Wednesday, June 30, 2010

Iran Mulai Balas Rusia Pembatalan Pengiriman S-300

Sistem rudal permukaan-udara S-300. (Foto: RIA Novosti/Mikhail Fomichev)

01 Juli 2010 -- Penolakan Rusia mengirimkan sistem rudal permukaan-udara ke Iran dapat membuat Tehran berpaling ke Cina sebagai pemasok senjata utamanya, mengambil sumber pendapatan Moskow secara serius, tulis harian Rusia Nezavisimaya Gazeta, Rabu (30/06).

Moskow mengumumkan pertengahan Juni lalu, akan membekukan pengiriman sistem pertahanan udara S-300 mengikuti sangsi baru PBB pada Tehran yang dikeluarkan 9 Juni. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929 dikenakan pada Iran terkait program nuklirnya. Iran dikenakan sangsi pengetatan kontrol keuangan dan perluasan embargo senjata.

Kontrak pembelian S-300 senilai 800 juta dolar, menurut para ahli Rusia memperkirakan Moskow harus membayar denda karena wanprestasi kontrak senilai 400 juta dolar.

Iran dapat juga menolak membeli semua jenis persenjataan buatan Rusia, diperkirakan Moskow akan kehilangan kontrak 300 hingga 500 juta dolar pertahun.

Tehran telah melarang penggunaan pesawat penumpang buatan Rusia Tu-154 untuk penerbangan jalur domestik dan internasional. Tehran juga akan memulangkan para pilot sipil warga negara Rusia dalam waktu dekat, karena Republik Islam Iran telah mampu mencukupi kebutuhan pilot sendiri.

Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi memperingatkan Moskow, 22 Juni lalu, Rusia bertanggung jawab atas konsekuensi gagalnya pengiriman sistem rudal permukaan-udara S-300 ke Iran.

Moskow dan Tehran menandatangani kontrak pembelian sedikitnya lima sistem S-300 Desember 2005 tetapi sampai saat ini belum dikirimkan oleh Moskow. Washington dan Tel Aviv menekan Moskow membatalkan pengiriman S-300. Kedua negara tersebut khawatir kemampuan S-300 dapat melumat jet tempur Israel yang akan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Sistem rudal S-300 versi terbaru, S-300PMU1 mempunyai jarak tembak diatas 150 km serta mampu mencegat rudal balistik, pesawat pada ketinggian rendah dan tinggi, membuat effektif menangkis serangan udara.

RIA Novosti/Berita HanKam

Northrop Grumman-Built Aegis Destroyer Gravely (DDG 107) Performs Well in the Ship's Acceptance Trial

The Northrop Grumman-built Aegis guided missile destroyer Gravely (DDG 107) sails through the Gulf of Mexico last week for her first sea trial.

29 June 2010, PASCAGOULA, Miss. -- The Northrop Grumman Corporation-built (NYSE:NOC) Aegis guided missile destroyer Gravely (DDG 107) returned successfully from her first-ever sea trial last week in the Gulf of Mexico. Reaching this milestone paved the way for delivery to the U.S. Navy later this summer. The destroyer is being built by the company at its Gulf Coast facilities in Pascagoula, Miss.

DDG 107's super trial, normally combining builder's and U.S. Navy acceptance trials, was modified to an integrated acceptance trial to mitigate the impact of the oil spill in the Gulf of Mexico.

"We made a commitment to take DDG 107 to sea and we were able to do that despite the current situation in the Gulf," said Richard Schenk, test and trials vice president for Northrop Grumman Shipbuilding. "The Northrop Grumman/Navy sea trial team worked extremely well together to test the ship's systems, which performed very well. Any testing that could not be accomplished because of the oil spill will be achieved at a later date. I couldn't be more excited of our team's efforts."

During the trial, Northrop Grumman and the U.S. Navy's Board of Inspection and Survey (INSURV) tested the ship's communications and propulsion systems, and conducted several other inspections including habitability.

"We're pleased with the flexibility of Northrop Grumman and the entire team in making the sea trial a success," said U.S. Navy Capt. Steve Mitchell, deputy for operations, Supervisor of Shipbuilding Gulf Coast. "In the areas of focus such as propulsion and damage control, among others, we're happy with the improving trends in these areas. I was proud to be teammates with the shipyard on this trial."

"The shipbuilders and Navy team worked well together, and despite the short time at-sea, we were able to perform necessary tests in a quality manner," said George Nungesser, Northrop Grumman's DDG 51 program manager. "The response we've received from the Navy has been excellent and we greatly reduced the number of trial cards from the last sea trial."

U.S. Navy Commander Doug Kunzman is the ship's first commanding officer and will lead a crew of over 300 officers and sailors. The 510-foot, 9,500-ton Gravely has an overall beam of 59 feet and a navigational draft of 31 feet. Four gas-turbine propulsion plants will power the ship to speeds above 30 knots.

This highly capable multi-mission ship can conduct a variety of operations, from peacetime presence and crisis management to sea control and power projection, all in support of the United States' military strategy. Gravely will be capable of simultaneously fighting air, surface and subsurface battles. The ship contains a myriad of offensive and defensive weapons designed to support maritime defense needs well into the 21st century.

Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. Please visit www.northropgrumman.com for more information.

Northrop Grumman Corporation

Konga XX-G Perbaiki Jalan

Para personel Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-G tengah meratakan jalan yang sebelumnya bergelombang dan berlubang. (Foto: Puspen TNI)

01 Juli 2010, Dungu -- Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-G yang sudah delapan bulan bertugas di negara DRC (Democratic Republic of Congo) dalam misi MONUC (Mission de I’Organisation de republic des Nations Unies en Republicque Democratique du Congo) tengah memperbaiki jalan utama Lina Kofu - Dungu yang sudah rusak berat, akibat seringnya jalan tersebut dilewati oleh kendaraan berat seperti Truck WFP (World Food Program) dan kendaraan tempur Batalyon Infanteri Maroko serta kendaraan sipil lainnya.

Hal tersebut berdasarkan surat perintah Komandan Ituri Brigade Brigjen ATM Zia Ul Hasan kepada Komandan Kontingen Garuda XX-G Letkol Czi Arnold A.P Ritiauw beberapa waktu lalu, untuk segera memperbaiki jalan Lina Kofu, agar jalan utama yang menghubungkan Dungu Town ke Duru dapat berfungsi kembali.

Dengan dasar surat perintah tersebut Kontingen Garuda XX-G segera mengerahkan Pleton Alat Berat yang dipimpin oleh Lettu Czi Dony Irawan ST untuk memperbaiki jalan Lina Kofu. Kondisi jalan yang hampir tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat dan roda dua direncanakan akan memakan waktu selama satu bulan, karena untuk memperbaiki kondisi jalan yang berlumpur dan berlubang sedalam hampir satu meter ini akan memakan waktu cukup lama.

Di sela-sela kesibukannya membangun jalan Dungu Faradje sepanjang 155 Km, pemeliharaan Run Way dan proyek lainnya, Kontingen Garuda XX-G tetap menjalankan tugas yang dibebankan demi suksesnya misi perdamaian di negara DRC (Democratic Republic of Congo) yang disponsori oleh PBB/UN.

Sementara itu, masyarakat yang bermukim di daerah Lina Kofu menyambut dengan gembira perbaikan jalan tersebut karena mereka sudah lama mengharapkan jalan pendukung ekonomis ini dapat berfungsi dengan baik, sehingga mereka dapat meningkatkan perekonomiannya khususnya masyarakat di daerah tersebut.

Adalah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Kontingen Garuda XX-G dapat berkarya dan membantu rakyat Congo dengan membangun banyak infrastruktur, baik jalan maupun bangunan yang hasilnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Sehingga, rakyat Congo yang masih sangat miskin akibat konflik yang berkepanjangan ini dapat terbantu dan dapat memperbaiki tarap kehidupan yang lebih baik.

Kendaraan roda empat dan roda dua sulit melintas karena kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang. (Foto: Puspen TNI)

Sejumlah alat berat dan truk dikerahkan untuk memperbaiki Jalan Lina Kofu-Dungu, Kongo. (Foto: Puspen TNI)

Sebuah alat berat tengah meratakan Jalan Lina Kofu-Dungu, Kongo. (Foto: Puspen TNI)

Jalan Lina Kofu yang diperbaiki ini merupakan jalan utama yang menghubungkan Dungu Town ke Duru. (Foto: Puspen TNI)

Puspen TNI/Dispenal

Agus Widjojo: Wajar Ada Pembentukan Kodam Baru

01 Juli 2010 -- Pendiri Brighten Institute, Agus Widjojo menyatakan pembentukan satu komando daerah militer (Kodam) baru di Kalimantan sebagai hal yang wajar. "Memang bisa dipahami karena Kalimantan itu luas sekali, sedangkan jaringan komunikasi berupa jalan masih sulit," kata Agus, Kamis (1/7).

Mabes TNI Angkatan Darat memekarkan Komando Militer VI/Tanjungpura di Kalimantan menjadi dua kesatuan setingkat Kodam, yaitu menjadi Komando Militer XII/Tanjungpura di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan Kodam VI/Mulawarman di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kodam Tanjungpura akan diresmikan hari ini oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta , sedangkan Kodam Mulawarman sudah diresmikan beberapa hari sebelumnya.

Bagi Agus, yang penting adalah penambahan komando teritorial itu harus muncul dari Kementerian Pertahanan. "Bukan ujug-ujug dari Angkatan Darat," urainya. Pasalnya, penambahan komando teritorial merupakan keputusan politis.

TEMPO Interaktif

5 Helikopter Colibri Tiba di Lanud Supadio


5 Pesawat Helicopter EC Colibri yang berhome base di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma mendarat di Lanud Supadio.

01 Juli 2010, Pontianak -- Tepat pukul 13:09 WIB Sebanyak 5 pesawat Helikopter EC Colibri dengan lebih dari 20 personel yang meliputi penerbang, teknisi dan pendukung dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma tiba di Lanud Supadio, Selasa (29/6). Pesawat buatan Tarnos Prancis ini sedang melaksanakan Latihan Terbang Navigasi Jarak Jauh.

Menurut Komandan Skadron Udara 7 Letkol Pnb Daan Sulfi Latihan Terbang Navigasi Jarak Jauh ini merupakan program Skadron Udara 7 yang disebut ”Bina Walet” yang maksud dan tujuannya adalah untuk melatih kru pesawat helikopter dalam tugas penerbangan jarak jauh diluar home base, dengan melewati rintangan yang akan merintangi seperti cuaca serta rintangan yang lain dan diharapkan nantinya setelah kembali ke home base para pilot serta kru mempunyai pengalaman terbang jarak jauh sebagai bekal di penugasan nanti.

Sedangkan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E menyambut baik atas kepercayaan Skadron Udara 7 memilih Lanud Supadio sebagai Lanud pendukung kegiatan Latihan Terbang Navigasi Jarak Jauh pesawat Colibri.

Lanud Supadio merupakan Lanud ke-3 yang disinggahi Helikopter EC colibri ini. Sebelumnya, Senin (28/6) pesawat canggih ini berangkat dari Lanud Suryadarma menuju Lanud Astra Ksetra, Lanud Tanjung Pandan (R) dan Selasa (29/6) ke Lanud Supadio (R). Direncanakan Rabu (30/4) berangkat ke Lanud Tanjung Pandan dan Lanud Palembang.

Pentak Lanud Supadio

Saab upgrades Finnish Navy vessels

FNS Raahe-71.

30 June 2010 -- The defence and security company Saab is upgrading the combat and fire control system for the Finnish Navy's Rauma class missile boats. The contract also includes an industrial cooperation agreement. The order is valued at approximately MSEK 220.

"With this order, we are extending our already firm and long partnership with the Finnish Navy, while also broadening and deepening our experience of developing and integrating naval command and control systems," says Gunilla Fransson, Head of the Security and Defence Solutions business area at Saab.

The vessels were delivered at the beginning of the 1990s and they will now undergo a mid-term modification with Saab performing the work as a sub-contractor to Patria Aviation. Saab is upgrading the vessels' combat and fire control systems to 9LV Mk4, the fourth generation naval command and control system.

The aim is for the completely renovated vessels to have operational readiness from the start of 2014. The project also includes an industrial cooperation contract.

The work will begin in August 2010, with the first system delivery in November 2012. The remaining three systems will be delivered in 2013.

Saab AB

Belum Terbayar, Rekanan PT PAL Protes

Kapal jenis LPD pesanan Kementrian Pertahanan sedang dibangun di PT PAL Surabaya. (Foto: KOMPAS)

01 Juli 2010, Surabaya -- Sejumlah proyek pembangunan kapal PT PAL senilai Rp 40 miliar, digugat oleh 37 rekanan yang tergabung dalam Asosiasi Mitra Kerja (AMK) PT PAL karena belum terbayar.

Dana Rp 40 miliar tersebut terdiri dari dua tahun anggaran, masing-masing Rp 26 miliar untuk tahun 2009, dan Rp 14 miliar untuk tahun 2010.

“Kami sebenarnya sudah mempertanyakan tersendatnya pembayaran ini ke Tim Revitalisasi dan Restrukrisasi (Tim RR) PT PAL. Namun tidak tidak ada titik temu. Intinya tim RR tidak ada solusi apapun,” ujar Sekretaris AMK Prapto, Rabu (30/6).

AMK juga sudah mengirimkan surat pengaduan masalah ini ke PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA) yang dibentuk pemerintah. Namun jawaban PT PPA yang dialamatkan ke AMK bernomor S-1127/PPA/DU/0310 juga tidak memuaskan. Pasalnya, PT PPA melempar masalah ini kembali ke PT PAL.

”Dalam surat iu disebutkan PT PPA sudah menginformasikan pengaduan ini ke Direksi PT PAL. Tapi, di poin terakhir dikembalikan lagi ke PT PAL. Jadi PT PPA juga tidak mampu menyelesaikan masalah ini,” katanya.

PT PPA sendiri dibentuk pemerintah untuk menangani restrukturisasi PT PAL yang dinyatakan pailit tahun 2006. Upaya restrukrisasi ini sudah dimulai sejak Desember 2009.

”Dalam rangka program ini, PT PPA berjanji mengucurkan dana 40 juta hingga 45 juta dolar AS. Nah yang menjadi tanda tanya. Dana sudah dikucurkan tapi kok mitra kerja tidak dibayar sampai saat ini,” katanya.

PT PAL sendiri selama tahun 2009 dan 2010 menerima order kapal dari berbagai institusi. Mulai dari kapal patroli cepat W268, W269, W270.

Humas PT PAL M Asyik ketika dikonfirmasi mengaku tidak memahami masalah ini. Menurutnya, persoalan tersebut ditangani oleh Tim RR PT PAL. ”Coba Anda konfirmasi langsung ke Tim RR. Saya tidak tahu apa-apa Mas,” kilah Asyik.

Surya

Northrop Grumman and EADS Defence & Security's Euro Hawk(R) Unmanned Aircraft Completes Successful First Flight

The Euro Hawk(r) unmanned reconnaissance aircraft takes off for its maiden flight June 29, 2010 from Northrop Grumman's Palmdale, Calif., manufacturing facility. (Photo: Northrop Grumman Corporation)

30 June 2010, PALMDALE, Calif. -- The Euro Hawk® unmanned aircraft system (UAS), built by Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) and EADS Defence & Security, successfully completed its first flight June 29. The high-flying aircraft took off at approximately 10:32 a.m. PDT from Northrop Grumman's Palmdale, Calif., manufacturing facility and climbed to 32,000 feet over Palmdale's desert skies before landing nearly two hours later at 12:24 p.m. PDT at Edwards Air Force Base, Calif.

"The Euro Hawk® marks the first international configuration of the RQ-4 Global Hawk high-altitude, long-endurance (HALE) UAS, and strengthens Northrop Grumman's first trans-Atlantic cooperation with Germany and EADS Defence & Security," said Duke Dufresne, sector vice president and general manager of the Strike and Surveillance Systems Division for Northrop Grumman's Aerospace Systems sector. "This is a wonderful start for the Euro Hawk's® flight test program, and a great testament to the Northrop Grumman and EADS Defence & Security team who worked diligently to make it happen."

Based on the Block 20 Global Hawk, Euro Hawk® will be equipped with a new signals intelligence (SIGINT) mission system developed by EADS Defence & Security, providing standoff capability to detect electronic and communications emitters. A ground station consisting of a mission control and launch and recovery elements will be provided by Northrop Grumman. EADS Defence & Security will also provide a SIGINT ground station, which will receive and analyze the data from Euro Hawk® as part of an integrated system solution.

"It is a day of great pride for all the teams involved, as the first Euro Hawk® takes to the skies, marking a significant step in this demonstration of well-shared trust and efficiency," said Nicolas Chamussy, senior vice president of Mission Air Systems for EADS Defence & Security.

The German Ministry of Defence (MoD) awarded a contract in January 2007 to EuroHawk GmbH for the development, test and support of the Euro Hawk® SIGINT surveillance and reconnaissance system. Under this contract, EuroHawk GmbH will also provide aircraft modifications, mission control and launch and recovery ground segments, flight test and logistics support.

"Formed as a 50-50 joint venture company by Northrop Grumman and EADS Defence & Security, EuroHawk GmbH acts as the national prime contractor for the German MoD throughout the lifecycle of the Euro Hawk® system," said Neset Tuekenmez, chief executive officer of the EuroHawk GmbH. "This partnership is an excellent example in international relations for both companies, ensuring Euro Hawk® is a continued success story in the history of trans-Atlantic cooperation."

With a wingspan larger than a commercial airliner, endurance of 30 hours and a maximum altitude of more than 60,000 feet, Euro Hawk® is an interoperable, modular and cost-effective replacement to the aging fleet of manned Breguet Atlantic aircraft, which have been in service since 1972 and will be retired in 2010. Subsequent systems are anticipated for delivery between 2016 and 2017 following successful testing and introduction in German operational service.

EADS Defence & Security is a systems solutions provider for armed forces and civil security worldwide. Its portfolio ranges from sensors and secure networks through missiles to aircraft and UAS as well as global security, service and support solutions. In 2009, Defence & Security – with around 21,000 employees – achieved revenues of €5.4 billion. EADS is a global leader in aerospace, defence and related services. In 2009, EADS generated revenues of €42.8 billion and employed a workforce of about 119,000.

The first international RQ-4 Global Hawk configuration - Euro Hawk(r) - flies for almost two hours over Palmdale, Calif., reaching an altitude of more than 32,000 feet during its first flight June 29, 2010. The aircraft can reach an altitude of more than 60,000 feet.

The first international RQ-4 Global Hawk configuration - Euro Hawk(r) - flies for almost two hours over Palmdale, Calif., reaching an altitude of more than 32,000 feet during its first flight June 29, 2010. The aircraft can reach an altitude of more than 60,000 feet.

Germany's first Euro Hawk(r) unmanned aircraft, built by Northrop Grumman and EADS Defence & Security, completes its maiden flight June 29, 2010, touching down at Edwards Air Force Base, Calif., where it will undergo a final series of operational testing and evaluation prior to its ferry flight to Germany.

Northrop Grumman Corporation is a leading global security company whose 120,000 employees provide innovative systems, products, and solutions in aerospace, electronics, information systems, shipbuilding and technical services to government and commercial customers worldwide. Please visit www.northropgrumman.com for more information.


Northrop Grumman Corporation

Rusia Akan Uji Coba Rudal Bulava Tahun Ini


01 Juli 2010 -- Komisi investigasi bentukan pemerintah Rusia merekomendasikan melanjutkan pengujian rudal jelajah Bulava didasarkan hasil penyelidikan kegagalan pengujian terakhir, disampaikan Deputi Pertama Menteri Pertahanan Vladimir Popovkin pada forum International Engineering Technologies 2010.

Hanya 5 dari 12 kali pengujian Bulava dilaporkan sukses dan akhir bulan lalu komisi menyampaikan ke pemerintah hasil investigasi kegagalan pengujian terakhir yang dilakukan awal Desember 2009 di Laut Putih.

Angkatan Laut Rusia berencana melanjutkan pengujian Bulava awal November tahun ini.

Bulava (SS-NX-30) merupakan rudal balistik diluncurkan dari kapal selam, mampu membawa 10 hulu ledak MIRV dengan jarak jelajah diatas 8000 km.

Rudal Bulava dirancang ditempatkan pada kapal selam nuklir terbaru Rusia kelas Borey. Kapal selam kelas Borey pertama Yury Dolgoruky sedang menjalani pengujian pelayaran.

RIA Novosti
/Berita HanKam

Boeing 737 Mendarat Darurat di Lanud Husein

Karena gagal merayu para teroris agar melapaskan para sandera, puluhan pasukan Detasemen Bravo Paskhas bersenjata lengkap merangsek ke dalam pesawat. (Foto: Baban Gandapurnama)

30 Juni 2010, Bandung -- Landasan Udara Husein Sastranegara, Rabu (30/6), kira-kira 7.00 WIB, menerima informasi soal pembajakan pesawat Boeing 737 penerbangan dari luar negeri. Di dalam pesawat yang berpenumpang 50 orang itu, dikabarkan ada tiga orang yang melakukan pembajakan. Begitulah gambaran simulasi penanganan pembajakan pesawat Boeing 737 di Lanud Husein Sastranegara.

Bagian ATCS (Air Traffic Control System) mendapat info dari pilot bahwa pesawat yang rencananya mendarat di Bali, terpaksa mendarat di Lanud Husein karena bahan bakar yang mulai menipis. Pesawat mendarat di Lanud Husein sekitar pukul 7.30 WIB. Pendaratan berlangsung tidak terlalu mulus dan terjadi crash landing.

Akibatnya, pesawat tersebut terhenti di landasan. Kepala bandara berkoordinasi dengan Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Asep Adang Supriyadi, segera menutup bandara. Beberapa penerbangan dan pendaratan terpaksa ditunda. Sejumlah penumpang yang akan terbang, terpaksa kembali pulang setelah mendapat pengertian dari petugas.

Bandara dinyatakan tertutup bagi umum hingga radius 3 km. Pintu-pintu masuk menuju bandara, baik dari arah Pajajaran, Sukawarna, maupun Sukaraja. Belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.

Pembajakan di Lanud Husein cuma simulasi

Detasemen Bravo Paskhas berusaha memasuki pesawat. Di dalam pesawat tersebut terdapat tiga teroris yang sedang menyandera puluhan penumpang. (Foto: Baban Gandapurnama)

Kejadian pembajakan pesawat Boeing 737 di Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung hanyalah simulasi penanganan antiteror. Simulasi tersebut melibatkan berbagai pihak mulai dari tim inti Detasemen (Den) Bravo 90 dari Paskhas TNI AU, petugas bandara bagian bahan bakar hingga pemadam kebakaran.

Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Asep Adang Supriyadi mengatakan, simulasi digelar agar bandara selalu siap menghadapi situasi apapun. "Khususnya aksi terorisme seperti ini. Dengan demikian, anggota bisa terlatih dan tidak gelagapan jika terjadi hal-hal seperti itu. Karena itu, Den Bravo selalu siaga disini," katanya.

Adang menambahkan, kesiagaan itu juga sebagai bentuk kesiapan aparat bandara ketika jumlah penerbangan terus meningkat. "Rencananya jumlah flight disini akan bertambah. Sekarang masih 10 flight. Tapi, dalam waktu dekat bertambah menjadi 19 flight yang beberapa di antaranya adalah penerbangan internasional. ," katanya.


Simulasi ini melibatkan sekitar 155 personel Lanud Husein Sastranegara dan Detasemen Bravo Paskhas. Dalam simulasi ini, Detasemen Bravo Paskhas menembak mati 2 teroris dan menangkap hidup satu teroris. (Foto: Baban Gandapurnama)

Sementara itu, Komandan Den Bravo 90, Letnan Kolonel M. Djuanda, menjelaskan, Den Bravo mempunyai keahlian-keahlian khusus tak ubahnya Densus 88 Polri. "Ada tim negosiator, intel, eksekutor, hingga berbagai anggota dengan keahlian khusus dalm IT, bahan peledak serta lainnya," katanya.

Para anggotanya memakai perlengkapan khusus mulai dari helm, goggle, rompi anti peluru, bahan peledak, senjata laras panjang MP5, dan lainnya. Ada juga kendaraan tempur khusus untuk penyerangan dan kendaraan khusus untuk Jihandak. "Dengan simulasi seperti ini, anggota kami akan terlatih dan siap bergerak jika sampai terjadi aksi terorisme, khususnya di sekitar bandara dan fasilitas udara lainnya," ujarnya.

Pikiran Rakyat

Panglima TNI Terima Athan Amerika

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyambut kedatangan Kolonel Cevin Richard. (Foto: Puspen TNI)

30 Juni 2010, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menerima kunjungan kehormatan Kolonel Cevin Richard, Atase Pertahanan (Athan) Amerika Serikat, untuk Indonesia, Kolonel Russell Bailey dan Kolonel James Robinson di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (30/6).

Kunjungan Kolonel Cevin kepada Panglima TNI, dalam rangka pamitan mengakhiri tugasnya sebagai Athan Amerika Serikat untuk Indonesia. Selanjutnya memangku jabatan barunya sebagai Direktur Kajian Asia Army Vorcalles di Fencellvania, Amerika Serikat. Kolonel Cevin kemudian digantikan oleh Kolonel Russell Bailey yang sebelumnya sebagai Sekretaris Pribadi Penasehat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat di Gedung Putih.
Sedangkan Kolonel James Robinson merupakan pejabat yang mengatur kerja sama seluruh Angkatan Darat Amerika Serikat di kawasan Asia di Markas Angkatan Darat Komando Pasifik Hawai. Kunjungan Russell dan James Robinson bermaksud memperkenalkan diri kepada Panglima TNI untuk mengawali tugasnya di Indonesia.


Panglima TNI menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kontribusi dan prakarsa yang telah dilaksanakan oleh Athan lama dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerja sama antara kedua Angkatan Bersenjata serta kontribusi mereka atas pelaksanaan Latma Garuda Shield dan Latma Cobra Gold. Kepada Athan yang baru Panglima TNI berharap, ke depan hubungan tersebut akan semakin lancar dan dapat melaksanakan tugas di Indonesia dengan baik. Turut hadir mendampingi Panglima TNI ; Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin, Wakapuspen TNI Brigjen TNI M. Setyo Sularso dan Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Prayitno.

PUSPEN TNI/Pos Kota

Komando Teritorial Kuras Uang Negara


30 Juni 2010, Jakarta -- Perluasan dan penambahan struktur Komando Teritorial (Koter) di daerah dinilai hanya akan menguras uang negara.

Alasannya, Koter sudah tidak relevan lagi dengan konteks geografi Indonesia sebagai negara kepulauan. Demikian pernyataan sikap beberapa lembaga yang terdiri dari Imparsial, KontraS, IDSPS, Infid, PBHI, HRWG, KASUM, ICW, Praxis, dan Propatria Institute.

"Pembentukan Kodam baru memerlukan ongkos yang mahal. Bahkan bisa mencapai hingga Rp 100 triliun. Padahal, negara kita masih kekurangan dana untuk mencukupi kebutuhan dasar rakyat," ungkap perwakilan Praxis, Andi Yuwono, Rabu (30/6/2010) di Jakarta.

Komando teritorial tersebar mengikuti struktur pemerintahan daerah, contohnya Mabes TNI (nasional), Kodam (provinsi), Kodim (kabupaten), dan Koramil (kecamatan).

TNI AD baru saja menambah Kodam VI/Mulawarman di Kalimantan Timur pada 28 Juni 2010. Tindakan TNI ini kemudian mengundang kritik berbagai pihak.

Kritik juga datang dari perwakilan Imparsial, Al-Araf, yang menilai perluasan Koter sudah tidak relevan lagi dengan ancaman keamanan yang dihadapi Indonesia sekarang ini.

Menurut dia, pengembangan struktur teritorial yang diagendakan TNI AD adalah pola lama yang bertentangan dengan semangat Undang-Undang TNI soal restrukturisasi komando teritorial.

Pada Pasal 11 UU TNI disebutkan, penggelaran kekuatan TNI tidak selalu mengikuti struktur administrasi pemerintahan. Menilik sejarahnya, pembentukan Koter ini sebenarnya terjadi pada masa penjajahan.

Pada saat itu, tentara Indonesia tidak bisa melakukan perang terbuka karena sudah kalah persenjataan. Maka dari itu, dilakukan perang gerilya dengan penggalangan dukungan masyarakat melalui Koter-koter yang tersebar di provinsi hingga pedesaan.

Koter justru beri peluang bisnis ilegal


Kritik demi kritik ditujukan kepada instansi TNI AD yang tetap bersikeras mempertahankan sistem komando teritorial (koter) di daerah. Sistem tersebut dinilai memberikan potensi negatif seperti bisnis ilegal dan kekerasan di daerah.

Demikian disampaikan Wakil Koordinator Kontras, Harris Azhar, seusai jumpa pers bersama perwakilan LSM yang memfokuskan masalah pada perluasan koter dan pergantian Panglima TNI di Jakarta, Rabu (30/6/2010).

"Riset Kontras menunjukkan, praktik ilegal TNI justru lebih banyak dikerjakan anggota TNI yang berasal dari kantor komando teritorial," kata Harris di kantor Imparsial, Jakarta.

Ia menjelaskan, para anggota TNI tersebut bahkan menjadi pelaku bisnis, bukan hanya menjadi backing-an pengusaha-pengusaha nakal.

Hadirnya bisnis ilegal pada koter-koter di daerah juga merebut peluang usaha masyarakat sekitar. "Kehadiran koter sudah sangat tidak relevan. Dia (koter) justru memfasilitasi bisnis ilegal dan menutup persaingan usaha masyrakat setempat. Lihat saja keberadaan koperasi-koperasi militer itu kan mematikan bisnis masyarakat sekitar," ungkap Harris.

Tidak hanya menciptakan praktik bisnis ilegal, keberadaan koter ini juga dinilai Harris akan meningkatkan kekerasan yang dilakukan oknum TNI. "Ujung-ujungnya keberadaan koter hanya sebagai alat untuk menguatkan eksistensi TNI di tengah masyarakat," ungkapnya.

Mabes TNI AD berencana menambah 22 markas komando teritorial yang terdiri dari tiga makorem dan 19 makodim. Pembentukan koter dimulai pada masa penjajahan dengan menyesuaikan struktur TNI AD dengan struktur pemerintahan daerah untuk menggalang kekuatan gerilya. Namun, kini keberadaan koter ini dinilai tidak lagi relevan dengan kondisi ancaman yang dihadapi Indonesia.

KOMPAS.com

Enam Perwira AL Singapura Kunjungi Mako Brigif-1 Marinir

Seorang perwira AL Singapura mendapatkan penjelasan dari seorang perwira Korps Marinir, saat kunjungan di Brigif-1 Marinir, Gedangan Sidoarjo, Rabu (30/6). Kunjungan enam perwira jajaran AL Singapura tersebut, bertujuan untuk menjalin kerjasama di bidang pengamanan laut. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/10)

30 Juni 2010, Surabaya -- Enam perwira Angkatan Laut (AL) Singapura mengunjungi markas komando brigade infantri (Mako Brigif-1) Marinir di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu.

Keenam perwira AL Singapura itu diterima Komandan Brigif-1 Marinir, Kolonel Marinir Amir Faisol, yang didampingi sejumlah pejabat teras Brigif-1 Marinir.

Dalam kesempatan itu, Amir Faisol menjelaskan struktur organisasi Brigif-1 Mar, tugas pokok, dan beberapa penugasan yang dilaksanakan prajurit Brigif-1 Marinir.

Setelah mendapatkan penjelasan tentang Brigif-1 Mar, para perwira AL Singapura yang dipimpin oleh Letkol Steven Tan dengan perwira pendamping Letkol Mar Sulthon Hasanudin itu menyaksikan unjuk kemampuan oleh prajurit Brigif-1 Mar.

Mereka menyaksikan unjuk kemampuan prajurit Brigif-1 Mar dalam beladiri militer dan drill senjata bantuan. Bela diri yang ditampilkan, antara lain wushu, karate, tae kwon do, dan pencak silat.

Unjuk kemampuan itu mengundang tepuk tangan sangat meriah saat para prajurit Brigif-1 Mar berhasil memecahkan besi dan mematahkan balok es dengan menggunakan tangan kosong.

Selain itu, para perwira AL Singapura juga takjub saat menyaksikan tubuh dan kepala sejumlah prajurit Baret Ungu itu disiram cairan HCL serta tangannya ditusuk-tusuk dengan jarum.

Beberapa perwira AL Singapura juga sempat memeriksa lempengan besi yang akan dipatahkan dengan tangan dan juga sempat menusukkan jarum ke tangan prajurit Marinir yang sedang unjuk kemampuan.

Setelah melihat kemampuan prajurit Brigif-1 Marinir dalam bela diri, dan drill senjata bantuan itu, para perwira AL Singapura itu mengikuti aksi bersama menembak dengan pistol di lapangan tembak Brigif-1 Marinir.

Sebelumnya, keenam perwira AL Singapura itu sempat mengunjungi mako Pasukan Marinir (Pasmar-1) dan diterima langsung oleh komandannya, Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra.

Komandan Brigif-1 Mar Kolonel Marinir Amir Faisol (kanan) melakukan salam komando dengan Letkol Mar Sulthon Hasanudin (tengah) dan Letkol Steven Tan (kiri). (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Sejumlah prajurit Brigif-1 Mar unjuk kebolehan bela diri saat kunjungan Perwira AL Singapura ke Brigif-1 Marinir, Gedangan, Sidoarjo. Kunjungan ini dalam rangka menjalin kerjasama dan meningkatkan persahabatan antar Angkatan Laut. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang Perwira AL Singapura memeriksa lempengan besi yang akan dipatahkan oleh prajurit Brigif-1 Mar. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang prajurit Brigif-1 Marinir unjuk kebolehan mematahkan lempengan besi dengan menggunakan tangan kosong. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Seorang prajurit Brigif-1 Marinir memecahkan balok es dengan kepalanya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Prajurit Brigif-1 Marinir unjuk kemampuan disiram dengan cairan HCL saat kunjungan Perwira AL Singapura ke Brigif-1 Marinir. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Selain itu, para perwira AL Singapura juga takjub saat menyaksikan sejumlah prajurit Baret Ungu itu tanggannya ditusuk-tusuk dengan jarum. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Letkol Steven Tan mendapat penjelasan tentang persenjataan yang dimiliki Brigif-1 Marinir dari Letkol Mar Sulthon Hasanudin. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Setelah melihat kemampuan prajurit Brigif-1 Marinir dalam bela diri dan drill Senjata Bantuan, kegiatan dilanjutkan dengan menembak pistol bersama dilapangan tembak Brigif-1 Mar. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

ANTARA News/detikFoto

Tuesday, June 29, 2010

Radar AS Efektif Amankan Selat Malaka

Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron R Hume dalam sebuah upacara pemotongan pita di Pusat Komando TNI Angkatan Laut Batam menyerahkan bantuan senilai $56 juta dalam bentuk sistem radar pesisir dan atas kapal, yang meliputi 16 unit radar pesisir, 11 radar kapal, satu perangkat perlengkapan markas besar dan dua pusat komando regional. (Foto: Kedubes AS)

30 Juni 2010, Jakarta -- Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio mengatakan, keberadaan 12 sistem radar intai terintegrasi (integrated maritime surveillance system/IMSS) hibah dari Amerika Serikat di sepanjang Selat Malaka cukup efektif untuk mengurangi potensi kerawanan maritim.

"Kita harapkan kerawanan terus menurun dengan adanya IMMS ini," ujar Marsetio saat dihubungi Suara Karya di Jakarta, Selasa (29/6).

Sebelumnya, Marsetio menghadiri acara penyerahan bantuan IMSS dari pemerintah AS kepada pemerintah Indonesia di Batam. Bantuan IMMS diserahkan Duta Besar AS Cameron R Hume kepada pemerintah Indonesia melalui Irjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya TNI Gunadi.

Marsetio mengatakan, IMSS memiliki kemampuan sangat besar untuk mendukung pengamanan laut dan mencegah aksi teror di laut. Selain itu, sistem terintegrasi ini cukup membantu keselamatan pelayaran.

IMSS adalah sistem yang dibangun dan dikembangkan pemerintah AS di Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura dalam rangka kerja sama keamanan maritim. IMSS terdiri atas posal (pos TNI- AL) satuan radar (CSS) dan Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal).

IMSS di Selat Malaka dilengkapi 10 CSS yang terletak di pantai Sumatera yang menghadap Selat Malaka. Puskodal Batam mampu menampilkan situasi laut yang dapat dilihat pada waku yang sama, memiliki komando kendali yang tidak terpengaruh oleh gangguan frekuensi, memonitor seluruh pergerakan kapal di laut yang memasang AIS maupun vessel tracking identification system dengan penggelaran alutsistanya.

"Keberadaan IMSS cukup penting untuk memantau lalu lintas kapal dan keamanan di perairan Selat Malaka. Mengingat Selat Malaka merupakan perairan internasional yang ramai dilewati oleh kapal-kapal dari berbagai negara, sehingga rawan tindak kejahatan di laut.

Peluang investasi

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara mengatakan, keamanan perairan di Selat Malaka sangat penting bagi perkembangan dan diperlukan untuk membuka peluang investasi bagi daerah tersebut. "Sebagai jalur transportasi laut, Selat Malaka punya kontribusi besar terhadap Indonesia," ujarnya.

Pascapengoperasian IMSS, dia mengatakan, tingkat kejahatan di Selat Malaka terus menurun. Bahkan, angka kejahatan nihil. Hal ini, karena didukung oleh sistem pengamanan dan peralatan canggih untuk pengamanan perairan.

"IMSS merupakan program lama kerjasama AS dan Indonesia. Pembangunan dan pengoperasiannya dilakukan bertahap. Hasilnya cukup bagus," ujar Herry.

Sementara itu, Duta Besar AS Cameron R Hume mengharapkan, bantuan IMSS yang diterima pemerintah Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mengamankan perairan Selat Malaka. "Bantuan ini untuk memberikan keamanan bagi kapal kami," katanya.

Suara Karya

TNI AD Diminta Evaluasi Kodam

Danlanud Balikpapan Letkol Pnb Arif Widianto beserta pejabat Lanud menghadiri peresmian Kodam VI/Mulawarman oleh Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta melalui upacara militer dimana dari Lanud Balikpapan juga menurunkan satu peleton pasukan, yang digelar di halaman Makodam, Senin (28/6). (Foto: Pentak Lanud Balikpapan)

30 Juni 2010, Jakarta -- Berbagai reaksi muncul dengan dipecahnya dua komando militer atau kodam di Kalimantan menjadi Kodam VI/Mulawarman dan Kodam XII/Tanjungpura untuk memperkuat kendali militer. TNI AD diharapkan mengevaluasi keberadaan komando kewilayahan yang ada.

”Kalau memang orientasinya karena ada perbatasan bisa diterima, tetapi pada saat yang sama seharusnya ada peninjauan ulang gelar pasukan di bagian barat Indonesia,” kata T Hari Prihatono dari ProPatria di Jakarta, Selasa (29/6).

Pembentukan dua kodam di Kalimantan tersebut diresmikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal George Toisutta sehari sebelumnya (Kompas, 29/6).

Menurut Hari, alasan dapat diterima juga kalau memang pijakannya adalah postur pertahanan. Postur pertahanan adalah konsep dan rencana pertahanan negara yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan setelah mendapat masukan dari TNI.

Namun, menurut Hari, sejalan dengan itu, seharusnya ada evaluasi terhadap komando kewilayahan di bagian barat Indonesia di mana yang menjadi orientasi adalah kapabilitasnya. Di daerah-daerah yang tidak berhubungan dengan ancaman dari luar, seperti di Jakarta, yang harus diperkuat adalah kapasitas tempurnya.

”Kodim (komando distrik militer) dan korem (komando resor militer) dihilangkan, yang diprioritaskan adalah kapasitas tempurnya,” kata Hari.

Al Araf dari Imparsial bahkan menolak pembentukan kodam baru di Kalimantan.

Menurut dia, langkah KSAD Jenderal George Toisutta ini tidak sejalan dengan semangat UU TNI, terutama Pasal 11 dan penjelasannya, yang mensyaratkan pembatasan perluasan komando teritorial. Hal itu khususnya yang menjelaskan pergelaran kekuatan tidak selalu mengikuti struktur pemerintahan.

Peresmian Kodam VI/Mulawarman

Kodam VI/Mlw diresmikan setelah Kodam VI/Tanjungpura dilikuidasi pada saat yang sama. Selanjutnya Kalimantan memiliki dua Kodam, yakni Kodam VI/Mlw berkedudukan di Balikpapan dan Kodam XII/Tpr berkedudukan di Pontianak. Penamaan kedua kodam ini, kata Letkol Inf Suwarjiyana, disesuaikan dengan sejarah daerah masing-masing. Tanjungpura adalah kerajaan tertua di Kalbar, sedangkan Mulawarman adalah salah satu raja kerajaan Kutai di masa lampau.

Ditambahkan, pemekaran kodam ini dirasa perlu dilakukan karena secara geografis, luas pulau Kalimantan lima kali lebih besar dari pulau Jawa. Tingkat ancaman juga cukup besar karena berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. “Di bagian daratan juga berbatasan langsung dengan Malaysia Timur (Sarawak) yang memiliki panjang perbatasan sekitar 966 kilometer, sehingga secara geografis dan pertahanan keamanan sudah bisa terbagi atas dua Kodam”, jelas Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Letkol Inf Suwarjiyana.

KOMPAS/Pentak Lanud Balikpapan

Prajurit Marinir 8 Tangkahan Lagan Siap Tempur

28 Juni 2010, Pangkalan Brandan -- Dan Yon Infanteri 8 Marinir Tangkahan Lagan Pangkalanbrandan, Mayor Mar Bambang Hadi Suseno mengatakan tidak ada istilahnya prajurit yang tua usia di Pasukan Marinir, melainkan siap tempur di Medan perang.

Demikian dikatakannya dalam suatu latihan Dopper, Minggu (27/6) di Desa Sekoci Kecamatan Besitang. Latihan terlihat cukup membahayakan, namun bagi prajurit Marinir sudah biasa menghadapinya walau latihan dengan menggunakan peluru tajam itu.

Latihan tempur secara terpadu yang dilaksanakan sejak tanggal 20 Juni 2010 dan akan berakhir pada tanggal 1 Juli 2010 dikawasan Kabupaten Langkat Kecamatan Pangkalansusu, Besitang dan Sei Lepan ini, terlihat sukses dan berhasil dengan baik.

Dan Yon Marinir-8 memaparkan kepada Global, ada lima tahap dalam latihan terpadu yang dilaksanakan prajurit Marinir, di antaranya tahap pertama di laut, kedua jurit marinir, ketiga menembak dari gunung dan laut, ke empat serangan terpadu dan ke lima lintas medan (Limed).

Komandan Brgif-3 Lampung Kolonel Mar Eddy Setiawan, yang meninjau secara langsung di Lokasi latihan Dopper Prajurit Marinir di Desa Sekoci tersebut, menegaskan penutupan latihan ini akan berakhir 1 Juli 2010, lalu prajurit Marinir akan melakukan lintas medan dengan menelusuri hutan jarak tempuh 100 Km.

Kepala Tim Dopper Letda Mar Marthin LB mengatakan latihan Dopper memang cukup berat, dan bukan berarti penembak Sniper dapat melaksanakan sebagai penembak dalam latihan Dopper.

Penembak pada latihan Dopper itu prajuritnya harus siap uji dan bernyali tinggi dan selanjutnya dia menerangkan dalam Dopper ini ada 158 prajurit yang dilatih dengan 7 orang penembak Dopper.

Harian Global

KRI Ahmad Yani Tangkap KIA Vietman


29 Juni 2010, Jakarta -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Ahmad Yani (AMY) - 351, yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Arung Pari 2010 Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar), berhasil mengamankan sebuah kapal ikan asing (KIA) Vietnam pada posisi 06 22 08 U – 110 19 41 T saat sedang melaksanakan Operasi di perairan Laut Cina Selatan. Demikian dikatakan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armabar Letkol Laut (KH) Drs. Supriyono di Markas Komando (Mako) Koarmabar Jalan Gunung Sahari Raya No. 67 Jakarta Pusat, Selasa (29/6).

Dalam siaran Persnya Kadispenarmabar menyebut kapal tersebut bernama KM. PY 91559 TS berbobot 30 GT jenis KIA yang dinahkodai Dang Van Hiep dengan anak buah kapal (ABK) delapan orang semuanya warga negara Vietnam dihentikan dan diperiksa KRI Ahmad Yani - 351 saat sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan diperairan Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) Laut Cina Selatan.

Dari hasil pemeriksaan diketahui, kapal tersebut telah melakukan penangkapan ikan campuran kurang lebih satu ton, tanpa dilengkapi dengan dokumen yang sah dari Pemerintah Indonesia, selanjutnya untuk proses hukum lebih lanjut kapal dikawal menuju Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai.

Pikiran Rakyat

Satgasmar Ambalat X Tiba di Surabaya

Komandan Batalyon Infanteri-1 Marinir Letkol Mar Suliono menyerahkan Bendera Yonif-1 Mar kepada Komandan Satgasmar Ambalat X Kapten Marinir Imam Syafii di Markas Batalyon Infanteri-1 Marinir, Jl Teluk Bayur 62, Surabaya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

29 Juni 2010, Surabaya -- Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat X, Selasa, tiba dengan penyambutan secara resmi di lapangan apel Yonif-1 Mar, Jalan Teluk Bayur, Surabaya.

Kedatangan mereka disambut Komandan Brigade Infanteri-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol mewakili Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra.

Dalam amanat yang dibacakan oleh Komandan Brigif-1 Marinir, Komandan Pasmar-1 mengatakan Satgasmar X telah melaksanakan tugas mulia bagi bangsa dan negara selama kurang lebih enam bulan.

"Tugas negara yang kalian emban bukanlah tugas yang ringan, sebab selain dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, juga dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang telah dilaksanakan selama berada di perbatasan Indonesia dan Malaysia," katanya.

Hal itu, lanjutnya, dilaksanakan dalam rangka menjunjung tinggi martabat Korps Marinir, TNI AL, TNI, bangsa, dan negara.

"Penugasan bagi prajurit Korps Marinir adalah suatu kepercayaan, sedangkan kepercayaan adalah suatu kehormatan sekaligus merupakan kebanggaan, sehingga dengan tekad itulah kalian dapat menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan harapan pimpinan yaitu menjaga keutuhan NKRI," paparnya.

Oleh karena itu, Komandan Brigif-1 Marinir, Komandan Pasmar-1 mengucapkan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada personel Satgasmar Ambalat X.

"Mudah-mudahan apa yang kalian dapatkan bisa menambah pengalaman dan wawasan tentang tugas-tugas yang akan datang," kata orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu.

Setelah melaksanakan upacara penyambutan, tim dari Rumah Sakit Marinir Gunungsari melakukan pengecekan kesehatan kepada personel Satgasmar Ambalat X dengan Komandan Satgas Kapten Marinir Imam Syafi'i itu.

Upacara penyambutan dihadiri Pasops Brigif-1 Mar Letkol Mar Sugianto, S.Sos, Danyon Komlek-1 Mar Letkol Mar Edy Cahyo Sumarno, dan Danyonif-5 Mar Mayor Marinir Nurhidayat.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satgasmar Ambalat X keluar dari KRI Teluk Manado 537 di dermaga Ujung, Surabaya, Selasa, (29/6/2010). (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Komandan Satgasmar Ambalat X dikalungi rangkaian bunga di markas Batalyon Infanteri-1 Marinir, Jl Teluk Bayur 62, Surabaya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satgasmar Ambalat X dengan Komandan Satgas Kapten Marinir Imam Syafii memasuki lapangan apel Yonif-1 Mar, Jl Teluk Bayur 62, Surabaya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Upacara penyambutan kedatangan Satgasmar Ambalat X ini berlangsung di lapangan apel Yonif-1 Mar, Jl Teluk Bayur 62, Surabaya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Komandan Brigif-1 Mar Kolonel Marinir Amir Faisol beserta para undangan memberikan ucapan selamat datang kepada Satgasmar Ambalat X. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Komandan Satgasmar Ambalat X Kapten Marinir Imam Syafii memberikan pengarahan kepada anggotanya sesaat setelah upacara penyambutan. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Sejumlah anggota Provos melakukan pemeriksaan barang dan senjata sesaat setelah upacara penyambutan. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

Tim kesehatan dari Rumah Sakit Marinir Gunungsari melakukan pengecekan kesehatan kepada anggota Satgasmar Ambalat X di gedung Balai Prajurit Yonif-1 Mar, Jl Teluk Bayur 62, Surabaya. (Foto: Serda Mar Kuwadi)

ANTARA Jatim/detikFoto

Bandara Husein Sastranegara Gelar Latihan Anti Teror


28 Juni 2010, Bandung -- Pihak bandara Husein Sastranegara Bandung akan menggelar simulasi latihan antiteror pada Rabu (30/6).

Komandan Lanud Husein Sastranegara Bandung Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi, Senin, mengatakan, simulasi latihan antiteror tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi perkembangan bandara yang pesat dan terkait rencana overlay (pelapisan landasan) bandara tersebut.

Ia menjelaskan, dengan akan meningkatnya jumlah penerbangan di Bandara Husein Sastranegara maka potensi akan terjadinya serangan teroris terhadap Bandara Husein Sastranegara semakin meningkat.

"Potensi pembajakan pesawat semakin tinggi sehingga TNI AU harus siap menghadapi ancaman teroris," ujarnya.

Dalam simulasi latihan antiteror tersebut, akan digelar skenario pembajakan pesawat, yang digambarkan adanya sabotase pesawat.

Pesawat komersial dibajak oleh teroris, lalu sesaat setelah mendarat pasukan khusus detasemen Bravo akan menerobos ke dalam pesawat lalu melumpuhkan para teroris.

ANTARA Jawa Barat

Marciano Norman Pimpin Kodam Jaya

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta (tengah) melakukan salam komando dengan Panglima Kodam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Marciano Norman (kanan) dan Panglima Kodam Jaya/Jayakarta yang lama Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro saat acara serah terima jabatan di Markas Kodam Jaya/Jayakarta, Jakarta, Selasa (29/6). Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro selanjutnya akan mengemban tugas baru di Markas Besar TNI Angkatan Darat sebagai staf ahli Kepala Staf Angkatan Darat. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/hp/10)

29 Juni 2010, Jakarta -- Mayjen TNI Marciano Norman menjadi Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro yang ditetapkan sebagai staf ahli Kepala Staf Angkatan Darat.

Serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya dilakukan dalam upacara militer yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta di Jakarta, Selasa.

Marciano merupakan lulusan Akademi Militer 1978 dan mengawali karirnya sebagai Komandan Peleton Yonkav 7 Kodam Jaya, Komandan Kompi Serbu 73 Yonkav 7 Kodam Jaya dan terus menanjak menjadi Komandan Kavaleri Batalyon 7 Kodam Jaya.

Pria kelahiran Banjarmasin itu kemudian dipercaya sebagai Komandan Kodim 1633/Nainaro, Wakil Asisten Operasi Kaskargartap I/Jakarta, Wakil Asisten Operasi Kasdam Jaya, Asisten Operasi Kasgartap I Jakarta, Asisten Operasi Kasdam Jaya, Damrem 121/ABW Kodam Tanjungpura, dan Direktur Analisa Lingkungan Strategi Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan.

Anak dari mantan Pangdam Jaya Mayjen TNI (purn) Norman Sasono itu, kemudian dipercaya sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.

Dalam amanatnya Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, Kodam Jaya merupakan komando kewilayahan yang sangat strategis mengingat Kodam Jaya sebagai salah satu penyelenggara pertahanan negara di wilayah Jabodetabek.

"Wilayah Jabodetabek merupakan salah satu barometer bagi keamanan dan pertahanan negara secara nasional. Karena itu, pimpinan Kodam Jaya memiliki tanggung jawab yang besar," katanya.

ANTARA News