Menara kontrol Lanud Abdurrahman Saleh. (Foto: Berita HanKam)
13 Juni 2012, Malang: Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S. IP didampingi Aslog Kasau, dan pejabat lainnya serta Ketua Umum PIA Ardhya Garini Pusat, Maya Imam Sufa’at beserta rombongan, meninjau Hanggar Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh. Kedatangan Kasau beserta rombongan disambut langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S.IP. Panglima Divisi 2 Kostrad, Bupati Malang, Jajaran Muspida Malang Raya serta para pejabat Lanud beserta Insub di VIP Room Lanud Abd Saleh.
Selanjutnya Kasau beserta rombongan langsung menuju ruang serbaguna Skadron Udara 21 untuk menerima paparan tentang pembangunan hanggar Super Tucano yang hampir selesai dan siap untuk ditempati pesawat Super Tucano.
Dalam pengarahan Kasau terhadap para Perwira Lanud Abd Saleh dan anggota Skadron Udara 21, menjelaskan bahwa kedatangan beliau ke Skadron Udara 21 ini adalah untuk melihat kesiapan Skadron Udara 21 dalam rangka kedatangan pesawat Super Tucano pada bulan Agustus mendatang.
Dijelaskan Kasau bahwa proses pengadaan pesawat pengganti pesawat Ovitten sangat rumit dan panjang karena banyak pilihan pesawat yang ditawarkan. Namun akhirnya setelah melalui berbagai proses dan perencanaan yang matang maka dipilihlah pesawat Super Tucano untuk menggantikan pesawat ovitten milik Skadron Udara 21.
Yang lebih penting anggota yang menangani Super Tucano untuk memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan terbang dan kerja dimanapun kalian berada, bangun kerjasama yang baik dalam rangka keberhasilan tugas-tugas selanjutnya, dan senantiasa meningkatkan disiplin personel dan hindari kesalahan sekecil apapun sehingga akan terciptanya zero accident.
Rencananya anggota Skadron Udara 21 dan anggota Skatek 022 yang akan mengikuti pendidikan di Brazil sebanyak 36 orang dan dilaksanakan selama 10 hari, selanjutnya pendidikan akan dilakukan secara bertahap.
Menengok kekuatan TNI AU di Lanud Abdulrahman Saleh
Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang, adalah markas TNI Angkatan Udara yang bertugas membantu mengamankan, serta memelihara wilayah Indonesia bagian timur. Lanud Abdulrahman Saleh memiliki tiga skuadron. skuadron udara 21, skuadron teknik 22, dan skuadron pemeliharaan 32.
Ketika 31 wartawan online, elektronik, dan cetak mengunjungi markas di bawah komando Marsekal Pertama TNI Hutomo itu, Lanud A Saleh terus melakukan perbaikan dan pengadaan pesawat tempur.
Tercatat pada tahun 2012, TNI AU menargetkan delapan pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil untuk menggantikan 2 unit OV-10F Bronco yang sudah tidak dipakai sejak 2007 silam, dalam pengamanan udara wilayah timur.
"Rencananya akhir Agustus atau awal September nanti 4 pesawat super Tucano akan tiba di sini (Lanud A Saleh)," kata Komandan Lanud A Saleh, Marsekal Pertama TNI Hutomo kepada wartawan di Malang, Rabu (30/5).
"Pengiriman bertahap, sehingga total tahun ini kita akan memiliki 8 pesawat tempur taktis Super Tucano," lanjutnya.
Menurut Hutomo, Super Tucano sangat cocok menggantikan Bronco, pesawat tempur taktis buatan Rockwell, Amerika. Sebab, Super Tucano memiliki kemampuan serang air-to-air dan air-to-ground. Skuadron 21, yang rencananya menjadi 'tempat tinggal' Super Tucano juga sedang mengalami perbaikan total.
Jika dulunya hanya memiliki 2 shelter pesawat tempur, kini Skuadron udara itu sedang membangun 6 shelter tambahan. Dan juga pembangunan sarana penunjang lainnya, seperti ruang simulator, ruang pengembangan teknologi, serta pengiriman 12 penerbang untuk menjalani training di Brazil (11/7).
Selain memiliki pesawat tempur taktis, Lanud Abdulrahman Shaleh juga menjadi pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat setelah Bandung. Seperti pemeliharaan engine pesawat tempur Hawk, F-16, Sukhoi, Hercules, dan Cassa.
Di skuadron 22, menjadi pusat pemeliharaan pesawat untuk kerusakan ringan hingga sedang. Pantauan merdeka.com, di skuadron teknik itu, beberapa pesawat sedang menjalani perawatan serta perbaikan. Seperti pesawat Hercules dan pesawat navigasi. Komandan skuadron teknik 22, Letkol Rudolf Boulolo mengatakan, perawatan ringan pesawat mencakup inspeksi seluruh komponen pesawat, pembersihan, hingga perbaikan. "Sedangkan perawatan sedang mencakup pemeriksaan kerusakan hingga pembongkaran," kata Rudolf kepada wartawan.
Tidak jauh berbeda dengan skuadron 22, skuadron 32 juga dikhususkan untuk menjadi pusat pemeliharaan pesawat. Namun skuadron 32 lebih difokuskan sebagai 'rumah' pesawat Hercules pendukung operasi udara. Seperti pengangkutan satuan tempur, barang kargo, hingga pengisian bahan bakar pesawat tempur di udara
"Lanud Abdulrahman Saleh merupakan lanud yang memiliki pesawat pengisi bahan bakar, setelah Bandung," kata Komandan operasi udara skuadron 32, Letkol Penerbang M Arifin.
Sumber: Dispenau/Merdeka
No comments:
Post a Comment