yang diselenggarakan TNI AU dengan tujuan meningkatkan keterampilan para penerbang mengoperasikan pesawat yang diawakinya.

Dalam latihan kali ini, TNI AU mengirimkan jet Sukhoi 30 MK dari Skadron 11 dan pesawat "tanker" C-130KC yang bermarkas di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

MAKASSAR, 31/3 - PANTAU SUKHOI. Seorang personil TNI AU memperhatikan kegiatan Air Refueling di ruang kendali monitor Boing 737 milik TNI AU saat terbang di Makassar, Selasa (31/03). Dalam latihan Air Refueling TNI AU mengirimkan satu Pesawat C-130 KC tanker yang bertugas untuk memberikan pegisian bahan bakar di udara bagi pesawat tempur Sukhoi 30 MK TNI AU dari Skadron Udara 11. Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam mempertahankan NKRI. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda/YU/mes/09)

Pesawat tanker tersebut, kata dia, memiliki spesifikasi sebagai pesawat tanker yang bertugas untuk memberikan pengisian bahan bakar di udara bagi pesawat tempur di jajaran TNI AU, termasuk Sukhoi 30 MK dari Skadron 11.

Putu Dunia menambahkan, latihan ini diperlukan untuk meningkatkan daya jangkau dan daya tahan pesawat pesawat tempur tersebut sebagai pesawat penyerang dalam melaksanakan operasi udara.

"Hal ini sangat penting, mengingat wilayah NKRI begitu besar sehingga dibutuhkan kemampuan tersebut untuk mempertahankan kedaulatan negara, khsusunya dalam keadaan genting seperti perang," ujarnya.

Pelatihan ini juga melibatkan satu pesawat Boeing 737 MPA Skadron 5 Lanud Sultan Hasanuddin, sebagai pemantau manuver .

Pesawat tersebut, kata Putu Dunia, dalam tugas keseharian melaksanakan pengintaian udara strategis dan pengamanan zona eksklusif ekonomi (ZEE) serta jalur lalu lintas damai di seluruh wilayah Indonesia.

Pesawat yang dilengkapi peralatan kamera FLIR (Forward Looking Infra Red) Wescam MX-15 itu, dapat menangkap target pada ketinggian minimal 20 ribu kaki, yang terintegrasi dengan peralatan lainnya.

Putu Dunia menambahkan, latihan ini adalah salah satu bagian dari program pembinaan yang akan terus dilaksanakan TNI AU dalam rangka mendukung tugas pokoknya mempertahankan kedaulatan Negara di udara.

"Kita tetap harus latihan walaupun dengan segala keterbatasan sebagai akibat minimnya anggaran yang dialokasikan pada tahun 2009 ini," ujarnya. (Antara)

Latkes Tk.1 dan 2 Koarmatim Ditutup


31 Maret 2009, Surabaya -- Latihan Kesehatan Tingkat 1 dan 2 Penanganan Kegawat Daruratan Medis dan Evakuasi Medis Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) yang berlangsung selama 5 hari ditutup. Upacara penutupan berlangsung di Dinas Kesehatan Koarmatim (Diskesarmatim) Ujung, Surabaya, Senin (31/3), bertindak selaku Irup Kasubdisminkes Diskesarmatim Letkol Laut (K) Drs. Effrit Dhasatra E, Apt., MT.

Dalam kesempatan tersebut Kasubdisminkes Diskesarmatim membacakan sambutan Kepala Dinas Kesehatan Koarmatim (Kadiskesarmatim) Kolonel Laut dr. Arie Zakaria, SpOT yang mengatakan, bahwa selama latihan para peserta telah mendapatkan pelajaran baik berupa teori, praktek maupun ujian tentang penanganan kegawat daruratan dan evakuasi medis.

Tentunya, lanjut Kadiskesarmatim, banyak sekali pengetahuan yang telah didapatkan oleh para peserta. ”Untuk itu, diharapkan hal ini akan dapat menambah pengetahuan wawasan dan keterampilan para bintara kesehatan sehingga dapat diaplikasikan dalam tugas sehari-hari, khususnya dalam penanganan kasus-kasus gawat darurat,”kata Kadiskesarmatim.

Seperti kita ketahui, latihan kesehatan ini diikuti sebanyak 42 Bakes (bintara kesehatan) Koarmatim dengan materi latihan teori dan praktek. Materi praktek yang dilatihkan diantaranya bantuan dasar hidup, evakuasi medis udara, menjahit luka dan pembekalan bekal kesehatan KRI.

Sedangkan pelajaran teori yang diberikan kepada para Bakes ini diantaranya kegawat daruratan bidang gigi dan mulut, pendarahan dan cedera jaringan lunak, patah tulang, luka, luka bakar, trauma at domen, kegawat daruratan penyakit mata, penyakit jantung, bidang paru, bidang syaraf, bidang THT, bidang penyakit kulit dan kelamin serta kegawat daruratan bidang penyakit dalam. Para peserta juga diberikan pelajaran farmakoterapi, kesehatan penyelaman (underwater or diving medicine) dan terapi HBO pada penyakit penyelaman.

Selama latihan teori dilaksanakan di Diskesarmatim, adapun untuk pelaksanaan latihan praktek di KRI dr. Suharso-990, KRI Nanggala-402 dan di pesud TNI AL. Kepala Dispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Drs. Toni Syaiful. (Koamartim)

Indobatt Terima Mendali Kehornatan



31 Maret 2009, Lebanon -- Kontingen Garuda XXIII-C/UNIFIL yang telah betugas selama 4 bulan di Lebanon Selatan mendapatkan penghargaan dari Komandan Sektor Timur Unifil, karena selama berada di bawah komando Brigadir Jenderal Alberto Asarta Cuevas, Indobatt telah menjalankan tugas dengan sangat baik dan penuh dedikasi yang tinggi. Hal ini terlihat dari situasi keamanan di wilayah tanggungjawab (area of responsibility) Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C yang tetap terjaga dan semakin kondusif.

Selama 4 bulan penugasan, wilayah operasi Indobatt yang mencakup 13 desa di Lebanon Selatan mulai dari Al Qusayr hingga Tallusah tidak terjadi gangguan keamanan termasuk aksi peluncuran roket yang sering dilakukan oleh kelompok bersenjata untuk memprovokasi pihak Israel maupun Hizbollah yang dapat menciptakan ketegangan di wilayah operasi UNIFIL. Profesionalisme prajurit TNI yang tergabung dalam Konga XXIII-C tidak hanya terlihat dalam pengamanan wilayah operasinya saja, dalam pelaksanaan Battalion Full Deployment Operation atau operasi gelar penempatan pasukan secara maksimal yang baru saja diselenggarakan oleh UNIFIL, Indobatt mampu menggelar pasukannya dengan maksimal sesuai perintah operasi yang diberikan dari Unifil HQ.

Atas berbagai pertimbangan itulah, Brigjen Asarta Cuevas selaku Komandan Sektor Timur UNIFIL memberikan penghargaan berupa medali kehormatan dari Kontingen Spanyol yang langsung disematkan kepada Dansatgas Konga XXIII-C/UNIFIL, Letnan Kolonel Inf Raden Haryono di ruang kerja Komandan Sektor Timur Unifil, Marjayoun, Senin (30/3). Angkatan Bersenjata Spanyol dalam mengirimkan pasukannya di Lebanon Selatan melaksanakan rotasi pasukan setiap 4 bulan sekali, hal ini berbeda dengan Kontingen Indonesia yang merotasi pasukannya setelah bertugas selama 1 tahun. Kontingen Spanyol di bawah komando Brigjen Asarta selama penugasan 4 bulan di Lebanon Selatan tercatat tidak ada korban jiwa atau zero casualities, berbeda dengan brigade-brigade sebelumnya yang masih terdapat korban jiwa.

Dalam acara penyematan medali tersebut jenderal yang murah senyum dan akrab dengan Dansatgas Konga XXIII-C mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kontingen Indonesia yang telah memberikan kontribusinya dalam menjaga wilayah operasi Unifil, khususnya di Sektor Timur dengan maksimal. Dalam waktu dekat Kontingen Spanyol akan melaksanakan Transfer of Authority (TOA)/serah terima kewenangan kepada kontingen yang baru. Meskipun baru 4 bulan bertugas sebagai peace keeper, Kontingen Spanyol juga telah mendapatkan medali dari UN yang disematkan oleh Force Commander, Mayjen Claudio Graziano dalam sebuah acara Medale Parade. (TNI AD)

Kapal Koarmatim Amankan 14 Ton Ikan



31 Maret 2009, Surabaya -- Personel Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) yang bertugas di KRI Badik-623 berhasil mengamankan 14 ton ikan campuran yang diangkut Kapal Motor (KM)Mahatan Aru Jaya-7.

Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Selasa menjelaskan, kapal berbobot 476 GT yang dinakhodai Melkior Oholiedwarin itu ditangkap karena diduga kuat melakukan penangkapan ikan secara ilegal.

"Kapal itu ditangkap di wilayah Maluku, 29 Maret lalu oleh KRI Badik dari Satuan Kapal Cepat Koarmatim yang dikomandani Mayor Laut (P) Yayan Sofyan. KRI tersebut memang sedang melakukan patroli keamanan laut," katanya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, katanya, kapal itu diketahui memiliki 29 anak buah kapal (ABK), yang 19 di antaranya adalah warga Negara Thailand dan 10 orang lainnya warga Negara Indonesia.

"Kapal tersebut melakukan pelanggaran karena menangkap ikan di wilayah laut teritorial Indonesia. Untuk proses pemeriksaan lebih lanjut, kapal itu dibawa ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tual," katanya.

Ia mengemukakan, pihaknya terus melakukan operasi keamanan laut untuk mengurangi berbagai bentuk pelanggaran, baik yang dilakukan oleh kapal Indonesia maupun kapal asing.

"Meskipun patroli yang kami lakukan sudah sering melakukan penangkapan, namun
kapal-kapal ikan itu masih belum jera. Masih ada saja yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal," kata Kadispen.

Menurut dia, wilayah laut Indonesia memang menjadi incaran pencurian ikan karena memiliki kekayaan berbagai jenis ikan bernilai ekonomi tinggi. (AntaraJatim)

Sertijab Komandan KRI Multatuli-561


KRI Multatuli-561

31 Maret 2009 -- Pagi yang cerah di Kota Ambon tepatnya di Dermaga Irian Lantamal IX sandar KRI Multatuli-561 pada lambung kiri dan tepat pukul 08.30 WIT terdengar bunyi peluit panjang dengan Stut satu kali sebagai ciri khas TNI AL yang menandakan ada Perwira Tinggi yang menaiki Kapal, Perwira tinggi tersebut adalah Laksma TNI Sudarsono Tjokrosiswojo Komandan Lantamal IX yang bertindak sebagai Inspektur Upacara serah terima jabatan Komandan KRI Multatuli - 561 dari Kolonel Laut (P) Nanang Eko Ismurdianto kepada Letkol Laut (P) Syufendri S.Sos, M.Si, berdasarkan Surat Perintah Pangarmatim No. Sprin 454/ III/ 2009 tanggal 25 Maret 2009 selanjutnya Komandan yang lama Kolonel Laut (P) Nanang Eko Ismurdianto akan menjabat sebagai Komandan Lanal Mataram. Upacara Serah terima ini dilaksanakan di Geladak Helly KRI Multatuli MA 561.

Dalam upacara tersebut bertindak sebagai sebagai Komandan Upacara Mayor Laut (P) Setyo Widodo, sedangkan peserta upacara diikuti oleh para Perwira Deputasi dan undangan, satu Pleton Perwira, Bintara dan Tamtama. Setelah pelaksanaan upacara selesai, acara dilanjutkan dengan ramahtamah di Lounge Room Perwira KRI. Multatuli-561 dan pemotongan tumpeng oleh Komandan KRI Multatuli 561 yang baru Letkol Laut (P) Syufendri S.Sos, M.Si diserahkan kepada Kld SAA Lutfi Prajurit termuda KRI Multatuli 561. Upacara Sertijab Komandan KRI Multatuli 561 dimaksudkan untuk menandai beralihnya tugas, wewenang dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu dari pejabat lama kepada pejabat baru.

Dalam sambutannya Laksma TNI Sudarsono Tjokrosiswojo mengatakan serah terima jabatan dalam suatu organisasi militer pada hakekatnya merupakan momentum formal yang dilaksanakan untuk memenuhi berbagai kepentingan yang bersifat strategik, yaitu merupakan salah satu bagian penting dari proses pembinaan, pengembangan dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya. Peningkatan kemampuan dan kekuatan ini mutlak diperlukan TNI AL agar tetap mampu menghadapi tugas sesuai dengan dinamika perkembangan lingkungan strategik yang cepat berubah dan penuh dengan ketidakpastian serta berbagai kendala keterbatasan yang ada.

Pada akhir amanatnya Komandan Lantamal IX memberikan bekal kepada Komandan KRI Multatuli 561 untuk selalu dipedomani dalam melaksanakan tugasnya antara lain : Pertama, pegang teguh dan amalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI dan Tri Sila TNI AL sebagai landasan pelaksanaan tugas. Kedua, tumbuhkan sikap ketauladanan dan kesederhanaan serta ciptakan situasi kerja yang kondusif, agar seluruh anggota termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme terbaiknya. Ketiga, pelihara dan tingkatkan hubungan kekeluargaan yang akrab, kerja sama yang baik dan harmonis baik dengan sesama TNI, Polri dan Pemerintah Daerah serta dengan masyarakat sekitar untuk bersama-sama menghasilkan karya nyata terbaik bagi TNI AL, TNI, Bangsa dan Negara. Keempat, Jaga netralitas TNI AL dalam menyikapi pesta demokrasi (Pemilu) yang akan dilangsungkan pada tahun 2009 mendatang.

Selanjutnya KRI MLT 561 akan melanjutkan tugas operasi untuk menjaga kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia Timur.

TNI AL

Monday, March 30, 2009

Transportasi Batam-Natuna Terganggu Perjanjian Militer

BATAM, 30/3 - MENARA KONTROL. Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal (kedua kiri) meninjau ruangan tower pemantau lalu lintas udara Bandara Hang Nadim, Senin (30/3). Menhub berencana akan mengucurkan dana senilai Rp 150 Milyar untuk menambah perlengkapan Air Trafick (ATC) Control Bandara Hang Nadim dan MSSR yang selama ini bergantung kepada Singapura. (Foto: ANTARA/Asep Urban/pd/09)

30 Maret 2009, Batam -- Transportasi udara Batam-Natuna terganggu perjanjian militer antara Indonesia dengan Singapura yang membolehkan negara jiran itu menggunakan perairan Kepulauan Riau sebagai daerah latihan perang.

"Pesawat kita jadi harus memutar arah, karena tidak bisa lewat daerah itu," kata Pimpinan Kelompok Teknisi Pemanduan Lalu Lintas Udara Bandara Hang Nadim Indah Irwansyah di Batam, Senin.

Keluhan itu ia sampaikan kepada Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal saat berkunjung ke menara kontrol Bandara Hang Nadim.

Menurut Indah, akibat pemutaran jalur terbang, maka jarak tempuh pesawat menjadi dua kali lipat semestinya. Biaya bahan bakar pun menjadi dua kali lipat.

Indah mengatakan, jika memaksa melewati daerah itu, maka tentara Singapura akan menembak pesawat. "Memang begitu, karena sudah diperingatkan," kata dia.

Menurut Indah, pemutaran wilayah rute di daerah sendiri tidak masuk akal. "Masak kita tidak boleh lewat daerah negara kita sendiri," kata dia.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengatakan penerbangan Indonesia harus menghormati perjanjian yang sudah disepakati Indonesia dan Singapura.

"Memang tidak bisa dilewati. Itu wilayah militer. Memang jalurnya harus memutar," kata dia.

Ia mengatakan tidak bisa merevisi perjanjian itu karena dibuat instansi lain (Departemen Pertahanan). (Antara)

Batam Lepas Ketergantuangan ATC Singapura 2010

30 Maret 2009, Batam -- Bandara Hang Nadim Batam akan melepas ketergantungan pada Air Traffic Control (ATC) milik Singapura pada 2010.

"Pada 2010 akan dipasang radar di Batam," kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal di Batam, Senin.

Selama ini, Bandara Hang Nadim Batam belum memiliki perlengkapan radar jenis Monopulse Secondary Surveillance Radar (MSSR) dan Primary Surveillance Radar (PSR) sehingga beberapa penerbangan harus tergantung pada ATC Singapura.

Menteri mengatakan, ATC Hang Nadim hanya memiliki Automatic Defence Surveillance Broadcasting (APSB) yang mampu berhubungan dan mendeteksi pesawat dalam ketinggian kurang dari 3.000 kaki, lebih dari itu harus melalui ATC Singapura.

Selain itu, APSB juga hanya mampu berhubungan dengan pesawat tertentu yang memiliki perlengkapan sejenis. "Kalau sudah ada MSSR, kita bebas mengatur lalu lintas udara yang melewati wilayah kita," kata Menteri.

Mengenai sumber daya manusia di Bandara Hang Nadim, kata Menteri, sudah bagus.

Menurut Menteri, pembangunan MSSR, lengkap dengan PSR dan gedung menara baru membutuhkan dana sekitar Rp150 miliar. "Di Indonesia yang bagus baru Jakarta dan Makassar," katanya.

Sementara itu, Pimpinan Kelompok Teknisi Pemanduan Lalu Lintas Udara Bandara Hang Nadim Indah Irwansyah mengatakan Bandara Hang Nadim membutuhkan radar itu.

Ia mengatakan, sebelumnya bandara di Tanjungpinang memiliki MSSR yang dapat digunakan bersama, namun alat itu sudah empat tahun rusak.

Ketika Lion Air JT 972 mendarat darurat akibat roda depan tidak keluar, petugas ATC terpaksa memantau pergerakan roda secara manual.

"Untung udara bagus, jadi terlihat," kata Indah yang memandu pesawat JT 972 mendarat mulus di Batam, meski tanpa roda depan. (Antara)

Ideologi Indonesia-China Tidak Hambat Kerja Sama Militer

KRI Layang menembakan rudal C-802 buatan Cina saat Latgab TNI 2008

30 Maret 2009, Beijing -- Perbedaan ideologi antara Indonesia dengan China tidak menghambat berbagai bentuk kerja sama militer antara kedua negara dan bahkan bentuk kerja sama akan makin ditingkatkan.

"Adanya perbedaan ideologi kedua negara tidak menjadi hambatan kerja sama militer kedua negara," kata Direktur Analisa Lingkungan Strategis (Diranlingstra) Dephan Brigjen TNI Subekti, di Beijing, Senin.

Hal tersebut dikemukakan ketika menghadiri Dialog Perwira Tinggi Pertahanan China-ASEAN yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Militer (AMS) China dan dihadiri antara lain oleh Atase Pertahanan RI di Beijing Kolonel Infantri Yayat Sudrajat serta sejumlah perwira tinggi militer China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Kedua negara selama ini sudah tidak lagi mempermasalahkan masing-masing ideologi yang dianut, sekalipun paham komunisme pernah menjadi "sejarah kelam" bagi Indonesia.

Menurut Subekti, kerja sama militer dengan China saat ini mengarah pada kepentingan untuk memberi keuntungan dan kebersamaan kedua negara sehingga Indonesia dan China bisa sejahtera serta aman dan damai.

"Perbedaan ideologi tidak menjadi dasar atau tidak menjadi bagian utama sebagai kendala dalam menjalin kerjasama militer ke depan," kata Subekti.

Tidak menjadi masalah adanya perbedaan ideologi kedua negara khususnya dalam bentuk kerjasama militer, antara lain terbukti dengan telah ditandatanganinya kesepakatan saling pengertian (MoU) antara RI dan China oleh masing-masing menteri pertahanan pada 2007, di Beijing.

Masing-masing negara, katanya, tentunya memiliki ideologi sendiri-sendiri yang cocok untuk negaranya tapi belum tentu cocok untuk negara lain.

"Ideologi komunis cocok di China tapi Pancasila cocok di Indonesia. Jadi adanya perbedaan ideologi bukan suatu hambatan bagi kerjasama militer kedua negara," kata Subekti. (Antara)

Rusia Akan Melucurkan ICBM Topol April 2009

Deputy Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Sergei Ivanov serta Presiden Rusia Vladimir Putin (Kiri ke Kanan) menginspeksi sistem ICBM Topol-M ketika mengunjungi salah satu divisi SMF di Teikovo, wilayah Ivanovo. (Foto: Ria Novosti/Vladimir Rodionov)

30 Maret 2009, Moskow -- Rusia merencanakan meluncurkan misil balistik antar benua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) dari Pusat Antariksa Plesetsk di bagian Utara Rusia pada 10 April 2009 ujar Strategic Missile Forces (SMF), Minggu (29/3).

RS-12M Topol (SS-25 Sickle) merupakan ICBM berhulu ledak tunggal diperkirakan ukuran dan bentuknya sama dengan ICBM Minuteman milik Amerika Serikat. Misil Topol pertama kali masuk jajaran SMF tahun 1985.

Misil mampu menjangkau target maksimal 10.000 km dan dapat membawa 550 kiloton hulu ledak nuklir.


Meskipun SS-25 Sickle diperpanjang masa pakainya hingga 21 tahun setelah sukses dalam serangkaian uji peluncuran tahun lalu, misil akan diistirahatkan pada dekade kedepan serta digantikan dengan misil Topol-M (SS-27 Stalin) versi gerak.

Menurut suatu sumber, SMF mempunyai total 541 ICBM, termasuk 306 misil Topol dan 59 misil Topol-M.

RIA Novosti/@info-hankam

Sunday, March 29, 2009

Danrem 102/Pjg Melakukan Pengecekan Peralatan Tugas Operasi Pamtas Darat RI-Malaysia

30 Maret 2009 -- Dalam rangka menyongsong Pemilu Legislatif pada bulan April 2009 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Juli mendatang, Danrem 102/Pjg, Kolonel Inf Judy Harianto didampingi Kasrem 102/Pjg, Letkol Inf Suharjono dan para Dan Balak Aju di lingkungan Korem 102/Pjg melakukan pengecekan kesiapan atau gelar pasukan terhadap Kompi Batalyon 631/Atg yang akan tergabung dengan Yonif 611/AWL pada Tugas Operasi Pam Tas Darat RI-Malaysia, bertempat di halaman Mayonif 631/Atg, Sabtu (28/3) siang.

Dalam sambutannya Danrem mengatakan, persiapan kesiapan Kompi Satgas Pam Tas Darat ini bertujuan untuk mengecek secara fisik tentang kesiapan personel, materiil dan Alutsista yang akan digelar, untuk mengetahui secara langsung tentang kendala dan hambatan yang dihadapi oleh Kompi yang akan melaksanakan tugasnya, serta menyakinkan pimpinan bahwa seluruh personel dalam kondisi sehat dan mental yang baik, siap melaksanakan tugas.

Dijelaskannya, Kompi Batalyon 631/Atg yang tergabung dengan Yonif 611/Awal pada Tugas Operasi Tas Darat RI-Malaysia ini berjumlah sebanyak 115 personel (1 SSK), yang diberangkatkan pada hari Senin (hari ini, Red) untuk bergabung dengan satuan induk. “Mereka akan bertugas di wilayah perbatasan RI-Malaysia yaitu tepatnya di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), dimana penugasan ini diberikan sekitar enam bulan dan nantinya personel yang berangkat hari ini akan dirotasi kembali dengan yang ada disini sebelum masa Tugas Operasi Pam Tas berakhir", tuturnya.

Menurut Danrem, hal ini merupakan kesempatan, karena kebetulan Yonif 631/Atg lama tidak bertugas ke daerah perbatasan, dimana biasanya daerah-daerah perbatasan di caver oleh satuan-satuan diperbatasan sendiri. “Tetapi karena sekarang ada Pemilu dan sebagainya, sehingga kita diperbantukan untuk pengamanan pertahanan disana", jelas Danrem kepada sejumlah wartawan.

Danrem mengharapkan penugasan yang akan dilaksanakan ini mendapat keberhasilan, untuk itu ada beberapa hal sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas yaitu antara lain ; Pertama, siapkan mental dan fisik seoptimal mungkin dalam menghadapi tugas dan tanggungjawab yang diberikan ; Kedua, Perhatikan faktor keamanan personel dan materiil mulai Serpas maupun selama penugasan ; Ketiga, pahami protap yang sudah digariskan oleh pimpinan, pelihara kekompakan, disiplin dan jangan lupa berdo’a sebelum melaksanakan tugas. (TNI AD)

125 Personel Lanud Supadio Latihan Mengoperasikan Alat Crashed Landing

Danlanud Supadio (samping kiri nomor 2 berdiri) menyaksikan salah satu anggota memakai baju tahan api.

30 Maret 2009, Pontianak -- Sebanyak 125 orang personel yang tergabung anggota Lanud Supadio, Skadron Udara 1 dan Batalyon 465 Paskhasau mendapat pembekalan tentang penggunaan alat-alat penanggulangan kecelakaan pesawat terbang di Hanggar Lanud Supadio, Jum’at, (27/3).

Pengenalan alat-alat penanggulangan kecelakaan pesawat terbang yang dimiliki Lanud Supadio sangatlah diperlukan bagi seluruh prajurit yang berdinas di Lanud Supadio. Karena kalau alat tersebut sewaktu-waktu dipergunakan, diharapkan semua anggota dapat menggunakannya.

“Pengenalan alat-alat tersebut perlu diketahui oleh anggota karena sewaktu-waktu ada pesawat yang accident maka personel tersebut dapat menggunakan alat-alat tersebut. Dengan demikian diharapkan penanggulangan accident pesawat dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga korban dapat diminimalkan, “ jelas Dan Lanud Supadio Kolonel PNb Yadi Indrayadi sebelum acara peragaan dimulai.

Sedangkan Kasubsi Base Rescue Kapten Tek Abdul Khamid dalam arahannya mengatakan alat-alat yang diperagakan antara lain : Baju tahan panas, baju tahan api, tandu lipat, kantong mayat, hydrolic power tools berguna untuk memotong besi atau sebuah pipa yang berguna untuk membuka pintu pesawat yang rusak karena tidak dapat dibuka dan untuk memotong plat bodi pesawat), airlift bag (bantal udara pengangkat beban) berguna sebagai alat pendongkrak guna mengangkat body (badan) pesawat dan cut of saw untuk memotong besi atau bahan-bahan plat pesawat apabila terjadi kerusakan pintu pesawat yang mengakibatkan tidak dapat terbukanya pintu pesawat tersebut.

Kesemua alat-alat tersebut terdapat di mobil crash team, merupakan suatu mobil yang dirancang dan dimodifikasi secara khusus karena memang pada intinya mobil tersebut dirangkai mengikuti bentuk dan fungsi alat-alat yang akan dipergunakan guna memudahkan petugas rescue dalam penanggulangan kecelakaan pesawat terbang khususnya dan kecelakaan yang sifatnya umum.

Selain diperagakan para personel juga berkesempatan untuk mengoperasikan alat-alat tersebut sehingga semua anggota dapat mempergunakannya. (TNI AU)

Kadet AAL Melaksanakan Latihan Jala Yudha ke Brunei Darussalam dan Malaysia

KRI Teluk Ende-517 kapal perang jenis LST

30 Maret 2009 -- Dalam rangka melaksanakan program pelaksanaan pendidikan, kadet tingkat III Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 55 akan melaksanakan praktek dan latihan pelayaran Jala Yudha dengan menggunakan KRI Ki Hajar Dewantara-364 dan KRI Teluk Ende-517. Pelayaran yang rencananya akan berlangsung kurang lebih 31 hari yaitu dari tanggal 3 April sampai dengan 4 Mei ini akan melewati route pangkalan Surabaya, Batam, Bandar Seribegawan (Brunei Darussalam), Kinabalu (Malaysia), Bitung, dan Makassar.

Latihan Jala Yudha yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Dores A. Ardi ini akan diikuti 280 personil yaitu pejabat latihan 7 orang, staf latihan 75 orang, Kadet AAL 196 orang, Taruna Akmil 1 orang, Karbol AAU 1 orang. Kegiatan yang akan dilaksanakan selama lintas laut adalah Kadet AAL melaksanakan praktek profesi dasar matra laut dan peran serta jaga laut secara bergiliran. Dan kegiatan yang dilaksanakan di pelabuhan yang disinggahi antara lain Courtesy Call (kunjungan kehormatan) ke pejabat setempat, ke instansi TNI AL setempat, pertandingan olah raga, masyarakat dibebaskan berkunjung ke KRI (Open Ship), promosi kadet ke SMU, dan kirab kota/genderang suling.

Tujuan latihan ini adalah memberikan pembekalan latihan praktek di kapal guna mendapatkan pengetahuan dan kecakapan dasar operasi laut sesuai pelajaran profesi yang telah didapatkan di kelas. Meningkatkan daya tahan mental dan fisik sebagai prajurit matra laut dan memperluas wawasan, menambah pengalaman, sekaligus sebagai sarana mempromosikan AAL di daerah-daerah, tegas Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

“Latihan Jala Yudha di samping sebagai sarana latihan praktik bagi para kadet AAL, juga memiliki fungsi diplomasi bangsa Indonesia untuk menyatakan keberadaan AAL yang senantiasa ikut berperan aktif dalam menyelenggarakan pendidikan bagi calon perwira TNI AL di masa yang akan datang. Ini menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara bahwa TNI AL terus berkembang dalam memupuk kemampuannya sebagai pengawal wilayah kedaulatan NKRI serta wilayah laut yurisdiksi nasional,” tegas Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E. (TNI AL)

Uji Coba Air Refueling Pesawat Tempur Sukhoi Berjalan Lancar


30 Maret 2009, Makassar -- Dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 yang berhome base di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, selama dua hari tanggal 23 s.d 24 Maret 2009 , melaksanakan uji coba Air Dinamis Air Refueling (pengisian bahan bakar diudara) dari pesawat tanker Hercules KC-130 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dengan Pilot Komandan Skadron 32 Letkol Pnb Yani Ajat dan 15 Crew .

Sebelum melaksanakan uji coba Air Refueling, dihari pertama dilaksanakan uji kering Air Dinamis Air Refueling didarat di Base Ops Lanud Sultan Hasanuddin yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam berjalan lancar, disaksikan langsung Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI IB. Putu Dunia, Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Arif Mustofa, Tim dari Mabesau, Dsilitbangau dan dari Koharmatau , Tim teknisi pesawat Sukhoi dari Rusia, serta beberapa perjabat dari Koopsau II dan Lanud Sultan Hasanuddin lainnya.

Usai uji Air Dinamis Air Refueling didarat , dilanjutkan uji air refueling dengan menggunakan pesawat Hercules KC-130 yang dilengkapi dengan selang dan paradrogue assy serta satu buah tangki yang berkapasitas 15.000 liter bahan bakar tersebut tepat pukul 13.15 Wita take off dari landasan Sultan Hasanuddin terbang dengan ketinggian 10.000 feet di atas wilayah udara makassar, disusul dua pesawat Sukhoi take pukul 13.55 dan 13.56 Wita yang langsung melaksanakan air dinamis air refueling yang berlangsung kurang lebih dua jam.

Dihari kedua uji coba air dinamis air refueling pesawat tempur Sukhoi dimulai pukul 10.20 sampai dengan pukul 12.24 Wita, dilaksanakan sebanyak empat sortie dengan menggunakan pesawat tempur Sukhoi TS-3005 dan TS-3003 yang diawaki oleh Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb W . Iko Putra, Mayor Pnb Toni dan Mayor Pnb Yosta Riza serta dua Penerbang dari Rusia Sergey dan Roman. (TNI AU)

Prajurit Yonif 754/INK Korban Penembakan TPN/OPM Meninggal Dunia

MATARAM, 29/3 - KORBAN TERTEMBAK. Ayah dari Pratu Ahmad Saefudin, Mauzi (kedua kanan) membawa foto almarhum di dampingi keluarga , saat upacara penyambutan jenazah di bandara udara Selaparang, Mataram, NTB, Minggu (29/3). Pratu Ahmad Saefudin adalah anggota TNI yang tertembak saat terjadi kontak senjata dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Puncak Jaya, perbatasan RI dengan Papua Senin 23 Maret Lalu. (Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi/ed/pd/09)

30 Maret 2009, Jayapura -- Setelah sempat dirawat selama sepekan di RS Marthen Indey Jayapura, Pratu Ahmad Saefudin, anggota Yonif 754/INK Timika yang diduga tertembak anggota TPN/OPM di Tingginambut Puncak Jayapura, Selasa (24/3) akhirnya meninggal. Korban menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul Minggu dini hari (29/3) sekitar pukul 00.50 WIT di Kamar Operasi RS Marthen Indey.

Setelah disemayamkan beberapa saat di Kamar Mayat, jenazah Pratu Ahmad pukul 07.30 WIT dilepas secara resmi melalui upacara militer yang dipimpin Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI. A.Y Nasution untuk selanjutnya diterbangkan ke ke kampung halamannya di Mataram.

Sebelumnya, lebih dulu dilakukan prosesi upacara penyerahan jenazah dari Kodam melalui Pangdam kepada Ipda Inf. Richie Fadly mewakili pimpinan Yonif 754/INK. Setelah dilakukan upacara serah terima jenazah, peti jenazah selanjutnya dimasukkan ke mobil jenazah milik Masjid Baiturrahim Jayapura untuk dibawah ke Bandara Sentani.

Dalam upacara pelepasan jenazah itu, hadir juga Kasdam Brigjen TNI Hambali Hanafiah, para Asisten Kasdam, sejumlah perwira dan para pengurus Persit KCK Daerah XVII/Cenderawasih. Mereka juga ikut mengantar jenazah hingga bandara Sentani.

Informasi yang diterima Cenderawasih Pos, jenazah diterbangkan ke Mataram via Denpasar. Selain perwakilan dari Yonif 754/INK, ada juga pejabat Kodam ikut mendampingi dan mengantar jenazah hingga ke Mataram.

Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Susilo, korban tidak berhasil diselamatkan nyawanya akibat luka tembak yang mengenai tubuhnya cukup parah, meski sebenarnya tim dokter telah bekerja keras untuk mengatasinya.

Menurut tim dokter, yang menjadi penyebab kematian korban, luka tembak yang mengenai dada kanan atas ternyata mengenai pembuluh darah tembus ke tulang belikat. Selain itu, luka tembak dibagian perut juga tembus mengenai usus.

Sejak korban dievakuasi ke RS Marthen Indey, kondisinya masih tetap kritis dan belum siuman. " Yang jelas penyebab kematian Pratu Ahmad akibat luka tembaknya sangat parah karena mengenai beberapa organ tubuh vital terutama dibagian pembuluh darahnya," pungkasnya singkat. (CenderawasihPos)

India Uji Coba Rudal Jelajah BrahMos


30 Maret 2009, New Delhi -- Militer India Minggu berhasil menguji coba versi rudal jelajah permukaan-ke permukaan BrahMos yang dikembangkan negara itu bersama Rusia, seorang jurubicara kementerian pertahanan mengatakan.

Rudal itu ditembakkan dari tempat peluncuran Pokhran di padang pasir negara bagian Rajasthan di India barat, berbatasan dengan Pakistan, yang juga tempat uji coba nuklir India pada 1998.

BrahMos memiliki jarak tembak 290 km dan dapat membawa hululedak konvensional seberat 300 kg.

Satu versi BrahMos telah digunakan oleh angkatan laut India dan, setelah uji coba Minggu, rudal itu sekarang juga siap untuk militer, kata kantor berita Press Trust of India.

Pertama diuji coba pada Juni 2001, rudal itu kemudian dinamai Brahmaputra River India dan Moskva River Rusia.

Antara

Friday, March 27, 2009

Taipei Tertarik Mengakuisisi F-35 Lightning II


26 Maret 2009, Beijing -- Taiwan merencanakan membeli pesawat tempur generasi kelima Lookheed Martin F-35 Lightning II yang berkemampuan siluman dan mampu tinggal landas secara vertical.

Dua alasan Taiwan menginginkan membeli F-35, pertama pesawat tempur yang dimiliki Taiwan sekarang mudah dihancurkan dengan misil pertahanan udara buatan Rusia S-300 yang dimiliki Cina.


Kedua AU Taiwan tidak membutuhkan lapangan terbang terlalu panjang untuk menerbangkan F-35 bila terjadi konflik di teluk Taiwan, karena F-35 hanya membutuhkan landasan tidak lebih 300m untuk tinggal landas.

Akan tetapi Washington belum merespon keinginan Taipe ini, karena khawatir akan reaksi Beijing.

Taiwan pertama kali tertarik mengakuisisi F-35 awal tahun 2006 menurut Jane’s Defence Weekly.

RIA Novosti/@info-hankam

Skadron Udara 1 Mengadakan Latihan Alap Alpha


27 Maret 2009, Pontianak -- Di pagi buta yang masih sunyi dan dingin, tidak biasanya anggota Skadron Udara 1 sudah melaksanakan apel pagi. Dengan tergesa-gesa mereka menuju shelter untuk menyiapkan pesawat Hawk 100/200. Tak kalah sibuknya juga terjadi pada para penerbang Skadud 1, sementara para ground crew menyiapkan pesawat, para penerbang mengadakan briefing guna persiapan penerbangan.

Menurut data dari intelijen, musuh telah datang dan menduduki bagian utara Kalimantan Barat. Mereka juga menggelar kekuatannya dengan memasang beberapa ground threat. Bukan itu saja, mereka juga membuat perkubuan atau markas di sebelah selatan Pulau Temajo. Dari komando atas (Kotas) Skadron Udara 1 diperintahkan untuk menyerang sekaligus menghancurkan posisi musuh tersebut.

Cerita diatas, memang bukan kejadian yang sesungguhnya, tetapi merupakan sepenggal dari skenario latihan Alap Alpha yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 1 Lanud Supadio, beberapa waktu yang lalu.

”Latihan Alap Alpha yang digelar satu tahun sekali ini, merupakan latihan puncak satuan Skadron Udara 1 Lanud Supadio. Pada latihan ini mencakup seluruh materi yang telah dilatihkan oleh Skadron Udara 1. Bertujuan agar seluruh penerbang Skadron Udara 1 dapat mengaktualisasikan dan mengukur kemampuannya sehingga mencapai penerbang yang handal,” jelas Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi.

Adapun jenis latihan yang dilaksanakan pada latihan ini adalah MOT (Mission Oriented Trainning). Pada latihan ini Skadud 1 mengerahkan 4 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Hawk 100 (double seat) dan 2 pesawat Hawk 200 (single seat) dan melibatkan 5 orang penerbang. Berperan sebagai striker adalah Kapten Pnb Sidik Setiyono, Lettu Pnb M. Syaifuddin (Backseet), dan Lettu Pnb M. Amry Taufanny. Sedangkan sebagai eskort adalah Kapten Pnb Supriyanto dan sebagai CAP/DCA adalah Kapten Pnb Humaidi Syarif Romas,” tambah Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Nurtantio Affan.

Striker bertugas untuk menghancurkan pusat perkubuan musuh dengan menghindari ground threat musuh yang terdiri dari SA-8, SA-9, SA-14, SA-15 dan AAA, dengan menyelusup diantara bukit-bukit dan blindspot dari rudal-rudal musuh. Escort bertugas untuk menjaga striker agar dapat melaksanakan tugasnya dengan sukses, aman dan selamat. CAP sebagai musuh bertugas untuk mempertahankan pulau temajo agar tidak dapat dihancurkan oleh striker. (TNI AU)

Sertijab Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal


Komandan Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), Laksma TNI Rudy Hendro Satmoko (kiri) menyematkan tanda jabatan kepada Kolonel Laut (P) Parno, sebagai Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal saat sertijab di Base Ops Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (27/3). Jabatan Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal, sebelumnya dijabat oleh Kolonel Laut (P) Manahan Simorangkir. (Foto: ANTARA/mes/Eric Ireng/Koz/09)

27 Maret 2009, Surabaya -- Telah dilaksanakan Serah terima Jabatan Direktorat Operasi Puspenerbal dari Kolonel Laut (P) Parno kepada Kolonel Laut (P) Sigit Setiyanta. Acara serah terima jabatan berlangsung secara khidmat di Ruang Lobi Mako Puspenerbal pada pukul 07.00 yang dipimpin langsung oleh Danpuspenerbal.

Pada kesempatan tersebut Danpuspenerbal mengingatkan kepada seluruh peserta acara bahwa pergantian jabatan dilingkungan TNI AL merupakan bentuk dari pembinaan karier perwira yang dituntut untuk lebih mengedepankan kompetensi dan inovasi sesuai bidangnya, yakni operasi. Pembinaan terhadap personel penerbangan pada aspek penguasaan secara teknis, taktis dan strategi pertempuran laut.

Danpuspenerbal pada kesempatan yang berbahagia itu juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan tinggi atas dedikasi Kolonel Laut (P) Parno yang telah mengabdikan diri sebagai Dirops Puspenerbal kurang lebih dua tahun dan selanjutnya akan memangku jabatan strategis di penerbangan TNI AL yakni sebagai Komandan Wing Udara I. Kolonel Laut (P) Parno adalah lulusan Penerbang TNI AL tahun 1984 yang jago piawai beberapa pesawat patroli jenis Nomad-N22 dan Casa NC-212.

Sebagai pejabat baru Dirops Puspenerbal adalah Kolonel Laut (P) Sigit Setianta yang yang tidak asing lagi di kalangan Puspenerbal karena pernah menjabat sebagai Kasubditduklog pada tahun 2008. Pilot lulusan AAL Angkatan XXXII tahun 1987 dan meneruskan pendidikannya sebagai pilot di TNI AL sebagai pilot helikopter yang piawai menerbangkan berbagai jenis yakni Super Puma, Nbel-212, dan Bolcow 105.

Usai mengikuti acara serah terima jabatan Dirops Puspenerbal dilanjutkan dengan upacara serah terima jabatan Komandan Wing Udara I dari Kolonel Laut (P) Simorangkir kepada Kolonel Laut (P) Parno di Appron Base Ops TNI Lanudal juanda bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI Rudy Hendro Satmoko yang dilaksanakan pada pukul 08.00 dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat dari instansi militer setempat dan kepolisian .

Setelah serah terima jabatan ini Kolonel Laut (P) Simorangkir akan melanjutkan Dik Sesko TNI dan menjabat sebagai Koorsahli Pangarmatim.

Puspenerbal

Thursday, March 26, 2009

TNI AL Batasi Rekrutmen


26 Maret 2009, Surabaya -– Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) mulai mengurangi jumlah rekrutmen siswa baru di lingkungannya.

Pada 2009 ini, total siswa atau peserta pendidikan di lingkungan Kobangdikal diperkirakan hanya berkisar 2.000 orang prajurit setingkat tamtama dan 400 bintara. Rekrutmen untuk kelompok prajurit tamtama, dalam setahun biasanya dilakukan melalui dua gelombang.

”Pengurangan ini disesuaikan dengan alokasi anggaran yang diberikan pemerintah,” kata Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sumartono seusai acara serah-terima jabatan tiga pejabat tinggi di lingkungan Kobangdikal di Surabaya kemarin. Selain dua jalur kepangkatan yang ada, Kobangdikal masih membuka jalur pendidikan khusus untuk kelompok perwira militer.

”Untuk jalur BK atau Dikma ini tergantung kebijakan Mabes TNI berapa kita diberikan,”ujarnya. Dia menyebut, ada dua faktor yang memengaruhi kebijakan pengurangan jumlah rekrutmen siswa didik atau siswa latih di lingkungan Kobangdikal.

Selain masalah anggaran, jumlah personel militer di tubuh TNI AL sudah mendekati ideal, yakni lebih dari 50.000 personel dari kebutuhan ideal yang diharapkan sekitar 70.000 personel. ”Dari hasil evaluasi dan rapat pimpinan TNI AL beberapa waktu lalu, memang ditarik satu kesimpulan bahwa jumlah personel TNI Angkatan Laut telah mendekati kebutuhan,” ungkap Sumartono.

Dia berharap pola rekrutmen akan disesuaikan dengan kebutuhan regenerasi personel militer.Bukan lagi didasarkan pada upaya mengejar kuantitas, tapi lebih diutamakan pada kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya. Terkait pengurangan jumlah rekrutmen personel diklat tersebut, menurut Dinas Penerangan Kobangdikal pengurangannya cukup besar.

Pada tahun-tahun sebelumnya, total peserta diklat di lingkungan Kobangdikal bisa mencapai 12.000 personel.Berapa persen jumlah pengurangan itu, dan apakah kebijakan tersebut akan berlanjut pada tahun berikutnya, belum ada penjelasan resmi. Sementara itu,mutasi kembali dilakukan bergerak di tubuh Kobangdikal.

Setidaknya, ada lima jabatan strategis diserahterimakan melalui upacara khusus yang diikuti tiga kompi atau 305 personel di lapangan R Moeljadi,kompleks Kobangdikal. Lima pejabat yang dimutasi,yakni Direktur Keuangan (Dirku),Komandan Komando Pendidikan Dukungan Umum (Kodikdukum), Komandan Detasemen Markas (Denma) Komandan Pusat Pendidikan Teknik (Pusdikkes), dan Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes).

Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sumartono memimpin upacara serah-terima jabatan (sertijab) Komandan Kodikdukum,Komandan Detasemen Markas, dan Direktur Keuangan. Sementara sertijab Komandan Pusdiktek dan Pusdikkes dipimpin Komandan Kodikdukum yang baru saja dilantik, yaitu Kolonel Laut (T) Ir Suroyo,karena Pusdiktek dan Pusdikkes merupakan satker yang berada di bawah Kodikdukum.

Jabatan Direktur Keuangan diserahterimakan dari Kolonel Laut (S) Bernhard Setyobudiheruyono yang mendapat tugas melaksanakan pendidikan di Sesko TNI kepada Kolonel Laut (S) Djoko E Prihatmoko yang sebelumnya menjabat sebagai Asrena Koarmabar.

Jabatan Komandan Kodikdukum diserahterimakan dari Kolonel Laut (T) Ir Arief Maksum yang juga mendapat tugas untuk melaksanakan pendidikan di Sesko TNI kepada Kolonel Laut (T) Ir Suroyo yang sebelumnya menjabat sebagai Aslog Koarmabar.

Jabatan Komandan Detasemen Markas diserahterimakan dari Letkol Marinir Amin Budi Cahyono,yang selanjutnya akan menduduki jabatan baru sebagai Komandan Pusdik Infantri Marinir, kepada Letkol Laut (P) Patkuryanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubditlatga. (SINDO)

Jet Tempur F-22 AS Jatuh di California


26 Maret 2009, Washington -- Sebuah pesawat militer AS F-22, jet tempur paling canggih di dunia, jatuh di gurun California selatan, Rabu, kata seorang jurubicara Angkatan Udara.

"Sebuah pesawat F-22 Angkatan Udara jatuh sekitar pukul 10.00 (pukul 24.00 WIB) kira-kira 35 mil sebelah timurlaut Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California," kata Richard Johnson.

Jet itu meninggalkan Pangkalan Udara Edwards untuk melakukan misi pengujian, tambahnya."Satu pilot berada di pesawat itu. Kondisinya belum diketahui," kata jurubicara tersebut.

Republika

Prancis Jual 24 Helikopter Militer kepada Irak


26 Maret 2009, Paris -- Prancis hari Rabu menandatangani kontrak penjualan 24 helikopter militer kepada Irak, perjanjian senjata pertamanya dengan Baghdad sejak 1990.

Menteri Pertahanan Prancis Herve Morin menandatangani perjanjian senilai 360 juta euro (488 juta dolar AS) untuk Eurocopter EC 635 itu dalam pertemuan di Paris dengan timpalannya dari Irak Abdel Qader Obeidi.

Prancis setuju untuk memberikan pelatihan pilot dan memberikan pemeliharaan sebagai bagian dari kontak itu.

Perjanjian itu ditandatangani satu bulan setelah Presiden Nicolas Sarkozy melakukan kunjungan pertama yang bersejarah ke Baghdad. Saat itu ia menjanjikan Prancis akan membantu kebangkitan kembali ekonomi Irak, dan memilih pertahanan sebagai salah satu bidang kerjasama.

Seorang pejabat kementerian pertahanan mengatakan perjanjian itu adalah kontrak pertama yang ditandatangani antara Paris dan Baghdad sejak Perang Teluk 1990 dan serangan AS atas Irak pada 2003.

Morin juga mengumumkan bahwa Paris akan "membuka kembali misi militer ke Baghdad" di Kedutaan Besar Prancis di Baghdad "dari musim panas ini".

"Kami ingin kembali ke hubungan yang Prancis (dengan Irak) telah kembangkan hingga 1980-an," ia mengatakan.

"Ketika itu sebagian besar militer Irak dilatih di Prancis dan diperlengkapi dengan perlengkapan militer Prancis," ia menambahkan.

Obeidi mengatakan bahwa pembelian helikopter itu merupakan salah satu prioritas pemerintah Irak.

Ia mengatakan ia telah membicarakan sejumlah proyek lain dengan "perusahaan-perusahaan besar Prancis", tapi tidak memberi perincian.

Perjanjian itu, katanya, akan memperkuat "kebebasan" negaranya dan "memudahkan perjanjian dengan AS mengenai penarikan pasukan Amerika".

Ketika ditanya mengenai pengiriman instruktur Prancis ke Irak, Morin mengatakan Prancis "terbuka pada semua bentuk kerja sama" tapi (wewenang) itu berada pada "pemerintah Irak untuk menyampaikan keinginannya".

Kunjungan mengejutkan Sarkozy ke Irak bulan lalu adalah yang pertama terjadi ke negara itu oleh seorang kepala negara Prancis.

Prancis menentang keras serangan Amerika hampir enam tahun lalu, yang menjatuhkan Saddam Hussein, keputusan kebijakan yang menimbulkan perselisihan dengan pemerintah presiden AS ketika itu George W. Bush.

Sarkozy mengatakan Prancis akan bekerja dengan Irak ke manapun kerjasama itu dapat membantu memperbaiki infrastruktur negara tersebut yang telah dihantam berkali-kali, dalam bisnis dan juga masalah keamanan.

"Kami mengusahakan kerja sama di bidang ekonomi, keamanan, pembangunan kembali, dan untuk membantu pasukan polisi, keamanan dan militer Irak, dan juga memulihkan posisi internasional Irak," kata presiden Prancis itu. (Republika)

Komandan Brigif-1 Lepas 130 Marinir ke Ambalat


26 Maret 2009, Surabaya -- Komandan Brigif-1 Marinir, Kolonel Marinir K. Situmorang di Surabaya, Kamis melepas 130 prajurit dari Pasmar-1 yang bertugas ke Ambalat dengan menggunakan KRI Teluk Penyu-513.

Pada pelepasan itu, Komandan Brigif-1 mengingatkan bahwa pasukan tersebut nantinya akan berada di bawah kendali operasi Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim.

"Bagi prajurit Korps Marinir, tugas adalah suatu kepercayaan sekaligus amanah, sehingga harus dilaksanakan dengan sungguh–sungguh dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh anggota satgas," katanya.

Seorang prajurit Marinir di Surabaya, Kamis (26/3) melakukan salam perpisahan dengan anak balitanya sebelum bertugas ke kawasan Ambalat. Sebanyak 130 Marinir tersebut dilepas oleh Komandan Brigif-1, Kolonel Marinir K. Situmorang. (Foto: Dispen Marinir, Kuwadi)

Seperti satgas sebelumnya, katanya, seluruh personel Satgas Ambalat akan ditempatkan di pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan posisi seperti itu, katanya, maka sewaktu–waktu mereka bisa digerakkan dengan lebih cepat ke lokasi pengamanan.

Sebelum dilepas, satgas tersebut sempat ditinjau oleh Komandan Guspurla Koarmatim, Laksma TNI R. M. Harahap di atas KRI Teluk Penyu-513 yang berada di Dermaga Madura, Ujung, Surabaya.

Penyerahan anggota satgas tersebut nantinya akan dilakukan oleh Letkol Marinir Firman Johan ke Guspurla di Nunukan Kalimantan Timur. Pasukan tersebut selanjutnya akan melaksanakan tugas selama kurang lebih enam bulan.

Dari 130 personel Marinir yang ditugas, sebanyak 106 orang dari Brigif-1, 13 personel dari Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur)-1, tujuh personel Intai Amfibi (Taifib) dan empat orang dari Detasemen Markas Pasmar-1.

Pasukan yang dipimpin oleh Kapten Marinir Budi Santosa itu akan menjaga wilayah perbatasan RI agar tidak lepas ke negara asing. (AntaraJatim)

Wednesday, March 25, 2009

KRI Diponegoro Tinggalkan Indonesia Menuju Lebanon


25 Maret 2009, Jakarta -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-365 sebagai Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A meninggalkan Pelabuhan Belawan, Medan, menuju Lebanon untuk bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL).

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, di Jakarta, mengatakan, setelah meninggalkan Indonesia, KRI Diponegoro akan singgah di Kochin, India.

KRI Dipononegoro-365 akan singgah di beberapa pelabuhan di beberapa negara seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir), Beirut (Lebanon) dengan keseluruhan jarak tempuh mencapai 6.555 mil laut.

UNIFIL saat ini memiliki kekuatan pasukan berkisar 13.000 personel, yang terdiri atas pasukan darat dan pasukan laut.

Pasukan darat terdiri atas dua sektor, yaitu sektor barat dan timur. Pasukan darat dan laut tetap di bawah kendali dari Force Commander UNIFIL yang saat ini dijabat Mayjen Claudio Graziano dari Italia.

Di Lebanon, KRI Diponegoro akan bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL dibawah Comander Task Force (CTF 448) dimana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Belgia, Spanyol, dan Jerman.

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Aan Kurnia dan Komandan KRI Diponegoro-365 adalah Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah.

Rencananya, KRI Diponegoro akan melaksanakan tugasnya selama enam bulan hingga Oktober 2009 dan jika dianggap berhasil akan melanjutkan misinya dengan kapal kedua. (Antara)

Kolonel Lutfi Syaefullah Jabat Direktur Pendidikan AAL

25 Maret 2009, Surabaya -- Kolonel Laut (P) Lutfi Syaefullah SH MM yang sebelumnya menjabat sebagai Wadan Kodikopsla Kobangdikal menjadi Direktur Pendidikan (Ditdik) Akademi Angkatan Laut (AAL) menggantikan pejabat lama Kolonel Laut (P) Sutrisno Sandi Asmara, ST yang selanjutnya akan menjabat sebagai Kepala Staf Guspurlatim. Acara serah terima jabatan dilaksanakan di gedung Dewakang AAL, Bumimoro, Surabaya, Rabu (25/03).

Serah terima jabatan direktur pendidikan AAL mempunyai makna penting yaitu sebagai bentuk tour of duty dan tour of area yang merupakan jabaran lanjut dari kebijakan pembinaan personel TNI AL untuk meningkatkan kualitas kerja direktorat pendidikan AAL.

Melalui sertijab ini diharapkan lahir ide-ide pemikiran baru yang makin kreatif dan inovatif yang mampu memberikan jawaban rasional terhadap tantangan jaman.Direktorat Pendidikan (Ditdik) merupakan main component AAL yang mengelola bidang akademik. Melalui Ditdik, para kadet menerima bekal pokok untuk menjadi perwira-perwira TNI AL yang professional, berwawasan luas, cinta tanah air dan siap menjadi pemimpin-pemimpin pembaharuan TNI/TNI AL di masa mendatang, ujar Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

Ada dua sasaran yang harus diwujudkan dalam proses pendidikan di AAL ini, yaitu menjadikan para kadet perwira-perwira muda yang professional di bidangnya masing-masing dan mampu mengawaki alut sista yang ada saat ini dan menjadikan para kadet perwira-perwira masa depan sebagai pembaharu organisasi TNI/TNI AL yang memahami dan mampu merespon perkembangan dunia militer khususnya keangkatan lautan masa kini dan masa depan.

Orang nomor satu di AAL ini menambahkan, serah terima jabatan ini menunjukkan bahwa penempatan jabatan di AAL dilaksanakan secara selektif dan mempunyai jangkauan strategic ke depan. AAL akan mewarnai TNI AL masa depan, karena di sinilah lahir calon-calon pemimpinnya.

Oleh karena itu, tugas kita di AAL ini sesungguhnya adalah tugas berat namun mulia. “Di pundak kita, negara dan bangsa Indonesia mempercayakan/mempertaruhkan akan dibawa kemana TNI AL ke depan. Adalah suatu tantangan bagi kita semua yang bertugas di AAL ini untuk menjadikan AAL sebagai sebuah akademi bertaraf internasional yang tidak kalah dengan akademi-akademi Angkatan Laut negara maju,” tegas Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

AAL

53 Bintara Lulus Pendidikan Warrior Leaders Course

25 Maret 2009, Bandung -- TNI AD di Pusat Pendidikan Infantry Cipatat, Jl. Raya Cipatat, Bandung, Rabu, mewisuda 53 bintara yang mengikuti "Warrior Leaders Course" yang dilakukan untuk pertama kalinya oleh para instruktur TNI AD dimana tiga bintara dari Angkatan Darat AS memberi dukungan teknis selama pelatihan berlangsung.

"Warrior Leaders Course" adalah pelatihan selama 15 hari yang menitikberatkan pada aspek kepemimpinan bintara.

Para siswa bintara "Warrior Leaders" dari seluruh komando teritorial di Indonesia membentuk formasi dalam seragam kamuflase hijau dan menerima penghargaan atas kelulusan mereka mengikuti pelatihan.

Tahun lalu, atas permintaan dari TNI AD, menurut siaran pers Kedubes, AS, di Jakarta, Rabu, "Warrior Leaders Course" diberi kepada para instruktur TNI AD dan para bintara TNI AD oleh U.S. Army NCOs yang bermarkas di Hawaii.

"Warrior Leaders Course" dirancang untuk meningkatkan program korps bintara TNI AD dalam mempelajari dasar-dasar kepemimpinan dan doktrin taktis.

Para lulusan bintara ini juga akan menerima buku "Band of Brothers" yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Buku yang ditulis oleh Stephen Ambrose ini berkisah tentang invasi AS terhadap pendudukan Nazi di Prancis pada 1944.

"Band of Brothers" adalah salah satu dari lebih 100 judul buku yang telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia melalui Program Penerjemahan Buku Kedutaan Besar AS. (AntaraJabar)

Penutupan Pendidikan Secaba Kodam Iskandar Muda

25 Maret 2009, Aceh Besar -- Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandu Yusuf (tengah) didampingi Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Soenarko mendapat kehormatan "mempeusijuk" seorang prajurit TNI usai upacara penutupan pendidikan Secaba PK TNI-AD di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar, Rabu (25/3). Upacara yang dirangkai dengan atraksi ketangkasan prajurit dan tarian tradisional Likuk Pulo disaksikan ribuan masyarakat. (Foto.ANTARA/Ampelsa/ed/mes/09)

25 Maret 2009, Aceh Besar -- Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Soenarko (kiri) bersama Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf (kanan) memberikan pengormatan kepada prajurit membawa bendera saat defile pada penutupan pendidikan Secaba PK TNI-AD di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar, Rabu (25/3). Upacara yang dirangkai dengan atraksi ketangkasan prajurit dan tarian tradisional Likuk Pulo disaksikan ribuan masyarakat. (Foto: ANTARA/Ampelsa/ed/mes/09)

Pangdam Sriwijaya Melantik 225 Bintara Remaja


25 Maret 2009, Palembang -- Pangdam II/Swj Mayor Jenderal TNI Mochammad Sochib, SE, MBA, Rabu 25 Maret 2009, melantik dan mengambil sumpah 225 orang Bintara Remaja Lulusan Secaba Prajurit Karier Tahun 2009, bertempat di Secaba Rindam II/Swj Lahat. Upacara ditandai dengan pemberian Ijazah dan sertipikat kepada lulusan terbaik.

Pangdam dalam amanatnya mengatakan, selama lima bulan para siswa telah dididik, dilatih dan digembleng di Kawah Chandradimuka Secaba Rindam II/Swj dengan dibekali berbagai pengetahuan militer dasar dan mental kejuangan. Semua pengetahuan dan keterampilan yang telah diterima, merupakan dasar yang harus terus diasah, dikembangkan dan ditingkatkan guna mendukung pelaksanaan tugas disatuan nantinya. “Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan kondisi fisik yang prima, kemampuan akademis yang memadai dan mental kepribadian yang terpuji”, tegas Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, Bintara adalah tulang punggung satuan dan sekaligus penghubung antara Perwira dan Tamtama, jangan jadikan status tersebut hanya sebagai harapan dan angan-angan semata, tetapi harus dapat diwujudkan dengan baik. Dengan demikian baik buruknya penampilan satuan sangat tergantung pula dari para Bintara yang ada di satuan tersebut. Mengingat pentingnya peran Bintara nantinya di satuan, maka penguasaan teknik, taktik maupun jenis keterampilan yang lain merupakan suatu keharusan, karena kalian akan menjadi tumpuan pertanyaan bagi para Tamtama yang ada di satuan. “Kembangkan potensimu, rajinlah bertanya dan bertukar pikiran dengan atasan maupun sesama Bintara agar dapat menambah pengetahuan dalam meningkatkan kualitas diri menjadi prajurit yang handal dan profesional”, kata Pangdam.

Hadir dalam acara pelantikan tersebut antara lain, Wakil Bupati Lahat, Kajati Lahat, Para Pejabat Kodam II/Swj, Dandim 0405/Lahat dan orang tua siswa yang dilantik. (Kodam Sriwijaya)

Perjanjian Pertahanan dan Ekstradisi Harus Dipisah

25 Maret 2009, Jakarta -- Perjanjian Pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) RI dengan Singapura yang selama ini dipaketkan dengan Perjanjian Ekstradisi harus dipisah agar pembahasan berlanjut.

"Tidak ada substansinya dibahas dalam satu paket," kata pengamat militer Universitas Nasional Singapura Bilveer Singh kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (23/3) petang. Dengan pembahasan tersendiri, kedua perjanjian malah lebih cepat diimplementasikan.

Alasannya, Singapura sebenarnya tidak terlalu membutuhkan DCA dalam konteks mendapat daerah latihan militer. "Kami punya banyak tempat latihan di negara lain," kata Singh. Singapura juga ingin menyelesaikan ekstradisi karena tidak ingin dicap melindungi teroris ekonomi.

"Anggapan itu merugikan kami sebagai negara yang menggantungkan pada sektor jasa," kata dia. Jika dalam proses pembahasan ada tarik menarik merupakan hal wajar. Apalagi, wacana ekstradisi sudah bergulir sejak lama. "Tapi ujung-ujungnya pasti selesai," kata Singh menambahkan.

Itu yang terjadi dengan perjanjian batas laut bagian barat RI-Singapura, yang sudah dibahas sejak 1973. Pembahasan DCA lambat karena sudah dipolitikkan. "Tapi pasti akan ada perbaikan," kata dia. Alasannya, secara strategis Singapura menganggap Indonesia mitra penting.

Juru Bicara Kedutaan Besar Singapura di Indonesia Rajpal Singh menyatakan kesiapan Pemerintah Singapura melanjutkan pembahasan DCA. Kebuntuan pembahasan DCA dengan Indonesia disebabkan tidak ada kesepahaman terutama menyangkut perubahan substansi aturan pelaksana (Implementing Arrangement) di daerah latihan.

"Singapura siap melanjutkan bahasan paket DCA dan Perjanjian Ekstradisi yang telah disepakati jika Indonesia bersedia," kata Rajpal. Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengungkapkan, Singapura menghentikan pembahasan DCA. Otomatis, Ekstradisi yang menjadi satu paket juga belum berlaku. Ia mengaku tidak tahu alasan penghentian dua kesepakatan itu. "Tanya mereka (Singapura)," katanya. (JurnalNasional)

Tuesday, March 24, 2009

Rusia Tingkatkan Armadanya di Laut Hitam

Kapal selam kelas Lada

25 Maret 2009, Moskow -- Angkatan Laut Rusia berencana akan mengusulkan kapal-kapal kelas-Lada baru untuk peningkatan Armada Laut Hitamnya, yang perlu dilengkapi dengan delapan sampai sepuluh kapal selam dinas aktif, kata seorang pejabat senior AL Rusia.

"Kami berencana akan mengirimkan kapal-kapal selam tambahan kepada Armada Laut Hitam, termasuk kapal-kapal klas-Lada baru, namun rencana-rencana kami bisa berhadapan dengan Ukraina, yang tampaknya juga akan mengirimkan persenjataan barunya daripada memperbaiki armada yang sudah ada," kata kantor berita RIA Novosti mengutip pernyataan Oleg Burtsev, wakil laksamana dan wakil kepala staf umum AL.

Berpangkalan di Crimea, Ukraina, Armada Laut Hitam saat ini menggelar kapal selam bertenaga disel-listrik dari kelas Proyek 877 Kilo, dan juga kapal selam klas Proyek 641 Foxtrot, yang saat ini sedang menjalani overhaul jangka panjang.

Armada ini menggunakan beberapa fasilitas angkatan laut di Crimea sebagai bagian dari perjanjian 1997, berdasarkan perjanjian itu Ukraina sepakat menyewakan pangkalan-pangkalannya kepada Rusia sampai tahun 2017. Presiden Ukraina Viktor Yushchenko tahun lalu mengumumkan, bahwa negaranya tidak akan memperpanjang penyewaan pangkalannya itu.

Pelabuhan Novorossiisk akan bisa menjadi salah satu alternatif bagi penggelaran tambahan kapal-kapal selam itu, ketika peningkatan infrastrutur yang diperlukan selesai pembangunannya, kata Burtsev. Kapal selam disel-listrik klas-Lada pertama akan digelar pada tahun 2020.

Republika

Paskas Lanud Iswahyudi Gelar Latihan Penembakan

24 Maret 2004, Pacitan -- Suara tembakan bertubi-tubi semakin memekakkan telinga. Bunyi dentuman peluru disusul asap mengepul menyeruak membawa bau mesiu yang terbakar. Puluhan personel berseragam militer silih berganti mengoperasikan seperangkat senjata mesin otomatis. Seluruh moncong senjata itu mengarah ke arah laut lepas.

Begitulah suasana di lapangan tembak Gesingan, Pacitan milik TNI angkatan udara sejak dua hari terakhir. Situasi gegap gempita itu memang bukan perang sungguhan. Melainkan hanya kegiatan latihan menembak yang dilakukan Batalyon 463/Paskas Lanud Iswahjudi Madiun.

Kapten Pasukan Fajar Ardi Kriswanto, Komandan Batalyon 463 saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi, Selasa (24/3/2009) mengatakan agenda tersebut rutin dilakukan tiap enam bulan sekali. Selain untuk memberikan ketrampilan kepada anggota dalam menggunakan senjata, latihan juga dimaksudkan meningkatkan kemampuan mempertahankan pangkalan atau obyek vital lain dari serangan udara.

"Latihan yang dilaksanakan adalah penembakan senjata penangkis serangan udara Canon 20 mm triple gun dan Canon 20 mm Single Gun. Senjata ini masih cukup akurat untuk pertahanan udara dari serangan musuh," jelas dia.

Tidak tanggung-tanggung, dalam latihan selama 3 hari ini Paskas Lanud Iswahjudi menurunkan sejumlah senjata canggih. Mulai jenis Canon 20 milimeter, 30 milimeter hingga Canon Triple Gun dan milimeter Single Gun.

Selain itu khusus untuk anggota baru dikerahkan senjata kelompok kaliber 7,62 dan jenis GPMG. Latihan itu sendiri menghabiskan sedikitnya 42 ribu butir amunisi berbagai jenis.

Terkait pemilihan lokasi di wilayah Kabupaten Pacitan, Kapten Pasukan Fajar mengatakan selain lokasinya relatif dekat dengan Lanud Iswahjudi, lapangan tembak yang berada di persis di bibir Samudra Indonesia itu juga cukup aman."

"Sebelumnya kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat," pungkas Fajar. (detikSurabaya)

KRI Teluk Hading-538 Angkut Pasukan ke Pangkalan Induk Jakarta

24 Maret 2009, Jakarta -- Salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Hading-538 mengangkut pasukan kembali ke pangkalan induk di Jakarta usai melaksanakan penugasan di Jayapura dan Merauke yang tergabung dalam satuan tugas pengamanan wilayah perbatasan wilayah timur Indonesia, dan direncanakan Kamis ini tolak dari Makasar usai melaksnakan bekal ulang bahan bakar dan logistik lainnya di Pangkalan Utama Angkatan laut Makasar.

Siaran pers yang diterima Republika menyebutkan, KRI Teluk Hading -538 dengan Komandan Mayor Laut (P) Tangka Nouldy Jan telah menempuh perjalanan lintas laut selama kurang lebih satu bulan sejak tolak dari Pangkalan Jakarta melaksnakan tugas pergeseran pasukan dengan menempuh route pelayaran perairan Makasar- Perairan Ambon dan menurunkan pasukan pengamanan perbatasan di Jayapura dalam rangka pergantian personel Satgas perbatasan.

Usai melaksnakan kegiatan embarkasi dan debarkasi personel TNI yang tergabung dalam pengamanan wilayah perbatasan , selanjutnya meneruskan pelayaran menuju perairan Sorong- perairan Timika perairan Merauke –perairan Ambon dan melaksanakan perbekalan di Pangkalan Utama Angkatan Laut di Makasar.

Selama melaksanakan kegiatan lintas laut, sepajang route pelayaran yang dilalui KRI Teluk Hading-538 melaksnakan tugas asasinya sebagai salah satu unsur TNI AL yang hadir diperairan kawasan dengan melaksnakan kegiatan patrol keamanan laut. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pendeteksian dan pemeriksaan serta penindakan terhadap para pengguna jalur lalu lintas laut diantaranya terhadap kapal-kapal niaga maupun kapal-kapal ikan di kawasan sepanjang route operasi.

Kehadiran KRI Teluk Hading-538 di kawasan perairan sepanjang route kegiatan operasi, diharapkan dapat memberikan rasa aman dan dapat memberikan dampak penangkalan terhadap berbagai kemungkinan bentuk pelanggaran hukum di laut.

Kapal perang jenis kapal angkut Tank tipe Frosh (ETF) buatan Jerman tahun 1979 sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil ) Jakarta saat ini diawaki oleh 71 personel dengan Komandan KRI Mayor Laut (P) Tangka Nouldy Jan salah satu perwira lulusan Akademi Angkatan laut 1993. KRI Teluk Hading dengajn nomor lambung -538 saat ini memiliki kemampuan jelajah sampai dengan 11 knot atau 11 mil per jam. (Republika)

HUT Pasmar-1 ke-8

24 Maret 2009, Surabaya -- Sejumlah anggota Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) Marinir menembakkan meriam Howitzer sebanyak delapan kali di Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa. Penembakan meriam tersebut dalam rangka HUT Pasmar-1 ke-8. (Foto: Antara Jatim)

24 Maret 2009, Surabaya -- Peringatan HUT ke-8 Pasmar-1 dimeriahkan dengan 16 peterjun dari prajurit Intai Amfibi (Taifib-1 Mar) yang digelar di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa, (24/3/2009)

Sebelumnya, digelar senam aerobik di lapangan Yonprovos-1 Mar, jalan santai di kompleks Bhumi Marinir Karangpilang dipimpin oleh Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Komandan Pasmar-1 didampingi ibu. Sebelumnya tumpeng yang akan dipotong dibawa di atas kendaraan roket RM 40 Grad. Saat Danpasmar-1 melakukan pemotongan tumpeng dibarengi dengan tembakan empat pucuk senjata Howitzer.

Dua anggota Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) Marinir melakukan manuver tempur dengan sespan militer (kendaraan tempur roda dua dengan dudukan samping) dilengkapi senjata api laras panjang di Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (24/3). Manuver tempur tersebut dalam rangka HUT Pasmar-1 ke-8. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hp/09)

Dalam sambutannya Danpasmar-1 mengatakan, 8 tahun merupakan usia yang masih sangat muda. Meski begitu dalam usia yang masih muda bertekad akan berbuat yang terbaik bagi Korps Marinir, TNI AL, TNI, Bangsa dan Negara terutama dalam menghadapi Pemilu 2009, prajurit Pasmar-1 bertekat untuk ikut mengamankan dan mensukseskan jalannya agenda nasional tersebut.

"Atas nama seluruh prajurit Pasmar-1, kami minta maaf kepada para senior apabila saat ini masih ada oknum-oknum prajurit Pasmar-1 yang berbuat tercela atau mencederai nama baik Korps Marinir, yakinlah bahwa semua ini bukan kebijakan dan kami berupaya akan berbuat yang terbaik," lanjut Danpasmar-1.

Komandan memohon doa restunya agar Pasmar-1 mampu mengemban amanah dan berbagai tugas yang dibebankan kepada Pasmar-1 sesuai dengan harapan para senior.

Acara bertambah meriah saat lomba band antar Kolak Pasmar-1, sebagai Juara Pertama dari Menart-1 Mar (B), juara kedua Menart-1 Mar (A) dan juara ketiga dari Menkav-1 Mar, bagi para peserta jalan santai disediakan ratusan doorprize, 11 sepeda gunung dan sebagai hadiah utama dua buah sepeda motor Garuda.

Peringatan HUT Pasmar-1 ini dihadiri oleh Para mantan Komandan Pasmar-1 yaitu Mayjen TNI (Mar) Purn. Soenarko G.A, Brigjen TNI (Mar) Baharudin dan Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman.

Hadir juga Mayjen TNI (Mar) Purn. Prayitno Hadi, Brigjen TNI (Mar) Purn. IGP Sukarja, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) Triono dan para sesepuh Korps Marinir. (detikSurabaya)

Monday, March 23, 2009

Pergantian Dua Komandan KRI

24 Maret 2009, Jakarta -- Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) Jakarta Kolonel Laut (P) I.N.G. Ariawan, S.E memimpin upacara serah terima jabatan dua Komandan KRI di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), bertempat di geladak KRI Tanjung Kambani yang sedang sandar di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Sabtu (21/3).

Dua Jabatan Komandan yang diserahterimakan tersebut yakni Komandan KRI Tanjung Kambani-971, dari Letkol Laut (P) OC. Budi Susanto kepada Letkol Laut (P) Bambang Irawan dan Komandan KRI Teluk Kau-504 dari Mayor Laut (P) Ketut Budiantara kepada Mayor Laut (P) Heri Prihartanto.

Dansatlinlamil Jakarta Kolonel laut (P) I.N.G Ariawan dalam amanatnya antara lain mengatakan bahwa jabatan Komandan KRI merupakan jabatan yang sangat strategis yang memiliki kewenangan dan power yang sangat luas. “Oleh karena itu berbanggalah kepada para perwira yang dipercaya oleh TNI AL dan Negara untuk menjadi Komandan KRI’ katanya.

Lebih lanjut Dansatlinlamil Jakarta mengatakan, prajurit yang berdinas di KRI mempunyai tugas dan tanggung jawab merawat dan memelihara seluruh elemen yang ada di kapal, sehingga kapal selalu berada pada kondisi yang siap untuk melaksanakan tugas-tugas yang diemban. “Khusus bagi seorang komandan harus mengetahui, menguasai dan memahami kondisi peralatan dan anak buah dengan segala permasalahannya. Hendaknya seorang komandan dapat dijadikan sebagai guru, bapak sekaligus sebagai atasan bagi seluruh anak buahnya” lanjutnya.

Letkol Laut (P) Bambang Irawan sebelum menjabat Komandan KRI Tanjung Kambani berdinas di Srena Mabesal, sementara Mayor Laut (P) Heri Prihartanto sebelumnya berdinas di Srena Kolinlamil.

Hadir pada upacara sertijab tersebut seluruh komandan KRI yang sedang berada di pangkalan Tanjung Priok Jakarta. (TNI AL)


Prajurit Lanud Sultan Hasanuddin Berhasil Dengan Selamat

24 Maret 2009, Makassar -- Setelah menelusuri perjalanan yang penuh rintangan baik turunan maupun tanjakan di sekitar daerah perbukitan Bili – Bili, Prajurit Lanud Sultan Hasanuddin digempur dengan serangan musuh yang menggunakan TNT maupun rentetan peluru senapan. Penyelamatan diri dilakukan dengan tiarap dan bersembunyi di antara rerumputan dan pepohonan. Selang beberapa saat kemudian datang bantuan pesawat helikopter yang senantiasa standby di Lanud Sultan Hasanuddin dengan menerjukan Pasukan Khas TNI AU bersenjata lengkap untuk membantu Prajurit yang mengalami insiden pada saat penungasan. Demikian skenario awal latihan survival dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 yang disaksikan langsung oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arief Mustofa yang bertindak selaku Direktur Latihan.

Selanjutnya, para peserta Survival dihadapkan dan dilatih untuk penyelamatan diri di laut, Waduk Bili – Bili merupakan medan yang digunakan untuk latihan ini. Dengan menggunakan alat bantu seadanya, berupa perahu karet dan jaket pelampung. Selain itu, dilatihkan pula penyelamatan diri ketika di tengah – tengah laut terjadi serangan musuh dari udara yang ditandai dengan pesawat Sukhoi yang melaksanakan penerbangan sebanyak 3 shortly, maka dengan sigap peserta harus membalikkan perahu karet serta menjauh dan menyelam. Dan penyelamatan diri dengan menggunakan bantuan helikopter yang terbang rendah mendekati prajurit yang terapung di tengah – tengah laut.

Menjelang malam hari, prajurit melaksanakan kompas malam di daerah Takalar serta bermalam disana dengan mendirikan para – para sebagai tempat istirahat. Pada saat di AWR (Air Weapon Range) Takalar para peserta Survival membaur bersama sambil beramah tamah dengan Penduduk setempat, menonton film yang diputar dengan menggunakan layar lebar yang disiapkan team komando latihan. Dan pagi hari berikutnya, kembali ledakan TNT dan rentetan peluru senapan membangunkan para peserta survival dan menandai akhir latihan dan seluruh peserta berhasil dengan selamat. Dua daerah tersebut yaitu dearah Bili – Bili dan AWR Takalar merupakan asset TNI AU yang berada dibawah binaan Lanud Sultan Hasanuddin dan merupakan lahan yang strategis sebagai daerah latihan yang sangat dibutuhkan.

Pada pukul 08.00 Wita (20/3) Latihan Survival Dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 ditutup dengan upacara militer. Komandan Lanud Sultan Hasanuddin pada sambutan tertulis yang dibacakan Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin selaku Inspektur Upacara mengatakan bahwa “Latihan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan serta kesiapan awak pesawat Lanud Sultan Hasanuddin, dalam mempertahankan hidup dan dasar dasar penyelamatan diri dalam segala kondisi dan situasi darurat”. Lebih lanjut, dikatakan sebagai sarana untuk melatih dan memupuk kerjasama, dan beliau memberikan apresiasi yang positif terhadap hasil yang dicapai dari latihan tersebut.. Hadir pada kesempatan tersebut, Kadislog Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Tek Anwar Kasim, Danskadron Teknik 044, Danyon Paskhas 466 serta undangan baik dari kalangan TNI maupun Pejabat Sipil yang berada di Kabupaten Takalar. (TNI AU)

Sukhoi Akan Terbang Solo Aerobatik

24 Maret 2009, Jakarta -- Satu unit pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU) akan melakukan terbang solo aerobatik pada peringatan HUT ke-63 TNI AU pada 15 April 2009.

"Karena pada hari jadi TNI AU pada 9 April bertepatan dengan Pemilu Legislatif, maka diundur pada 15 April dan pada saat peringatan kita akan tampilkan solo aerobatik Sukhoi yang baru," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama FH Bambang Soelistyo, di Jakarta, Senin (23/3).

Dijelaskannya, pada peringatan HUT ke-63 TNI AU akan dihadirkan dua dari tiga pesawat jet tempur Sukhoi baru yang tiba pada akhir 2008 dan awal 2009.

Satu unit akan melakukan solo aerobatik dan satu unit akan berada di "static line" sebagai bagian dari "static show". "Keduanya akan diterbangkan langsung dari Makassar, sehari sebelum peringatan dilaksanakan," tutur Bambang.

Pada akhir 2008 dan awal 2009, TNI AU mendapat tiga unit Sukhoi SU-30MK2, melengkapi empat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya pada 2003.

Pada pertengahan 2009 hingga 2010, TNI AU akan mendapat tiga Sukhoi SU-27SKM, sehingga secara keseluruhan TNI AU memiliki sepuluh unit pesawat jet tempur yang terkenal pula dengan sebutan Flanker.

Sukhoi merupakan jet tempurt Rusia yang terkenal dengan manuver patukan kobra yang hingga kini belum tertandingi pesawat tempur Barat.

Pada HUT ke-59 TNI AU tahun 2005 empat Sukhoi sebelumnya juga pernah menampilkan berbagai atraksi aerobatik. (JurnalNasional)