Wednesday, September 15, 2010

Rusia Tetap Jual Yakhont ke Syria, Meski Ditekan Israel

Rudal supesonik P-800 Yakhont. (Foto: RIA Novosti/Vladimir Fedorenko)

16 September 2010 -- Rusia menyetujui penjualan rudal anti kapal ke Angkatan Laut Syria.

Sergei Prikhodko pembantu kepresidenan Rusia mengatakan Kremlin akan menjual rudal P-800 Yakhont , dianggap sebagai senjata defensif tidak akan mengubah keseimbangan militer di Timur Tengah.

Penjualan Yakhont menandai akusisi pertama rudal anti kapal oleh AL Syria dalam satu dekade terakhir. Saat ini, AL Syria mengoperasikan rudal anti kapal buatan Cina C-802, jarak tembak 120 km. Akuisisi Yakhont meningkatkan kemampuan tembak AL Syria. Rudal Yakhont mampu melumat sasaran hingga 300 km dengan membawa hulu ledak 200 kg.

Kesepakatan penjualan Yakhont bagian dari perjanjian antara Damaskus dan Moskow untuk memperluas kehadiran AL Rusia di pelabuhan Latakia dan Tartus, Syria.

Rusia membutuhkan pangkalan laut untuk kapal perangnya yang beroperasi di Mediterania. Pelabuhan Tartus akan dimodernisasi agar mampu menerima kapal perang berat AL Rusia, seperti kapal penjelajah rudal dan kapal induk. Dijadwalkan pengembangan dan modernisasi tahap pertama selesai 2012.

Harian Israel Haaretz Jumat (27/8), memberitakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pada timbalannya PM Rusia Vladimir Putin, menghentikan rencana penjualan Yakhont ke Syria.

Tel Aviv khawatir rudal tersebut ditransfer ke Hezbollah di Lebanon atau militan Palestina garis keras, dan digunakan bila terjadi perang dengan Israel. Hezbollah berhasil merusak korvet kelas Sa'ar 5 INS Hanit menggunakan rudal rancangan Cina C-802 saat Perang Lebanon, 14 Juli 2006.

Rudal Yakhont mampu terbang beberapa meter di atas permukaan laut, menyulitkan dideteksi dan dicegat oleh kapal perang Israel di laut Mediterania.

Rencana penjualan ini akan menjadi agenda penting saat pertemuan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dengan Menhan Rusia Anatoly Serdyukov, Senin (6/9), saat kunjungannya dua hari ke Moskow.

Moskow tetap akan menjual Yakhont ke Syria, meskipun Israel menekan untuk membatalkan.

World Tribune
/Berita HanKam

No comments:

Post a Comment