Sunday, November 7, 2010

Ujicoba Peluncuran Roket R-Han 122 (bagian 1)


7 November 2010 -- Sukses besar uji coba peluncuran roket R-Han 122 dari Lapangan Tembak Dodik Latpur Rindam II/Sriwijaya KM 8 Kemelak Baturaja, Kabupaten OKU, menjadi titik awal kebangkitan industri pertahanan RI.

“Kasih selamat dong kepada tim work kita,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prof Dr Ir Purnomo Yusgiantoro MA MSc setelah roket uji coba terakhir selesai diluncurkan, Sabtu (6/11).

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) yang tegak di samping Menhan tak sanggup menyembunyikan kegembiraannya setelah perhelatan besar ini sukses seusai harapan.

Begitu juga Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsmadya TNI Edy Harjoko, Sekjen Kemhan Marsmadya Eris Heriyanto, Kabalitbang Kemhan DR Ir Pos M Hutabarat MA, Direktur PT Pindad Adika Seodarsono, dan Direktur PT Dirgantara Indonesia serta pejabat terkait lainnya yang hadir, meluapkan kegembiraan bersama.

“Kita harus bangun kemandirian di bidang pertahanan,” ucap Menristek optimis,seraya menambahkan kehadiran R-Han 122 ini bisa memacu peneliti-peneliti Indonesia untuk menumbuh kembangkan kemandirian bangsa dalam penelitian dan pengembangan rekayasa teknologi di bidang pertahanan negara.

Roket R-HAN -122 masuk jajaran Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) TNI dalam rencana pengembangan roket pertahanan mulai tahun ini hingga tahun 2014 medatang akan diproduksi minimal 500 unit roket siap pakai.

Roket berkaliber 122 mm ini merupakan karya putera Bangsa Indonesia yang akan ditempatkan sebagian besar di KRI (Kapal-kapal perang RI).

Roket dengan kecepatan maksimum 1,8 mach merupakan hasil kerjasama antara Kemhan dengan Kementerian/instansi pemerintah terkait dan BUMN. Untuk membuat roket R-Han 122 dilakukan riset selama enam tahun yang menggunakan uang negara hampir Rp 9 miliar.

Pengembangan roket R-Han 122 juga dalam rangka mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan memberdayakan potensi dan kemampuan industeri pertahanan dalam negeri.

Selama ini menurut Menhan, Indonesia masih membeli roket dari Amerika. “Harga satu roket R-Han 122 membutuhkan dana Rp 75 juta. Artinya untuk 500 roket Rp 37,5 miliar jauh lebih murah jika membeli dari luar negeri,” jelas Menhan seraya menambahkan, 500 roket tahap awal ini merupakan bagian dari 1.000 roket yang ditargetkan. Idealnya kebutuhan roket untuk peralatan pertahanan RI lebih dari 500 unit.

Menyinggung apakah roket R-Han 122 hasil karya anak bangsa ini akan dijual ke luar negeri, Menhan mengatakan, suatu produk bila sudah teruji baru dipasarkan.

“Untuk saat ini R-Han 122 dipakai sendiri,” katanya seraya menggarisbawahi, Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas membutuhkan sistem pertahanan yang lebih baik untuk mempertahankan wilayahnya.

Sriwijaya Post

No comments:

Post a Comment