30 September 2010 -- The Republic of Singapore Air Force (RSAF) Apache AH-64 helicopter, which made an emergency landing at an open field between Woodlands Ave 12 and Woodlands Dr 64 at about 1530hrs today, was recovered back to Sembawang Air Base at about 2000hrs this evening. As a precautionary measure, the RSAF will temporarily suspend all training for its fleet of Apache AH-64 helicopters pending the outcome of the investigation. Training for the RSAF's Sikorsky S-70B Seahawk naval helicopters, which have similar engines as the Apache AH-64 helicopters, will also be on hold.
(Photo: Reuters)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
(Photo: Reuters)
(Photo: AP)
MINDEF Singapore
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Thursday, September 30, 2010
GE Menangkan Tender Mesin LCA Tejas
30 September 2010 -- Perusahaan mesin pesawat Amerika Serikat General Electric (GE) Aviation memenangkan tender pengadaan mesin jet untuk program Light Combat Aircraft (LCA) India dan diperkirakan nilai kontrak senilai lebih dari 600 juta dolar. Proses tender berlansung lebih dua tahun.
GE mengalahkan pesaing dari Eurojet setelah Defence Research and Development Organisation (DRDO), yang mengembangkan LCA versi Mark II, secara resmi mengumumkan GE penawar terendah dari tender sebagai pemenang.
LCA Tejas jet tempur ringan bermesin dan berkursi tunggal, direncanakan akan menggantikan jet tempur usang buatan Uni Sovyet. AU India telah mengoperasikan 20 LCA Tejas dan membutuhkan hingga 200 pesawat setipe LCA.
India mengembangkan juga LCA Tejas versi maritim, yang akan ditempatkan di kapal induk buatan dalam negeri, direncanakan selesai 2015.
PTI/Berita HanKam
TNI AL Kirim Satu Kapal Perang ke Tarakan
KRI Sultan Hassanudin-366 saat masih dibangun di galangan kapal Belanda Damen.
30 September 2010, Surabaya -- TNI AL, Kamis (30/9) mengirim KRI Sultan Hassanudin ke Tarakan, Kalimantan Timur untuk membantu pengamanan menyusul kerusuhan di wilayah tersebut. Kapal bernomor 366 itu diberangkatkan dari Pangkalan Armada Kawasan Timur (Armatim). Kapal dilengkapi dengan satu helikopter, namun belum diketahui secara pasti jumlah pasukan yang ikut serta dalam kapal tersebut.
"Kapal perang tersebut dikirim ke Tarakan sebagai bantuan pengamanan, keberadan kapal juga bisa dimanaatkan untuk bantuan logitsik dan bantuan medis," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Surabaya.
Panglima TNI mngatakan kondisi Tarakan memprihatinkan karena itu TNI ikut bertanggungawab dalam pemulihan keamanan. Karena itu, dengan penambahan satu kapal perang diharapkan bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Tidak hanya kapal perang, Mabes TNI juga sudah mengirimkan bantuan pengamana koordinasi dengan Polri agar keamanan di Tarakan pulih kembali. "Dalam pemulihan keamanan tidak hanya menjadi tanggungawab Polri dan TNI tapi juga seluruh lapisan masyarakat, agar situasi di semua daerah aman," ujarnya.
MI
30 September 2010, Surabaya -- TNI AL, Kamis (30/9) mengirim KRI Sultan Hassanudin ke Tarakan, Kalimantan Timur untuk membantu pengamanan menyusul kerusuhan di wilayah tersebut. Kapal bernomor 366 itu diberangkatkan dari Pangkalan Armada Kawasan Timur (Armatim). Kapal dilengkapi dengan satu helikopter, namun belum diketahui secara pasti jumlah pasukan yang ikut serta dalam kapal tersebut.
"Kapal perang tersebut dikirim ke Tarakan sebagai bantuan pengamanan, keberadan kapal juga bisa dimanaatkan untuk bantuan logitsik dan bantuan medis," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Surabaya.
Panglima TNI mngatakan kondisi Tarakan memprihatinkan karena itu TNI ikut bertanggungawab dalam pemulihan keamanan. Karena itu, dengan penambahan satu kapal perang diharapkan bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Tidak hanya kapal perang, Mabes TNI juga sudah mengirimkan bantuan pengamana koordinasi dengan Polri agar keamanan di Tarakan pulih kembali. "Dalam pemulihan keamanan tidak hanya menjadi tanggungawab Polri dan TNI tapi juga seluruh lapisan masyarakat, agar situasi di semua daerah aman," ujarnya.
MI
AL Bangladesh Terima 2 Kapal Patroli Bekas AL Inggris
HMS Leeds Castle-P258 menjadi BNS Dhaleshwari. (Foto: Henry Pattison)
30 September 2010 -- Angkatan Laut Bangladesh menerima kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) bekas pakai AL Inggris yang telah direkondisi di A&P Tyne, Hebburn, South Tyneside.
KASAL Bangladesh Laksamana Madya Zahir Uddin Ahmed menerima kedua kapal yang diberi nama BNS Dhaleshwari (eks HMS Leeds Castle-P258) dan BNS Bijoy (eks HMS Dumbarton Castle- P265), Kamis (23/9) di A&T.
Pengerjaan perbaikan memakan waktu empat bulan, meliputi perbaikan total mesin utama kapal, gearbox, shaft dan motor serta pemasangan generator diesel baru serta krane dek, dilakukan oleh 100 orang pekerja.
Kedua kapal akan berlayar 11.000 mil ke Bangladesh sebelum dioperasikan AL Bangladesh.
The Northern Echo/Berita HanKam
30 September 2010 -- Angkatan Laut Bangladesh menerima kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) bekas pakai AL Inggris yang telah direkondisi di A&P Tyne, Hebburn, South Tyneside.
KASAL Bangladesh Laksamana Madya Zahir Uddin Ahmed menerima kedua kapal yang diberi nama BNS Dhaleshwari (eks HMS Leeds Castle-P258) dan BNS Bijoy (eks HMS Dumbarton Castle- P265), Kamis (23/9) di A&T.
Pengerjaan perbaikan memakan waktu empat bulan, meliputi perbaikan total mesin utama kapal, gearbox, shaft dan motor serta pemasangan generator diesel baru serta krane dek, dilakukan oleh 100 orang pekerja.
Kedua kapal akan berlayar 11.000 mil ke Bangladesh sebelum dioperasikan AL Bangladesh.
The Northern Echo/Berita HanKam
Boeing Receives A-10 Structural Inspection Contract from US Air Force
An A-10C Thunderbolt II from Moody Air Force Base, Ga., as the one pictured, will participate in the Enhanced Mojave Viper Exercise in Arizona later in August. Moody A-10Cs will provide close air support to U.S. Marine Corps and Navy forces during the three-week exercise. (Photo: U.S. Air Force /Airman 1st Class Benjamin Wiseman)
29 September 2010, ST. LOUIS -- Boeing [NYSE: BA] today announced that it has received a contract from the U.S. Air Force to supply airframe services and support for the A-10 Thunderbolt II aircraft fleet. The A-10 Scheduled Structural Inspection (SSI) 2012 contract covers development tasks and hardware deliveries in support of the Air Force Depot's implementation of A-10 SSI fuselage repairs. The two-year contract is valued at $5.7 million.
Boeing will plan all details of the repairs, including processes, tooling, work instructions, quality assurance, and training materials. Boeing also will repair prototype fuselages before training Air Force personnel and supporting the service's repairs on operational aircraft. All operational repair activity will be performed by the Air Force at current A-10 depots.
"Boeing appreciates the confidence the Air Force has in our ability to continue to ensure that the A-10 Thunderbolt II is viable now and into the future," said Steve Waltman, director of Aircraft Sustainment & Maintenance, a subdivision of Boeing Global Services & Support’s Maintenance, Modifications & Upgrades division.
This is the fourth competitive A-10 Thunderbolt Life-Cycle Program Support Task/Delivery Order contract the Air Force has awarded to Boeing, in addition to the $2 billion A-10 Wing Replacement Program (WRP) in June 2007. The WRP program includes engineering services and the manufacture of up to 242 A-10 wing sets.
The A-10 Thunderbolt II, also known as the Warthog, was first introduced into the Air Force inventory in 1976. The twin-engine aircraft provides close-air support of ground forces and employs a wide variety of conventional munitions, including general-purpose bombs. The simple, effective and survivable single-seat aircraft can be used against all ground targets, including tanks and other armored vehicles. The aircraft is currently supporting operations in Afghanistan and Iraq.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing
29 September 2010, ST. LOUIS -- Boeing [NYSE: BA] today announced that it has received a contract from the U.S. Air Force to supply airframe services and support for the A-10 Thunderbolt II aircraft fleet. The A-10 Scheduled Structural Inspection (SSI) 2012 contract covers development tasks and hardware deliveries in support of the Air Force Depot's implementation of A-10 SSI fuselage repairs. The two-year contract is valued at $5.7 million.
Boeing will plan all details of the repairs, including processes, tooling, work instructions, quality assurance, and training materials. Boeing also will repair prototype fuselages before training Air Force personnel and supporting the service's repairs on operational aircraft. All operational repair activity will be performed by the Air Force at current A-10 depots.
"Boeing appreciates the confidence the Air Force has in our ability to continue to ensure that the A-10 Thunderbolt II is viable now and into the future," said Steve Waltman, director of Aircraft Sustainment & Maintenance, a subdivision of Boeing Global Services & Support’s Maintenance, Modifications & Upgrades division.
This is the fourth competitive A-10 Thunderbolt Life-Cycle Program Support Task/Delivery Order contract the Air Force has awarded to Boeing, in addition to the $2 billion A-10 Wing Replacement Program (WRP) in June 2007. The WRP program includes engineering services and the manufacture of up to 242 A-10 wing sets.
The A-10 Thunderbolt II, also known as the Warthog, was first introduced into the Air Force inventory in 1976. The twin-engine aircraft provides close-air support of ground forces and employs a wide variety of conventional munitions, including general-purpose bombs. The simple, effective and survivable single-seat aircraft can be used against all ground targets, including tanks and other armored vehicles. The aircraft is currently supporting operations in Afghanistan and Iraq.
A unit of The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security is one of the world's largest defense, space and security businesses specializing in innovative and capabilities-driven customer solutions, and the world's largest and most versatile manufacturer of military aircraft. Headquartered in St. Louis, Boeing Defense, Space & Security is a $34 billion business with 68,000 employees worldwide.
Boeing
Sukhoi Hannya di Makassar
30 September 2010, Makassar -- Untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia, pemerintah telah membangun satu skadron pesawat tempur Sukhoi di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar dan jet tempur Rusia itu hanya akan berada di Lanud Hasanuddin.
"Untuk skadron pesawat tempur Sukhoi ditempatkan di Lanud Hasanuddin Makassar dan hingga saat ini Lanud telah mempunyai 10 unit pesawat tempur Sukhoi," kata Kepala Penerangan dan Kepustakaan (Kapentak) Lanud Hasanuddin Makassar, Kapten Agus, Kamis.
Untuk melengkapi skadron Lanud Hasanuddin Makassar, pemerintah masih akan memesan enam pesawat tempur Sukhoi lagi dari Rusia.
"Satu skadronnya akan diisi Sukhoi sebanyak 16 unit dan hingga saat ini kita sudah punya 10 unit," ujarnya tanpa menjelaskan kapan enam pesawat tempur berikutnya bakal dibeli.
Berdasarkan rencana jangka panjang hingga tiga dekade ke depan, pemerintah akan membangun 10 skadron dengan 180 unit pesawat tempur berbagai jenis.
10 skadron itu akan ditempatkan 180 pesawat tempur berbagai jenis, diantaranya F-16 Fighting Falcon yang sudah masuk dalam rencana kerja strategi Kemenhan sebagai pengganti Hawk Australia.
ANTARA News
Satu Flight Pesawat Tempur Sukhoi Ikut Ramaikan HUT TNI Ke-65
30 September 2010, Makassar -- Satu flight pesawat tempur Sukhoi 27/30 yang berhome base di Skadron Udara 5 Wing 5 Lanud Sultan dipimpin langsung Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna , Kamis (30/9) bertolak menuju Lanud Halim Perdanakusuma untuk meramaikan kegiatan upacara HUT TNI ke 65 bersama pesawat tempur lainnya.
Selain Komandan Lanud Sultan Hasanuddin para penerbang Skadron Udara 11 Wing 5 yang ikut meramaikan HUT TNI ke 65 diantaranya adalah Kadisops Letkol Pnb Andi Kustoro Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Toni Haryono , Mayor Pnb Untuk Surapati, Mayor Pnb David Tamboto, Kapten I Gusti Ngurah Surga, Kapten Riyadi, Kapten Pnb Wanda, Lettu Pnb Baskoro, sebelum bertolak meninggalkan Lanud Sultan Hasanuddin, diawali dengan pelaksanaan briefing penerbangan dan cek kesehatan.
Dalam rangkaian ikut meramaikan HUT TNI ke 65, para penerbang pesawat tempur Sukhoi selama bulan September 2010 secara terjadwal giat melaksanakan latihan dengan berbagai formasi/fly pass di wilayah udara Lanud Sultan Hasanuddin dan sekitarnya.
Pentak Lanud Sultan Hasanuddin
Wednesday, September 29, 2010
Alutsista Marinir Perlu Dimodernisasi
30 September 2010, Surabaya -- Sejumlah kendaraan tempur milik Korps Marinir melakukan manuver tempur, di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu (29/9). Alat utama sistem senjata (Alutsista) milik Korps Marinir TNI AL, meski sebagian sudah lama tahun pembuatannya, namun masih bisa digunakan dalam kondisi baik untuk mendukung keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/10)
Sejumlah meriam persenjataan artileri milik Korps Marinir melakukan manuver tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/10)
Sejumlah meriam persenjataan artileri milik Korps Marinir melakukan manuver tempur. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/nz/10)
TNI Perkuat Alutsista Dalam Negeri
30 September 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembuatan alat utama sistem senjata (alutsista).
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, penggunaan produksi dalam negeri memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan ekonomi bangsa. Sebab, dalam pembuatannya, semua yang mengerjakan adalah tenaga Indonesia. ”Misalnya pembuatan satu fregat bisa menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja, jadi kalau dua fregat bisa dua kali lipat menyerap tenaga kerja. Belum lagi dampak ekonomi lain,”katanya di Kantor Wakil Presiden kemarin.
Dia melanjutkan,Kementerian Pertahanan menganggarkan sekitar Rp150 triliun untuk pengadaan serta pemeliharaan dan perawatan alutsista. Dana tersebut sebagian besar diambil dari Rencana Pembangunan Menengah Nasional 2010–2014.“Dari jumlah tersebut sebesar Rp100 triliun diambil dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2010–2014,”katanya. Menurut Menhan, sisanya sebesar Rp50 triliun diharapkan bisa diperoleh oleh kementriannya apabila ekonomi Indonesia ke depan tumbuh dengan baik. Purnomo mengakui dana sebesar Rp 50 triliun tersebut belum bisa berakomodasi, tapi dirinya masih akan terus memperjuangkannya. Alutsista yang akan dibuat di dalam negeri dari anggaran Rp150 triliun tersebut meliputi kapal fregat dan kapal patroli cepat (fast patrol boat).
Dia menjelaskan, untuk kebutuhan di perairan Indonesia barat,TNI AL tidak mengembangkan kapal ukuran besar sehingga bisa dibuat di dalam negeri dilengkapi persenjataan modern seperti rudal.“Kalau yang untuk Indonesia timur memang kapalnya besar-besar. Seperti fregat itu kita bangun di Surabaya. Mudah-mudahan akhir tahun kita bisa mendeklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia juga di PT PAL,”katanya Purnomo berkali-kali menyatakan komitmen pemerintah dalam memberdayakan industri pertahanan dalam negeri. Seusai penyerahan penyerahan pesawat tempur Sukhoi di Makassar Senin (27/9) dia menyatakan PT PAL Indonesia telah mampu melakukan pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR).
Sementara PT Dirgantara Indonesia melakukan kerja sama pembangunan pesawat patroli maritim dengan Turki serta pembuatan prototipe pesawat tempur generasi 4,5 dengan Korea Selatan. Seperti diketahui, saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di depan anggota Komisi I DPR, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjamin keberlanjutan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri.Pemberdayaan tersebut merupakan salah satu program prioritas Agus dalam melaksanakan pembangunan kekuatan TNI. Penguatan tersebut, lanjutnya, dapat terealisasi jika pem-ba-ngunan kekuatan pertahanan dengan penggunaan produk industri dalam negeri.
“Contohnya pembangunan kapal perang dengan konsep joint cooperation di PT PAL,” ujarnya. Jika ternyata pengadaan alutsista harus dibeli dari luar, ujar Agus, maka perlu diupayakan adanya transfer teknologi. Pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, pembangunan industri pertahanan berbeda dengan pembangunan industri lain. Pembangunan tersebut memerlukan kesabaran dalam tenggat waktu yang panjang serta kebijakan-kebijakan strategis dari pemerintah.
Yang terutama dibutuhkan adalah alokasi anggaran yang besar. “Komitmen penggunaan alutsista dalam negeri oleh TNI dan Kemhan harus terus dijaga,”katanya. Sementara itu,Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan komitmen melakukan penguatan peran Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) atau Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) dalam pengembangan industri pertahanan nasional dan pemenuhan kebutuhan alutsista TNI harus didukung.
Agar target pengembangan dan penguatan tersebut dapat tercapai, industri pertahanan dalam negeri juga harus melakukan perbaikanperbaikan dengan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan melakukan langkahlangkah efisiensi serta pembenahan manajemen. Upaya pengembangan industri pertahanan dalam negeri, lanjut Mahfudz, juga dilakukan dengan menggandeng industri-industri yang selama ini bekerja sama dengan Indonesia.
“Sebagai contoh, kalau Indonesia meneken kontrak untuk membeli lima kapal selam, maka ada industri yang mereka bersedia untuk pembuatannya di Indonesia, transfer teknologinya di Indonesia, bahkan kemudian akan join dengan industri yang ada di Indonesia dan mereka akan menginjeksikan investasi,”tandasnya.
SINDO
Agus Suhartono Serahkan Jabatan KSAL
Panglima TNI Jendral TNI Djoko Santoso (tengah) melakukan salam komando bersama KSAL baru Laksamana Madya TNI Soeparno (kiri) dan Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan) usai Sertijab KSAL di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Jatim, Kamis (30/9). Laksamana Madya TNI Soeparno menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono yang selanjutnya menjabat sebagai Panglima TNI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/10)
30 September 2010, Jakarta -- Jabatan Kepala Staf Angkatan Laut diserahterimakan dari Laksamana TNI Agus Suhartono kepada Laksamana Madya TNI Soeparno, Kamis pagi.
Serahterima jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dilakukan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, sementara Agus Suhartono sekarang menjabat Panglima TNI.
Pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kepala Staf Angkatan Laut sesuai Keputusan Presiden Nomor 52/TNI/2010.
Laksamana Madya TNI Soeparno. merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-24 tahun 1978 .
Ia pernah menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim. Usai menjabat Danguspurlatim, pria kelahiran Surabaya, 28 September 1955 itu berdinas di Mabes TNI AL sebagai Kepala Dinas Potensi Maritim.
Hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Kasal.
Sejumlah personel Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL lengkap dengan persenjataan mereka mengikuti defile pasukan pada Sertijab KSAL di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Jatim, Kamis (30/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/10)
Sebagai perwira dengan spesialisasi kapal selam, Laksma TNI Soeparno pernah mengomandani tiga kapal perang, masing-masing KRI Badik-623, KRI Nala-363 dan KRI Oswald Siahaan-354.
Kemudian pada 1999 menjabat Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Dengan pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kasal, maka jabatan Wakasal akan diisi oleh Laksamana Muda TNI Marsetio sesuai Keputusan Panglima TNI No Kep: 642/IX/2010 tanggal 28 Sept 2010.
Berdasar keputusan itu pula Laksaman Muda TNI Haribowo ditetapkan sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, dan Laksmana Pertama TNI Sukatno sbg Danlantamal VII .
ANTARA News
30 September 2010, Jakarta -- Jabatan Kepala Staf Angkatan Laut diserahterimakan dari Laksamana TNI Agus Suhartono kepada Laksamana Madya TNI Soeparno, Kamis pagi.
Serahterima jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dilakukan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, sementara Agus Suhartono sekarang menjabat Panglima TNI.
Pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kepala Staf Angkatan Laut sesuai Keputusan Presiden Nomor 52/TNI/2010.
Laksamana Madya TNI Soeparno. merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-24 tahun 1978 .
Ia pernah menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim. Usai menjabat Danguspurlatim, pria kelahiran Surabaya, 28 September 1955 itu berdinas di Mabes TNI AL sebagai Kepala Dinas Potensi Maritim.
Hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Kasal.
Sejumlah personel Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL lengkap dengan persenjataan mereka mengikuti defile pasukan pada Sertijab KSAL di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Jatim, Kamis (30/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/10)
Sebagai perwira dengan spesialisasi kapal selam, Laksma TNI Soeparno pernah mengomandani tiga kapal perang, masing-masing KRI Badik-623, KRI Nala-363 dan KRI Oswald Siahaan-354.
Kemudian pada 1999 menjabat Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Dengan pengangkatan Laksamana Madya Soeparno sebagai Kasal, maka jabatan Wakasal akan diisi oleh Laksamana Muda TNI Marsetio sesuai Keputusan Panglima TNI No Kep: 642/IX/2010 tanggal 28 Sept 2010.
Berdasar keputusan itu pula Laksaman Muda TNI Haribowo ditetapkan sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, dan Laksmana Pertama TNI Sukatno sbg Danlantamal VII .
ANTARA News
Army all at sea on HMS Ark Royal
A detachment of Apache attack helicopters have landed on board the Royal Navy’s Fleet Flagship HMS Ark Royal to take part in Exercise Joint Warrior in October.
28 September 2010 -- An unusual sight – Apaches are used extensively by the Army Air Corps in land operations but over the next few weeks they will train to broaden their sea experience and capability with the Royal Navy.
As well as it being a relatively new experience for the three aircraft and ten pilots, there is also a support crew of 120 engineers and maintainers from 4 Regiment Army Air Corps on board the Portsmouth-based aircraft carrier. Working around the clock to ensure the safety of the aircraft, this will be the first time at sea for many of the soldiers.
The formidable firepower and target-tracking capability of the Apache has already been demonstrated to impressive effect on the battlefields of Afghanistan and while on board HMS Ark Royal, this AAC detachment will explore how these capabilities can be further extended by working from a seaborne platform.
Under Exercise joint Warrior, which is off the west coast of Scotland, the pilots will initially spend time acclimatising to the unique difficulties which arise when operating at sea, performing deck-landings in a variety of conditions.
Once this process is completed, the Apaches will take part in simulated small-scale warfare, attacking land-targets in a series of assaults planned, launched and directed by HMS Ark Royal.
Commander Rocky Salmon, Commander Air of HMS Ark Royal, said:
“Being able to operate a diverse range of aircraft from the carrier underlines our flexibility in the joint service environment and the Apache brings with it an awesome capability. “The focus of this period will be to ensure that we safely integrate 656 Squadron into HMS Ark Royal, provide their crews with deck experience and develop tactical procedures for the future.”
ROYAL NAVY
28 September 2010 -- An unusual sight – Apaches are used extensively by the Army Air Corps in land operations but over the next few weeks they will train to broaden their sea experience and capability with the Royal Navy.
As well as it being a relatively new experience for the three aircraft and ten pilots, there is also a support crew of 120 engineers and maintainers from 4 Regiment Army Air Corps on board the Portsmouth-based aircraft carrier. Working around the clock to ensure the safety of the aircraft, this will be the first time at sea for many of the soldiers.
The formidable firepower and target-tracking capability of the Apache has already been demonstrated to impressive effect on the battlefields of Afghanistan and while on board HMS Ark Royal, this AAC detachment will explore how these capabilities can be further extended by working from a seaborne platform.
Under Exercise joint Warrior, which is off the west coast of Scotland, the pilots will initially spend time acclimatising to the unique difficulties which arise when operating at sea, performing deck-landings in a variety of conditions.
Once this process is completed, the Apaches will take part in simulated small-scale warfare, attacking land-targets in a series of assaults planned, launched and directed by HMS Ark Royal.
Commander Rocky Salmon, Commander Air of HMS Ark Royal, said:
“Being able to operate a diverse range of aircraft from the carrier underlines our flexibility in the joint service environment and the Apache brings with it an awesome capability. “The focus of this period will be to ensure that we safely integrate 656 Squadron into HMS Ark Royal, provide their crews with deck experience and develop tactical procedures for the future.”
ROYAL NAVY
Iran Akan Persenjatai Kapal Laut Terbang dengan Roket dan Rudal
29 September 2010 -- Komandan Korps Pengawal Revolusi Iran Kekuatan Laut Alireza Tangsiri mengatakan Korpsnya berencana memasang roket dan rudal pada kapal laut terbang guna meningkatkan kemampuan tempur, Selasa (28/9), kutip FNA.
Korps Pengawal Revolusi Iran menerima tiga skuadron Bavar-2 dari Kementrian Pertahanan.
Kapal laut terbang tidak saja nyaman pada kecepatan tinggi tetapi juga mudah berlayar ditengah badai tanpa terpengaruh ketinggian ombak, ujar Tangsiri.
Ia menggarisbawahi Iran diantara sedikit negara, yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan merancang dan memproduksi kapal laut terbang serta melatih militer untuk menggunakannya, dan diingatkannya Iran satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah dengan kemampuan tersebut.
FNA/Berita HanKam
Korps Pengawal Revolusi Iran menerima tiga skuadron Bavar-2 dari Kementrian Pertahanan.
Kapal laut terbang tidak saja nyaman pada kecepatan tinggi tetapi juga mudah berlayar ditengah badai tanpa terpengaruh ketinggian ombak, ujar Tangsiri.
Ia menggarisbawahi Iran diantara sedikit negara, yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan merancang dan memproduksi kapal laut terbang serta melatih militer untuk menggunakannya, dan diingatkannya Iran satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah dengan kemampuan tersebut.
FNA/Berita HanKam
KSAL Inspeksi Kapal Perang Jelang Sertijab
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) yang lama, Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) didampingi calon penggantinya Laksamana Madya TNI Soeparno melakukan penghormatan terhadap deretan kapal perang Indonesia saat inspeksi laut di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Makoarmatim), Surabaya, Rabu (29/9). Inspeksi laut merupakan salah satu tradisi di lingkungan TNI AL guna memeriksa kesiapan unsur-unsur untuk terakhir kalinya, sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ss/ama/10)
29 September 2010, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono melakukan inspeksi kapal perang di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Rabu, sehari menjelang digelarnya serah terima jabatan.
Dalam kegiatan itu, KSAL yang didampingi calon penggantinya Laksamana Madya TNI Soeparno dan sejumlah Panglima Komando Utama (Pangkota) di jajaran TNI AL, melakukan inspeksi dari atas Kapal Angkatan Laut (KAL) Yudhistira.
Kegiatan yang diberi nama "Admiral Inspection" ini merupakan salah satu tradisi di lingkungan TNI AL yang dilaksanakan guna memeriksa kesiapan unsur-unsur untuk terakhir kalinya, sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan.
Tradisi semacam ini biasanya digelar menjelang pergantian KSAL maupun Panglima Komando Armada RI. Selain sebagai ajang perpisahan dengan prajurit, kegiatan ini juga untuk memperkenalkan pemimpin yang baru.
Setelah melakukan inspeksi laut, KSAL Laksamana TNI Agus Suhartono menyampaikan amanat melalui radio telekomunikasi KAL Yudhistira dan dipancarkan ke seluruh kapal perang TNI AL yang sedang beroperasi di penjuru perairan Indonesia maupun internasional.
Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Drs. Yayan Sugiana, mengatakan gelar inspeksi ini diikuti sekitar 2.500 prajurit anak buah kapal dari berbagai tipe dan jenis.
"KSAL dan penggantinya melewati setiap kapal perang yang bersandar dan mendapat penghormatan dari prajurit sambil meneriakkan 'Jalesveva Jayamahe'," katanya.
Ia menambahkan sertijab KSAL akan dilaksanakan di Dermaga Koarmatim pada Kamis (30/9), dengan dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.
Sebelumnya, Laksamana TNI Agus Suhartono resmi dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Panglima TNI, Selasa (28/9), menggantikan Jenderal Djoko Santoso yang telah memasuki masa pensiun.
Dalam Admiral Inspection ini, Laksamana TNI Agus Suhartono yang sudah dilantik oleh Presiden sebagai Panglima TNI menggantikan Jendral Djoko Santoso ini didampingi penggantinya Laksamana Madya TNI Soeparno dan sejumlah Panglima Komando Utama jajaran TNI AL. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
Suasana saat Agus Suhartono melakukan inspeksi kapal perang (Admiral Inspection). (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
Sertijab KSAL sendiri akan dilaksanakan di Dermaga Koarmatim pada Kamis (30/9/2010) yang dipimpin langsung Panglima TNI Djoko Santoso. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
ANTARA News
29 September 2010, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono melakukan inspeksi kapal perang di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Rabu, sehari menjelang digelarnya serah terima jabatan.
Dalam kegiatan itu, KSAL yang didampingi calon penggantinya Laksamana Madya TNI Soeparno dan sejumlah Panglima Komando Utama (Pangkota) di jajaran TNI AL, melakukan inspeksi dari atas Kapal Angkatan Laut (KAL) Yudhistira.
Kegiatan yang diberi nama "Admiral Inspection" ini merupakan salah satu tradisi di lingkungan TNI AL yang dilaksanakan guna memeriksa kesiapan unsur-unsur untuk terakhir kalinya, sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan.
Tradisi semacam ini biasanya digelar menjelang pergantian KSAL maupun Panglima Komando Armada RI. Selain sebagai ajang perpisahan dengan prajurit, kegiatan ini juga untuk memperkenalkan pemimpin yang baru.
Setelah melakukan inspeksi laut, KSAL Laksamana TNI Agus Suhartono menyampaikan amanat melalui radio telekomunikasi KAL Yudhistira dan dipancarkan ke seluruh kapal perang TNI AL yang sedang beroperasi di penjuru perairan Indonesia maupun internasional.
Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Drs. Yayan Sugiana, mengatakan gelar inspeksi ini diikuti sekitar 2.500 prajurit anak buah kapal dari berbagai tipe dan jenis.
"KSAL dan penggantinya melewati setiap kapal perang yang bersandar dan mendapat penghormatan dari prajurit sambil meneriakkan 'Jalesveva Jayamahe'," katanya.
Ia menambahkan sertijab KSAL akan dilaksanakan di Dermaga Koarmatim pada Kamis (30/9), dengan dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.
Sebelumnya, Laksamana TNI Agus Suhartono resmi dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Panglima TNI, Selasa (28/9), menggantikan Jenderal Djoko Santoso yang telah memasuki masa pensiun.
Dalam Admiral Inspection ini, Laksamana TNI Agus Suhartono yang sudah dilantik oleh Presiden sebagai Panglima TNI menggantikan Jendral Djoko Santoso ini didampingi penggantinya Laksamana Madya TNI Soeparno dan sejumlah Panglima Komando Utama jajaran TNI AL. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
Suasana saat Agus Suhartono melakukan inspeksi kapal perang (Admiral Inspection). (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
Sertijab KSAL sendiri akan dilaksanakan di Dermaga Koarmatim pada Kamis (30/9/2010) yang dipimpin langsung Panglima TNI Djoko Santoso. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)
ANTARA News
'Disandera', Batalyon Raiders Bebaskan Direksi PDAM
Dengan mengendap-endap, pasukan Raider mulai memasuki gedung PDAM Kota Surabaya untuk membebaskan direksi PDAM yang disandera teroris. (Foto: detikFoto/Rois Jajeli)
29 September 2010, Surabaya -- Suara tembakan terdengar keras di dalam gedung PDAM Kota Surabaya, Rabu (29/9/2010) dinihari.
Suara tembakan tersebut berasal dari senapan anggota Yonif 500/Raider Kodam V Brawijaya yang hendak membebaskan direksi PDAM yang disandera teroris.
Hanya dalam waktu 5 menit, 15 personel pasukan Yonif 500/Raider berhasil membebaskan sandera. Pasukan khusus TNI ini juga berhasil melumpuhkan para teroris.
Pembebasan sandera ini hanyalah latihan anggota Yonif 500/Raider Kodam V Brawijaya. "Ini merupakan latihan tahunan anggota Raider. Latihan ini untuk memelihara keterampilan anggota Raider," ujar Kapten Inf Laode M. Nudin, staf Intel Kodam V Brawijaya.
Laode mengungkapkan latihan dilakukan serentak di 20 tempat. Di antaranya di gedung RRI Surabaya, Telkom Ketintang, Graha Pena, Sier Rungkut, gardu PLN Wonorejo, stasiun Pasar Turi, Adpel Tanjung Perak, Jasa Tirta, Stadion Tambaksari, Usaha Dagang Iris, PT Sumateraco dan PT Mandiri Tangguh Laksana.
Puncak kegiatan latihan anggota Yonif 500/Raider sekitar pukul 13.00 WIB di gedung Pertamina, Jalan Jagir.
Ingin kuasai Pertamina, 16 teroris ditembak mati
Rentetan suara tembakan terdengar dari dalam gedung Pertamina UPMS V, Jalan Jagir Wonokromo, Rabu (29/9/2010) siang. Tembakan tersebut berasal dari sekelompok teroris yang ingin menguasai gedung Pertamina.
Para teroris yang berjumlah 16 orang ini lalu memaksa seluruh karyawan dan karyawati Pertamina keluar gedung. Sambil terus memberi tembakan peringatan, para teroris yang semuanya memakai penutup wajah ini memaksa karyawan lebih cepat meninggalkan gedung.
Tampak dua teroris berjaga di pintu luar gedung, sedangkan 5 teroris berjaga di dalam gedung. Para teroris juga menyandera General Manager yang kebetulan sedang berada di ruangannya di lantai 5.
Penyanderaan di gedung Pertamina ini diketahui pasukan Yonif 500/Raiders Kodam V Brawijaya. Atas informasi ini, pasukan khusus TNI ini lalu melakukan penyelidikan. Dan ternyata benar. Tak lama, dengan menggunakan mobil dan motor, pasukan Yonif 500/Raiders bergerak ke gedung Pertamina.
Setibanya di depan gedung Pertamina, pasukan Yon Raiders langsung menembaki para teroris. Dua teroris yang berjaga di pintu langsung tewas. Anggota Yon Raiders ini terus bergerak masuk ke dalam gedung dan menembaki para teroris. Lima teroris di dalam gedung pun tewas begitu juga yang berada di lantai 5. Dan selanjutnya pasukan Yon Raidere membawa sandera keluar gedung.
Rentetan peristiwa tersebut hanyalah simulasi latihan pasukan Yonif 500/Raiders Kodam V Brawijaya. "Ini memang latihan rutin pasukan Yonf 500/Raiders dalam rangka menumpas para teroris," ujar Komandan Yonif 500/Raiders Kodam V Brawijaya Mayor Inf I Nyoman Sukasana.
Sejumlah anggota Tim Penanggulangan Teror (Gultor) Yonif 500/Raider berhasil menyerbu dan melumpuhkan sejumlah teroris, saat simulasi penanggulangan teroris di Gedung Pertamina UPMS V Jatim-Bali-Nus, Surabaya, Rabu (29/9). Simulasi yang digelar oleh Yonif 500/Raider Kodam V/Brawijaya bekerjasama dengan Pertamina tersebut, sebagai wujud kesiapan TNI AD dalam membantu Polri untuk membasmi terorisme di Indonesia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/10)
Seorang anggota Tim Penanggulangan Teror (Gultor) Yonif 500/Raider berhasil mengamankan seorang teroris. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/10)
Sejumlah teroris menguasai gedung dan menyandera sejumlah orang. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/10)
beritajatim.com
29 September 2010, Surabaya -- Suara tembakan terdengar keras di dalam gedung PDAM Kota Surabaya, Rabu (29/9/2010) dinihari.
Suara tembakan tersebut berasal dari senapan anggota Yonif 500/Raider Kodam V Brawijaya yang hendak membebaskan direksi PDAM yang disandera teroris.
Hanya dalam waktu 5 menit, 15 personel pasukan Yonif 500/Raider berhasil membebaskan sandera. Pasukan khusus TNI ini juga berhasil melumpuhkan para teroris.
Pembebasan sandera ini hanyalah latihan anggota Yonif 500/Raider Kodam V Brawijaya. "Ini merupakan latihan tahunan anggota Raider. Latihan ini untuk memelihara keterampilan anggota Raider," ujar Kapten Inf Laode M. Nudin, staf Intel Kodam V Brawijaya.
Laode mengungkapkan latihan dilakukan serentak di 20 tempat. Di antaranya di gedung RRI Surabaya, Telkom Ketintang, Graha Pena, Sier Rungkut, gardu PLN Wonorejo, stasiun Pasar Turi, Adpel Tanjung Perak, Jasa Tirta, Stadion Tambaksari, Usaha Dagang Iris, PT Sumateraco dan PT Mandiri Tangguh Laksana.
Puncak kegiatan latihan anggota Yonif 500/Raider sekitar pukul 13.00 WIB di gedung Pertamina, Jalan Jagir.
Ingin kuasai Pertamina, 16 teroris ditembak mati
Rentetan suara tembakan terdengar dari dalam gedung Pertamina UPMS V, Jalan Jagir Wonokromo, Rabu (29/9/2010) siang. Tembakan tersebut berasal dari sekelompok teroris yang ingin menguasai gedung Pertamina.
Para teroris yang berjumlah 16 orang ini lalu memaksa seluruh karyawan dan karyawati Pertamina keluar gedung. Sambil terus memberi tembakan peringatan, para teroris yang semuanya memakai penutup wajah ini memaksa karyawan lebih cepat meninggalkan gedung.
Tampak dua teroris berjaga di pintu luar gedung, sedangkan 5 teroris berjaga di dalam gedung. Para teroris juga menyandera General Manager yang kebetulan sedang berada di ruangannya di lantai 5.
Penyanderaan di gedung Pertamina ini diketahui pasukan Yonif 500/Raiders Kodam V Brawijaya. Atas informasi ini, pasukan khusus TNI ini lalu melakukan penyelidikan. Dan ternyata benar. Tak lama, dengan menggunakan mobil dan motor, pasukan Yonif 500/Raiders bergerak ke gedung Pertamina.
Setibanya di depan gedung Pertamina, pasukan Yon Raiders langsung menembaki para teroris. Dua teroris yang berjaga di pintu langsung tewas. Anggota Yon Raiders ini terus bergerak masuk ke dalam gedung dan menembaki para teroris. Lima teroris di dalam gedung pun tewas begitu juga yang berada di lantai 5. Dan selanjutnya pasukan Yon Raidere membawa sandera keluar gedung.
Rentetan peristiwa tersebut hanyalah simulasi latihan pasukan Yonif 500/Raiders Kodam V Brawijaya. "Ini memang latihan rutin pasukan Yonf 500/Raiders dalam rangka menumpas para teroris," ujar Komandan Yonif 500/Raiders Kodam V Brawijaya Mayor Inf I Nyoman Sukasana.
Sejumlah anggota Tim Penanggulangan Teror (Gultor) Yonif 500/Raider berhasil menyerbu dan melumpuhkan sejumlah teroris, saat simulasi penanggulangan teroris di Gedung Pertamina UPMS V Jatim-Bali-Nus, Surabaya, Rabu (29/9). Simulasi yang digelar oleh Yonif 500/Raider Kodam V/Brawijaya bekerjasama dengan Pertamina tersebut, sebagai wujud kesiapan TNI AD dalam membantu Polri untuk membasmi terorisme di Indonesia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/10)
Seorang anggota Tim Penanggulangan Teror (Gultor) Yonif 500/Raider berhasil mengamankan seorang teroris. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/10)
Sejumlah teroris menguasai gedung dan menyandera sejumlah orang. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/10)
beritajatim.com
Menhan: Rp150 Triliun untuk Alutista
29 September 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bahwa menganggarkan sekira Rp 150 triliun untuk pengadaan dan pemeliharaan, serta perawatan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang sebagian besar diambil dari Rencana Pembangunan Menengah Nasional 2010-2014.
"Dari jumlah tersebut sebesar Rp100 triliun diambil dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2010-2014," kata Purnomo kepada pers, di Istana Wapres Jakarta, Rabu.
Hal tersebut dikemukakan usai dirinya menerima penghargaan Cinta Karya Bangsa dari Wapres Boediono, yang juga dihadiri oleh Menperind MS Hidayat, Menteri ESDM Darwin Saleh serta sejumlah pejabat instansi/kementrian serta direktur BUMN.
Menurut menhan, sisanya sebesar Rp50 triliun diharapkan bisa diperoleh oleh kementriannya apabila ekonomi Indonesia ke depan tumbuh dengan baik.
Dirinya mengakui, dana sebesar Rp 50 triliun tersebut masih belum bisa terakomodasi tapi dirinya masih akan terus memperjuangkan. "Belum, sekarang lagi kita perjuangkan," katanya.
Alutista yang akan dibuat di dalam negeri dari anggaran Rp 150 triliun tersebut meliputi fregat, juga fast patrol boat. Untuk di perairan Indonesia barat, TNI AL tidak mengembangkan kapal ukurang besar, sehingga bisa dibuat di dalam negeri.
"Kita lengkapi dengan rudal, persenjataan modern. Kalau yang untuk Indonesia timur memang besar-besar. Seperti fregat itu kita bangun di Surabaya. Mudah-mudahan akhir tahun kita bisa mendeklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia juga di PT PAL," kata Menhan.
Hal yang menarik dalam pembuatan alutista tersebut adalah semua tenaga yang mengerjakan adalah tenaga Indonesia sehingga bisa menciptakan suatu lapangan kerja dan memiliki dampak berantai yang luas.
"Satu fregat bisa menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja jadi kalau dua fregat bisa menyerap dua kali lipat tenaga kerja. Belum lagi dampak ekonomi lainnya," kata Purnomo.
Untuk itu, tegasnya, dirinya tetap memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembuatan alutista.
ANTARA News
Laksamana Agus Suhartono Pamit kepada Prajurit Marinir
Mantan KSAL, Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan), didampingi Dankormar, Mayjen TNI (Mar) M Alfan Badaruddin, menyapa ribuan prajurit Korps Marinir usai tradisi pelepasan jabatan KSAL di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Jatim, Rabu (29/9). Pelepasan tersebut, terkait dilantiknya Laksamana TNI Agus Suhartono sebagai Panglima TNI oleh Presiden RI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/10)
29 September 2010, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono SE yang telah dilantik menjadi Panglima TNI (28/9) berpamitan kepada prajurit Korps Marinir.
Pamitan itu dilakukan Panglima TNI yang baru menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso itu, saat memimpin apel khusus prajurit Korps Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu.
"Selaku Kepala Staf Angkatan Laut, saya hadir di tengah-tengah prajurit Marinir dengan penuh rasa bangga," katanya dalam amanat di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir.
Rasa bangga itu tumbuh karena berhadapan langsung dengan para prajurit yang memiliki kemampuan tempur di tiga media yaitu di darat, di laut dan di udara.
"Tuntutan tingkat profesionalisme yang tinggi hanya dapat dicapai, karena prajurit Korps Marinir memiliki kebanggaan, jiwa korsa, dan naluri tempur yang kuat," ujarnya.
Kebanggaan, jiwa korsa dan naluri tempur, katanya, merupakan napas bagi prajurit "Baret Ungu" dalam melaksanakan berbagai penugasan, baik di dalam maupun di luar negeri, seperti saat tergabung dalam pasukan perdamaian PBB.
"Tingkat profesionalisme yang dimiliki prajurit Marinir saat ini tak lain merupakan hasil dari proses pembinaan yang cukup panjang dan hasil jerih payah para pendahulu serta sesepuh Korps Marinir," paparnya.
Menurut pati berbintang empat itu, keberhasilan dan citra yang positif yang telah diraih prajurit Korps Marinir hendaknya dapat dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan.
"Dalam pelaksanaan tugas, Korps Marinir wajib memahami aturan hukum yang berlaku, sehingga mampu mengambil tindakan secara proporsional dalam setiap penugasan guna menghindari tindakan yang dapat merugikan dan menyakiti hati rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Laksamana Agus Suhartono sebagai warga kehormatan Korps Baret Ungu menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh prajurit Korps Marinir.
Pesannya antara lain selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; serta mempertahankan dan meningkatkan terus profesionalisme dan kesiapsiagaan Korps Baret Ungu dalam melaksanakan tugas, guna menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.
Selain itu, menjaga dan meningkatkan solidaritas dan soliditas baik dengan sesama Korps Baret Ungu maupun dengan institusi TNI dan Polri.
Pesan selanjutnya, selalu menanamkan rasa disiplin dan jatidiri sebagai prajurit Korps Marinir yang senantiasa membela kebenaran, kejujuran serta selalu tampil tanpa cela; dan selalu menjunjung tinggi panji-panji Keris Samudera dalam mewujudkan kualitas dan naluri tempur yang tangguh.
Setelah memimpin apel khusus, Laksamana TNI Agus Suhartono beserta istri terlihat menaiki BTR-50 dengan dilepas oleh ribuan prajurit Korps Marinir, Jalasenastri, dan PNS yang melewati lorong yang dibentuk dengan menggunakan kendaraaan tempur yang dimiliki Korps Marinir.
ANTARA News
29 September 2010, Surabaya -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono SE yang telah dilantik menjadi Panglima TNI (28/9) berpamitan kepada prajurit Korps Marinir.
Pamitan itu dilakukan Panglima TNI yang baru menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso itu, saat memimpin apel khusus prajurit Korps Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu.
"Selaku Kepala Staf Angkatan Laut, saya hadir di tengah-tengah prajurit Marinir dengan penuh rasa bangga," katanya dalam amanat di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir.
Rasa bangga itu tumbuh karena berhadapan langsung dengan para prajurit yang memiliki kemampuan tempur di tiga media yaitu di darat, di laut dan di udara.
"Tuntutan tingkat profesionalisme yang tinggi hanya dapat dicapai, karena prajurit Korps Marinir memiliki kebanggaan, jiwa korsa, dan naluri tempur yang kuat," ujarnya.
Kebanggaan, jiwa korsa dan naluri tempur, katanya, merupakan napas bagi prajurit "Baret Ungu" dalam melaksanakan berbagai penugasan, baik di dalam maupun di luar negeri, seperti saat tergabung dalam pasukan perdamaian PBB.
"Tingkat profesionalisme yang dimiliki prajurit Marinir saat ini tak lain merupakan hasil dari proses pembinaan yang cukup panjang dan hasil jerih payah para pendahulu serta sesepuh Korps Marinir," paparnya.
Menurut pati berbintang empat itu, keberhasilan dan citra yang positif yang telah diraih prajurit Korps Marinir hendaknya dapat dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan.
"Dalam pelaksanaan tugas, Korps Marinir wajib memahami aturan hukum yang berlaku, sehingga mampu mengambil tindakan secara proporsional dalam setiap penugasan guna menghindari tindakan yang dapat merugikan dan menyakiti hati rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Laksamana Agus Suhartono sebagai warga kehormatan Korps Baret Ungu menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh prajurit Korps Marinir.
Pesannya antara lain selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; serta mempertahankan dan meningkatkan terus profesionalisme dan kesiapsiagaan Korps Baret Ungu dalam melaksanakan tugas, guna menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.
Selain itu, menjaga dan meningkatkan solidaritas dan soliditas baik dengan sesama Korps Baret Ungu maupun dengan institusi TNI dan Polri.
Pesan selanjutnya, selalu menanamkan rasa disiplin dan jatidiri sebagai prajurit Korps Marinir yang senantiasa membela kebenaran, kejujuran serta selalu tampil tanpa cela; dan selalu menjunjung tinggi panji-panji Keris Samudera dalam mewujudkan kualitas dan naluri tempur yang tangguh.
Setelah memimpin apel khusus, Laksamana TNI Agus Suhartono beserta istri terlihat menaiki BTR-50 dengan dilepas oleh ribuan prajurit Korps Marinir, Jalasenastri, dan PNS yang melewati lorong yang dibentuk dengan menggunakan kendaraaan tempur yang dimiliki Korps Marinir.
ANTARA News
Awak KRI Gelar Latihan Penyelamatan Kapal Nubika
29 September 2010, Surabaya -- Satuan kapal Patroli Komando Armada RI kawasan timur (Satrol Koarmatim) mengadakan latihan Penyelamatan Kapal Nuklir Biologi dan Kimia (Peknubika) di Pusat Penyelamatan Kapal Nuklir Biologi Dan Kimia (Puspeknubika) Komando Pengembangan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) Bumi Moro Surabaya, Rabu (29/9).
Program latihan tersebut di ikuti oleh 80 awak Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di bawah jajaran Satrol Koarmatim. Pelaksanaan latihan selama 3 hari dimulai hari Senin 27 September sampai hari Rabu 29 September 2010. Adapun materi yang di ajarkan meliputi Organisasi PEK, Bangunan Kapal, Standar Komunikasi, Teori kebakaran dan kebocoran. Pengenalan alat bantu pernafasan dan masker serta pelajaran dan teori NBCD.
Tujuan diadakan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan, kemahiran dan ketrampilan personil Unsur Satrol Koarmatim dalam menanggulangi bahaya kebakaran dan kebocoran di kapal sesuai prosedur yang benar. Serta melaksanakan prosedur PEK, menggunakan peralatan PEK, menanggulangi kebakaran dan Nubika yang terjadi dengan cepat dan tepat sesuai Standart Operation procedure (Sop) yang ada.
”Latihan seperti ini akan terus dilaksanakan secara rutin guna meningkatkan kemampuan dan profesionalisme bagi personil yang berdinas di KRI, untuk menunjang dalam mejaga kedaulatan wilayah laut yurisdiksi nasional”, tegas perwira staf operasi Satrol Koarmatim Mayor Laut (P). Agus Yulianto.
Dispenarmatim
Uji Siap Tempur Tingkat Baterai Batalyon Arhanudse 13/BS
29 September 2010, Pekanbaru -- Sejumlah personel bersiaga di Meriam 57 mm/s-60 buatan Rusia tahun 1940-an saat Uji Siap Tempur Tingkat Baterai Batalyon Arhanudse 13/BS di Pekanbaru, Riau, Rabu (29/9). Uji tempur Batalyon Arhanudse itu bertujuan untuk menguji kemampuan alutsista yang ada, dengan melibatkan 158 personel dan 12 meriam. (Foto: ANTARA/FB Anggoro/Koz/nz/10)
Sejumlah personel bersiaga saat Uji Siap Tempur Tingkat Baterai Batalyon Arhanudse 13/BS. (Foto: ANTARA/FB Anggoro/Koz/nz/10)
Sejumlah personel bersiaga saat Uji Siap Tempur Tingkat Baterai Batalyon Arhanudse 13/BS. (Foto: ANTARA/FB Anggoro/Koz/nz/10)
Polda Jateng Gelar Latihan Anti Teroris
29 September 2010, Semarang -- Dua anggota polisi bersiaga dengan posisi siap menembak di Markas Polda Jateng yang sedang dalam ancaman serangan teroris, pada latihan pengamanan markas di Mapolda Jateng, di Semarang, Rabu (29/9). Latihan melibatkan sebanyak 380 personel dari berbagai satuan di Polda Jateng dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan anggota, termasuk dalam hal kecepatan gerak, identifikasi ancaman, dan koordinasi antar satuan. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/nz/10)
Sejumlah anggota Brimob berkendara sepeda motor dan bersenjata bersiap melakukan penyisiran di sekitar Markas Polda Jateng yang sedang dalam ancaman serangan teroris. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/nz/10)
Sejumlah anggota Brimob berkendara sepeda motor dan bersenjata bersiap melakukan penyisiran di sekitar Markas Polda Jateng yang sedang dalam ancaman serangan teroris. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/nz/10)
Tuesday, September 28, 2010
Kapal Perang TNI AL Tangkap Kapal Pelanggar
KRI Panana. (Foto: Dispenarmatim)
28 September 2010, Surabaya -- TNI AL menangkap kapal bermuatan batubara, saat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Panana tersebut melakukan patroli di sekitar Perairan Selat Lombok. Kapal perang TNI AL yang di Komandani Kapten Laut (P) Mulyono tersebut, memergoki Kapal jenis Tug Boat (TB) Prawira Satu dan Tongkang (TK) 3201 pada posisi 08 18 30 S-116 51 30 T, belum lama ini, Kamis (23/9).
Kapal yang di periksa oleh aparat TNI AL ini memiliki tanda selar Tb Prawira satu GT 385 No. 197 AB, anjungan warna putih lambung hitam dan berat 385 GT. Kapal ini di nahkodai oleh Ruslan R dengan Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) dua belas orang warga negara (WNI) Indonesia. Sedangkan Kapal Tonkang Lestari 3201 dengan tanda selar GT 3765 No. 200 AB, warna lambung hitam dan berat 3765 GT mengangkut 7.303.597 MT batu bara.
Dari hasil pemeriksaan awal di temukan beberapa tindak pelanggaran hukum di laut berupa, sertifikat keselamatan konstruksi kapal barang mati, sertifikat keselamatan perlengkapan kapal barang mati serta sertifikat radio kapal barang mati. Guna pemeriksaan lebih lanjut, kemudian kapal beserta ABK dan barang bukti lainnya di kawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Mataram.
KRI Sutanto-877 tangkap tug boat dan tongkang
KRI Sutanto-877 di bawah jajaran Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Guspurlatim) berhasil mengamankan kapal jenis tug boat TB Lee Speed-IV dan tongkang Narita-2 yang berlayar dari Agoamas Donggala dengan tujuan Manumbar Teluk Sangkurilang pada posisi 00 15 22 U – 119 15 35 T.
Dari pemeriksaan awal, Kapal milik PT Albany Surabaya beserta enam orang anak buah kapal dengan muatan alat berat seperti tiga excavator, lima dump truck, satu pick up dan dua tangki itu diketahui melakukan tindak pelanggaran di laut berupa membawa lima orang penumpang tanpa surat ijin dan surat keterangan. Selain itu pelanggaran lainnya adalah, surat sertifikat kecakapan laut untuk dua orang ABK tidak disijil dan tidak memiliki surat sertifikat kecakapan laut, surat ijin tramper dalam negeri telah mati dan sertifikat radio tidak ada.
Setelah diperiksa, kapal dengan nakhoda Rudiansyah tersebut selanjutnya dikawal menuju Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tarakan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) membenarkan kejadian penangkapan kapal tersebut dan mengatakan bahwa TNI AL akan terus meningkatkan pelaksanaan patroli KRI dalam melakukan penyekatan pelanggaran wilayah dan pencurian kekayaan laut.
KRI Sura-802 tangkap kapal illegal fishing
KRI Sura - 802 di bawah jajaran Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Guspurlatim), belum lama ini menangkap sebuah kapal illegal fishing bernama KM. Adi Candra Dua saat melakukan penangkapan ikan secara illegal di sekitar perairan Ambon pada posisi 01 59 46 S – 127 55 67 T senin (27/09).
KRI Sura - 802, yang sedang melaksanakan tugas patroli pengamanan wilayah laut memergoki kapal ikan tersebut melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Ambon. Pengamatan lewat radar KRI tersebut terdeteksi ada kapal yang berada di wilayah perairan Ambon dan setelah didekati kapal tersebut sedang melakukan penangkapan ikan.
Kapal ikan yang memiliki bobot 28 gross ton (GT) dengan nakhoda Amin (38 th) beserta 13 ABK yang seluruhnya asli warga Negara Indonesia itu telah kedapatan mengangkut 58 ton ikan tuna.
Dari hasil pemeriksaan awal di KRI Sura – 802, telah ditemukan cukup bukti pelanggaran untuk diproses yaitu melakukan pelanggaran iIlegal Fishing dan dokumen kapal tidak sesuai ketentuan. Saat ini kapal diamankan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) lX - Ambon untuk disidik dan akan dilimpahkan ke Kejaksaan bila pemberkasan penyidikan telah lengkap, ungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut Kadispenal, untuk mengurangi jumlah kerugian negara akibat dari pencurian hasil kekayaan laut Indonesia yang dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab, TNI AL akan terus meningkatkan pelaksanaan patroli KRI dalam melakukan penyekatan pelanggaran wilayah dan pencurian kekayaan laut.
Dispenarmatim/Dispenal
28 September 2010, Surabaya -- TNI AL menangkap kapal bermuatan batubara, saat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Panana tersebut melakukan patroli di sekitar Perairan Selat Lombok. Kapal perang TNI AL yang di Komandani Kapten Laut (P) Mulyono tersebut, memergoki Kapal jenis Tug Boat (TB) Prawira Satu dan Tongkang (TK) 3201 pada posisi 08 18 30 S-116 51 30 T, belum lama ini, Kamis (23/9).
Kapal yang di periksa oleh aparat TNI AL ini memiliki tanda selar Tb Prawira satu GT 385 No. 197 AB, anjungan warna putih lambung hitam dan berat 385 GT. Kapal ini di nahkodai oleh Ruslan R dengan Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) dua belas orang warga negara (WNI) Indonesia. Sedangkan Kapal Tonkang Lestari 3201 dengan tanda selar GT 3765 No. 200 AB, warna lambung hitam dan berat 3765 GT mengangkut 7.303.597 MT batu bara.
Dari hasil pemeriksaan awal di temukan beberapa tindak pelanggaran hukum di laut berupa, sertifikat keselamatan konstruksi kapal barang mati, sertifikat keselamatan perlengkapan kapal barang mati serta sertifikat radio kapal barang mati. Guna pemeriksaan lebih lanjut, kemudian kapal beserta ABK dan barang bukti lainnya di kawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Mataram.
KRI Sutanto-877 tangkap tug boat dan tongkang
KRI Sutanto-877 di bawah jajaran Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Guspurlatim) berhasil mengamankan kapal jenis tug boat TB Lee Speed-IV dan tongkang Narita-2 yang berlayar dari Agoamas Donggala dengan tujuan Manumbar Teluk Sangkurilang pada posisi 00 15 22 U – 119 15 35 T.
Dari pemeriksaan awal, Kapal milik PT Albany Surabaya beserta enam orang anak buah kapal dengan muatan alat berat seperti tiga excavator, lima dump truck, satu pick up dan dua tangki itu diketahui melakukan tindak pelanggaran di laut berupa membawa lima orang penumpang tanpa surat ijin dan surat keterangan. Selain itu pelanggaran lainnya adalah, surat sertifikat kecakapan laut untuk dua orang ABK tidak disijil dan tidak memiliki surat sertifikat kecakapan laut, surat ijin tramper dalam negeri telah mati dan sertifikat radio tidak ada.
Setelah diperiksa, kapal dengan nakhoda Rudiansyah tersebut selanjutnya dikawal menuju Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tarakan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) membenarkan kejadian penangkapan kapal tersebut dan mengatakan bahwa TNI AL akan terus meningkatkan pelaksanaan patroli KRI dalam melakukan penyekatan pelanggaran wilayah dan pencurian kekayaan laut.
KRI Sura-802 tangkap kapal illegal fishing
KRI Sura - 802 di bawah jajaran Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Guspurlatim), belum lama ini menangkap sebuah kapal illegal fishing bernama KM. Adi Candra Dua saat melakukan penangkapan ikan secara illegal di sekitar perairan Ambon pada posisi 01 59 46 S – 127 55 67 T senin (27/09).
KRI Sura - 802, yang sedang melaksanakan tugas patroli pengamanan wilayah laut memergoki kapal ikan tersebut melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Ambon. Pengamatan lewat radar KRI tersebut terdeteksi ada kapal yang berada di wilayah perairan Ambon dan setelah didekati kapal tersebut sedang melakukan penangkapan ikan.
Kapal ikan yang memiliki bobot 28 gross ton (GT) dengan nakhoda Amin (38 th) beserta 13 ABK yang seluruhnya asli warga Negara Indonesia itu telah kedapatan mengangkut 58 ton ikan tuna.
Dari hasil pemeriksaan awal di KRI Sura – 802, telah ditemukan cukup bukti pelanggaran untuk diproses yaitu melakukan pelanggaran iIlegal Fishing dan dokumen kapal tidak sesuai ketentuan. Saat ini kapal diamankan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) lX - Ambon untuk disidik dan akan dilimpahkan ke Kejaksaan bila pemberkasan penyidikan telah lengkap, ungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut Kadispenal, untuk mengurangi jumlah kerugian negara akibat dari pencurian hasil kekayaan laut Indonesia yang dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab, TNI AL akan terus meningkatkan pelaksanaan patroli KRI dalam melakukan penyekatan pelanggaran wilayah dan pencurian kekayaan laut.
Dispenarmatim/Dispenal
Perjalanan KRI Teluk Jakarta Selama Empat Bulan Operasi
28 September 2010, Surabaya -- 28 September 2010 Tergurat senyum cerah dan semangat dari setiap wajah para prajurit KRI Teluk Jakarta-541dari jajaran unsur Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), karena belum lama ini, Jumat (24/9) mereka masuk ke Pangkalan Koarmatim Surabaya.
Kapal perang ini telah melaksanakan Operasi Tameng Hiu - 10/Th. 2010, yang bertolak pada 26 Mei 2010. KRI Teluk Jakarta-541 kelas ATF (Angkut Tank Frosch) adalah salah satu unsur dalam jajaran Satuan Kapal Amfibi Koarmatim, yang di Komandani oleh Mayor Laut (P) Yanu Madawanto, S.E. Bersama tiga KRI lainnya, telah melaksanakan operasi dibawah Kendali Operasi Komandan Guspurlaarmatim selaku Dan GT. Tameng Hiu – 10.
Perasaan bangga bagi para prajurit KRI Teluk Jakarta-541, telah menunaikan salah satu tugas menjaga perairan perbatasan wilayah laut Indonesia-Malaysia sekitar perairan Karang Unarang, P. Sebatik, dan Selat Makasar dalam rangka menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Dimana selama periode waktu tersebut, KRI Teluk Jakarta-541 telah melaksanakan serangkaian tugas operasi dan kegiatan lainnya di daerah operasi, yang meliputi, uji Terampil Gladi Tugas Tempur TK-II/L-2 oleh Tim Penilai Kolatarmatim selama 2 hari saat tolak dari Pangkalan Koarmatim dan dinyatakan Lulus Patroli laut sesuai sektor dan terjadwal secara periodik yang tertuang dalam setiap Perintah Gerak Komandan GT. Tameng Hiu-10, serta melaporkan hasil deteksi, identifikasi kontak permukaan dan udara unsur-unsur Malaysia di wilayah perbatasan. Melaksanakan penghentian dan pemeriksaan kapal-kapal berbagai jenis yang dideteksi dan identifikasi dalam sektor patroli laut sejumlah 31 kapal, dengan hasil dokumen kapal, personel, dan muatan lengkap, serta diijinkan melanjutkan pelayaran.
Berdasarkan TGM Pangarmatim No. 2597/ARTI/0610 TWU. 0626.1015 melaksanakan tugas khusus mendukung kegiatan Bintal Juang Remaja Bahari Th. 2010, 30 Juni s.d. 04 Juli 2010 di Pangkalan TNI AL Gorontalo - Lantamal-VIII/Manado. Dengan joy sailing, demo dan pengenalan pengetahuan Kebaharian kepada 200 orang pelajar peserta dari seluruh propinsi Gorontalo.
Kegiatan internal KRI meliputi latihan peran-peran secara periodik, pemeliharaan perawatan dan pemantapan kondisi teknis, material, serta bangunan kapal oleh anggota sendiri, dapat dilaksanakan dengan baik. Kegiatan pembinaan Jasrek setiap sandar saat bekal ulang, dilaksanakan bersama prajurit sampai tingkat pertandingan olah raga permainan antar Departemen/Divisi, dan prajurit Pangkalan. Pelaksanaan Bintal dilaksanakan setiap hari di kapal bersama seluruh anggota, dan anjangsana ke PA Yayasan Hidayatullah di Boompanjang - Tarakan dengan menyerahkan bahan kontak kepada Ketua Yayasan. Melaksanakan Halal Bihalal Hari Raya Idhul Fitri 1431 Hijriah dan ramah tamah didaerah operasi, bersama prajurit di geladak kapal. Dengan berbekal semangat, dedikasi dan pengabdian, dalam melaksanakan setiap tugas yang diemban, prajurit KRI Teluk Jakarta-541 senantiasa siap mempertahankan moril dalam menyongsong tugas yang akan datang. “DWI DAYA YUDHA.
Dispenarmatim
Dispenarmatim
Wamenhan: Indonesia Terus Benahi Industri Pertahanan
29 September 2010, Beijing -- Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan Indonesia terus membenahi industri pertahanannya, tidak saja untuk bermitra di dalam, tetapi juga bermitra dengan luar negeri.
"Kita terus melakukan pembenahan, baik dari sisi sumber daya manusia, modal, maupun teknologi," katanya kepada ANTARA serangkaian kunjungannya ke China, Selasa.
Dari sisi sumber daya manusia (SDM), lanjut Sjafrie, sebenarnya Indonesia tidak ketinggalan dengan negara lain, termasuk dalam penguasaan teknologi.
Namun, karena kesempatan tidak ada di dalam negeri maka sebagian besar mereka ke luar negeri, katanya.
Karena itu, pemerintah berupaya memberikan modal bagi Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) agar mampu operasional maksimal.
"Dengan begitu, sumber daya manusia kita yang berada di luar bisa kembali dan mengabdikan kemampuan dan pengetahuan mereka untuk membangkitkan kembali industri pertahanan dalam negeri," kata Sjafrie.
Terkait dengan itu, pemerintah secara umum telah menetapkan revitalisasi indsutri pertahanan nasional dengan modal perbankan nasional sebesar Rp800 miliar.
Tak hanya itu, lanjut Sjafrie, Indonesia juga telah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang diketuai Menteri Pertahanan dan beranggotakan Menteri Perindustrian, Menteri Ristek, Panglima TNI, dan Kapolri.
Komite tersebut, kata dia, bertanggung jawab kepada Presiden, yakni merumuskan kebijakan industri pertahanan untuk mendukung kebutuhan di dalam negeri.
"Di samping KKIP itu merumuskan kebijakan kerja sama luar negeri di antara negara-negara yang memiliki kemampuan industri pertahanan," kata Sjafrie.
Untuk dapat membangun industri pertahanan nasional yang mandiri di dalam negeri dan mampu bersaing di luar negeri, menurut dia, diperlukan SDM, modal, dan penguasaan teknologi yang memadai.
"Karena itu, pembenahan terus dilakukan pemerintah untuk membangun industri pertahanan nasional, terutama di bidang SDM, modal, dan teknologi, karena sebenarnya industri kita mampu beroperasi maksimal untuk memenuhi kebutuhan di dalam dan luar negeri," tutur Sjafrie.
Dalam kunjungan kerjanya ke China, Wamenhan berkesempatan menyaksikan Shanghai Expo, dan bertemu Direktur BUMNIP China (Sastind) terkait dengan industri pertahanan kedua negara.
ANTARA News
Yury Dolgoruky Selesai Diuji Coba
Yury Dolgoruky sedang berlayar di perairan dekat galangan kapal Sevmash di kota Severodvinsk, 2 Juli 2009. (Foto: Reuters)
29 September 2010 -- Kapal selam tenaga nuklir terbaru kelas Borey Rusia Yury Dolgoruky menyelesaikan uji pelayaran di Laut Putih dan kembali ke pangkalannya di Utara Rusia, diumumkan perusahaan galangan kapal Sevmash, Selasa (29/9), kutip RIA Novosti.
Pengujian merupakan bagian dari pengujian oleh Sevmash dan kapal selam sekarang siap diinspeksi akhir oleh komisi pemerintah sebelum diserahkan ke Angkatan Laut Rusia. “Seluruh sistem kapal selam bekerja baik , dan seluruh masalah yang ditemukan saat pengujian lalu telah diatasi,” ujar Sevmash.
Yury Dolgoruky mempunyai panjang 170 m dan lebar 13 m, diawaki 107 orang, mampu menyelam hingga kedalaman 450 m dengan kecepatan saat menyelam 29 knot. Kapal selam mampu berada dibawah permukaan laut selama 100 hari tanpa muncul kepermukaan. Persenjataan kapal selam 16 rudal balistik dan torpedo.
Rusia menghabiskan anggaran sekitar 713 juta dolar, termasuk 280 juta dolar untuk riset dan pengembangan kapal selam.
Tiga kapal selam kelas Borey, Alexander Nevsky, Vladimir Monomkh dan Svyatitel sedang dalam proses pengerjaan. Rusia berencana membangun 8 kapal selam kelas Borey hingga 2015.
Kapal selam tenaga nuklir generasi kelima kelas Borey diharapkan menjadi kekuatan inti armada kapal selam strategis Rusia.
RIA Novosti/Berita HanKam
29 September 2010 -- Kapal selam tenaga nuklir terbaru kelas Borey Rusia Yury Dolgoruky menyelesaikan uji pelayaran di Laut Putih dan kembali ke pangkalannya di Utara Rusia, diumumkan perusahaan galangan kapal Sevmash, Selasa (29/9), kutip RIA Novosti.
Pengujian merupakan bagian dari pengujian oleh Sevmash dan kapal selam sekarang siap diinspeksi akhir oleh komisi pemerintah sebelum diserahkan ke Angkatan Laut Rusia. “Seluruh sistem kapal selam bekerja baik , dan seluruh masalah yang ditemukan saat pengujian lalu telah diatasi,” ujar Sevmash.
Yury Dolgoruky mempunyai panjang 170 m dan lebar 13 m, diawaki 107 orang, mampu menyelam hingga kedalaman 450 m dengan kecepatan saat menyelam 29 knot. Kapal selam mampu berada dibawah permukaan laut selama 100 hari tanpa muncul kepermukaan. Persenjataan kapal selam 16 rudal balistik dan torpedo.
Rusia menghabiskan anggaran sekitar 713 juta dolar, termasuk 280 juta dolar untuk riset dan pengembangan kapal selam.
Tiga kapal selam kelas Borey, Alexander Nevsky, Vladimir Monomkh dan Svyatitel sedang dalam proses pengerjaan. Rusia berencana membangun 8 kapal selam kelas Borey hingga 2015.
Kapal selam tenaga nuklir generasi kelima kelas Borey diharapkan menjadi kekuatan inti armada kapal selam strategis Rusia.
RIA Novosti/Berita HanKam
Purnomo Yusgiantoro Penata Pertahanan
Menhankam, Purnomo Yusgiantoro (kanan) bersama Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov (kiri), melihat cockpit pesawat Sukhoi usai serah terima pesawat Sukhoi SU-27SKM di Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin Makassar, Senin (27/9). Sebanyak tiga unit pesawat Sukhoi tipe SU-27SKM yang di pesan di Rusia di serahkan ke pemerintah Indonesia yang di wakili oleh Menhankam untuk melengkapi enam pesawat dari sepuluh pesanan pesawat Sukhoi SU-30MK2 dan SU-27SKM pada 2003 lalu. (Foto: ANTARA/Adnan Muthalib/ed/nz/10)
29 September 2010 -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sangat dikenal sebagai figur tegas dan berani mengambil risiko. Senin (28/9), di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, suami Sri Murniati Sachro ini ikut terbang selama 25 menit dalam uji coba jet tempur Sukhoi Su-30 double seat yang baru dibeli Indonesia dari Rusia. Meski tidak menjadi pilot utama, keikutsertaan Purnomo terbang menggambarkan bahwa ia pemimpin tegas yang berani mengambil risiko.
Berbicara mengenai pertahanan, pria kelahiran Semarang, 16 Juni 1951, ini punya konsep pemikiran jangka panjang dalam rangka mewujudkan pertahanan negara Indonesia yang kuat. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini menjadi inisiator pembangunan kapal perang besar dan canggih serta berteknologi tinggi, yakni Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (PKR) senilai 220 juta dolar AS di PT PAL Indonesia, Surabaya.
Tak hanya itu, lulusan Fakultas Perminyakan ITB ini juga merencanakan membangun kapal selam berteknologi tinggi di tempat sama. Dua kapal perang ini akan menjadi simbol kekuatan Angkatan Laut RI serta kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.
Pada pertahanan udara, mantan Gubernur OPEC Wina, Austria (1996-1998), ini kembali membuat gebrakan besar membangun skuadron udara. Tak tanggung-tanggung, ia menargetkan hingga tahun 2024 Indonesia sudah memiliki 180 jet tempur Sukhoi buatan Rusia, di luar jet tempur F-16 dan F-5 Tiger yang sudah dimiliki Indonesia.
Suara Karya
29 September 2010 -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sangat dikenal sebagai figur tegas dan berani mengambil risiko. Senin (28/9), di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, suami Sri Murniati Sachro ini ikut terbang selama 25 menit dalam uji coba jet tempur Sukhoi Su-30 double seat yang baru dibeli Indonesia dari Rusia. Meski tidak menjadi pilot utama, keikutsertaan Purnomo terbang menggambarkan bahwa ia pemimpin tegas yang berani mengambil risiko.
Berbicara mengenai pertahanan, pria kelahiran Semarang, 16 Juni 1951, ini punya konsep pemikiran jangka panjang dalam rangka mewujudkan pertahanan negara Indonesia yang kuat. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini menjadi inisiator pembangunan kapal perang besar dan canggih serta berteknologi tinggi, yakni Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (PKR) senilai 220 juta dolar AS di PT PAL Indonesia, Surabaya.
Tak hanya itu, lulusan Fakultas Perminyakan ITB ini juga merencanakan membangun kapal selam berteknologi tinggi di tempat sama. Dua kapal perang ini akan menjadi simbol kekuatan Angkatan Laut RI serta kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.
Pada pertahanan udara, mantan Gubernur OPEC Wina, Austria (1996-1998), ini kembali membuat gebrakan besar membangun skuadron udara. Tak tanggung-tanggung, ia menargetkan hingga tahun 2024 Indonesia sudah memiliki 180 jet tempur Sukhoi buatan Rusia, di luar jet tempur F-16 dan F-5 Tiger yang sudah dimiliki Indonesia.
Suara Karya
Kopassus Siap Bantu Polri
(Foto: Reuters)
29 September 2010, Denpasar -- Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat siap turun tangan membantu Polri memberantas terorisme yang kini makin serius mengancam kedaulatan negara.
Komandan Kopassus Mayor Jenderal Lodewijk F Paulus mengatakan, meningkatnya radikalisme kelompok teroris membuat TNI menegaskan kesiapannya membantu kepolisian.“Kita lihat dari perkembangan terakhir,ada permasalahan serius dengan teroris seperti disampaikan Kapolri.Karena itu,kita harus tangani bersama,”katanya di sela-sela latihan antiteror Kopassus dan Special Air Service (SAS) Australia di Denpasar kemarin. Dengan dasar itu, Paulus menyatakan, Kopassus perlu mematangkan kekuatan seperti melalui latihan kontraterorisme sehingga siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh kepolisian untuk membantu menangani kasus terorisme. “Kapan pun diminta,kita siap bantu Polri,”tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan, TNI AD siap membantu Polri.Hanya saja,kapan pasukan penanggulangan teror TNI AD diterjunkan tetap menunggu instruksi dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) selaku koordinator Badan Nasional PenanggulanganTerorisme (BNPT). Menurut KSAD,selama ini TNI, khususnya AD, selalu dalam kondisi siap siaga untuk memerangi aksi terorisme. Hanya saja, agar pelaksanaan tugas tidak tumpang tindih dengan Polri,diperlukan instruksi khusus dari Menko Polhukam.
Termasuk penentuan jumlah pasukan dan asal matra dari pasukan antiteror itu. “Kalau kekuatan tergantung permintaan dan situasinya, (juga) di lihat sasarannya.Di TNI ada gultor (penanggulangan teror) Satuan 81 Gultor Kopassus TNI AD,Den 90 Bravo TNI AU, Den Jaka TNI AL. Yang tentukan tugas Menko Polhukam,” kata George Toisutta seusai melantik Brigjen TNI Suharsono sebagai Gubernur Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, kemarin. PanglimaTNI Laksamana Agus Suhartono kembali menegaskan kesiapan TNI membantu kepolisian dalam memberantas aksi terorisme. Saat ini setiap angkatan telah menyiapkan pasukannya untuk turun ke lapangan.Namun,keterlibatan TNI masih harus menunggu aturan yang tengah digodok bersama oleh semua pihak dalam BNPT.
“Itu yang digodok bersama. Mudah-mudahan ke depan ada sinergi cukup bagus antara TNI dan Polri.Tapi, pengerahan keterlibatan pada penanggulangan terorisme kita tunggu mekanisme dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),” kata Agus seusai dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Sementara itu, pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan, Polri harus segera menindaklanjuti ucapan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri yang akan melibatkan TNI dalam penanganan terorisme. ”Kalau sudah ada statemen, harus segera diimplementasikan. Kalau tidak ditindaklanjuti, berarti cuma ucapan atau statemen saja,” katanya kemarin.
Menurut dia,tidak menutup kemungkinan penyerangan oleh kelompok teroris akan kembali terjadi, bahkan bisa lebih tinggi eskalasinya. Seperti pembajakan dan penyanderaan masyarakat.Penyerangan terhadap kantor kepolisian menunjukkan keberanian dan kenekatan. Apalagi para pelaku penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang,Sumut hingga kini belum tertangkap. Bambang menilai,keterlibatan TNI dalam penanganan teroris perlu diatur dalam undang-undang. Termasuk konsepsinya seperti bagaimana penanganannya, ancaman terornya seperti apa, berapa jumlah pasukan yang dilibatkan, serta kapan mereka mulai dilibatkan.” Termasuk puskodal (pusat komando pengendalian)-nya siapa.
Jadi aturan-aturan yang melibatkan TNI harus diatur dulu,” ujarnya. Jika tidak dibuatkan aturannya, kata Bambang,dikhawatirkan terjadi kekacauan karena belum ada koordinasi di antara masingmasing institusi. Dia menyebut selama ini penanganan teroris yang dilakukan TNI maupun Polri berbeda- beda. Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, keterlibatan TNI dalam penanganan kasus-kasus teroris bergantung pada kasus-kasus yang muncul.Jika aksi terorisme dinilai membahayakan dan mengganggu stabilitas nasional,ekonomi,pertahanan,dan keamanan seperti perang kota yang terjadi di Kota Mumbai, India, keterlibatan TNI sangat diperlukan.
Mantan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya ini mengakui hingga kini belum ada keterlibatan TNI secara langsung dalam penanganan teroris karena Polri belum meminta bantuan kepada institusi tersebut. ”Secara langsung belum, tapi sudah siap semua apabila terjadi,”katanya. Di bagian lain, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan,sedikitnya 13 orang diamankan Polres Aceh Utara karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme. Seluruhnya merupakan warga Desa Sekip dan Jalan Thamrin Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Mereka ditangkap di rumah kos di Jalan Kenari Kuta Blang, Kecamatan Benda Sakti, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
Mereka ditangkap karena tidak melapor kepada perangkat pemerintah setempat dan selama menetap diketahui berjualan buku.Menurut Iskandar, dari hasil pemeriksaan sementara,mereka berangkat dari Lubuk Pakam,Deli Serdang melewati Sampinet, Aceh Utara, selanjutnya ke Lhokseumawe. Komandan SAS Australia Major General Mc Owen menyatakan, Australia sangat berkepentingan dengan latihan kontraterorisme. “Dalam peristiwa Bom Bali I dan II banyak warga kami menjadi korban. Terorisme menjadi ancaman nyata di kawasan Asia Tenggara sehingga harus ada kerja sama,” sebutnya. Owen menyampaikan perhargaan atas kepuasan bekerja sama dengan Kopassus.
“Kopassus merupakan pasukan elite paling bagus di Asia Tenggara sehingga menjadi aset yang sangat berharga untuk TNI dan Indonesia,” ujarnya. General Manager PT Angkasa Pura I Ngurah Rai Heru Legowo secara terpisah menyatakan, latihan kontraterorisme tidak mengganggu jadwal penerbangan.
SINDO
29 September 2010, Denpasar -- Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat siap turun tangan membantu Polri memberantas terorisme yang kini makin serius mengancam kedaulatan negara.
Komandan Kopassus Mayor Jenderal Lodewijk F Paulus mengatakan, meningkatnya radikalisme kelompok teroris membuat TNI menegaskan kesiapannya membantu kepolisian.“Kita lihat dari perkembangan terakhir,ada permasalahan serius dengan teroris seperti disampaikan Kapolri.Karena itu,kita harus tangani bersama,”katanya di sela-sela latihan antiteror Kopassus dan Special Air Service (SAS) Australia di Denpasar kemarin. Dengan dasar itu, Paulus menyatakan, Kopassus perlu mematangkan kekuatan seperti melalui latihan kontraterorisme sehingga siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh kepolisian untuk membantu menangani kasus terorisme. “Kapan pun diminta,kita siap bantu Polri,”tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan, TNI AD siap membantu Polri.Hanya saja,kapan pasukan penanggulangan teror TNI AD diterjunkan tetap menunggu instruksi dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) selaku koordinator Badan Nasional PenanggulanganTerorisme (BNPT). Menurut KSAD,selama ini TNI, khususnya AD, selalu dalam kondisi siap siaga untuk memerangi aksi terorisme. Hanya saja, agar pelaksanaan tugas tidak tumpang tindih dengan Polri,diperlukan instruksi khusus dari Menko Polhukam.
Termasuk penentuan jumlah pasukan dan asal matra dari pasukan antiteror itu. “Kalau kekuatan tergantung permintaan dan situasinya, (juga) di lihat sasarannya.Di TNI ada gultor (penanggulangan teror) Satuan 81 Gultor Kopassus TNI AD,Den 90 Bravo TNI AU, Den Jaka TNI AL. Yang tentukan tugas Menko Polhukam,” kata George Toisutta seusai melantik Brigjen TNI Suharsono sebagai Gubernur Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, kemarin. PanglimaTNI Laksamana Agus Suhartono kembali menegaskan kesiapan TNI membantu kepolisian dalam memberantas aksi terorisme. Saat ini setiap angkatan telah menyiapkan pasukannya untuk turun ke lapangan.Namun,keterlibatan TNI masih harus menunggu aturan yang tengah digodok bersama oleh semua pihak dalam BNPT.
“Itu yang digodok bersama. Mudah-mudahan ke depan ada sinergi cukup bagus antara TNI dan Polri.Tapi, pengerahan keterlibatan pada penanggulangan terorisme kita tunggu mekanisme dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),” kata Agus seusai dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Sementara itu, pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan, Polri harus segera menindaklanjuti ucapan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri yang akan melibatkan TNI dalam penanganan terorisme. ”Kalau sudah ada statemen, harus segera diimplementasikan. Kalau tidak ditindaklanjuti, berarti cuma ucapan atau statemen saja,” katanya kemarin.
Menurut dia,tidak menutup kemungkinan penyerangan oleh kelompok teroris akan kembali terjadi, bahkan bisa lebih tinggi eskalasinya. Seperti pembajakan dan penyanderaan masyarakat.Penyerangan terhadap kantor kepolisian menunjukkan keberanian dan kenekatan. Apalagi para pelaku penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang,Sumut hingga kini belum tertangkap. Bambang menilai,keterlibatan TNI dalam penanganan teroris perlu diatur dalam undang-undang. Termasuk konsepsinya seperti bagaimana penanganannya, ancaman terornya seperti apa, berapa jumlah pasukan yang dilibatkan, serta kapan mereka mulai dilibatkan.” Termasuk puskodal (pusat komando pengendalian)-nya siapa.
Jadi aturan-aturan yang melibatkan TNI harus diatur dulu,” ujarnya. Jika tidak dibuatkan aturannya, kata Bambang,dikhawatirkan terjadi kekacauan karena belum ada koordinasi di antara masingmasing institusi. Dia menyebut selama ini penanganan teroris yang dilakukan TNI maupun Polri berbeda- beda. Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, keterlibatan TNI dalam penanganan kasus-kasus teroris bergantung pada kasus-kasus yang muncul.Jika aksi terorisme dinilai membahayakan dan mengganggu stabilitas nasional,ekonomi,pertahanan,dan keamanan seperti perang kota yang terjadi di Kota Mumbai, India, keterlibatan TNI sangat diperlukan.
Mantan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya ini mengakui hingga kini belum ada keterlibatan TNI secara langsung dalam penanganan teroris karena Polri belum meminta bantuan kepada institusi tersebut. ”Secara langsung belum, tapi sudah siap semua apabila terjadi,”katanya. Di bagian lain, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan,sedikitnya 13 orang diamankan Polres Aceh Utara karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme. Seluruhnya merupakan warga Desa Sekip dan Jalan Thamrin Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Mereka ditangkap di rumah kos di Jalan Kenari Kuta Blang, Kecamatan Benda Sakti, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
Mereka ditangkap karena tidak melapor kepada perangkat pemerintah setempat dan selama menetap diketahui berjualan buku.Menurut Iskandar, dari hasil pemeriksaan sementara,mereka berangkat dari Lubuk Pakam,Deli Serdang melewati Sampinet, Aceh Utara, selanjutnya ke Lhokseumawe. Komandan SAS Australia Major General Mc Owen menyatakan, Australia sangat berkepentingan dengan latihan kontraterorisme. “Dalam peristiwa Bom Bali I dan II banyak warga kami menjadi korban. Terorisme menjadi ancaman nyata di kawasan Asia Tenggara sehingga harus ada kerja sama,” sebutnya. Owen menyampaikan perhargaan atas kepuasan bekerja sama dengan Kopassus.
“Kopassus merupakan pasukan elite paling bagus di Asia Tenggara sehingga menjadi aset yang sangat berharga untuk TNI dan Indonesia,” ujarnya. General Manager PT Angkasa Pura I Ngurah Rai Heru Legowo secara terpisah menyatakan, latihan kontraterorisme tidak mengganggu jadwal penerbangan.
SINDO
Subscribe to:
Posts (Atom)