Tuesday, November 30, 2010

Pemerintah Belum Putuskan Tiga Opsi Pesawat F-16

F-16 Fighting Falcon USAF. (Foto: U.S. Air Force/Tech. Sgt. Caycee Cook)

01 Desember 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan hingga kini belum menentukan opsi mana yang akan diambil untuk menyikapi tawaran pesawat jet tempur F16 dari Amerika Serikat. Ada dua opsi yang sedang dikaji oleh pemerintah.

Pertama, hibah 24 unit pesawat F16. Dari 24 unit pesawat yang ditawarkan Amerika, sisa jam terbang rata-rata masih di atas 10 ribu jam. "Beberapa unit ada yang masih memiliki 12-13 ribu jam terbang," kata Direktur Jenderal Rencana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda TNI BS Silaen dalam jumpa pers, Rabu (1/12).

Dengan asumsi penggunaan satu pesawat per tahun sebanyak 800-900 jam, lanjutnya, maka 24 unit pesawat bekas yang dihibahkan diperkirakan bisa digunakan hingga 10-15 tahun ke depan.

Opsi kedua, pemerintah akan membeli F16 baru sebanyak 6 unit. Karena beli baru, maka keenam pesawat tersebut bisa langsung digunakan untuk mengawasi pertahanan negara.

Ketiga, kata Silaen, pemerintah akan mengalihkan anggaran pembelian 6 unit F16 baru untuk meningkatkan kemampuan (upgrade) 24 unit pesawat hibah ditambah 10 unit pesawat F16 milik Indonesia yang ada di Madiun, Jawa Timur.

Dilihat dari segi kualitas, 10 unit pesawat F16 milik TNI dan 24 unit pesawat bekas dari Amerika masih sama-sama memiliki tingkat (grade) di angka 15. Setelah diperbaiki, Silaen menambahkan, tingkat kualitas 34 pesawat itu akan menjadi grade 32. "Dananya masih di bawah harga 6 unit F16 yang baru," ujarnya.

Dari tiga opsi yang tersedia, pemerintah masih menimbang-nimbang, opsi mana yang terbaik untuk dipilih oleh Menteri Pertahanan. "Apakah beli yang baru atau yang upgrade, belum kita putuskan. Masih kita kaji dulu," kata Silaen.

TEMPO Interaktif

AB Azerbaijan Beli Ranpur Jenis MRAP dari Afsel

MRAP Matador saat diperkenalkan di Azerbaijan. (Foto: Paramount group)

01 December 2010 -- Sedikitnya 20 kendaraan tempur jenis Mine Resistant Ambush Protected (MRAP) diproduksi bersama Azerbaijan dan Paramount Group akan diserahkan ke Angkatan Bersenjata Azerbaijan, menurut sumber di kementrian pertahanan Azerbaijan dikutip Azeri-Press Agency (APA).

Berdasarkan perjanjian Paramount Group dan Kemhan Azerbaijan, 25 kendaraan tempur Matador dan 25 Marauder direncanakan diproduksi dan dikirimkan ke pembeli pada fase pertama.

Kendaraan MRAP dirancang melindungi pasukan dari ledakan bom dengan menyebarkan kekuatan ledakan dibawah kendaraan ke segala arah. Kendaraan ini digunakan oleh tentara Amerika Serikat dan NATO di Irak dan Afghanistan, untuk mengurangi korban ledakan bom rakitan berdaya ledak tinggi.

Paramount Group didirikan 1994, sebuah perusahaan pertahanan dan keamanan Afrika Selatan, memproduksi MRAP Matador dan Marauder, kendaraan untuk kepolisian Maverick, upgrade jet tempur Mirage F-1 menjadi Super Mirage F-1 AZ serta perawatan kapal perang.

Ranpur Mbombe produk terbaru Paramount, diperkenalkan pada publik awal Oktober 2010. Mbombe dirancang mampu menahan daya ledak 50 kg pada jarak 5 meter dan juga daya ledak 10 kg di ban atau dibawah kendaraan tanpa kerusakan.

MRAP Matador



(Foto: Paramount group)

MRAP Marauder



(Foto: Paramount Group)

APA/Berita HanKam

ADMM Berupaya Perkuat Kerja Sama Pertahanan


01 Desember 2010, Jakarta -- Apa sebenarnya yang ingin dicapai dalam pertemuan para menteri pertahanan se-Asia Tenggara? Bukankah organisasi ASEAN sudah cukup bisa mewadahinya? Apakah sertamerta pertemuan itu mencetuskan satu konsep tentang kerja sama keamanan lintas negara? Atau ada sesuatu yang lain yang ingin digagas dalam pertemuan ini?

Beberapa pertanyaan itu mengetuk-ngetuk pikiran saat Kementerian Pertahanan mengundang pakar pertahanan dari berbagai institusi untuk mempersiapkan diri menghadapi ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) kelima pada Mei 2011 mendatang. Pertemuan yang berlangsung baru-baru ini pun membuka banyak pekerjaan rumah tangga di bidang pertahanan yang harus diselesaikan anggota ASEAN.

Pekerjaan rumah yang berat tersebut diungkap Profesor Riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bakti. Dengan terperinci dia mengatakan bahwa konsep ASEAN-lah yang harus dikaji ulang. “Kedekatan multilateral jarang digunakan ASEAN dalam menyelesaikan konflik internal. ASEAN juga enggan menggunakan perjanjian persahabatan dan kerja sama (treaty of amity and cooperation/ TAC) dalam menyelesaikan pihak yang berkonflik,” kata Ikrar mempreteli permasalahan konsep ASEAN.

Secara mudahnya, ASEAN juga tak mengirimkan pasukan perdamaian saat Timor Timur dalam keadaan genting pascareferendum. Negaranegara ASEAN juga tak sepenuhnya membantu operasi kemanusiaan pascatsunami di Aceh. Kondisi ini sangat berbeda dengan organisasi lain seperti PBB yang keanggotaannya sangat terikat.

Momentum

Ikrar melihat pembentukan ADMM justru bisa menjadi momentum memperbaiki keorganisasian ASEAN. Setidaknya secara bertahap mulai dari bidang pertahanan. Berdasarkan urutan sejarahnya, cikal bakal ADMM terjadi pada pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN ke-38 di Vientiane, Laos, Juli 2005. Pertemuan perdana ADMM baru dilakukan di Kuala Lumpur pada Mei 2006. Di sana disepakati ADMM akan menjadi pertemuan tertinggi ASEAN di bidang pertahanan.

Pertemuan ADMM semakin intensif pada Maret 2007 di Bali yang digagas Indonesia. Pertemuan ini berhasil meyakinkan para menteri pertahanan ASEAN bahwa ADMM ternyata mampu memberikan kontribusi dalam mengatasi isu keamanan transnasional. Di pertemuan ADMM kelima Mei 2011 mendatang, Indonesia diberi kepercayaan untuk memperkokoh konsep pertahanan transnasional.

Akankah pertemuan ini bisa menjadi bagian dari mekanisme kerja sama regional yang bersifat multilateral seperti yang diinginkan Ikrar? Lebih jauh, jika pertemuan ini efektif, ADMM justru bisa meningkatkan martabat pertemuan ASEAN yang sekadar sebagai perekat, menjadi sebuah organisasi yang memayungi negara-negara di Asia Tenggara.

Harapan ini pula yang diinginkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Koran Jakarta

Presiden Minta KPK Pantau Proyek di TNI


30 November 2010, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memantau pelaksanaan proyek pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia, kata Wakil Ketua KPK, M. Jasin.

"Pengadaan barang dan jasa di seluruh sektor kita pantau pakai pendekatan pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Jadi jangan sampai pilih-pilih, keseluruhan sektor. Meskipun itu adalah pengadaan yang dilakukan oleh TNI, presiden menyampaikan seperti itu," kata Jasin setelah bertemu Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Jasin mengatakan, KPK belum memulai memantau pelaksanaan proyek pengadaan barang dan jasa oleh TNI. Namun, dia memastikan, KPK akan memperluas jaringan kerja sama dengan semua instansi pemerintah untuk menyelamatkan keuangan negara yang digunakan dalam setiap proyek.

Menurut Jasin, setiap instansi pemerintah sebaiknya mulai menggunakan sistem pengadaan barang dan jasa secara online (dalam jaringan-red). Sistem ini mengurangi kemungkinan pertemuan antara aparat pemerintah dan penyedia barang dan jasa, sehingga kemungkinan suap dan penyimpangan juga berkurang.

"Hubungan antara penyedia dan panitia sangat terbatas, bahakan tak ada. Dan semua masyarakat juga bisa memantau," kata Jasin.

Pada kesempatan itu, Jasin menyatakan, rata-rata potensi penyimpangan anggaran pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintah mencapai sekitar 40 persen.

Jasin mencontohkan, jumlah anggaran pengadaan di instansi tertentu bisa mencapai ratusan triliun rupiah.

Menurut dia, negara akan dirugikan dalam jumlah yang besar jika anggaran itu disimpangkan hingga mencapai 40 persen.

KPK paling banyak menangani kasus penyimpangan anggaran pengadaan barang dan jasa. Sebanyak 80 persen dari total kasus yang ditangani oleh KPK pada 2006 adalah kasus dugaan korupsi anggaran pengadaan barang dan jasa.

Jumlah itu semakin berkurang pada 2007 dan 2008. Namun, kata Jasin, jumlahnya masih sekitar 50 persen dari total kasus yang ditangani oleh KPK.

"Timbul suap menyuap juga dari peristiwa pengadaan barang dan jasa yang menyimpang," kaya Jasin tanpa merinci jumlah kasus yang kini sedang ditangani oleh KPK.

Dia hanya menjelaskan, KPK saat ini sedang menangani sejumlah kasus dugaan penyimpangan anggaran pengadaan barang dan jasa di sejumlah instansi, antara lain Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan.

Menurut Jasin, setiap instansi pemerintah di daerah dan pusat harus bersungguh-sungguh untuk menghilangkan praktik menyimpang dalam mengelola keuangan negara.

Dua juga mendorong instansi pemerintah untuk melakukan penghematan.

"Jadi bisa untuk kesejahteraan rakyat," katanya.

ANTARA News

PBB Puji Profesionalitas TNI

(Foto: AP)

30 November 2010, Jakarta -- -Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menilai profesionalitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam misi pasukan PBB pada setiap penugasannya selalu mendapatkan apresiasi yang positif oleh negara-negara di dunia.

“Penugasan tersebut tidak hanya saat ini, di mana pasukan PBB Indonesia berada di Libanon atau pun Kongo, namun juga pada saat TNI bertugas di Kamboja pada 1992 hingga 1993,” kata Asisten Sekjen PBB untuk Departemen Dukungan Lapangan (Assistant Secretary United Nation For Department of Field Support), Anthony Bandburry, kepada Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI, Sjafrie Sjamsoeddin, saat melaksanakan kunjungan kerjanya (Courtesy Call) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (30/11).

Menurut Anthony, mengingat kemampuan dan profesionalitas TNI itulah, diharapkan Indonesia terus ikut berperan aktif mengirimkan pasukan perdamaiannya, dalam menjaga perdamaian wilayah negara-negara konflik yang membutuhkan kehadiran pasukan PBB.

Anthony mengatakan ruang lingkup kerja pasukan PBB saat ini telah mengalami banyak perubahan terkait dengan kondisi sosial masyarakat suatu negara yang berkonflik. Dan pendekatan secara tradisional pasukan PBB dengan memobilisasi pasukan tempur dalam jumlah besar ataupun penggunaan kekuatan senjata, dianggap sudah tidak lagi dapat mengatasi permasalahan. “Strategi yang digunakan oleh Pasukan Garuda dalam setiap penugasannya, dengan pendekatan sosial dianggap mampu mengetahui kondisi psikologis masyarakat yang sedang dilanda konflik dan dapat memberikan angin perdamaian bagi masyarakat,” ujarnya.

Ke depan, menurut Anthony, pasukan perdamaian diharapkan akan lebih banyak yang berasal dari kalangan teknisi atau pun kesehatan yang lebih terorganisir, mengingat ruang lingkup area yang sangat luas, yang menjadi tanggung jawab PBB.

Hal senada juga disampaikan Wamenhan, perlunya pembekalan kemampuan kepada Pasukan TNI yang akan bertugas sebagai Pasukan PBB, baik mengenai lingkungan geografis maupun kondisi sosial masyarakat negara setempat, sehingga penyesuaian pasukan akan lebih cepat dan mampu menyusun program yang tepat sesuai tugas mereka.

Pada kesempatan tersebut Wamenhan menyampaikan pembangunan Indonesia Peace Keeping Center, yang merupakan pusat pelatihan pasukan PBB sebagai komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendorong perdamaian dunia. Di tempat tersebut nantinya diharapkan tidak hanya menjadi tempat pelatihan bagi Pasukan PBB yang berasal dari Indonesia, namun juga kepada Pasukan PBB asing yang akan berlatih bersama, tambah Wamenhan.

Kedua belah pihak baik Pemerintah Indonesia maupun PBB sepakat akan saling mendukung dalam pelaksanaan kelancaran tugas pasukan PBB Indonesia. PBB sendiri sangat mengapresiasi dan mendukung pembangunan Indonesia Peace Keeping Center, dan akan menyampaikannya sebagai bahan dalam sidang PBB di New York.

Republika

Penerbang TNI AU-Singapura Tempur di Udara

F-16A/B TNI AU. RSAF mengoperasikan versi F-16C/D, sedangkan 7 F-16A/B dihibahkan ke RTAF. (Foto: Dispenau)

30 November 2010, Jakarta -- Pertempuran udara (Dog Fight) antara penerbang-penerbang tempur TNI AU dan RSAF baik satu lawan satu maupun satu lawan dua akan terjadi di wilayah udara Rembiga NTB.

Pertempuran tersebut dilakukan dalam Latihan bersama (Latma) dengan sandi ”Elang Indopura 16/10” antara TNI AU dengan Republic of Singapore Air Force (RSAF) di Lanud Ngurah Rai Bali, selama dua minggu.

Dalam Air Manuver Exercise (AMX) TNI AU mengerahkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, sedangkan RSAF mengerahkan pesawat jenis F-16 Fighting Falcon Blok D yang berpangkalan di Tindal Air Force Base (AFB) Australia dan F-5 Tiger.

Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para penerbang tempur dalam melaksanakan operasi udara bersama dan kerjasama kedua negara khususnya kedua Angkatan Udara.

Sebelum pelaksanaan AMX dilakukan penerbangan Observasi pengenalan wilayah latihan dengan Route Ngurah Rai-Rembiga.

Selain F-16 TNI AU dan F-16 serta F-5 RSAF, kedua Angkatan Udara juga menyiapkan pesawat lainnya diantaranya, TNI AU juga menyiapkan pesawat F-5 Tiger II dan SU-30 MK sebagai pesawat escort dan RSAF menyiapkan F-15 SG, serta didukung pesawat angkut C-130 Hercules dan pesawat helikopter SAR SA-330 Puma.

Sebelum pelaksanaan AMX, telah dilaksanakan pula kegiatan Command Post Exercise (CPX) selama empat hari (19-22/10) di Payalebar Air Force Base Singapura.
Prajurit TNI AD – Singapura Latihan Bersama di Cipatat

(Foto: Mindef)

Brigif 13 (kombinasi) dan perkuatannya melakukan operasi serangan dengan taktik penerobosan infanteri diperkuat satuan anoa (kompi mekanis) dan mendapat perlawanan secara maksimal dari kelompok insujensi bersenjata yang bertahan.

Demikian skenario latihan bersama TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Singapura atau SAFKAR INDOPURA ke 22 yang digelar di daerah latihan Cipatat dan Rajamandala, Bandung, Selasa (30/11).

Akhirnya, pasukan Brigif 13 (kombinas) dapat menghancurkan seluruh kekuatan kelompok Insurjensi bersenjata yang bertahan, sehingga sisa-sisa kekuatan kelompok insurjensi bersenjata yang masih hidup sebagian besar dapat ditawan dan sebagian kecil lainnya yang melarikan diri ke arah kedudukan pasukan penutup sehingga dapat ditangkap/dilumpuhkan. Secara taktis kekuatan sisa-sisa kelompok insurjensi bersenjata telah dilumpuhkan serta tidak memiliki lagi kekuatan untuk melakukan perlawanan bersenjata.

Kepala Staf Angkatan Darat ( Kasad ) Jenderal TNI George Toisutta yang didampimgi Kepala Staf Angkatan Darat Singapura Mayor Jenderal Chan Chun Sing, seusai menyaksikan langsung puncak latihan ini mengatakan, tujuan latihan bersama SAFKAR INDOPURA ini selain meningkatkan koordinasi dan kerjasama persahabatan yang lebih erat tentara kedua negara, juga untuk membangun hubungan yang baik.

”Ini latihan yang baru pertama latihan operasi lawan insurjensi yang selama ini lawan insurjensi di indonenasi merupakan tugas khusus atau dikatakan operasi khusus, tapi untuk sekarang operasi insurjensi ini bersifat umum karena selama pengalaman operasi keamanan dalam negeri lawan insurjensi ini kita gunakan sehingga ini perpaduan insurjen pada saat di pemukiman dari Angkatan Darat Singapura yaitu pertempuran kota, kalau di kita ada pertempuran jarak dekat ”, tambah Kasad.

Menurut Kasad , latihan bersama SAFKAR INDOPURA ke 22 ini merupakan salah satu metode latihan untuk meningkatkan kemampuan dan kerjasama di bidang militer yang mana kegua belah pihak sebagai unsur atau bagian dari program pertahanan kedua negara.

Pada latihan bersama ini, melibatkan 600 personil, masing 300 personil dari TNI Angkatan Darat dari Batalyon 303 dan Batalyon 321 Kostrad, dan 300 personil dari Angkatan Darat Singupara. Latihan bersama ini berlangsung sejak 21 Nopember hingga 30 Nopember 2010.


Dispenau/Dispenad/POS KOTA

Enam Tornado Skuadron 51 Immelmann AU Jerman Tiba dari Misi ISAF

30 November 2010 -- Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg (ke-3 dari kanan), KASAU Jerman Aarne Kreuzinger-Janik (ke-2 dari kanan), komandan skuadron 51 'Immelmann' Kars Stoye serta anggota skuadron (kiri) saat upacara penyambutan kedatangan jet tempur Tornado skuadron 51 'Immelmann' di pangkalan udara Jagel, Selasa (30/11). (Foto: Reuters)

Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg (ke-3 dari kanan) berbicara dengan awak jet tempur Tornado. (Foto: Reuters)



Enam jet tempur Tornado AU Jerman dari skuadron 51 'Immelmann' yang dilengkapi perangkat reconnaissance tiba di pangkalan udara Schleswig di Jagel dekat perbatasan Jerman-Denmark, Senin (30/11). Setelah menyelesaikan misi ISAF di Afghanistan. (Foto: Reuters)

Berita HanKam

F/A-18 Super Hornet AL AS Beraksi di Udara Korea


30 November 2010 -- Jet-jet tempur AL AS F/A-18F Super Hornet dikelilingi kabut tebal diatas dek kapal induk nuklir USS George Washington saat latihan bersama dengan Korea Selatan di perairan Laut Barat Korsel, Selasa (30/11). (Foto: AP)




Sebuah jet tempur AL AS AS F/A-18F Super Hornet mendarat di dek kapal induk nuklir USS George Washington saat latma dengan Korsel, Selasa (30/11). (Foto: AP)

Berita HanKam

Rafale Nyemplung Ke Laut Arab

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyaksikan jet tempur Rafale mendarat di dek kapal induk Charles-de-Gaulle di perairan Mediterania pada 10 Juni 2010. Perancis telah kehilangan beberapa Rafale dalam sejumlah insiden mematikan pada tahun ini. Rafale telah ditawarkan kesejumlah negara tetapi belum satupun tertarik mengakuisisi. Perancis mengharapkan Brasilia negara pertama membeli Rafale. (Foto: Getty Images)

30 November 2010 -- Jet tempur Rafale F3 jatuh ke laut saat melakukan misi di Afghanistan, diumumkan Kementrian Perancis, Senin (29/11).

Pesawat berpangkalan di atas kapal induk Charles de Gaulle jatuh sekitar 100 mil dari pantai Pakistan.

Pilot berhasil eject dari pesawat dan selamat tanpa cedera. Pihak berwenang Perancis sedang melakukan investigasi pada insiden ini.

Perancis menempatkan kapal induk Charles de Gaulle di Laut Arab untuk mendukung operasi militer NATO di Afghanistan. AB Perancis menempatkan sekitar 3850 prajurit dalam misi di dan sekitar Afghanistan.

AP/Berita HanKam

Indonesia Masuk 20 Negara Terbanyak Kirim Pasukan ke PBB

Panser Anoa digunakan TNI di Libanon. (Foto: Getty Images)

30 November 2010, Jakarta - Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya Edy Harjoko menerima kunjungan kehormatan Anthony Banbury, Assistant Secretary General For Departement of Field Support (ASG for DFS) of United Nations atau Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Departemen Dukungan Lapangan. Kehadiran Banbury didampingi oleh Letkol Chb Iroth Sonny Edhie, Asisten Penasehat Militer RI di New York, Amerika Serikat.

Dalam siaran pers yang diterima Selasa (30/11), kunjungan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari negara-negara utama penyumbang misi perdamaian PBB terhadap format dan konsep strategi dalam memberikan dukungan logistik lapangan secara global guna mendukung operasi misi perdamaian PBB di seluruh dunia.

Indonesia agaknya patut berbangga, karena tidak semua negara mendapatkan kunjungan kehormatan ini. Indonesia dipilih menjadi salah satu negara yang dikunjungi 'ASG for DFS' karena dinilai memiliki peran signifikan dan prestasi di dalam mendukung operasi perdamaian PBB.

Hingga saat ini, Indonesia tercatat sebagai satu dari 20 negara terbanyak yang menyumbangkan pasukan dalam operasi misi perdamaian PBB dengan jumlah sebanyak 1.785 personel. Indonesia juga dinilai sebagai pasukan perdamaian yang memiliki profesionalitas yang tinggi serta dekat di hati masyarakat setempat.

Menanggapi kunjungan tersebut, Kasum TNI menyambut baik dan berterimakasih atas dukungan 'ASG for DFS' terhadap TNI, khususnya terkait misi pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera PBB. Kasum TNI juga berharap agar 'ASG for DFS' dapat terus meningkatkan dukungan logistik dan reimbursement bagi pasukan TNI yang terlibat dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.

TEMPO Interaktif

Singapore and Indonesia conduct Bilateral Army Exercise

Chief of Army MG Chan Chun Sing and Chief of Staff of TNI-AD GEN George Toisutta inspecting the troops at the closing ceremony of the 22nd Exercise Safkar Indopura.

30 November 2010 -- The Singapore and Indonesian armies have successfully conducted the annual bilateral army exercise, code-named Safkar Indopura, from 21 November to 30 November 2010. Chief of Army Major-General (MG) Chan Chun Sing and Chief of Staff of the Indonesian Army (TNI-AD) General (GEN) George Toisutta co-officiated at the closing ceremony of the exercise at Cipatat, Bandung, this morning. This year's Exercise Safkar Indopura, the 22nd in the series, is a combined brigade field exercise.

About 300 personnel from Headquarters 3rd Singapore Infantry Brigade and 2nd Battalion Singapore Infantry Regiment joined about 400 personnel from the 13th Infantry Brigade, 303rd and 321st Infantry Battalions of TNI-AD's Strategic Reserve Command (KOSTRAD) to participate in this year's exercise. The exercise, which involved both conventional and urban operations training, enhanced the interoperability between the two armies. Both armies will be carrying out socio-civic activities following the end of the exercise.

The successful conduct of the 22nd Exercise Safkar Indopura underscores the excellent defence relations between the Singapore and Indonesian armies. Besides the bilateral exercises, both armies also engage in other professional exchanges and interactions which have enhanced the close ties and mutual understanding between them.






(Photo: detikFoto/M. Rizal)

Mindef

Sekjen Kemhan Tinjau Prototype Kendaraan Taktis Produksi Dalam Negeri

Rantis produksi PT PINDAD. (Foto: Berita HanKam)

30 November 2010, Jakarta -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto S.Ip, M.A, melakukan inspeksi tiga buah prototype Kendaraan Taktis (Rantis) 3/4 ton 4 x 4 produksi industri pertahanan dalam negeri, Senin (29/11) di lapangan apel Setjen Kemhan, Jakarta.

Dari ketiga buah Rantis tersebut salah satunya adalah produksi dari PT. Pindad (Persero). Sedangkan dua buah Rantis lainnya adalah produksi perusahaan swasta nasional yaitu PT. Pasific Technology Indoraya IAD dan PT. Starion.

Ketiga buah prototype Rantis rencananya akan dilakukan pengujian pada tanggal 29 November sampai dengan 4 Desember 2010 yang akan dilakukan di Laboratorium Hubdar, B2TKS dan Dislitbangad Batujajar. Kegiatan pengujiannya meliputi pengujian statis, dinamis, manuver dan uji fatigue.

Saat melakukan inspeksi, Sekjen Kemhan didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Gunadi, M.D.A, Dirjen Pothan Kemhan Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji D.E.A, Kabalitbang Kemhan DR. Ir. Pos M. Hutabarat, MA dan Dirjen Ranahan Kemhan Laksda TNI Susilo serta sejumlah pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemhan. Hadir pula Dirut PT. Pindad Adik A. Soedarsono.
Rantis 3/4 Ton Pindad

Rantis 3/4 Ton Pindad dirancang dengan menggunakan basis kendaraan yang memiliki tenaga 156 PS dan torsi 38.7 kg.m yang cukup besar dan memiliki kemampuan 4WD sehingga mampu mengatasi segala jenis medan, kecuali medan terputus (sungai, rawa dan laut).

Kendaraan militer ini dirancang sesuai kebutuhan serta kegiatan taktis lapangan. Rantis tersebut mampu mengangkut personel sebanyak 10 orang karena memiliki double cabin untuk empat personel termasuk pengemudi dan bak belakang yang mampu dinaiki enam personel dengan perlengkapan perorangan.

Rantis Ÿ Ton Pindad tersebut juga dapat dikembangkan sebagai kendaraan ambulance, kendaraan unit komunikasi dan kendaraan yang dipersenjatai SLT/SMB/Rudal

DMC

Surface Search Kegiatan Rutin Maritime Task Force (MTF)


28 Nopember 2010, Beirut -- Surface Search (SSC) merupakan salah satu kegiatan rutin Maritime Task Force (MTF) untuk membangun Recognized Maritime Picture (RMP) di Area Maritime Operation (AMO) dalam melaksanakan Operasi MIO.

Seperti diketahui salah satu pilar utama dalam melaksanakan tugas MTF/UNIFIL di AMO sesuai mandat yang tertuang dalam United Nations Resolution Council 1701 dan 1884 adalah melaksanakan Operasi Maritime Interdiction Operation (MIO). Salah satu aset yang sangat membantu tugas unsur-unsur MTF yang sedang melaksanakan patroli di AMO adalah helikopter.

Dalam penugasan MTF/UNIFIL, KRI Frans Kaisiepo-368 yang saat ini bertindak sebagai koordinator unsur-unsur MTF yang sedang beroperasi di AMO (MIO Commander) dilengkapi dengan helikopter BO-105. Keberadaan helicopter BO-105 dengan call sign Garuda tidak hanya berfungsi untuk mendukung tugas KRI Frans Kaisiepo-368 secara individu, namun sangat penting bagi MTF/UNIFIL mengingat helikopter ini dapat memperluas jangkauan pengamatan, mengisi kekosongan (gap filler) dan sarana MEDEVAC di AMO.

Helikopter BO-105 diawaki oleh pilot Kapten Laut (P) Adolf Alex Jambormias, Kapten Laut (P) Marindra Wibowo dan Copilot Lettu Laut (P) Erich Yuliantira dibantu Perwira Intelijen Kapten Laut (P) Bambang Subeno secara rutin melaksanakan patroli udara guna memberikan informasi pergerakan seluruh kapal/kontak permukaan di AMO.

Mengingat tidak setiap saat zone operasi di AMO diisi oleh unsur permukaan/kapal, informasi dari heli tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk menentukan pola pergerakan guna mencapai efisiensi dan efektivitas Operasi MIO di AMO. Mengingat perannya sebagai salah satu aset MTF yang cukup signifikan, heli tersebut dituntut untuk setiap saat siap terbang.

Untuk menjamin kesiapan helikopter dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut dilaksanakan perawatan rutin mulai dari perawatan harian sampai dengan tingkat pemeliharaan lanjut (harla) oleh 4 orang ground crew yang dipimpin Serka TPU Dhani.

Profesionalisme prajurit didukung kemampuan sewaco (sensor weapon and comand system) yang memadai dengan dilengkapi aset udara helikopter BO-105 dalam mendukung pelaksanaan tugas KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander di AMO semakin tajam dengan dengan kehadiran LO (Liason Officer) dari LAF Navy LTJG Hisjam Sjeikh yang onboard di FKO-368.

Dispenarmatim

Patroli Yonif 751 BS Kejar Gerombolan Bersenjata


29 November 2010, Jayapura -- Sejumlah pasukan TNI dari Bataliyon Infantri 751 BS Kodam Cenderawasih melakukan patroli mencari gerombolan bersenjata di Kampung Koya, Jayapura, Papua, Senin (29/11). Sebelumnya pada Minggu (28/11) sekelompok orang bersenjata tiba-tiba menembaki warga yang melintas di daerah gunung Timei, Kampung Nafri, Kota Jayapura, menewaskan 1 orang dan melukai 4 orang warga lainnya (Foto: ANTARA/ OKA BARTA/ed/nz/10)

Monday, November 29, 2010

TNI AL Pererat Hubungan Kerja Sama dengan US Navy

29 November 2010, Jakarta -- Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kasarmabar) Laksama Pertama TNI Herry Setianegara, S.Sos, SH, MM, mewakili Pangarmabar menerima kunjungan kehormatan Atase Pertahanan Laut US Navy Captain Adrian Jansen di ruang kerja Kasarmabar, Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (29/11). Kunjungan dalam rangka mempererat hubungan kerja sama antara kedua angkatan laut tersebut dihadiri juga oleh Asops Pangarmabar, Asintel Pangarmabar dan Asops Danguspurlabar. (Foto: Dispenal/Pikiran Rakyat)

Kerja Sama Alutsista RI-Korsel bisa Terganggu

Serangan artileri Korut ke pulau Yeonpyeong. (Foto: Yonhap)

29 November 2010, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengatakan, krisis perbatasan di Semenanjung Korea, dikhawatirkan berdampak pada terganggunya kerja sama pembangunan alat-alat utama sistem persenjataan RI-Korsel.

"Invasi Korea Utara dengan lusinan bom artileri ke Yeonpyeong pada Selasa (23/11) dan menyusul empat hari kemudian ke wilayah lain, hingga menewaskan dua marinir serta dua warga sipil Korea Selatan (Korsel), telah menambah tensi krisis dan menuju ambang perang terbuka dengan Korea Utara (Korut)," ujarnya kepada Antara di Jakarta, Senin (29/11).

Fayakhun Andriadi menambahkan, kondisi ini tidak hanya menambah kekhawatiran pihak-pihak yang selama ini terlibat dalam persoalan Korea seperti Amerika, China, Jepang dan beberapa negara Eropa, tapi juga akan berpengaruh kepada negara-negara lain, khususnya Indonesia.

"Secara khusus, Korsel merupakan salah satu negara penting yang menjalin kerjasama alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan RI," ungkapnya.

Dikatakannya, tercatat dua kali kunjungan delegasi Pemerintah Korsel (Agustus dan Oktober lalu) menganggendakan kerja sama alutsista kedua negara.

"Pada 11 Agustus 2010, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel, Kim Tae-Young di Jakarta, membicarakan hubungan bilateral tentang kerjasama dalam industri pertahanan," katanya.

Terakhir pada 25 Oktober 2010, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Korsel, Jenderal Eui Don-Hwang, di Jakarta, juga membicarakan kerja sama militer dengan negeri semenanjung tersebut.

MI.com

Sunday, November 28, 2010

AD Singapura Operasikan Pesawat Nirawak Mini

Skyblade III lengkap dengan peralatannya. (Foto: ST Aerospace)

29 November 2010 -- Singapura berencana melengkapi satuan infantri dengan pesawat nirawak mini portabel buatan dalam negeri dalam dua tahun, diberitakan harian Singapura The Straits Times.

Skyblade III, pesawat nirawak mini dilengkapi kamera yang mengirimkan gambar pengintaian terkini siang maupun malam, menghilangkan resiko pada prajurit dalam mendapatkan informasi di wilayah musuh.

Prajurit dari 3rd Battalion Singapore Infantry Regiment (3 SIR) terlihat mengoperasikan Skyblade III dalam latihan selama 3 hari di Murai Urban Training Facility di Lim Chu Kang minggu lalu.

Menurut Sersan Quek Jian Liang (20 thn) prajurit 3 SIR mengoperasikan Skyblade III sangat mudah seperti bermain game di Xbox atau PlayStation.

Singapura telah melakukan penelitian pada sejumlah pesawat nirawak buatan Amerika Serikat dan Israel, pesawat nirawak mini yang terbaik untuk AB dan prajurit Singapura.

Skyblade II dikembangkan oleh ST Aerospace kerja sama dengan DSO National Laboratories, Defence Science & Technology Agency (DSTA) dan AD Singapura. Pesawat diberitakan terbang pertama kali pada 2003, termasuk uji coba oleh AD Singapura di Australia pada tahun yang sama. Singapura pertama kali menampilkan ke publik di Asian Aerospance Show 2006 di Singapura.

Pesawat dirancang menyerupai burung dan sedikit mengeluarkan bunyi, panjang keseluruhan 1,4 meter dan bentang sayap 2,6 meter, jarak jelajah 8 km dengan waktu operasi lebih 60 menit, mampu terbang pada ketinggian 90-460 meter , kecepatan 35 knot, serta berat lepas landas 5 kg.

Pesawat mampu mendeteksi target manusia 500 meter pada malam hari dan 900 meter siang hari sedangkan kendaraan 900 meter malam hari, 1200 meter siang hari.

Pesawat siap dioperasikan dalam waktu 30 menit oleh dua orang operator dengan minimal logistik.

Belanja pesawat nirawak di kawasan Asia-Pasifik mencapai 600 juta dolar pada tahun ini, dan diperkirakan akan meningkat 1 milyar dolar pada 2014.





Pengoperasian Skyblade III. (Foto: Asiaone)

Xinhua/Berita HanKam

Siswa Akademi AU Praktik di PT DI Tasikmalaya

Sebanyak 40 siswa karbol Akademi Angkatan Udara melakukan praktik di PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Divisi Sista Tasikmalaya.

29 November 2010, Tasikmalaya -- Dipilihnya PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Divisi Sista Tasikmalaya sebagai tempat praktik Karbol dengan pertimbangan bahwa PT DI Divisi Sista Tasikmalaya merupakan salah satu lembaga alih tekhnologi rocket yang dipunyai Indonesia selain LAPAN, khususnya produksi rocket FFAR sebagai salah satu senjata udara yang dioperasikan pada pesawat-pesawat tempur TNI AU. Di samping itu PT DI Tasikmalaya juga memiliki sarana yang cukup reprensentatif, baik yang menyangkut sistem perancangan dan uji coba rocket. Demikian sambutan Gubernur Akademi Angkatan Udara Marsda TNI Sru A. Andreas yang dibacakan Kolonel Tek Triandono Kepala Departemen Aeronautika AAU pada pembukaan praktikum rocket enginering di Divisi Sista PT DI, Senin (29/11).

Hadir pada pembukaan praktik Karbol di PT DI, Komandan Lanud Wiriadinata Letkol Pnb Rudi Faisal, Perwira Lanud Wiriadinata, Manajer Jasa dan Produk Strategis PT DI Faruk Jilali dan pendamping Karbol serta siswa Karbol.

Kegiatan praktik yang merupakan kalender pendidikan di AAU ini, diikuti Karbol tingkat IV Majoring Aeronautika yang berjumlah 40 orang diselenggarakan selama 4 hari dan rencana berakhir sampai hari Kamis, 2 Desember 2010.

Pikiran Rakyat

Horee !!! 17 BMF-3F Sudah Tiba

29 November 2010, Surabaya -- Sejumlah anggota Resimen Kavaleri-1 Marinir, Dephan dan Mabesal, memeriksa perlengkapan Tank Amfibi BMP-3F di Resimen Kavaleri-1 Marinir, Karangpilang Surabaya, Senin (29/11). Sebanyak 17 unit Tank Amfibi BMP-3F buatan Rusia, melengkapi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Korps Marinir TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/10)

Danmenkav-1 Marinir, Kolonel Mar Lasmono (2 kanan) menjelaskan kepada sejumlah perwira menengah jajaran Pasmar-1, di atas Tank Amfibi BMP-3F. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/10)

Seorang teknisi Tank Amfibi BMP-3F berkebangsaan Rusia, menjelaskan bagian dari tank tersebut kepada seorang anggota Resimen Kavaleri-1 Marinir. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/10)

Danpasmar-1, Brigjen TNI (Mar) Ahmad Faridz Washington (depan kiri), mendengarkan penjelasan dari teknisi Tank Amfibi BMP-3F berkebangsaan Rusia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp/10)