KRI Krait kapal patroli terbaru milik TNI AL buatan dalam negeri.
23 Agustus 2009, Jakarta -- TNI Angkatan Laut memperketat pengamanan wilayah perbatasan laut, untuk mengantisipasi ancaman teroris yang menggunakan jalur laut.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno di Jakarta, Minggu mengatakan, di wilayah barat TNI AL berkoordinasi dengan angkatan laut Malaysia dan Thailand untuk mengamankan dan mendeteksi ancaman teror di perbatasan laut RI dengan kedua negara tersebut.
"Di wilayah timur, TNI AL berkoordinasi dengan angkatan laut Malaysia dan Filipina. Semua dalam rangka deteksi dan pencegahan dini terhadap ancaman teroris," katanya.
Tedjo mengatakan, hingga kini belum ada laporan adanya ancaman teroris di wilayah perairan Indonesia terutama yang berbatasan dengan negara tetangga.
"Meski begitu, kita tidak boleh lengah. Selain, pendekatan keamanan kita juga mengerahkan komponen kita yakni potensi ketahanan maritim yang bertugas selain membina masyarakat juga menggali berbagai informasi yang dapat menjadi bahan adanya ancaman teroris," katanya.
TNI senantiasa mengintesifkan pengamanannya terutama di wilayah RI yang berbatasan langsung dengan negara lain, meski anggaran terbatas.
Sebelumnya, Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Mayjen TNI Hotma Marbun mengemukakan, terdapat 33 pos pengamanan di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT)-Timor Leste, 25 pos pengamanan di wilayah Kalimantan Timur dengan Sabah (Malaysia), 31 pos pengamanan di perbatasan Kalimantan Barat-Serawak (Malaysia) dan 114 pos di wilayah RI-PNG.
Di wilayah perbatasan laut, TNI Angkatan Laut (AL) juga menyiagakan sejumlah kapal perangnya, terutama di Ambalat yang tengah menjadi bahasan antara RI dan Malaysia.
ANTARA News
No comments:
Post a Comment