MiG-31E Foxhound. (Foto: migavia.ru)
3 September 2009 -- Rusia dan Syria merundingkan pengiriman sedikitnya 8 pesawat tempur MiG-31 Foxhound berdasarkan kontrak 2 tahun lalu diberitakan harian bisnis Rusia Kommersant, Kamis (3/9).
Rusia sejauh ini menolak kesepakatan pembelian MiG-31 telah terjadi dengan Syria, tetapi Damaskus menyatakan di bulan Mei kesepakatan kontrak telah terjadi dengan nilai sekitar $400-500 juta.
“ Beberapa tahun lalu kami menandatangani dua kontrak (dengan Syria) - MiG-29 M dan lainnya - MiG-31. Kontrak pertama sedang diimplementasikan, tetapi kontrak MiG-31 tidak pernah menjadi effektif … Saya berharap kontrak akan diimplementasikan segera atau nanti,” ucap pimpinan United Aircraft Corporation (UAC) Alexei Fyodorov kepada Kommersant.
Menurut Kommersant, pabrik pesawat Rusia Sokol telah memulai persiapan pengerjaan untuk assembling MiG-31 dari badan pesawat (tanpa senjata dan mesin) yang disimpan di gudang sejak 1994, sejak produksi MiG-31 dihentikan produksinya secara resmi.
Sekitar 500 MiG-31 telah diproduksi sejak dimulai produksi pada 1978, diperkirakan 370 pesawat masih beroperasi di Angkatan Udara Rusia.
Penjualan pesawat MiG-31 mungkin mengundang kritik dari pihak Barat dan Israel, terkait penjualan senjata ke Syria mengancam keamanan regional, tulis Kommersant.
MiG-31 Foxhound pesawat tempur supersonik penyergap berkursi tandem dikembangkan untuk menggantikan MiG-25 Foxbat. Pesawat bermesin kembar D-30F6 mampu dipacu hingga kecepatan 2,83 Mach, dipersenjatai rudal udara ke udara yang dapat menghancurkan sasaran termasuk pesawat dengan kemampuan siluman, rudal jelajah dan pesawat supersonik pada jarak hingga lebih dari 200 kilometer.
RIA Novosti/@info-hankam
No comments:
Post a Comment