Thursday, April 22, 2010

Industri Pertahanan agar Berkembang

Pekerja pameran tengah memasang model miniatur salah satu produk unggulan PT Pindad, kendaraan tempur Armored Personnel Carrier (APC) 6x6 Anoa, Kamis (22/4), dalam pameran dan ekshibisi Defence Services Asia Exhibition and Conference 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)

23 April 2010, Kuala Lumpur -- Pemerintah Indonesia berharap antarnegara di Asia Tenggara (ASEAN), terutama antarnegara bertetangga Indonesia-Malaysia, dapat bersama-sama merintis dan meningkatkan kerja sama pembangunan dan penguatan industri pertahanan di wilayah tersebut pada masa mendatang.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (22/4), yang bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar menghadiri penandatanganan nota kesepahaman (MOU) PT Pindad (Indonesia) dan SME Ordnance Sdn Bhd (Malaysia).

Wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, melaporkan, penandatanganan digelar di acara pameran senjata Defence Services Asia Exhibition and Conference 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Turut hadir menyaksikan, mewakili Pemerintah Malaysia, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Mohd Najib bin Tun Hj Abdul Razak dan Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Sri Zahid Hamidi. ”Dengan penandatanganan MOU ini, saya berharap negara-negara ASEAN bisa sama-sama membangun industri pertahanan dengan baik, terutama Indonesia dan Malaysia,” ujar Purnomo.

Saat ini, industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad, punya sejumlah produk unggulan yang berpotensi besar masuk pasar ekspor. Beberapa produk senjata unggulan adalah senjata personel senapan serbu, SS-1 dan SS-2 berbagai varian, serta kendaraan tempur Armored Personnel Carrier (APC) 6x6 Anoa.

Senjata SS-2 telah mengukir prestasi menjadi senjata andalan yang membawa Indonesia memenangi kejuaraan menembak antar-angkatan bersenjata di ASEAN dua tahun berturut-turut, 2008 dan 2009. APC 6x6 Anoa telah dipakai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB asal TNI di Lebanon.

”Sekarang ini Indonesia berpotensi menjual APC 6x6 Anoa ke Malaysia sebanyak 32 unit. Tinggal menunggu sedikit urusan uji teknis dari pihak Malaysia. Jika berhasil, hal itu sekaligus bisa menjadi tanda kebangkitan kembali industri pertahanan nasional, terutama PT Pindad,” ujar Mustafa Abubakar.

Selain potensi ekspor ke Malaysia, PT Pindad selama ini juga menerima pesanan dalam negeri untuk kebutuhan persenjataan TNI sebanyak 154 unit APC 6x6 Anoa. Sebagian telah digunakan di Lebanon. Produk unggulan PT Pindad itu juga dipahami 25 persen lebih murah daripada produk sejenis buatan negara lain.

Terkait rencana pembelian oleh Malaysia, Mustafa mengakui, cara pembelian kemungkinan besar dalam bentuk imbal dagang komoditas unggulan antar-kedua negara. Hal itu masih terus dibicarakan, terutama untuk mencari komoditas apa saja yang bisa diimbaldagangkan.

KOMPAS

No comments:

Post a Comment