Wednesday, July 1, 2009

Indonesia Dorong Upaya Pelucutan Senjata di Asia

Bom cluster. (Foto: Textron Systems/USAF)

1 Juli 2009, London -- Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Departemen Luar Negeri, Desra Percaya, mengatakan bahwa Indonesia mendorong upaya perlucutan senjata di kawasan Asia.

Hal itu dsiampaikannya pada kesempatan menghadiri Berlin Conference on the Destruction of Cluster Munitions yang berlangsung di Berlin, demikian keterangan dari KBRI Berlin yang diperoleh Koresponden ANTARA London, Rabu.

Direktur KIPS juga menyampaikan pemerintah Jerman dan Norwegia bekerjasama dengan Indonesia merencanakan untuk menyelenggarakan Regional Meeting on Cluster Munitions pada akhir tahun 2009 .

Indonesia akan mengundang negara-negara penandatangan Convention on Cluster Munitions (CCM) untuk hadir dan mensukseskan pertemuan regional tersebut.

Korban bom cluster

Dikatakannya rencana pertemuan tersebut atas pertimbangan pembahasan mengenai penghancuran cluster munitions yang lebih dominan dilakukan di kawasan Eropa.

Dengan demikian pelaksanaan regional meeting di Indonesia memberikan kesempatan bagi kawasan Asia untuk dapat terlibat lebih aktif dalam upaya universalisasi CCM, ujarnya.

Konferensi Berlin Conference on the Destruction of Cluster Munitions diselenggarakan Pemerintah Jerman bersama Norwegia itu dihadiri sekitar 276 peserta yang mewakili pemerintah, organisasi internasional, maupun civil society organization (CSO) yang terkait dengan isu pemusnahan cluster munitions.

Pada pertemuan tersebut, Direktur KIPS juga bertindak sebagai Chairman pada salah satu sesi diskusi dengan tema "National planning, reporting and international cooperation".

Konferensi yang bertujuan mendorong berbagai negara untuk mengimplementasikan kewajibannya yang diatur dalam Convention on Cluster Munitions (CCM), serta membahas isu perkembangan terakhir yang terkait penandatanganan berbagai hal.

Di antaranya ratifikasi dan implmentasi; stockpile destruction, retention, kerjasama dan bantuan internasional dan mekanisme pelaporan serta langkah ke depan dalam pencapaian komitmen CCM.

Pada pembukaan konferensi, Minister of State Jerman, Gernot Erler menegaskan isu perlucutan senjata merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri Jerman sehingga Jerman berkomitmen mendukung upaya global dalam penghancuran cluster munitions sebagaimana diatur dalam CCM.

State Secretary Norwegia, Espen Barth Eide menghimbau agar negara-negara untuk segera "hit the ground running" dalam mengimplementasikan komitmennya terhadap CCM.

Sambutan yang disampaikan anggota parlemen Jerman (Bundestag), Andreas Weigel menyatakan ratifikasi CCM merupakan salah satu agenda dan tugas penting dari parlemen.

Bom cluster. (Foto: wired.com)

Parlemen juga berkewajiban untuk memastikan alokasi anggaran negara guna pencapaian komitmen-komitmen CCM dan alokasi bantuan bagi para korban cluster munitions.

Hingga Juni, CCM telah diratifikasi oleh 10 negara dan ditandatangani 98 negara.

Sejumlah 12 negara penandatangan CCM telah melakukan penghancuran cluster munitions dalam berbagai tipe.

Upaya pemusnahan cluster munitions merupakan proses yang kompleks dilihat dari banyaknya jumlah munisi, aspek teknis pemusnahan, dan aspek lingkungan yang perlu dipertimbangkan.

Oleh karena itu, perencanaan pemusnahan cluster munitions perlu disusun seawal mungkin agar negara dapat memenuhi target penghancuran yang ditetapkan yaitu dalam delapan tahun.

Tanpa adanya perencanaan yang rinci dan pengaturan pembiayaan yang baik, negara akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban CCM baik dari segi strategis maupun teknis.

Wakil Menteri Luar Negeri Laos, Boumkeut Sangsomsak juga berkesempatan menyampaikan rencana penyelenggaraan pertemuan the 1st meeting of state parties pada November 2010.

Sementara itu, pada Oktober 2009 Chile akan menyelenggarakan regional meeting dan pada awal 2010 Universal Conference in Preparation of the 1st Meeting of State Parties.

ANTARA News

No comments:

Post a Comment