(Foto: /hydrogencommerce.com0
22 September 2010, Surabaya -- Dua perusahaan perkapalan asal Korea Selatan dan Jerman menawarkan proyek pembangunan kapal selam di PT Pal Indonesia.
"Ada dua perusahaan dari Korea Selatan dan Jerman yang mengajukan proposal kerja sama pembangunan kapal selam," kata Direktur Utama PT Pal Indonesia, Harsusanto, di Surabaya, Rabu.
Pertama adalah Daewoo, perusahaan perkapalan asal Korea Selatan yang menawarkan pembangunan kapal selam jenis Changbogo kelas 209.
Disusul kemudian Thyssen/HDW, perusahaan perkapalan asal Jerman, yang juga menawarkan pembangunan kapal selam berkonsep propulsi bebas udara ("air independent propulsion"/AIP).
"Sebenarnya Daewoo juga menawarkan kapal selam berkonsep AIP. Namanya juga Changbogo, tapi kelasnya berbeda," kata Harsusanto.
Kedua perusahaan perkapalan tersebut bersedia membangun kapal selam di Pal, sama seperti yang ditawarkan perusahaan perkapalan asal Belanda, Damen Schelde Netherlands Shipyard (DSNS), yang akan membangun kapal perang jenis perusak kawal rudal.
"Kami juga sudah menyiapkan tempat pembangunan kapal selam di sini. Ada beberapa hanggar yang bisa dimanfaatkan," paparnya.
Menurut dia, pembangunan kapal selam berbeda dengan kapal-kapal permukaan lain. Pembangunan kapal selam, butuh banyak tempat karena sistemnya terdiri atas beberapa modul.
"Dengan adanya kerja sama itu, dapat menekan biaya pembuatan kapal selam di sini karena investasi produksi kapal selam itu sangat mahal," ucapnya.
Harsusanto menjelaskan rencana alih tekonologi untuk pembangunan kapal selam. Untuk kapal selam pertama, teknik perancangan dan instalasi "outfitting" dikerjakan mitra kerja, sedangkan integrasi dan penyelesaian keseluruhan kapal selam dikerjakan Pal.
Pada pembangunan kapal selam kedua, instalasi "outfitting", integrasi, dan penyelesaian keseluruhan ditangani Pal. Selanjutnya kapal selam ketiga, proses seluruhnya diharapkan dikerjakan di Pal.
Hingga saat ini, Pal masih menunggu persetujuan dari pemerintah untuk menentukan tawaran dari dua perusahaan perkapalan tersebut.
ANTARA News
No comments:
Post a Comment