Kapal selam kelas Chang Bogo buatan Korea Selatan, kemampuannya hampir sebanding dengan kapal selam milik TNI AL saat ini. Apakah kapal selam jenis ini yang dimaksud kapal selam 'ecek-ecek'?. (Foto: wikipedia)
10 Agustus 2009, Jakarta -- Dengan suara lantang di hadapan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan para purnawirawan, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, "daripada dapat kapal selam `ecek-ecek`, lebih baik uangnya untuk beli beras,".
Masih dengan nada suara yang sama, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu menambahkan, "masih banyak rakyat yang butuh makan, jadi lebih baik uangnya untuk beli beras daripada beli kapal selama yang seadanya,".
Pria yang dilantik sebagai orang nomor satu di matra laut pada 1 Juli 2008 itu mengatakan, Indonesia harus memiliki kapal selam yang spesifikasi teknik dan operasionalnya minimal sama dengan kapal selam negara tetangga.
Jadi, kata dia, Indonesia tidak dipandang remeh oleh negara lain. "Kapal selam itu tidak semata untuk bertempur, tetapi juga harus bisa memberikan efek daya tangkal," ujar lulusan Akademi Angkatan Laut 1975 itu.
Tedjo Edhy Purdijatno yang 14 tahun menghabiskan karir militernya di satuan udara TNI Angkatan Laut itu mengatakan, pihaknya tidak hirau darimana kapal selam itu akan diadakan Departemen Pertahanan, apakah Jerman, Rusia, Korea Selatan, atau Perancis.
"Yang jelas, kapal selam TNI Angkatan Laut ke depan dapat menyamai atau bahkan mengimbangi kapal selam negara lain," katanya menegaskan.
Dengan mantap dan yakin, Tedjo pun meminta agar dua kapal selam baru yang diidamkan dapat segera diadakan oleh pemerintah pada 2011.
"Tapi ya itu, kapal selamnya kalau hanya `ecek-ecek` karena anggaran terbatas, ya lebih baik anggaranya untuk beli beras, masih banyak rakyat yang butuh pangan," ucap Kasal.
Dua Kapal Selam Perkuat Indonesia Pada 2011
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, dua kapal selam baru yang akan memperkuat TNI Angkatan Laut paling lambat akan datang pada 2011.
"Namun, dengan tetap menyesuaikan anggaran negara yang tersedia. Kita harus menimbang-nimbang antara kebutuhan kesra, ekonomi dengan polhukam. Karena itu, mudah-mudahan kapal selam bisa datang 2011 dan sedang diupayakan," katanya menjawab ANTARA News di Jakarta, Senin.
Ditemui usai peluncuran buku "50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana" ia mengatakan, pihaknya masih terus menggodok pengadaan dua kapal selam bagi TNI Angkatan Laut termasuk kemungkinan perumusan kontrak pembelian pada Agustus 2009.
"Jika ketersediaan anggaran dimungkinkan ya segera kita proses dan adakan. Karena bagaimana pun prioritas utama pemerintah kan masih kesra dan pemulihan ekonomi," kata Juwono.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, dari empat negara yang mengajukan proposal pengadaan kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut, kini tinggal dua negara.
"Dua negara itu adalah Korea Selatan dan Rusia. Ini yang sedang digodok segala kemungkinannya oleh Departemen Pertahanan untuk kemudian ditentukan negara mana yang akan dipilih," katanya.
Indonesia sebelumnya telah membuka tender bagi pengadaan dua kapal selam baru untuk Kredit Ekspor 2004-2009.
Untuk pengadaan kapal selam TNI AL ada beberapa negara yang menjadi pilihan seperti Jerman (U-209), Korea Selatan (Changbogo), Rusia (Kelas Kilo), dan Perancis (Scorpen).
"Syarat utama yang kita minta dari masing-masing negara adalah adanya transfer teknologi. Jika tidak ada alih teknologi, maka kita drop. Sekarang dari empat tinggal dua negara," ujar Kasal.
ANTARA News
No comments:
Post a Comment