Wednesday, June 3, 2009

Malaysia Protes Wilayahnya Dilanggar Indonesia

Menko Polhukam, Widodo AS (kanan) bersama (dari kiri duduk) KASAD Jenderal TNI Agustadi SP, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, KASAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan KASAU Marsekal TNI Subandrio memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/6).(Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf)

3 Mei 2009, Kuala Lumpur -- Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.

"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.

"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.

Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.

"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.

Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.

Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.

Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.

Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia. - Menteri pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, sejak 2007 hingga April 2009, Malaysia telah melayangkan 13 surat protes via Kementerian Luar Negeri Malaysia dan KBRI Kuala Lumpur mengenai pelanggaran yang dilakukan TNI AL di perairan Malaysia.

"Tapi ini bukan berarti melanggar dibalas dengan melanggar perbatasan negara tetangga. Istilah melanggar ini istilah yang dibuat sepihak baik Indonesia dan Malaysia," kata Zahid yang fasih berbahasa Jawa itu di kantor kementerian pertahanan Malaysia, Kuala Lumpur, Rabu.

"Kami menilai pelanggaran berdasarkan wilayah kami tapi bagi Indonesia itu tidak melanggar karena dianggap wilayahnya. Indonesia menilai kami melanggar dari sudut pandang wilayah teritorialnya sedangkan kami melihat itu adalah wilayah kami, jadi tidak melanggar," katanya.

Tapi lanjut Zahid, Malaysia berpegang teguh kepada prinsip apapun jenis pertikaiannya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan menilai tindakan apapun yang bersifat provokatif hanya akan memburukkan keadaan dan tidak akan menyelesaikan masalah perbatasan.

"Kami akan terus melanjutkan perundingan perbatasan. Pada 9 Juni 2009, panglima ATM (Angkatan Tentera Malaysia) akan datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Panglima TNI. Pertemuan GBC (General Border Comittee) ke-14 juga akan berlangsung dalam bulan Juli 2009 di Kuala Lumpur," katanya.

Sejak tahun 2005, tim perunding dan pakar maritim Indonesia-Malaysia telah bertemu dan sudah 13 pertemuan diselenggarakan antara Maret 2005 hingga Agustus 2008, dan masih akan disusul lagi Juli 2009, katanya.

Untuk mengurangi ketegangan, baik tentara Malaysia maupun TNI sudah seringkali menyelenggarakan kunjungan persahabatan antara jenderal dan perwira tinggi kedua negara, diantaranya mengadakan latihan menembak dan main golf agar komunikasi diantara mereka lancar.

Berkaitan dengan ketegangan di Ambalat, Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jend Abdul Aziz mengakui bahwa pimpinan angkatan bersenjata kedua negara memang belum pernah membangun komunikasi.

Namun Menhan Malaysia Zahid menyatakan bahwa minggu lalu telah bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono di Singapura tetapi tidak menyinggung masalah Ambalat yang ramai diberitakan media massa Indonesia.

(ANTARA News)

No comments:

Post a Comment