Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) berjabat tangan dengan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso (kanan) seusai mengikuti Demo Flight pesawat C-295 di Skadron Dua, Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (7/10). Tujuan tur tersebut untuk memperagakan kemampuan multi misi dan karakteristik operasional pesawat C-295, untuk dioperasikan dilingkungan Indonesia dan menjawab kebutuhan Angkatan Udara Republik Indonesia. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/pd/11)
6 Oktober 2011, Jakarta (Bisnis): PT Dirgantara Indonesia dan European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA Spanyol akan bersinergi merancang pembuatan pesawat Airbus Military C295 guna menjawab kebutuhan Angkatan Udara Republik Indonesia.
Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan pesawat di Indonesia. Sebagian pesawat lagi akan dibangun EADS-CASA di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo Sevilla Spanyol.
Head of Media Relation Airbus Military Maggie Bergsma mengatakan pesawat ini dapat mengangkut hingga 71 pasukan dan 49 penerjung payung dengan peralatan lengkap ditambah dengan satu orang penerjun utama.
Dengan konfigurasi evakuasi medis, Maggie mengungkapkan C295 dapat membawa hingga 24 tandu dengan 6 kursi tambahan untuk petugas medis."Ada banyak ragam kemampuan yang diusung oleh pesawat tersebut."
Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) dan Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdana Kusuma Kolonel Penerbang Tri Bowo Budi Santoso (kanan) berbincang usai mengikuti Demo Flight pesawat C-295. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/pd/11)
C295, sambung Maggie, juga dilengkapi autonomous pallet transfer system, sebuah sistem transfer palet kargo otomatis yang dapat diletakkan di bagian belakang pesawat.
Menurut Maggie, APTS ini memudahkan proses memasukkan dan mengeluarkan palet kargo di daerah terpencil tanpa membutuhkan peralatan dukungan darat.
Pesawat C295 akan terbang ke berbagai daerah di Indonesia dan melakukan sejumlah demonstrasi seperti pendaratan pendek di landasan tidak beraspal, proses pemuatan kargo dengan berbagai macam peralatan, serta uji terbang dalam berbagai misi dan kondisi.
Sumber: Bisnis
No comments:
Post a Comment