Wednesday, January 6, 2010

Menhan: Tidak Masalah Sjafrie Jabat Wakil Menhan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memberi keterangan pers disaksikan Wakil Menteri Pertahanan yang baru dilantik Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin (2kanan) di Jakarta, Rabu (6/1). Menhan membela Wakil Menhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin yang mendapat penolakan dari koalisi LSM. (Foto: ANTARA/Fanny Octavianus/ama/10)

6 Januari 2010, Jakarta -- Pemerintah menyatakan bahwa penetapan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin sebagai wakil menteri pertahanan tidak ada masalah.

"Pemerintah melihat penetapannya sebagai wakil menhan tidak ada masalah. Pemerintah menjamin itu, dalam hal ini saya selaku menteri pertahanan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Rabu.

Menurut Purnomo, Sjafrie Sjamsoeddin sudah membuktikan sebagai seorang profesional dalam mengelola sektor pertahanan negara selama menjabat sebagai Sekjen Departemen Pertahanan sejak 2005.

"Saya tidak sembarang menerima seseorang untuk mendampingi saya sebagai wakil menteri pertahanan, jika saya tidak tahu persis sosoknya seperti apa," kata Purnomo.

Dengan kapabilitas Sjafrie Sjamsoeddin, maka tugas wakil menteri pertahanan akan mampu dijalankan lulusan Akademi Militer 1974 itu dengan baik, ujar Menhan.

"Daripada saya mencari orang baru, saya harus memperkenalkan pengelolaan sektor pertahanan, lebih baik kan saya menerima Bapak Sjafrie sebagai wakil menteri pertahanan. Kami selama ini sudah berkerja sama dengan sangat baik," tuturnya.

Purnomo menegaskan, pihaknya tidak perlu memberlakukan masa transisi bagi Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin untuk menjadi wakil menhan.

"Dia sudah sangat tahu dan paham, apa yang harus dilakukan dalam pengelolaan sektor pertahanan," katanya.

Tentang sosok Sjafrie yang dinilai sebagian kalangan terutama di luar negeri khususnya Amerika Serikat, sebagai pelanggar HAM selama menjalankan tugasnya sebagai seorang militer, Purnomo menegaskan, pemerintah tidak masalah.

"Pengadaan alat utama sistem senjata kita toh tidak tergantung pada satu negara saja, seperti Amerika Serikat. Kita punya banyak pilihan. Jadi, kalau penilaian negatif Pak Sajfrie dikaitkan diplomasi luar negeri untuk pengadaan alat utama sistem senjata, tidak ada masalah," tutur Purnomo.

Menanggapi kontroversi dirinya sebagai wakil menhan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, tidak masalah bagi dirinya.

"Kita jangan terbelenggu kontroversi. Yang penting kita tunjukkan kapabilitas dan integritas," katanya.

Ditanya apakah dirinya siap jika sewaktu-waktu dipanggil otoritas hukum terkait dugaan pelanggaran HAM, Sjafrie menegaskan, sebagai prajurit dirinya akan taat asas dan aturan.

Menhan: Ada Overlap Pun Tidak Masalah

Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menjadi Wakil Menteri Pertahanan. Menhan Purnomo Yusgiantoro pun siap berbagi tugas dengan Sjafrie. Bahkan Purnomo tidak keberatan jika ada tumpang tindih wewenang(overlap) antara Menhan dan Wamenhan.

"Ada overlap pun tidak masalah," ujar Purnomo dalam jumpa pers di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (6/1/2009).

Menurut Purnomo, dalam birokrasi memang dirinya menempatkan sekjen sebagai orang nomor satu. Kini dengan adanya wamenhan, maka wamenhan yang akan menjadi orang nomor satu. "The first among row," ujarnya.

Menurut Purnomo, jabatan wamenhan dirasa perlu di Dephan karena tugas sekjen Dephan sangat luas. Tidak hanya mengurusi internal Dephan tetapi juga Mabes TNI, TNI AL, TNI AD dan TNI AU.

Menurut Purnomo, anggaran Dephan sebesar Rp 4,2 triliun membutuhkan pengawasan khusus. Karena dana ini juga menyangkut pengadaan alutsista TNI secara keseluruhan.

"Kita sedang menghitung dalam 3 renstra, keinginan kita membangun kekuatan untuk perang dan operasi militer selain perang," terangnya.

Sjafrie Janji Perkuat Posisi Menhan

Wakil Menteri Pertahanan yang baru dilantik Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin (tengah) menjawab pertanyaan usai jumpa pers di Departemen Pertahanan, Jakarta, Rabu (6/1). Sjafrie tak mempermasalahkan kontroversi penolakan dirinya oleh sejumlah kalangan dan akan berkonsentrasi pada tugasnya untuk membantu Menhan. (Foto: ANTARA/Fanny Octavianus/ama/10)

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsudin berjanji akan memperkuat posisi Menteri Pertahanan usai dilantik di Istana Negara. Sebagai bagian dari anatomi pengambil keputusan, Sjafrie akan bekerjasama dengan Menhan untuk meningkatkan peran pertahanan negara.

"Tugas pertama saya adalah memperkuat Menhan, karena Wamenhan adalah bagian dari anatomi pengambil keputusan," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsudin usai dilantik di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (6/1/2010).

Dephan, menurut Sjafrie akan terus memerankan diri sebagai pengemban tugas sistem pertahanan negara, baik militer maupun nonmiliter. Sehingga keduanya bisa berjalan secara berdampingan dan berfungsi strategis dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara.

Soal revitalisasi industri pertahanan negara, menurut Sjafrie, memiliki makna yang luas. Namun Sjafri menekankan agar revitalisasi industri pertahanan negara harus mandiri dan berkembang, dalam artian tidak cuma dalam satu bidang saja, melainkan ke banyak sektor lain. Tujuannya, agar daya saing industri pertahanan mampu meningkat hingga tingkat regional.

Soal bisnis TNI, lanjutnya, sesuai dengan peraturan menteri, bisnis TNI sudah dilarang. Para prajurit harus berubah sikapnya soal bisnis TNI ini. Bisnis TNI diperbolehkan cuma pada sektor mikro saja seperti koperasi. Namun itu pun harus ditujukan untuk kesejahteraan prajurit.

"Tidak merambah pada sektor lain," pungkasnya.

"Aturan hukumnya seperti apa, ya kita ikuti," katanya.

ANTARA News
/detikNews

No comments:

Post a Comment