Tuesday, September 15, 2009

Kasal: Pengganti Nomad Selesai Dalam Dua Tahun

CN-235 MPA saat ditampilkan di pameran dirgantara Singapore Airshow 2008. (Foto: flightglobal.com)

15 September 2009, -- Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, tiga pesawat intai maritim CN-235 MPA dari PT Dirgantara Indonesia pengganti Nomad, selesai dalam dua tahun.

"Satu unit selesai dan diterima pada 2010 dan sisanya dua unit pada 2011," katanya, usai berbuka puasa bersama dengan media massa di Jakarta, Selasa malam.

Ia menambahkan, ketiga pesawat CN-235 MPA itu sudah selesai lengkap dengan berbagai fasilitas sebagai pesawat intai maritim.

Kasal menegaskan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan sebab musabab jatuhnya pesawat intai maritim TNI Angkatan Laut jenis Nomad P-837 di Sekatak, Kalimantan Timur pada 7 September 2009.

"Proses penyelidikan masih dilakukan oleh tim Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) sedangkan tujuh Nomad kini tengah menjalani pengecekan ulang dan tidak boleh diterbangkan," katanya.

Pesawat Nomad P-837 merupakan buatan Australia pada 1982. TNI Angkatan Laut memiliki dua unit Nomad P-837 bernomor seri N24A-135, dari keseluruhan Nomad yang dimiliki sebanyak 42 unit.

Dari 42 unit tersebut 23 unit telah di-"dispose" dan 19 unit lainnya masih dapat

dioperasionalkan. Namun dari 19 unit tersebut hanya 14 unit yang disiapkan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

Dari ke-14 unit itu hanya delapan unit yang dinyatakan siap dan kini tinggal tujuh unit menyusul kecelakaan yang terjadi pada awal September 2009 silam.

Pesawat Nomad terbagi dalam empat jenis, yakniN-22S, N-22B, N-22MK 1 dan N-24, dengan tahun pembuatan beragam yaitu tahun 1974, 1981 dan 1984.

Sementara data teknis dari Nomad memiliki panjang 14,34 m, lebar/wing span 5,53 m, kecepatan maksimum 166 knot, jarak jelajah 900 mil laut, kemampuan lama terbang 5 jam dengan mesin turbo pop. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, tiga pesawat intai maritim CN-235 MPA dari PT Dirgantara Indonesia pengganti Nomad, selesai dalam dua tahun.

"Satu unit selesai dan diterima pada 2010 dan sisanya dua unit pada 2011," katanya, usai berbuka puasa bersama dengan media massa di Jakarta, Selasa malam.

Ia menambahkan, ketiga pesawat CN-235 MPA itu sudah selesai lengkap denga berbagai fasilitas sebagai pesawat intai maritim.

Kasal menegaskan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan sebab musabab jatuhnya pesawat intai maritim TNI Angkatan Laut jenis Nomad P-837 di Sekatak, Kalimantan Timur pada 7 September 2009.

"Proses penyelidikan masih dilakukan oleh tim Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) sedangkan tujuh Nomad kini tengah menjalani pengecekan ulang dan tidak boleh diterbangkan," katanya.

Pesawat Nomad P-837 merupakan buatan Australia pada 1982. TNI Angkatan Laut memiliki dua unit Nomad P-837 bernomor seri N24A-135, dari keseluruhan Nomad yang dimiliki sebanyak 42 unit.

Dari 42 unit tersebut 23 unit telah di-"dispose" dan 19 unit lainnya masih dapat

dioperasionalkan. Namun dari 19 unit tersebut hanya 14 unit yang disiapkan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

Dari ke-14 unit itu hanya delapan unit yang dinyatakan siap dan kini tinggal tujuh unit menyusul kecelakaan yang terjadi pada awal September 2009 silam.

Pesawat Nomad terbagi dalam empat jenis, yakniN-22S, N-22B, N-22MK 1 dan N-24, dengan tahun pembuatan beragam yaitu tahun 1974, 1981 dan 1984.

Sementara data teknis dari Nomad memiliki panjang 14,34 m, lebar/wing span 5,53 m, kecepatan maksimum 166 knot, jarak jelajah 900 mil laut, kemampuan lama terbang 5 jam dengan mesin turbo pop. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, tiga pesawat intai maritim CN-235 MPA dari PT Dirgantara Indonesia pengganti Nomad, selesai dalam dua tahun.

"Satu unit selesai dan diterima pada 2010 dan sisanya dua unit pada 2011," katanya, usai berbuka puasa bersama dengan media massa di Jakarta, Selasa malam.

Ia menambahkan, ketiga pesawat CN-235 MPA itu sudah selesai lengkap denga berbagai fasilitas sebagai pesawat intai maritim.

Kasal menegaskan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan sebab musabab jatuhnya pesawat intai maritim TNI Angkatan Laut jenis Nomad P-837 di Sekatak, Kalimantan Timur pada 7 September 2009.

"Proses penyelidikan masih dilakukan oleh tim Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) sedangkan tujuh Nomad kini tengah menjalani pengecekan ulang dan tidak boleh diterbangkan," katanya.

Pesawat Nomad P-837 merupakan buatan Australia pada 1982. TNI Angkatan Laut memiliki dua unit Nomad P-837 bernomor seri N24A-135, dari keseluruhan Nomad yang dimiliki sebanyak 42 unit.

Dari 42 unit tersebut 23 unit telah di-"dispose" dan 19 unit lainnya masih dapat

dioperasionalkan. Namun dari 19 unit tersebut hanya 14 unit yang disiapkan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

Dari ke-14 unit itu hanya delapan unit yang dinyatakan siap dan kini tinggal tujuh unit menyusul kecelakaan yang terjadi pada awal September 2009 silam.

Pesawat Nomad terbagi dalam empat jenis, yakniN-22S, N-22B, N-22MK 1 dan N-24, dengan tahun pembuatan beragam yaitu tahun 1974, 1981 dan 1984.

Sementara data teknis dari Nomad memiliki panjang 14,34 m, lebar/wing span 5,53 m, kecepatan maksimum 166 knot, jarak jelajah 900 mil laut, kemampuan lama terbang 5 jam dengan mesin turbo prop.

ANTARA News

No comments:

Post a Comment