(Foto: Berita HanKam)
31 Oktober 2010 -- Rudal jelajah supersonic BrahMos akan diuji coba ditembakan dari frigate Project 11356 Angkatan Laut India awal tahun 2011 di Laut Baltik, diungkapkan Direktur BrahMos Aerospace Alexander Maksichev.
“Rudal jelajah BrahMos akan diuji coba saat kapal uji pelayaran di Baltik, waktunya awal tahun depan” ucap Maksichev kutip kantor berita Itar-Tass, Selasa (26/10). Waktu tepatnya sulit ditentukan tergantung kondisi cuaca di Baltik.
Galangan kapal Yantar, Kaliningrad sedang membangun tiga frigate Project 11356 untuk AL India. Frigate pertama akan mulai berlayar segera ucap Maksichev.
Ia menambahkan pengerjaan terkait instalasi sistem senjata BrahMos dan bertugas sesuai jadwal.
Brahmand/Berita HanKam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Sunday, October 31, 2010
Negosiasi Secangkir Kava di Sirec
Pasukan Indonesia tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL patroli di wilayah perbatasan Israel dan Lebanon di desa Adaisseh, Sabtu (9/10), empat hari sebelum Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon. (Foto: Getty Images)
01 November 2010 -- Kepala desa menatap lurus pria muda berbaret biru yang berdiri di hadapannya. Mulut kepala desa, lelaki separuh baya bertubuh gempal, itu terkatup rapat.
Namun, pria tegap berseragam loreng tanpa senjata itu tetap tersenyum. Sedikit membungkuk, ia memperkenalkan diri sebagai Komandan Tim United Nations Military Observer (UNMO), pasukan penjaga perdamaian PBB. Dengan nada rendah dia berkata: ” Kami bukan pasukan penjajah. Kami ingin membantu Anda.”
Hari itu sangat panas dan berdebu. Jalanan desa sangat lengang. Seluruh penduduk desa telah lari ke bukit-bukit di sekitarnya. Angin bertiup kencang menyapu debu dan menyelimuti rongsokan mobil serta reruntuhan gedung. Di atas gereja tua terpampang sehelai spanduk lusuh, ”Tinggalkan Sekarang!”
Hewan ternak berkeliaran saat 28 anggota UNMO berkumpul di depan gereja, menunggu hasil pertemuan komandan tim dengan kepala desa. Tak lama, mereka mendekati warga desa yang mulai menampakkan diri satu per satu. Mereka menawarkan bekal makan siang kepada warga desa untuk disantap bersama. Akhirnya, kepala desa tersenyum.
”Kami sangat senang Anda berada di sini,” katanya pelan. ”Kami mempunyai adat yang kami junjung tinggi dan Anda menghormatinya.”
Kepulauan di Pasifik
Selamat datang di Santo Domingo, sebuah desa di tengah negara Sirec, tempat tinggal bagi para anggota UNMO selama satu pekan. Sirec bisa saja sebuah kepulauan di Pasifik atau negara kecil di Afrika. Luasnya hanya 198 hektar, tetapi memiliki bendera kebangsaan, mata uang, pasar, sekolah, tempat hiburan, kantor polisi, tempat ibadah, bengkel, dan kantor pemerintah, lengkap beserta pejabatnya.
Kenyataannya, Santo Domingo adalah desa buatan di pinggir Canberra, ibu kota Australia. Dibangun di atas tanah latihan peacekeeping, Majura, dengan biaya sebesar 2,8 juta dollar Australia. Kepala desa tadi hanyalah aktor dan para anggota UNMO adalah perwira siswa dari 10 negara: Australia, Banglades, Indonesia, Kamboja, Papua Niugini, Selandia Baru, Uganda, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Mereka disiapkan menjadi pasukan pemelihara perdamaian PBB.
Setelah tiga minggu di kelas, para anggota UNMO masuk tahap latihan di lapangan. Pada latihan puncak ini, para siswa ditargetkan praktik tanpa bantuan pelatih. Para instruktur dari Australia, Indonesia, dan Jerman menggunakan rompi warna kuning dan diasumsikan tidak terlihat. Instruktur menjadi wasit dan menjaga agar siswa melakukan prosedur dengan benar.
Pertemuan dengan kepala desa adalah upaya meningkatkan sensitivitas budaya. Para anggota UNMO bernegosiasi dan mendekati masyarakat dengan menawarkan makanan khas penduduk setempat, yakni rebusan kaki ayam dan secangkir kava lokal. Kava adalah minuman beralkohol rendah, dibuat dari akar tanaman kava. Warnanya coklat, rasanya pahit pedas. Tradisi minum kava jamak dilakukan rakyat Pasifik untuk tujuan sosial, budaya, keagamaan, politik, dan pengobatan.
Ini baru permulaan. Para anggota UNMO akan menghadapi lebih dari 100 skenario di desa buatan ini, mulai dari sikap bersahabat penduduknya sampai peristiwa penyanderaan oleh kelompok gerilyawan.
Pendidikan UNMO
Keterlibatan perwira TNI dalam pendidikan UNMO di Australia merupakan wujud kerja sama peacekeeping kedua negara. Selain untuk mencari titik temu standar PBB, kerja sama kedua negara juga dimaksudkan untuk mengambil manfaat dari pengalaman masing-masing.
Sejak Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI berdiri 29 Januari 2007, jumlah personel TNI yang dikirim dalam misi PBB melonjak tinggi. Tahun 2007, 1.054 prajurit dikirim, bandingkan dengan 198 prajurit pada tahun 2005. Sekarang, prajurit TNI yang tersebar di Liberia, Darfur, Sudan, Kongo, Nepal, dan terutama Lebanon, mencapai 1.635 orang.
Bahkan, bila Indonesia dapat memenuhi permintaan United Nations Departement of Peace Keeping Operation untuk mengirimkan pasukan ke Afganistan dan Somalia pada 2011 dan 2012, jumlah personel akan mencapai 4.386 orang. Jumlah terbesar sejak Kontingen Garuda I pertama kali diberangkatkan ke Sinai, Mesir, pada tahun 1957.
Dalam misi di Kamboja tahun 1992, Kontingen Garuda mengukir sukses. Ceritanya, Khmer Merah, salah satu faksi yang bertikai, menyandera enam personel United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) di Anlung Ranh dan dua orang di Oslo, Kamboja. Panglima UNTAC membentuk tim gabungan sipil-militer untuk membebaskan sandera. Namun, tim ini gagal. Kemudian, perwira UNTAC terbang ke Kampong Thom untuk bernegosiasi. Namun, helikopternya urung mendarat saat mendengar bunyi tembakan.
Akhirnya, Panglima UNTAC meminta bantuan Kontingen Garuda. Kita setuju membantu. Syaratnya, tidak ada pasukan negara lain terlibat untuk mencegah mengeruhnya situasi. Tim ini menyiapkan tim negosiasi dan pasukan khusus reaksi cepat yang siap digunakan bila perundingan gagal. Meskipun sempat terjadi ketegangan, negosiasi berlangsung lancar. Akhirnya, semua sandera dibebaskan tanpa satu peluru pun keluar dari larasnya.
Misi PBB
Kenapa TNI ikut misi PBB? Ini adalah amanat Pembukaan UUD 1945. Nama Indonesia juga harum di forum internasional.
Karena itu, prajurit sadar bahwa misi pemeliharaan perdamaian itu sulit. Malah, lebih sukar ketimbang tugas tempur. Bayangkan, di samping harus punya kemampuan teknis militer berstandar internasional, seorang prajurit juga harus lolos psikotes yang standarnya amat tinggi. Belum lagi kendala bahasa. Ikut dalam misi PBB, lancar berbahasa Inggris jadi keharusan. Prajurit juga diharapkan mampu menggunakan bahasa setempat. Bagi penjaga perdamaian, kemampuan negosiasi dan komunikasi adalah senjata paling ampuh.
TNI dan Kementerian Pertahanan tengah membangun pusat latihan peacekeeping di Sentul, Bogor. Di atas lahan seluas 267 hektar akan didirikan kelas, perkantoran, barak, tempat akomodasi, dan sarana latihan lainnya. TNI juga berencana membangun desa buatan seperti Santo Domingo di Canberra.
”Melalui proses seleksi ketat dan pelatihan keras dengan standar disiplin dan profesionalisme tinggi, akan dihasilkan pasukan penjaga perdamaian yang andal,” kata Brigjen TNI I Gede Sumertha KY, PSC, Kepala PMPP TNI.
Brigjen TNI I Gede Sumertha merujuk pada insiden di perbatasan Lebanon-Israel pada 3 Agustus 2010 ketika terjadi ketegangan. Pasukan PBB dari Indonesia bertahan selama empat jam mengibarkan bendera PBB di antara pasukan Lebanon dan Israel yang saling membidik. Mereka berusaha membujuk kedua belah pihak untuk saling meredakan ketegangan. Akhirnya, Panglima United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) memerintahkan seluruh pasukan PBB untuk mundur, sesaat setelah kedua pihak saling membuka tembakan. Namun, karena pasukan Indonesia berhasil mengulur waktu di lapangan dengan negosiasi kepada kedua belah pihak, maka konflik ini tidak cepat meluas karena unsur pimpinan di tingkat atas memiliki cukup waktu juga untuk bernegosiasi.
Mayjen Alberto Asarta Cuevas, Panglima UNIFIL, menyampaikan apresiasinya kepada pasukan Indonesia. Ia menulis dalam suratnya, ”Situasi seperti itu hanya dapat ditangani oleh pasukan terlatih. Kalian contoh terbaik dari pasukan profesional.” (Kapten Kav M Iftitah Sulaiman S, Instruktur Pendidikan UNMO di Australia; Berdinas di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI)
KOMPAS
01 November 2010 -- Kepala desa menatap lurus pria muda berbaret biru yang berdiri di hadapannya. Mulut kepala desa, lelaki separuh baya bertubuh gempal, itu terkatup rapat.
Namun, pria tegap berseragam loreng tanpa senjata itu tetap tersenyum. Sedikit membungkuk, ia memperkenalkan diri sebagai Komandan Tim United Nations Military Observer (UNMO), pasukan penjaga perdamaian PBB. Dengan nada rendah dia berkata: ” Kami bukan pasukan penjajah. Kami ingin membantu Anda.”
Hari itu sangat panas dan berdebu. Jalanan desa sangat lengang. Seluruh penduduk desa telah lari ke bukit-bukit di sekitarnya. Angin bertiup kencang menyapu debu dan menyelimuti rongsokan mobil serta reruntuhan gedung. Di atas gereja tua terpampang sehelai spanduk lusuh, ”Tinggalkan Sekarang!”
Hewan ternak berkeliaran saat 28 anggota UNMO berkumpul di depan gereja, menunggu hasil pertemuan komandan tim dengan kepala desa. Tak lama, mereka mendekati warga desa yang mulai menampakkan diri satu per satu. Mereka menawarkan bekal makan siang kepada warga desa untuk disantap bersama. Akhirnya, kepala desa tersenyum.
”Kami sangat senang Anda berada di sini,” katanya pelan. ”Kami mempunyai adat yang kami junjung tinggi dan Anda menghormatinya.”
Kepulauan di Pasifik
Selamat datang di Santo Domingo, sebuah desa di tengah negara Sirec, tempat tinggal bagi para anggota UNMO selama satu pekan. Sirec bisa saja sebuah kepulauan di Pasifik atau negara kecil di Afrika. Luasnya hanya 198 hektar, tetapi memiliki bendera kebangsaan, mata uang, pasar, sekolah, tempat hiburan, kantor polisi, tempat ibadah, bengkel, dan kantor pemerintah, lengkap beserta pejabatnya.
Kenyataannya, Santo Domingo adalah desa buatan di pinggir Canberra, ibu kota Australia. Dibangun di atas tanah latihan peacekeeping, Majura, dengan biaya sebesar 2,8 juta dollar Australia. Kepala desa tadi hanyalah aktor dan para anggota UNMO adalah perwira siswa dari 10 negara: Australia, Banglades, Indonesia, Kamboja, Papua Niugini, Selandia Baru, Uganda, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Mereka disiapkan menjadi pasukan pemelihara perdamaian PBB.
Setelah tiga minggu di kelas, para anggota UNMO masuk tahap latihan di lapangan. Pada latihan puncak ini, para siswa ditargetkan praktik tanpa bantuan pelatih. Para instruktur dari Australia, Indonesia, dan Jerman menggunakan rompi warna kuning dan diasumsikan tidak terlihat. Instruktur menjadi wasit dan menjaga agar siswa melakukan prosedur dengan benar.
Pertemuan dengan kepala desa adalah upaya meningkatkan sensitivitas budaya. Para anggota UNMO bernegosiasi dan mendekati masyarakat dengan menawarkan makanan khas penduduk setempat, yakni rebusan kaki ayam dan secangkir kava lokal. Kava adalah minuman beralkohol rendah, dibuat dari akar tanaman kava. Warnanya coklat, rasanya pahit pedas. Tradisi minum kava jamak dilakukan rakyat Pasifik untuk tujuan sosial, budaya, keagamaan, politik, dan pengobatan.
Ini baru permulaan. Para anggota UNMO akan menghadapi lebih dari 100 skenario di desa buatan ini, mulai dari sikap bersahabat penduduknya sampai peristiwa penyanderaan oleh kelompok gerilyawan.
Pendidikan UNMO
Keterlibatan perwira TNI dalam pendidikan UNMO di Australia merupakan wujud kerja sama peacekeeping kedua negara. Selain untuk mencari titik temu standar PBB, kerja sama kedua negara juga dimaksudkan untuk mengambil manfaat dari pengalaman masing-masing.
Sejak Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI berdiri 29 Januari 2007, jumlah personel TNI yang dikirim dalam misi PBB melonjak tinggi. Tahun 2007, 1.054 prajurit dikirim, bandingkan dengan 198 prajurit pada tahun 2005. Sekarang, prajurit TNI yang tersebar di Liberia, Darfur, Sudan, Kongo, Nepal, dan terutama Lebanon, mencapai 1.635 orang.
Bahkan, bila Indonesia dapat memenuhi permintaan United Nations Departement of Peace Keeping Operation untuk mengirimkan pasukan ke Afganistan dan Somalia pada 2011 dan 2012, jumlah personel akan mencapai 4.386 orang. Jumlah terbesar sejak Kontingen Garuda I pertama kali diberangkatkan ke Sinai, Mesir, pada tahun 1957.
Dalam misi di Kamboja tahun 1992, Kontingen Garuda mengukir sukses. Ceritanya, Khmer Merah, salah satu faksi yang bertikai, menyandera enam personel United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) di Anlung Ranh dan dua orang di Oslo, Kamboja. Panglima UNTAC membentuk tim gabungan sipil-militer untuk membebaskan sandera. Namun, tim ini gagal. Kemudian, perwira UNTAC terbang ke Kampong Thom untuk bernegosiasi. Namun, helikopternya urung mendarat saat mendengar bunyi tembakan.
Akhirnya, Panglima UNTAC meminta bantuan Kontingen Garuda. Kita setuju membantu. Syaratnya, tidak ada pasukan negara lain terlibat untuk mencegah mengeruhnya situasi. Tim ini menyiapkan tim negosiasi dan pasukan khusus reaksi cepat yang siap digunakan bila perundingan gagal. Meskipun sempat terjadi ketegangan, negosiasi berlangsung lancar. Akhirnya, semua sandera dibebaskan tanpa satu peluru pun keluar dari larasnya.
Misi PBB
Kenapa TNI ikut misi PBB? Ini adalah amanat Pembukaan UUD 1945. Nama Indonesia juga harum di forum internasional.
Karena itu, prajurit sadar bahwa misi pemeliharaan perdamaian itu sulit. Malah, lebih sukar ketimbang tugas tempur. Bayangkan, di samping harus punya kemampuan teknis militer berstandar internasional, seorang prajurit juga harus lolos psikotes yang standarnya amat tinggi. Belum lagi kendala bahasa. Ikut dalam misi PBB, lancar berbahasa Inggris jadi keharusan. Prajurit juga diharapkan mampu menggunakan bahasa setempat. Bagi penjaga perdamaian, kemampuan negosiasi dan komunikasi adalah senjata paling ampuh.
TNI dan Kementerian Pertahanan tengah membangun pusat latihan peacekeeping di Sentul, Bogor. Di atas lahan seluas 267 hektar akan didirikan kelas, perkantoran, barak, tempat akomodasi, dan sarana latihan lainnya. TNI juga berencana membangun desa buatan seperti Santo Domingo di Canberra.
”Melalui proses seleksi ketat dan pelatihan keras dengan standar disiplin dan profesionalisme tinggi, akan dihasilkan pasukan penjaga perdamaian yang andal,” kata Brigjen TNI I Gede Sumertha KY, PSC, Kepala PMPP TNI.
Brigjen TNI I Gede Sumertha merujuk pada insiden di perbatasan Lebanon-Israel pada 3 Agustus 2010 ketika terjadi ketegangan. Pasukan PBB dari Indonesia bertahan selama empat jam mengibarkan bendera PBB di antara pasukan Lebanon dan Israel yang saling membidik. Mereka berusaha membujuk kedua belah pihak untuk saling meredakan ketegangan. Akhirnya, Panglima United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) memerintahkan seluruh pasukan PBB untuk mundur, sesaat setelah kedua pihak saling membuka tembakan. Namun, karena pasukan Indonesia berhasil mengulur waktu di lapangan dengan negosiasi kepada kedua belah pihak, maka konflik ini tidak cepat meluas karena unsur pimpinan di tingkat atas memiliki cukup waktu juga untuk bernegosiasi.
Mayjen Alberto Asarta Cuevas, Panglima UNIFIL, menyampaikan apresiasinya kepada pasukan Indonesia. Ia menulis dalam suratnya, ”Situasi seperti itu hanya dapat ditangani oleh pasukan terlatih. Kalian contoh terbaik dari pasukan profesional.” (Kapten Kav M Iftitah Sulaiman S, Instruktur Pendidikan UNMO di Australia; Berdinas di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI)
KOMPAS
Mematangkan Perencanaan Menuju Pertahanan yang Tangguh dan Pro-Kesejahteraan
01 Nopember 2010, Jakarta -- Sebagaimana diatur Keputusan Menteri Pertahanan (Kepmen) Nomor: Kep/268/M/ XII/2009, visi-misi Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Renhan Kemhan) adalah, mewujudkan pertahanan negara yang tangguh, dengan misi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, serta keselamatan bangsa.
Sementara itu, dalam konteks pertahanan negara diperlukan anggaran yang memenuhi unsur-unsur pertahanan negara. Dalam hal ini dirumuskan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Renhan Kemhan dengan tugas yaitu, merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perencanaan pertahanan (Permen Nomor: Per/01/ M/VIII/ 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kemhan).
Menurut Dirjen Renhan Kemhan Marsda BS Silaen SIP, di Jakarta, kemarin, berdasarkan data Juli 2010, untuk mendukung pelaksanaan program pertahanan negara tersebut, diperlukan dukungan anggaran yang disediakan pemerintah dari APBN 2010 sebesar Rp 42,31 triliun. Di mana, alokasinya berasal dari Mabes TNI 10,47 %, TNI AD 44,33 %, TNI AL 15,06 %, TNI AU 10,78 %, dan Kemhan 19,36 %.
Alutsista
Kemudian, tutur dia, persentase rencana penggunaan anggaran untuk program perbaikan, pemeliharaan, dan penggantian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI adalah, Mabes TNI 4,95 %, TNI AD 4,01 %, TNI AL 20,87 %, dan TNI AU 31,21 %.
Dirjen Silaen menyebutkan, kebutuhan alutsista TNI dalam kurun waktu lima tahun ke depan, telah tercantum pada Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014. Tepatnya, pada rincian kebutuhan minimun essential forces (MEF). "Perkiraan anggaran alutsista 2010-2014 sebesar Rp 149,78 triliun, terdiri atas pengadaan alutsista Rp 87,32 triliun, dan perawatan (pemeliharaan) alutsista Rp 62,46 triliun. Dengan perincian tahun 2010, dialokasikan Rp 23,10 triliun, tahun 2011 Rp 32,29 triliun, tahun 2012 Rp 29,66 triliun, tahun 2013 Rp 32,58 triliun, dan 2014 Rp 32,15 triliun," ujar putra Tapanuli Utara, kelahiran 21 Maret 1954 ini.
Lulusan Akabri Udara 1976 menjelaskan, mekanisme pengadaan dan tender alutsista TNI telah diatur melalui Permenhan Nomor: PER/06/M/VII/ 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Militer di Lingkungan Kemhan dan TNI. Sedangkan untuk tata cara pengadaan barang/jasa militer dengan menggunakan fasilitas kredit ekspor (KE), telah diatur dalam Permenhan Nomor: PER/07/M/ VII/2006.
Secara keseluruhan, ucap Marsda BS Silaen, mekanisme pendanaan pengadaan alutsista TNI, dilakukan melalui APBN. "Untuk mekanisme di luar APBN, belum diatur dalam UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara," kata suami Ir Dermawan Siagian, serta ayah dari Dr Endang Septyana, Ir Tommy Adelbert, dan Christian Bobby S ini.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan alutsista TNI, menurut Dirjen Silaen, diperlukan pengadaan barang/jasa melalui fasilitas kredit ekspor. "Alokasi Renstra 2010-2014 sebesar 10,34 miliar dolar AS. Rinciannya, Mabes TNI 8,41 %, TNI 17,81 %, TNI AL 34,86 %, dan TNI AU 38,92 %," ujarnya. Dia memaparkan, rencana alokasi fasilitas kredit ekspor Tahun Anggaran 2010 sebesar 2,27 miliar dolar AS. Ini terdiri atas, Mabes TNI 23,81 %, TNI AD 14,62 %, TNI AL 24,28 %, dan TNI AU 37,29 %.
Kesejahteraan prajurit
Dalam kesempatan tersebut, mantan Gubernur AAU (2008) ini, mengatakan, masalah kesejahteraan prajurit juga sangat terkait dengan anggaran yang diterima Kemhan dan TNI. "Ini dalam upaya peningkatan profesionalisme, kesiapan satuan, dan kesejahteraan prajurit. Dalam hal ini, ada tiga hal yang disiapkan Kemhan," katanya.
Pertama, tutur Dirjen Renhan, anggaran pada intinya untuk mendukung profesionalisme prajurit yang sudah dibangun. "Sementara, yang diterima Kemhan dan TNI masih belum sesuai dengan rencana kebutuhan yang diajukan. Sehingga dalam pelaksanaannya, perlu skala prioritas serta optimalisasi dan efisiensi terhadap dukungan sesuai DIPA yang diterima Kemhan dan TNI," ucapnya.
Kedua, jelas dia, orientasi anggaran diarahkan pada kebutuhan utama sesuai alokasi yang ditetapkan, termasuk menyangkut kesejahteraan prajurit. Melalui Perpres Nomor 49/ 2010 tentang Tunjangan Operasi Pengamanan bagi Prajurit TNI dan PNS yang Bertugas di Daerah Terluar dan Wilayah Perbatasan, Kemhan menerbitkan Permenhan Nomor 10/2010.
Ketiga, tutur Dirjen Silaen, kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan untuk menuju sistem pertahanan negara yang pro kesejahteraan. Kemudian, diimplementasikan untuk mendorong kesejahteraan prajurit, pertumbuhan ekonomi nasional, melalui dukungan secara nyata pada upaya eksploitasi sumber daya alam migas, khususnya di wilayah perbatasan.
Dalam kerangka itu, menurut Marsda Silaen, Kemhan sedang mengoptimalisasi manajemen pertahanan melalui pengawakan organisasi yang mempunyai kriteria, integritas, dan kredibilitas, untuk mendukung produktivitas pertahanan negara, sekaligus kesejahteraan.
Pada Rapat Pimpinan Kemhan 2010, tutur Marsda Silaen, ditegaskan bahwa dalam melaksanakan program dan anggaran, Kemhan telah mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pertahanan yang diarahkan untuk Menuju Sistem Pertahanan Negara yang Pro-Kesejahteraan.
"Maka, dalam merealisasikan konsep tersebut, proses manajemen perencanaan pertahanan negara harus menggunakan asas partisipatif, teknokratik, bottom up dan top down, serta berkomitmen mematuhi pola satu pintu (one gate policy).
Menurut Dirjen Renhan, melalui Kemenpan dan Reformasi Birokrasi, Kemhan telah mengajukan surat kepada Menkeu tentang tunjangan kinerja bagi PNS dan TNI di lingkungan Kemhan.
Namun, tutur BS Silaen, sampai tanggal 25 Agustus 2010, hasil koordinasi staf Ditjen Renhan Kemhan dengan Asisten Deputi bidang PRDG dan Reformasi Birokrasi Kemenpan dan RB, pada tahap ini masih menunggu surat balasan dari Menkeu.
Suara Karya
Saturday, October 30, 2010
TNI AU Kirim Helikopter ke Mentawai
(Foto: Puspen TNI)
31 Oktober 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (YNI AU) mengirimkan satu helikopter Pumma untuk membantu pendistribusian bantuan kemanusiaan di Kepulauan Mentawai pasca diterjang tsunami.
"Kita sudah kirimkan kemarin, untuk membantu pendistribusian," kata juru bicara TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan, pihaknya hanya mengirimkan satu unit, mengingat jumlah helikopter yang terbatas dan tersebar di beberapa titik.
"TNI-AU hanya ada tiga helikopter Puma dan dua Super Puma. Dari jumlah itu, satu unit siaga di Pontianak, satu unit di Makassar, satu unit di Jayapura, dan satu unit masuk pemeliharaan. Jadi, hanya satu unit yang dikirim ke Padang," tutur Bambang.
Helikopter Pumma bernomor registrasi H3310 dipiloti Kapten Pnb Bedya Lukman beserta dua Kopilot yakni Lettu Pnb Reskyu Pambudi dan Lettu Pnb Adam Hardiman.
Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) pusat juga akan mengirim empat helikopter ke Pulau Pagai, Mentawai.
Empat helikopter itu berangkat ke Pagai, Sabtu (30/10) siang bersamaan dengan Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, yang mengunjungi daerah terkena tsunami, kata Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim.
Muslim Kasim menambahkan, keempat helikopter akan disiagakan di Sikakap untuk membantu pelaksanaan tanggap darurat pasca tsunami dan untuk mendistribusikan bantuan ke daerah pengungsian yang sulit dijangkau lewat darat atau laut.
Kehadiran beberapa helikopter itu dapat menggantikan kapal dan perahu motor untuk mendistribusikan bantuan, namun untuk sementara dihentikan karena cuaca buruk.
Pendistribusian bantuan bahan makanan dan logistik lainnya melalui laut bagi korban tsunami di Pulau Pagai, Mentawai, dihentikan sementara karena cuaca buruk membahayakan pelayaran.
Cuaca curuk di perairan Laut Mentawai sebelumnya telah
diprakirakan Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yakni pada 30 dan 31 Oktober serta 1 dan 2 November 2010 dan disebutkan kondisi cuaca ini membahayakan pelayaran.
Pendistribusian lewat laut akan dilanjutkan kembali setelah cuaca buruk mereda dan tidak lagi membahayakan pelayaran.
ANTARA News
31 Oktober 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (YNI AU) mengirimkan satu helikopter Pumma untuk membantu pendistribusian bantuan kemanusiaan di Kepulauan Mentawai pasca diterjang tsunami.
"Kita sudah kirimkan kemarin, untuk membantu pendistribusian," kata juru bicara TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan, pihaknya hanya mengirimkan satu unit, mengingat jumlah helikopter yang terbatas dan tersebar di beberapa titik.
"TNI-AU hanya ada tiga helikopter Puma dan dua Super Puma. Dari jumlah itu, satu unit siaga di Pontianak, satu unit di Makassar, satu unit di Jayapura, dan satu unit masuk pemeliharaan. Jadi, hanya satu unit yang dikirim ke Padang," tutur Bambang.
Helikopter Pumma bernomor registrasi H3310 dipiloti Kapten Pnb Bedya Lukman beserta dua Kopilot yakni Lettu Pnb Reskyu Pambudi dan Lettu Pnb Adam Hardiman.
Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) pusat juga akan mengirim empat helikopter ke Pulau Pagai, Mentawai.
Empat helikopter itu berangkat ke Pagai, Sabtu (30/10) siang bersamaan dengan Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, yang mengunjungi daerah terkena tsunami, kata Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim.
Muslim Kasim menambahkan, keempat helikopter akan disiagakan di Sikakap untuk membantu pelaksanaan tanggap darurat pasca tsunami dan untuk mendistribusikan bantuan ke daerah pengungsian yang sulit dijangkau lewat darat atau laut.
Kehadiran beberapa helikopter itu dapat menggantikan kapal dan perahu motor untuk mendistribusikan bantuan, namun untuk sementara dihentikan karena cuaca buruk.
Pendistribusian bantuan bahan makanan dan logistik lainnya melalui laut bagi korban tsunami di Pulau Pagai, Mentawai, dihentikan sementara karena cuaca buruk membahayakan pelayaran.
Cuaca curuk di perairan Laut Mentawai sebelumnya telah
diprakirakan Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yakni pada 30 dan 31 Oktober serta 1 dan 2 November 2010 dan disebutkan kondisi cuaca ini membahayakan pelayaran.
Pendistribusian lewat laut akan dilanjutkan kembali setelah cuaca buruk mereda dan tidak lagi membahayakan pelayaran.
ANTARA News
Indonesia Ingin Ekspor Senjata ke Vietnam
30 Oktober 2010, Hanoi -- Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kemungkinan kerja sama ekspor senjata produksi PT Pindad ke Vietnam, kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Pitono Purnomo.
"Kita mengarah pada industri pertahanan," kata Pitono ketika ditemui di sela-sela pertemuan puncak ke-17 ASEAN di Hanoi, Vietnam, Sabtu.
Pitono menjelaskan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro telah menyerahkan contoh jenis senjata produksi Pindad kepada Menteri Pertahanan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh .
Pemerintah kedua negara juga telah menandatangani nota kesepahaman tentang pertahanan. Menurut Pitono, nota kesepahaman itu adalah payung hukum yang akan ditindaklanjuti oleh tim teknis.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Vietnam, katanya, akan memfasilitasi untuk mewujudkan kerja sama di sektor industri pertahanan itu.
Pitono menjelaskan, neraca perdagangan antara Indonesia dan Vietnam telah mencapai angka 2,5 miliar dolar AS per tahun. Dari jumlah itu, ekspor Indonesia ke Vietnam mencapai 1,7 miliar dolar AS, sedangkan sisanya adalah impor.
Komoditi ekspor utama Indonesia adalah alat-alat elekttronik, pelumas, dan suku cadang kendaraan bermotor. Sedangkan impor Indonesia sebagian besar adalah produk pertanian.
Indonesia dan Vietnam telah menandatangani nota kesepahaman di bidang penguatan hubungan pertahanan kedua negara dalam kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Hanoi, Vietnam, beberapa waktu lalu.
Kerja sama itu antara lain akan berupa saling kunjung tentara, latihan bersama dan patroli keamanan laut.
Komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama pertahanan di berbagai tingkatan dan lebih luas sesungguhnya telah terungkap dalam pertemuan antara Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di sela-sela penyelenggaraan pertemuan ke-4 menteri pertahanan se-ASEAN, di Hanoi, 11-13 Mei.
Pada kesempatan itu PM Dung mengatakan, kerja sama pertahanan kedua negara akan semakin meningkat dilandasi hubungan dan kerja sama tradisional antara kedua pihak yang telah berlangsung baik.
Ia menambahkan, kerja sama pertahanan kedua negara ke depan juga akan semakin meningkat melalui pertukaran informasi dan pengalaman kedua pihak dalam kerja sama pertahanan nontradisional sesuai dengan tingkat ancaman yang dihadapi kedua negara.
Dalam kunjungan kehormatannya pada PM Dung, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan beberapa hasil pembicaraan dengan mitranya, Menhan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh, yang tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama pertahanan kedua negara.
ANTARA News
AU Turki Segera Operasikan KT-1
KT-1. (Foto: KAI)
30 Oktober 2010 -- Angkatan Udara Turki segera mengganti pesawat latih Cessna T-37 dengan Korean Aerospace Industries KT-1 bulan depan. Saat ini, pesawat KT-1 AU Turki sedang melakukan uji penerbangan.
Ankara meneken kontrak pembelian 40 KT-1 pada Juni 2007, lima pesawat pertama akan dikerjakan seluruhnya di KAI. Sedangkan sisanya akan diproduksi berdasarkan lisensi oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) di Akinci.
Tiga pesawat batch pertama yang sedang diuji terbang oleh TAI, akan diserahkan ke AU Turki akhir November, diumumkan KAI.
Turki sedang bernegosiasi dengan KAI untuk membatalkan pembelian 15 KT-1.
TAI berencana mempertunjukan pesawat latih dasar Hurkus buatan dalam negeri pada Januari. Pesawat ditenagai turboprop diharapkan terbang perdana akhir 2011.
TRDEFENCE/Berita HanKam
30 Oktober 2010 -- Angkatan Udara Turki segera mengganti pesawat latih Cessna T-37 dengan Korean Aerospace Industries KT-1 bulan depan. Saat ini, pesawat KT-1 AU Turki sedang melakukan uji penerbangan.
Ankara meneken kontrak pembelian 40 KT-1 pada Juni 2007, lima pesawat pertama akan dikerjakan seluruhnya di KAI. Sedangkan sisanya akan diproduksi berdasarkan lisensi oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) di Akinci.
Tiga pesawat batch pertama yang sedang diuji terbang oleh TAI, akan diserahkan ke AU Turki akhir November, diumumkan KAI.
Turki sedang bernegosiasi dengan KAI untuk membatalkan pembelian 15 KT-1.
TAI berencana mempertunjukan pesawat latih dasar Hurkus buatan dalam negeri pada Januari. Pesawat ditenagai turboprop diharapkan terbang perdana akhir 2011.
TRDEFENCE/Berita HanKam
Friday, October 29, 2010
Embraer Announces Discussions on Partnering with Argentina in the KC-390 Program
29 October 2010, São José dos Campos -– As a result of the conversations held between the Brazilian and the Argentine Defense Ministries, the ministers Nelson Jobim and Nilda Garré signed, this week, a Declaration of Intent regarding the South American neighbor’s participation in the development program of the KC-390 military transport jet. The agreement marks the beginning of negotiations for the involvement of Fábrica Argentina de Aviões “Brig. San MartÃn” S.A. – FAdeA in the manufacture of the new airplane, as well as the future acquisition of six KC-390 aircraft by the Argentine government.
“This is another strong demonstration of interest for the KC-390, which proves this product meets the military transportation market requirements,” said Orlando José Ferreira Neto, Embraer Executive Vice President, Defense Market. “Therefore, it is a great pleasure to see Argentina following this path, thus reinforcing the technological integration of South America’s defense segment.”
This is Embraer’s fifth announcement of negotiations regarding international partnerships for the KC-390 program since August. Chile, Colombia, Portugal, and the Czech Republic have already begun discussions to establish the conditions for their participation in the development and production of the new military transport jet. In July, the Brazilian Air Force (Força Aérea Brasileira – FAB) revealed its intention to acquire 28 of the jets. With Argentina joining the negotiations, this could result in the aggregated sale of 60 KC-390 airplanes to the air forces of these six countries.
Embraer
Detasemen Khusus Harus Diterjunkan ke Mentawai
Sejumlah awak kapal memasukan bantuan ke KM Labobar, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Jumat (29/10). Bantuan serta relawan yang berasal dari Jakarta dan Padang tersebut terkendala cuaca sehingga belum sampai di Mentawai. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/Koz/mes/10)
30 September 2010, Jakarta -- Penyaluran bantuan ke Mentawai terkendala oleh Medan yang sangat sulit, padahal korban sangat membutuhkannya. Menyiasati medan yang sulit, pemerintah diminta mengerahkan satuan-satuan elit TNI-Polri yang benar-benar terlatih dan siap sewaktu-waktu di BKO kan.
"Harus segera kerahkan Densus, Denjaka, dan Den Den yang kita miliki. Mereka adalah satuan yang berpengalaman untuk kondisi yang buruk. Peralatan juga lengkap, dan memang secara UU mereka bisa dilibatkan. Mengapa ini tidak dilakukan," kata Dr Hermawan Sulistyo Relawan Bencana Alam dalam Acara 'Polemik' Trijaya FM bertema Bencana dan Duka Indonesia di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu pagi (30/10).
Selain itu menurut Hermawan, di lapangan juga diperlukan pemimpin yang tegas, demi terciptanya ketertiban yang terkait penanganan dan penyaluran bantuan. Bila ini tidak dilakukan, maka kepanikan, dan penderitaan para korban semakin menjadi-jadi.
"Walaupun saya sering mengkritik TNI, tapi saya sebagai relawan di lapangan harus salut dengan kepemimpinan Danrem Meulaboh Gerhan Lantara pada saat Tsunami Aceh. Dengan kepemimpinan yang tegas, tidak apa-apa tangan besi bantuan bisa dikoordinir dan didistribusikan dengan baik. Ada satu komando tidak main sendiri-sendiri demi kepentingan partai dan sebagainya," papar pria yang akrab dipanggil Kiki tersebut.
Sebagai orang yang pernah berpengalaman terjun menyerahkan bantuan pada Tsunami Aceh, pada saat bencana besar terjadi, sering muncul penjarahan, distribusi tidak merata sehingga, suasana makin tidak karuan.
"Belum lagi dengan 'maaf' ormas dan parpol yang juga memanfaatkan untuk tebar pesona. Ini tidak bisa kita larang, tapi bila ada satu komando yang tegas dan jelas, juga tindakan keras yang menyertainya, maka semuanya terkoordinir dengan baik. Kita ini memang bermasalah dalam manajemen penanggulangan bencana dan korban bencana," katanya.
Suara Merdeka
30 September 2010, Jakarta -- Penyaluran bantuan ke Mentawai terkendala oleh Medan yang sangat sulit, padahal korban sangat membutuhkannya. Menyiasati medan yang sulit, pemerintah diminta mengerahkan satuan-satuan elit TNI-Polri yang benar-benar terlatih dan siap sewaktu-waktu di BKO kan.
"Harus segera kerahkan Densus, Denjaka, dan Den Den yang kita miliki. Mereka adalah satuan yang berpengalaman untuk kondisi yang buruk. Peralatan juga lengkap, dan memang secara UU mereka bisa dilibatkan. Mengapa ini tidak dilakukan," kata Dr Hermawan Sulistyo Relawan Bencana Alam dalam Acara 'Polemik' Trijaya FM bertema Bencana dan Duka Indonesia di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu pagi (30/10).
Selain itu menurut Hermawan, di lapangan juga diperlukan pemimpin yang tegas, demi terciptanya ketertiban yang terkait penanganan dan penyaluran bantuan. Bila ini tidak dilakukan, maka kepanikan, dan penderitaan para korban semakin menjadi-jadi.
"Walaupun saya sering mengkritik TNI, tapi saya sebagai relawan di lapangan harus salut dengan kepemimpinan Danrem Meulaboh Gerhan Lantara pada saat Tsunami Aceh. Dengan kepemimpinan yang tegas, tidak apa-apa tangan besi bantuan bisa dikoordinir dan didistribusikan dengan baik. Ada satu komando tidak main sendiri-sendiri demi kepentingan partai dan sebagainya," papar pria yang akrab dipanggil Kiki tersebut.
Sebagai orang yang pernah berpengalaman terjun menyerahkan bantuan pada Tsunami Aceh, pada saat bencana besar terjadi, sering muncul penjarahan, distribusi tidak merata sehingga, suasana makin tidak karuan.
"Belum lagi dengan 'maaf' ormas dan parpol yang juga memanfaatkan untuk tebar pesona. Ini tidak bisa kita larang, tapi bila ada satu komando yang tegas dan jelas, juga tindakan keras yang menyertainya, maka semuanya terkoordinir dengan baik. Kita ini memang bermasalah dalam manajemen penanggulangan bencana dan korban bencana," katanya.
Suara Merdeka
AU Mesir Borong Tiga C295
C295. (Foto: Airbus Military)
30 Oktober 2010 -- Angkatan Udara Mesir meneken kontrak dengan Airbus Military pembelian tiga pesawat angkut C295.
Pesawat akan diterima AU Mesir mulai 2011 dan akan digunakan meningkatkan kemampuan taktis dan pengangkutan logistik. Pemesanan pesawat dari Airbus Militaru oleh AU Mesir untuk pertama kalinya.
AU Mesir memilih C295 karena mudah perawatannya dan terbukti kemampuan operasionalnya, terutama di daerah gurun. Selain itu, pesawat ini serba guna dan mampu beroperasi dalam berbagai macam kondisi.
Airbus Military telah menjual 85 C295 pada 18 pelanggan, 64 pesawat dioperasikan oleh 11 negara.
Airbus Military/Berita HanKam
30 Oktober 2010 -- Angkatan Udara Mesir meneken kontrak dengan Airbus Military pembelian tiga pesawat angkut C295.
Pesawat akan diterima AU Mesir mulai 2011 dan akan digunakan meningkatkan kemampuan taktis dan pengangkutan logistik. Pemesanan pesawat dari Airbus Militaru oleh AU Mesir untuk pertama kalinya.
AU Mesir memilih C295 karena mudah perawatannya dan terbukti kemampuan operasionalnya, terutama di daerah gurun. Selain itu, pesawat ini serba guna dan mampu beroperasi dalam berbagai macam kondisi.
Airbus Military telah menjual 85 C295 pada 18 pelanggan, 64 pesawat dioperasikan oleh 11 negara.
Airbus Military/Berita HanKam
Rusia Apungkan Frigate Kelas Baru
(Foto: RIA Novosti/Alexey Danichev)
29 Oktober 2010 -- Galangan kapal Severnaya Verf di St Petersburg mengapungkan frigate Project 22350 pertama milik Angkatan Laut Rusia, Jumat (29/10). Frigate yang diberi nama Admiral Gorshkov, belum dapat digunakan karena baru selesai 40%.
Frigate mempunyai bobot 4500 ton, kecepatan 29 knot dengan jarak jelajah 4000 nm pada kecepatan 14 knot, diawaki 210 orang.
Admiral Gorshkov mampu melakukan serangan jarak jauh, peperangan anti kapal selam dan misi pengawalan. Dipersenjatai sepucuk meriam 130 mm A-192, satu unit close-in weapon system (CIWS) Kashtan, delapan rudal anti kapal Oniks 3M55 (SS-N-26), rudal anti pesawat jarak sedang Shtil I (SA-N-12 Grizzly), empat tabung torpedo 533 mm, roket anti kapal selam RPK-9 Medvedka (SS-N-29), 24 rudal anti pesawat Uragan serta mampu membawa satu helikopter Ka-27 atau Ka-32.
Frigate kedua Admiral Kasatonov sedang dalam pengerjaan diharapkan diluncurkan 2012.
AL Rusia akan menerima 10 frigate dalam sepuluh tahun kedepan, menurut sumber di Kementrian Pertahanan.
Perancis siap bangun Mistral untuk Rusia
Bila Moskow dan Paris meneken kontrak pembuatan kapal pengangkut helicopter kelas Mistral untuk Rusia, kapal pertama kemungkinan dibangun 2013, menurut seorang pimpinan STX Europe Jacques Hardelay, Jumat (29/10) di Euronaval 2010, Le Bourget, Paris. Kapal akan dibangun di Saint-Nazaire pad akhir 2013 - awal 2014.
RIA Novosti/Berita HanKam
29 Oktober 2010 -- Galangan kapal Severnaya Verf di St Petersburg mengapungkan frigate Project 22350 pertama milik Angkatan Laut Rusia, Jumat (29/10). Frigate yang diberi nama Admiral Gorshkov, belum dapat digunakan karena baru selesai 40%.
Frigate mempunyai bobot 4500 ton, kecepatan 29 knot dengan jarak jelajah 4000 nm pada kecepatan 14 knot, diawaki 210 orang.
Admiral Gorshkov mampu melakukan serangan jarak jauh, peperangan anti kapal selam dan misi pengawalan. Dipersenjatai sepucuk meriam 130 mm A-192, satu unit close-in weapon system (CIWS) Kashtan, delapan rudal anti kapal Oniks 3M55 (SS-N-26), rudal anti pesawat jarak sedang Shtil I (SA-N-12 Grizzly), empat tabung torpedo 533 mm, roket anti kapal selam RPK-9 Medvedka (SS-N-29), 24 rudal anti pesawat Uragan serta mampu membawa satu helikopter Ka-27 atau Ka-32.
Frigate kedua Admiral Kasatonov sedang dalam pengerjaan diharapkan diluncurkan 2012.
AL Rusia akan menerima 10 frigate dalam sepuluh tahun kedepan, menurut sumber di Kementrian Pertahanan.
Perancis siap bangun Mistral untuk Rusia
Bila Moskow dan Paris meneken kontrak pembuatan kapal pengangkut helicopter kelas Mistral untuk Rusia, kapal pertama kemungkinan dibangun 2013, menurut seorang pimpinan STX Europe Jacques Hardelay, Jumat (29/10) di Euronaval 2010, Le Bourget, Paris. Kapal akan dibangun di Saint-Nazaire pad akhir 2013 - awal 2014.
RIA Novosti/Berita HanKam
Mayjen TNI Moeldoko Jabat Pangdam III/Siliwangi
Pangdam III Siliwangi lama Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo (kiri), Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta (tengah) dan Pangdam III Siliwangi baru Mayjen TNI Moeldoko (kanan) melakukan salam komando usai Serah terima jabatan Pangdam III Siliwangi di Stadion Siliwangi, Bandung. Jumat (29/10). Sertijab Pangdam III Siliwangi yang turut dimeriahkan dengan parade militer dan atraksi beladiri itu turut disaksikan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. (Foto: ANTARA/Heru Salim/Koz/mes/10)
29 Oktober 2010, Bandung -- Tongkat komando Panglima Kodam III/Siliwangi beralih komando, dari kepemimpinan Pangdam sebelumnya Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo kepada pejabat baru Mayjen TNI Moeldoko.
Serah terima jabatan yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toissuta, dilaksanakan di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Jumat.
Dalam serah terima jabatan yang diikuti oleh sekitar 3.500 prajurit dari delapan batalyon tempur yang berada di bawah Komando Kodam III/Siliwangi, juga dihadiri oleh pejabat di lingkungan Provinsi Jawa Barat seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto, dan Wakil Wali Kota Ayi Vivananda.
Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Letkol CAJ Isa Haryanto mengatakan, dalam rangkaian pelantikan Pangdam, akan dilakukan serah terima jabatan, defile pasukan dan peralatan tempur jajaran Kodam III/Siliwangi.
Mayjen TNI Edhie Pramono Wibowo akan memangku jabatan barunya sebagai Pangkostrad, menjabat selama sekitar 10 bulan sebagai Pangdam III/Siliwangi.
Sedangkan penggantinya Mayjen TNI Moeldoko sebelumnya menjabat Panglima Divisi 1 Kostrad, dan terakhir Panglima Kodam XII/Tanjungpura.
Kasad Jenderal TNI George Toissuta dalam amanatnya berpesan, agar jabatan yang dipimpin oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Edhie Pramono Wibowo saat ini, bisa diteruskan kepemimpinannya oleh Mayjen TNI Moeldoko.
"Tugas serta tanggung jawab yang diemban oleh Pangdam baru nantinya, harus bisa meneruskan kepemimpinan Pangdam yang lama," ujar Kasad dalam amanatnya di hadapan sekitar 3.500 prajurit Kodam III/Siliwangi.
KSAD isyaratkan percepatan mutasi perwira tinggi
Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI George Toisutta mengatakan, akan ada percepatan dalam pergantian jabatan strategis di lingkungan TNI Angkatan Darat.
”Akan ada percepatan personil-personil tertentu yang diarahkan untuk menjadi calon pimpinan Angkatan Darat ke depan,” kata George di Bandung, Jumat (29/10).
George tidak menyebutkan jabatan yang dimaksudnya. Hanya dia menyebutkan, percepatan itu sengaja dilakukan Angkatan Darat gara-gara adanya kesenjangan jumlah perwira tinggi.
Dia mencontohkan, perwira TNI Angkatan Darat lulusan Akademi Militer 1975 jumlahnya sama banyak dibandingkan lulusan angkatan 1977 hingga 1980 jika digabungkan. ”Sehingga yang di bawah harus segera mengisi,” kata George.
George menyebutkan pengangkatan Panglima Kodam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Pramono Edie Wibowo, lulusan Akademi Militer 1980 menjadi Panglima Kostrad sebagai contoh percepatan itu. Panglima Kostrad saat ini Letnan Jenderal TNI Burhanuddin Amin sendiri lulusan Akademi Militer 1976.
Panglima Kodam III/Siliwangi yang ditinggalkan Pramono, ditempati Mayor Jenderal TNI Moeldoko yang merupakan lulusan Akademi Militer 1981. ”Jadi tidak ada hal yang aneh bin ajaib,” kata George.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal S Widjanarko mengatakan, percepatan ini untuk mengantisipasi pensiunnya sejumlah perwira tinggi lulusan Akademi Militer Angkatan 1975 dan 1976. ”Kalau sekarang sudah mulai dipercepat, sesuai dengan norma aturannya, mudah-mudahan tidak terjadi kekosongan jabatan,” katanya.
Widjanarko menjelaskan, kesenjangan jumlah perwira tinggi itu disebabkan perbedaan jumlah rekruitmen pada pendidikan Akademi Militer dulu. Dia mencontohkan, angkatannya, lulusan Akademi Militer 1980 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang lulus tahun 1975. ”Lulusan angkatan kami sekitar seratusan orang,” katanya.
ANTARA News/Tempo Interaktif
29 Oktober 2010, Bandung -- Tongkat komando Panglima Kodam III/Siliwangi beralih komando, dari kepemimpinan Pangdam sebelumnya Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo kepada pejabat baru Mayjen TNI Moeldoko.
Serah terima jabatan yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toissuta, dilaksanakan di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Jumat.
Dalam serah terima jabatan yang diikuti oleh sekitar 3.500 prajurit dari delapan batalyon tempur yang berada di bawah Komando Kodam III/Siliwangi, juga dihadiri oleh pejabat di lingkungan Provinsi Jawa Barat seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto, dan Wakil Wali Kota Ayi Vivananda.
Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Letkol CAJ Isa Haryanto mengatakan, dalam rangkaian pelantikan Pangdam, akan dilakukan serah terima jabatan, defile pasukan dan peralatan tempur jajaran Kodam III/Siliwangi.
Mayjen TNI Edhie Pramono Wibowo akan memangku jabatan barunya sebagai Pangkostrad, menjabat selama sekitar 10 bulan sebagai Pangdam III/Siliwangi.
Sedangkan penggantinya Mayjen TNI Moeldoko sebelumnya menjabat Panglima Divisi 1 Kostrad, dan terakhir Panglima Kodam XII/Tanjungpura.
Kasad Jenderal TNI George Toissuta dalam amanatnya berpesan, agar jabatan yang dipimpin oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Edhie Pramono Wibowo saat ini, bisa diteruskan kepemimpinannya oleh Mayjen TNI Moeldoko.
"Tugas serta tanggung jawab yang diemban oleh Pangdam baru nantinya, harus bisa meneruskan kepemimpinan Pangdam yang lama," ujar Kasad dalam amanatnya di hadapan sekitar 3.500 prajurit Kodam III/Siliwangi.
KSAD isyaratkan percepatan mutasi perwira tinggi
Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI George Toisutta mengatakan, akan ada percepatan dalam pergantian jabatan strategis di lingkungan TNI Angkatan Darat.
”Akan ada percepatan personil-personil tertentu yang diarahkan untuk menjadi calon pimpinan Angkatan Darat ke depan,” kata George di Bandung, Jumat (29/10).
George tidak menyebutkan jabatan yang dimaksudnya. Hanya dia menyebutkan, percepatan itu sengaja dilakukan Angkatan Darat gara-gara adanya kesenjangan jumlah perwira tinggi.
Dia mencontohkan, perwira TNI Angkatan Darat lulusan Akademi Militer 1975 jumlahnya sama banyak dibandingkan lulusan angkatan 1977 hingga 1980 jika digabungkan. ”Sehingga yang di bawah harus segera mengisi,” kata George.
George menyebutkan pengangkatan Panglima Kodam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Pramono Edie Wibowo, lulusan Akademi Militer 1980 menjadi Panglima Kostrad sebagai contoh percepatan itu. Panglima Kostrad saat ini Letnan Jenderal TNI Burhanuddin Amin sendiri lulusan Akademi Militer 1976.
Panglima Kodam III/Siliwangi yang ditinggalkan Pramono, ditempati Mayor Jenderal TNI Moeldoko yang merupakan lulusan Akademi Militer 1981. ”Jadi tidak ada hal yang aneh bin ajaib,” kata George.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal S Widjanarko mengatakan, percepatan ini untuk mengantisipasi pensiunnya sejumlah perwira tinggi lulusan Akademi Militer Angkatan 1975 dan 1976. ”Kalau sekarang sudah mulai dipercepat, sesuai dengan norma aturannya, mudah-mudahan tidak terjadi kekosongan jabatan,” katanya.
Widjanarko menjelaskan, kesenjangan jumlah perwira tinggi itu disebabkan perbedaan jumlah rekruitmen pada pendidikan Akademi Militer dulu. Dia mencontohkan, angkatannya, lulusan Akademi Militer 1980 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang lulus tahun 1975. ”Lulusan angkatan kami sekitar seratusan orang,” katanya.
ANTARA News/Tempo Interaktif
HMAS Triumph Selesai Diremajakan
29 Oktober 2010 -- Kapal selam nuklir Kerajaan Inggris HMS Triumph bersandar di Den Helder, Selasa (26/10). HMAS Triumph telah melakukan serangkaian uji pelayaran setelah diremajakan, meningkatkan secara signifikan kemampuan tempurnya. (Foto: Getty Images)
Berita HanKam
Thursday, October 28, 2010
TNI Siagakan Empat KRI untuk Mentawai
KRI Teluk Cirebon.
29 Oktober 2010, Jakarta -- menyiagakan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk membantu penanganan korban bencana tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Kadispenum Puspen TNI Kolonel Cpl Minulyo di Jakarta, Jumat mengatakan, empat KRI yang sewaktu-waktu siap diberangkatkan ke lokasi bencana yaitu KRI Imam Bonjol, KRI Teluk Gilimanuk, KRI Teluk Peleng dan KRI Teluk Sabang.
Untuk penanggulangan bencana di Mentawai, TNI telah memberangkatkan 2 (dua) Kapal Republik Indonesia (KRI), pada Rabu (27/10) yaitu KRI Teluk Manado dan KRI Teluk Cirebon.
Selain KRI, TNI juga telah menerbangkan satu pesawat Hercules A-1321 yang membawa dua ton bantuan sosial dari Presiden RI. "TNI juga menyiagakan satu pesawat Hercules A-1328 untuk pengiriman bantuan ke lokasi bencana," kata Minulyo.
Ia menambahkan, personel TNI yang ditugaskan ke Mentawai akan bergabung dengan Badan Penanggulangan Bencana Propinsi Sumatera Barat dan Basarnas untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban serta melakukan pengobatan terhadap warga masyarakat setempat dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan.
Sedangkan untuk penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi di DIY, TNI khususnya yang berlokasi di wilayah Kodam IV/Diponegoro telah menyiagakan 5.665 personel dan peralatannya yang terdiri dari alat berat, truk angkut personel, mobil tangki air, tenda, dapur umum, genset dan berbagai peralatan lain serta kebutuhan logistik yang apabila sewaktu-waktu digerakkan, untuk menghadapi kemungkinan terburuk akibat letusan Gunung Merapi.
"Dari kekuatan yang disiagakan, 2.165 personel TNI telah diterjunkan ke lokasi bencana untuk membantu evakuasi masyarakat, pencarian korban dan pertolongan kepada para pengungsi di lokasi pengungsian," kata Minulyo.
Republika
29 Oktober 2010, Jakarta -- menyiagakan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk membantu penanganan korban bencana tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Kadispenum Puspen TNI Kolonel Cpl Minulyo di Jakarta, Jumat mengatakan, empat KRI yang sewaktu-waktu siap diberangkatkan ke lokasi bencana yaitu KRI Imam Bonjol, KRI Teluk Gilimanuk, KRI Teluk Peleng dan KRI Teluk Sabang.
Untuk penanggulangan bencana di Mentawai, TNI telah memberangkatkan 2 (dua) Kapal Republik Indonesia (KRI), pada Rabu (27/10) yaitu KRI Teluk Manado dan KRI Teluk Cirebon.
Selain KRI, TNI juga telah menerbangkan satu pesawat Hercules A-1321 yang membawa dua ton bantuan sosial dari Presiden RI. "TNI juga menyiagakan satu pesawat Hercules A-1328 untuk pengiriman bantuan ke lokasi bencana," kata Minulyo.
Ia menambahkan, personel TNI yang ditugaskan ke Mentawai akan bergabung dengan Badan Penanggulangan Bencana Propinsi Sumatera Barat dan Basarnas untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban serta melakukan pengobatan terhadap warga masyarakat setempat dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan.
Sedangkan untuk penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi di DIY, TNI khususnya yang berlokasi di wilayah Kodam IV/Diponegoro telah menyiagakan 5.665 personel dan peralatannya yang terdiri dari alat berat, truk angkut personel, mobil tangki air, tenda, dapur umum, genset dan berbagai peralatan lain serta kebutuhan logistik yang apabila sewaktu-waktu digerakkan, untuk menghadapi kemungkinan terburuk akibat letusan Gunung Merapi.
"Dari kekuatan yang disiagakan, 2.165 personel TNI telah diterjunkan ke lokasi bencana untuk membantu evakuasi masyarakat, pencarian korban dan pertolongan kepada para pengungsi di lokasi pengungsian," kata Minulyo.
Republika
KASAD: Tiga Batalyon TNI AD Dikerahkan ke Lokasi Bencana
Pesawat Hercules menurunkan bantuan melalui parasut bagi korban tsunami akibat gempa 7,2 SR, di Dusun Purourougat, Desa Malakopak, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, Kamis (28/10). Bantuan logistik dan obat-obatan mulai disalurkan melalui helikopter dan pesawat ke sejumlah daerah yang terkena gelombang tsunami. (Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra/mg/Koz/mes/10)
29 Oktober 2010, Bandung -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toissuta mengatakan bahwa sekitar tiga batalyon TNI- AD dikirim ke lokasi bencana di Mentawai dan Merapi.
Usai melantik Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen TNI Moeldoko menggantikan Mayjen TNI Pramono Edi Wibowo di Bandung, Jumat, Kasad menyatakan bahwa dari tiga batalyon yang dikerahkan ke daerah bencana tersebut, maka dua di antaranya adalah Batalyon Kesehatan dan Infanteri.
Selain dua tempat yang mengalami musibah itu , TNI AD juga masih menurunkan pasukannya di Wasior, Papua Barat, yang terkena banjir bandang awal oktober lalu.
" Saat ini kita terjunkan pasukan sedikitnya tiga batalyon, untuk membantu proses evakuasi, dalam operasi kemanusiaan penanggulangan bencana di beberapa daerah di Indonesia," ujar Kasad Jenderal George Toissuta.
Bahkan pihak TNI akan menambah jumlah personelnya jika diminta pemerintah. Untuk sementara TNI-AD mengirimkan tiga batalyon terlebih dahulu, lalu pengiriman dilakukan sesuai kebutuhan .
" Saat rekonstruksi setelah tanggap darurat, kita akan turunkan kembali pasukan Zeni untuk rekonstruksi wilayah yang terkena dampak bencana," terang Kasad.
Untuk pengiriman bantuan saat ini, TNI mengirimkan bantuan melalui udara, karena terkendala oleh medan bencana yang begitu sulit ditembus alat transportasi, seperti di Mentawai dan Wasior.
" Kita drop bantuan dari udara dengan menerjunkan anggota Kostrad, untuk memberikan makanan dan beberapa bantuan yang diberikan pemerintah," ujar Kasad.
Untuk bencana di Gunung Merapi, Kasad menyatakan TNI AD membuka rumah sakit lapangan, dan tim kesehatan yang keliling ke tenda-tenda pengungsian.
ANTARA News
29 Oktober 2010, Bandung -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toissuta mengatakan bahwa sekitar tiga batalyon TNI- AD dikirim ke lokasi bencana di Mentawai dan Merapi.
Usai melantik Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen TNI Moeldoko menggantikan Mayjen TNI Pramono Edi Wibowo di Bandung, Jumat, Kasad menyatakan bahwa dari tiga batalyon yang dikerahkan ke daerah bencana tersebut, maka dua di antaranya adalah Batalyon Kesehatan dan Infanteri.
Selain dua tempat yang mengalami musibah itu , TNI AD juga masih menurunkan pasukannya di Wasior, Papua Barat, yang terkena banjir bandang awal oktober lalu.
" Saat ini kita terjunkan pasukan sedikitnya tiga batalyon, untuk membantu proses evakuasi, dalam operasi kemanusiaan penanggulangan bencana di beberapa daerah di Indonesia," ujar Kasad Jenderal George Toissuta.
Bahkan pihak TNI akan menambah jumlah personelnya jika diminta pemerintah. Untuk sementara TNI-AD mengirimkan tiga batalyon terlebih dahulu, lalu pengiriman dilakukan sesuai kebutuhan .
" Saat rekonstruksi setelah tanggap darurat, kita akan turunkan kembali pasukan Zeni untuk rekonstruksi wilayah yang terkena dampak bencana," terang Kasad.
Untuk pengiriman bantuan saat ini, TNI mengirimkan bantuan melalui udara, karena terkendala oleh medan bencana yang begitu sulit ditembus alat transportasi, seperti di Mentawai dan Wasior.
" Kita drop bantuan dari udara dengan menerjunkan anggota Kostrad, untuk memberikan makanan dan beberapa bantuan yang diberikan pemerintah," ujar Kasad.
Untuk bencana di Gunung Merapi, Kasad menyatakan TNI AD membuka rumah sakit lapangan, dan tim kesehatan yang keliling ke tenda-tenda pengungsian.
ANTARA News
TNI AD Kembali Jawara AARM 2010
Indonesia juara Riffle Overall team.
Indonesia jawara Rifle Match4.
Indonesia jawara Pistol Men team.
Sersan Safrin Sihombing jawara Pistol Men Individual Overall.
Indonesia jawaran Pistol Match 4.
Indonesia jawara Pistol Ladies Team.
Indonesia jawara Pistol Ladies Match 3.
Prajurit TNI sapu bersih peringkat 1 hingga 3 Machine Gun Individual Overall Top Gun.
Sersan Oktafarin jawara Pistol Ladies Individual Overall.
Sersan Jaka jawara Pistol Men Match 1.
Sersan Priyanta dan Sersan Saryono jawara Machine Gun Match 2.
Prajurit Lesli jawara Carbine Match 1.
Sersan Denny Mentu jawara Rifle Match 2. (Foto: ACAMM)
Singapore Takes Part in Exercise Bersama Padu 2010
Singapore Chief of Defence Force Lieutenant General Neo Kian Hong and Malaysia Chief of Defence Force General Tan Sri Dato' Sri Azizan bin Ariffin interacting with exercise participants at Butterworth Air Base during the exercise's opening ceremony.
28 October 2010 -- Exercise Bersama Padu 2010, a major Five Power Defence Arrangements (FPDA) joint exercise hosted by Malaysia, will be concluding tomorrow. A total of 13 ships, 63 aircraft and about 1000 personnel from Australia, Malaysia, New Zealand, Singapore and the United Kingdom participated in the exercise.
Exercise Bersama Padu aims to enhance interoperability and mutual cooperation among the armed forces of the FPDA nations. This year's exercise, which started on 11 Oct 2010, comprised a shore-based planning phase at the Butterworth Air Base in Penang, Malaysia and a sea phase conducted in the South China Sea. The exercise scenario involved air, maritime and land forces from the FPDA nations working together in a multi-threat environment to conduct air defence, naval surface warfare and land integration operations.
Captain Sanipher Sin (first from left) from the Republic of Singapore Navy working with her FPDA counterparts at the Butterworth Air Base during Exercise Bersama Padu 2010.
The Chief of Defence Force of the Singapore Armed Forces, Lieutenant General Neo Kian Hong, will be officiating at the closing ceremony held at the Butterworth Air Base on 29 Oct 2010. The Malaysian Chief of Defence Force General Tan Sri Dato' Sri Azizan bin Ariffin had officiated at the opening ceremony at Butterworth Air Base on 15 Oct 2010.
EX Bersama Padu 2010 - Force Protection
324 Combat Support Squadron is Australia's support squadron permanently based at RMAF Butterworth in Malaysia. The squadron provides essential support to Australian units operating from RMAF Butterworth throughout the year. The squadron comprises Royal Australian Air Force personnel and locally employed civilians who support Australia's national interests in South-East Asia by providing deployed combat and domestic support.
Corporal Richard Kohn and Sergeant Jarrod Fairfield, from 324 Combat Support Squadron's force protection flight, conduct security patrols at 3 Squadron's flightline. (Photo: Australia DoD)
Sergeant Jarrod Fairfield, from 324 Combat Support Squadron's force protection flight, heads towards the warehouse at RMAF Butterworth during Exercise Bersama Padu 2010. (Photo: Australia DoD)
Members of 324 Combat Support Squadron's force protection flight heads toward the flightline during Excercise Bersama Padu 2010. (Photo: Australia DoD)
Mindef
28 October 2010 -- Exercise Bersama Padu 2010, a major Five Power Defence Arrangements (FPDA) joint exercise hosted by Malaysia, will be concluding tomorrow. A total of 13 ships, 63 aircraft and about 1000 personnel from Australia, Malaysia, New Zealand, Singapore and the United Kingdom participated in the exercise.
Exercise Bersama Padu aims to enhance interoperability and mutual cooperation among the armed forces of the FPDA nations. This year's exercise, which started on 11 Oct 2010, comprised a shore-based planning phase at the Butterworth Air Base in Penang, Malaysia and a sea phase conducted in the South China Sea. The exercise scenario involved air, maritime and land forces from the FPDA nations working together in a multi-threat environment to conduct air defence, naval surface warfare and land integration operations.
Captain Sanipher Sin (first from left) from the Republic of Singapore Navy working with her FPDA counterparts at the Butterworth Air Base during Exercise Bersama Padu 2010.
The Chief of Defence Force of the Singapore Armed Forces, Lieutenant General Neo Kian Hong, will be officiating at the closing ceremony held at the Butterworth Air Base on 29 Oct 2010. The Malaysian Chief of Defence Force General Tan Sri Dato' Sri Azizan bin Ariffin had officiated at the opening ceremony at Butterworth Air Base on 15 Oct 2010.
EX Bersama Padu 2010 - Force Protection
324 Combat Support Squadron is Australia's support squadron permanently based at RMAF Butterworth in Malaysia. The squadron provides essential support to Australian units operating from RMAF Butterworth throughout the year. The squadron comprises Royal Australian Air Force personnel and locally employed civilians who support Australia's national interests in South-East Asia by providing deployed combat and domestic support.
Corporal Richard Kohn and Sergeant Jarrod Fairfield, from 324 Combat Support Squadron's force protection flight, conduct security patrols at 3 Squadron's flightline. (Photo: Australia DoD)
Sergeant Jarrod Fairfield, from 324 Combat Support Squadron's force protection flight, heads towards the warehouse at RMAF Butterworth during Exercise Bersama Padu 2010. (Photo: Australia DoD)
Members of 324 Combat Support Squadron's force protection flight heads toward the flightline during Excercise Bersama Padu 2010. (Photo: Australia DoD)
Mindef
KRI Soeharso Akhirnya Diperintahkan ke Wasior
Sebelum berangkat, para prajurit Korp Marinir TNI AL mendapat pembekalan terlebih dahulu. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)
28 Oktober 2010, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Soeharso akhirnya diperintahkan berangkat ke Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, setelah sempat hendak diberangkatkan ke Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
"Kami akhirnya memerintahkan KRI dr. Soeharso ke Wasior seperti rencana semula karena barang-barang yang ada di dalamnya memang diperuntukkan bagi korban banjir Wasior," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Soeparno di Surabaya, Kamis malam.
Ia mengakui sebelumnya sempat memerintahkan kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit terapung itu menuju Mentawai, padahal kapal bernomor lambung 990 itu seharusnya bertolak dari Dermaga Ujung, Surabaya, menuju Wasior, Rabu (27/10).
Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kapal jenis LDP itu tetap diharuskan berangkat ke Wasior dengan berbagai pertimbangan, Kamis sekitar pukul 10.00 WIB.
"Barang-barang yang ada di dalam kapal itu memang bantuan untuk korban banjir bandang dan barang-barang hunian khas Papua. Jadi, tidak mungkin dibawa ke Mentawai," katanya usai memimpin upacara purnatugas perwira tinggi TNI-AL itu.
Selain bantuan logistik, obat-obatan, dan alat berat, kapal yang sudah berpengalaman menjalankan misi kemanusian di lokasi bencana itu juga mengangkut 22 dokter dan perawat dari berbagai keahlian.
Di Mentawai, TNI-AL sudah mengerahkan empat unit KRI dari unsur Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). "Ada satu KRI lagi yang kami siapkan ke Mentawai," kata jenderal bintang tiga itu.
Sementara di Wasior, TNI AL juga telah mengerahkan empat unit KRI dari unsur Koarmatim. "Kalau memang butuh kapal seperti KRI Soeharso di Mentawai, kami bisa mengirimkannya dari Koarmatim," katanya.
KSAL menyebutkan ada tiga unit kapal di Makoarmatim yang besarnya seperti KRI Soeharso yang siap diberangkatkan ke Mentawai, yakni KRI Surabaya, KRI Banjarmasin, dan KRI Makassar.
Kapal-kapal TNI-AL yang dikerahkan ke lokasi bencana biasanya menjalankan tugas, mulai dari pendistribusian bantuan logistik, penanganan korban bencana, hingga pemulihan lokasi bencana, selama satu bulan.
ANTARA News
28 Oktober 2010, Surabaya -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Soeharso akhirnya diperintahkan berangkat ke Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, setelah sempat hendak diberangkatkan ke Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
"Kami akhirnya memerintahkan KRI dr. Soeharso ke Wasior seperti rencana semula karena barang-barang yang ada di dalamnya memang diperuntukkan bagi korban banjir Wasior," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Soeparno di Surabaya, Kamis malam.
Ia mengakui sebelumnya sempat memerintahkan kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit terapung itu menuju Mentawai, padahal kapal bernomor lambung 990 itu seharusnya bertolak dari Dermaga Ujung, Surabaya, menuju Wasior, Rabu (27/10).
Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kapal jenis LDP itu tetap diharuskan berangkat ke Wasior dengan berbagai pertimbangan, Kamis sekitar pukul 10.00 WIB.
"Barang-barang yang ada di dalam kapal itu memang bantuan untuk korban banjir bandang dan barang-barang hunian khas Papua. Jadi, tidak mungkin dibawa ke Mentawai," katanya usai memimpin upacara purnatugas perwira tinggi TNI-AL itu.
Selain bantuan logistik, obat-obatan, dan alat berat, kapal yang sudah berpengalaman menjalankan misi kemanusian di lokasi bencana itu juga mengangkut 22 dokter dan perawat dari berbagai keahlian.
Di Mentawai, TNI-AL sudah mengerahkan empat unit KRI dari unsur Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). "Ada satu KRI lagi yang kami siapkan ke Mentawai," kata jenderal bintang tiga itu.
Sementara di Wasior, TNI AL juga telah mengerahkan empat unit KRI dari unsur Koarmatim. "Kalau memang butuh kapal seperti KRI Soeharso di Mentawai, kami bisa mengirimkannya dari Koarmatim," katanya.
KSAL menyebutkan ada tiga unit kapal di Makoarmatim yang besarnya seperti KRI Soeharso yang siap diberangkatkan ke Mentawai, yakni KRI Surabaya, KRI Banjarmasin, dan KRI Makassar.
Kapal-kapal TNI-AL yang dikerahkan ke lokasi bencana biasanya menjalankan tugas, mulai dari pendistribusian bantuan logistik, penanganan korban bencana, hingga pemulihan lokasi bencana, selama satu bulan.
ANTARA News
Second Airbus Military Tanker for RAF Makes Maiden Flight
27 October 2010 -- The second A330 MRTT Future Strategic Tanker Aircraft (FSTA) for the UK Royal Air Force has successfully completed its maiden flight from the Airbus Military facility at Getafe, Madrid following its conversion. Converted from a basic A330-200 by Airbus Military, the aircraft flew for exactly two hours in the evening of 26th October.
The crew reported that the aircraft, its systems, and two Rolls-Royce Trent 700 engines performed entirely satisfactorily.
The aircraft joins the first FSTA, which made its maiden flight on 16th September, in a flight-test programme which will lead to first delivery to the RAF towards the end of 2011.
Airbus Military has obtained military certification for the A330 Multi Role Tanker Transport from Spanish military certification authority Instituto Nacional de TecnologÃa Aerospacial a(INTA) on 5th October. This paves the way to first delivery of the first two aircraft to first operator the Royal Australian Air Force (RAAF) before of the year.
A330 MRTT
Thanks to its true wide-body fuselage, the A330 MRTT can also be used as a pure transport aircraft able to carry up to 300 passengers, or a payload of up to 45 tonnes/99,000 lb. It can also easily be converted to accommodate up to 130 stretchers for Medical Evacuation (MEDEVAC). To-date, a total of 28 A330 MRTTs have been ordered by four customers (Australia, Saudi Arabia, the United Arab Emirates, and the United Kingdom), with one (Saudi Arabia) having already placed a repeat order.
The Airbus Military A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT) is the most capable new generation aircraft in this category flying and available today. The large 111 tonnes/ 245,000 lb basic fuel capacity of the successful A330-200 airliner, from which it is derived, enables the A330 MRTT to excel in Air-to-Air Refuelling missions without the need for any additional fuel tanks. The A330 MRTT is offered with a choice of proven air-to-air refuelling systems including an advanced Airbus Military Aerial Refuelling Boom System (ARBS), and/or a pair of under-wing hose and drogue pods, and/or a Fuselage Refuelling Unit.
Airbus Military
400 Marinir Berangkat ke Wasior
28 Oktober 2010, Surabaya -- KRI dr Soeharso-990 sesaat sebelum diberangkatkan ke Wasior, Papua Barat. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)
Para prajurit Korps Marinir TNI AL memasuki KRI dr Soeharso-990. 400 prajurit yang diberangkatkan ke Wasior, Papua Barat ini berasal dari Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir, Brigif-1 Marinir, Resimen Kavaleri-1 Marinir dan Batalyon Taifib-1 Marinir. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)
Selain prajurit, Marinir juga mengirim sejumlah truk ke Wasior, Papua barat. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)
Para prajurit Korps Marinir TNI AL memasuki KRI dr Soeharso-990. 400 prajurit yang diberangkatkan ke Wasior, Papua Barat ini berasal dari Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir, Brigif-1 Marinir, Resimen Kavaleri-1 Marinir dan Batalyon Taifib-1 Marinir. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)
Selain prajurit, Marinir juga mengirim sejumlah truk ke Wasior, Papua barat. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)
Wednesday, October 27, 2010
Wamenhan Tinjau Pembangunan Peace Keeping Center
28 Oktober 2010, Bogor -- Wakil Menteri Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI Sjahfrie Sjamsoedin didampinging Sekretaris Jenderal Kemhan RI , Marsekal Madya TNI Eris Herryanto meninjau secara langsung pembangunan Peace Keeping Center atau Pusat Markas Pasukan Perdamaian (PMPP) yang berlokasi di Desa Sukahati, Citeureup, Bogor, Rabu (26/9). Proyek yang dibangun di atas lahan seluas 260 hektar tersebut, rencananya akan dijadikan sebagai lokasi pusat pelatihan prajurit TNI yang akan bertugas sebagai Pasukan Pemelihara Perdamaian Bangsa-Bangsa.
Sebelum peninjauan, Wamenhan berkesempatan memberikan paparan kepada stake holder ataupun pihak yang berwenang dalam proyek pembangunan tersebut. Ditegaskan oleh Wamenhan, ide pembangunan proyek peace keeping center ini berasal dari Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai komitmen Indonesia turut serta mendukung dalam perdamaian dunia. Dari pusat pelatihan ini nantinya, diharapkan pasukan yang dikirim telah memperoleh ilmu serta pelatihan secara terpusat dan profesional sebagai pasukan penjaga perdamaian.
Selain sebagai pusat pelatihan pasukan perdamaian, nantinya lahan yang ada akan digunakan juga sebagai pusat bantuan kemanusiaan dan penggulangan bencana alam, pusat penanggulangan teror serta sebagai tempat pasukan yang disiapkan (stand by forces)untuk diterjunkan dalam penugasan yang ada.
Pada akhir penyampaian arahan, Wamenhan mengharapkan agar seluruh pihak yang terkait secara sinergis bekerjasama baik di tataran Kementerian Pertahanan sebagai pemilik proyek, kontraktor yang membangun, pemerintah daerah bogor dalam perijinan, Badan Pertanahan Nasional serta instansi lainnya. Pembangunan ini diharapkan tidak melebarkan jarak dengan masyarakat setempat, tetapi hendaknya dapat mendekatkan diri kepada masyarakat, tegasnya.
Secara umum baik pemerintah Kabupaten Bogor maupun Badan Pertanahan Nasional serta developer akan bekerja dengan baik, sehingga harapan tahun 2014 Peace Keeping Center sudah beroperasi dapat terealisasi. Selesai memimpin rapat, Wamenhan meneruskan kunjungan langsung ke lokasi akan didirikannnya perumahan dinas bagi prajurit yang bertugas, Markas Komando dan lokasi pelatihan pasukan perdamaian.
Turut mendampingi kegiatan kunjungan tersebut, Direktur Potensi Pertahanan Kemhan RI, Budi Susilo Soepandji, Aslog Panglima TNI, Mayjen TNI Hari Krisnomo, SIP serta pejabat teras Kemhan RI dan Muspika setempat.
DMC
TNI AD Kerahkan Dua Batalyon di Mentawai
Suasana pasca tsunami yang menghantam Mentawai, di Dusun Muntei Barubaru, Pagai Utara, Mentawai, Rabu (27/10). Lebih dari 15 dusun di pulau itu hancur terkena gelombang tsunami pada 25 Oktober lalu akibat gempa berkekuatan 7,2 skala Richter dan menimbulkan korban sedikitnya 63 orang tewas dan 411 dinyatakan hilang. (Foto: ANTARA/Kris Hadiyanto-Setwapres/hp/10)
28 Oktober 2010, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta akan mengerahkan dua batalyon dari satuan kesehatan dan bantuan perbekalan kepada korban gempa bumi dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat.
"Satu batalyon dari wilayah Timur akan berangkat pada Kamis siang nanti, sementara dari wilayah Barat sudah disiagakan untuk berangkat ke Mentawai," katanya kepada wartawan usai membuka seminar `Pembangunan Moral dan Karakter Bangsa` di Balai Komando Kopassus Cijantung, Jakarta, Kamis.
Untuk pendistribusian bantuan perbekalan, seperti bahan makanan, tenda dan obat-obatan, kata George, pihak akan menggunakan pesawat Hercules karena banyak wilayah yang terisolasi akibat tsunami di Mentawai.
"Kami menggunakan pesawat Hercules karena lokasinya sulit dijangkau. Peterjun "free fall" dari Kostrad akan mendampingi bantuan perbekalan yang diterjunkan," katanya.
Namun, lanjut dia, yang menjadi hambatan bila gelombang laut di Mentawai meningkat karena akan menyulitkan personilnya untuk mendistribusikan bantuan yang diterjunkan itu.
Sementara itu, untuk wilayah di Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta, TNI AD sudah mengerahkan sekitar 2.000 personil dari empat penjuru mata angin, yakni Timur, Barat, Utara dan Selatan untuk membantu mengevakuasi para korban meletusnya Gunung Merapi pada (26/10).
"Pasukan di Gunung Merapi lebih banyak dikerahkan dibanding di Mentawai karena lokasinya sulit dijangkau," katanya.
Kadis Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Sunaryo Widjonarko, menambahkan, pasukan dari empat penjuru mata angin itu sudah masuk ke wilayah Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta untuk membantu evakuasi para korban dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi.
Tsunami yang terjadi di Mentawai, Sumbar itu menyebabkan sekitar 300 orang lebih meninggal dunia dan ratusan lainnya hilang, sementara jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Selasa (26/10) petang bertambah menjadi 29 orang.
ANTARA News
28 Oktober 2010, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta akan mengerahkan dua batalyon dari satuan kesehatan dan bantuan perbekalan kepada korban gempa bumi dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat.
"Satu batalyon dari wilayah Timur akan berangkat pada Kamis siang nanti, sementara dari wilayah Barat sudah disiagakan untuk berangkat ke Mentawai," katanya kepada wartawan usai membuka seminar `Pembangunan Moral dan Karakter Bangsa` di Balai Komando Kopassus Cijantung, Jakarta, Kamis.
Untuk pendistribusian bantuan perbekalan, seperti bahan makanan, tenda dan obat-obatan, kata George, pihak akan menggunakan pesawat Hercules karena banyak wilayah yang terisolasi akibat tsunami di Mentawai.
"Kami menggunakan pesawat Hercules karena lokasinya sulit dijangkau. Peterjun "free fall" dari Kostrad akan mendampingi bantuan perbekalan yang diterjunkan," katanya.
Namun, lanjut dia, yang menjadi hambatan bila gelombang laut di Mentawai meningkat karena akan menyulitkan personilnya untuk mendistribusikan bantuan yang diterjunkan itu.
Sementara itu, untuk wilayah di Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta, TNI AD sudah mengerahkan sekitar 2.000 personil dari empat penjuru mata angin, yakni Timur, Barat, Utara dan Selatan untuk membantu mengevakuasi para korban meletusnya Gunung Merapi pada (26/10).
"Pasukan di Gunung Merapi lebih banyak dikerahkan dibanding di Mentawai karena lokasinya sulit dijangkau," katanya.
Kadis Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Sunaryo Widjonarko, menambahkan, pasukan dari empat penjuru mata angin itu sudah masuk ke wilayah Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta untuk membantu evakuasi para korban dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi.
Tsunami yang terjadi di Mentawai, Sumbar itu menyebabkan sekitar 300 orang lebih meninggal dunia dan ratusan lainnya hilang, sementara jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Selasa (26/10) petang bertambah menjadi 29 orang.
ANTARA News
FPDA Gelar Latma Bersama Padu 10
Kompi Senapan Five Powers kembali ke lanud Butterworth diangkut pesawat Hercules setelah melakukan latihan pendaratan. (Foto: Australia DoD)
28 Oktober 2010 -- Angkatan Bersenjata Australia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia dan Inggris tergabung dalam Five Power Defence Arrangements (FPDA) mengelar latihan bersama Bersama Padu 10 (BP 10). AB Malaysia bertindak sebagai tuan rumah latma BP 10, bertempat di lanud Butterworth. Latihan berlangsung di Laut Cina Selatan dan Semenanjung Malaysia dari 11-29 Oktober.
Tujuan latma melatih kekuatan unsur laut, darat dan udara anggota FPDA guna meningkatkan interoperability antara angkatan bersenjata FPDA.
Kompi Senapan Five Powers turun dari HMAS Tobruk menggunakan jaring, guna melakukan latihan pendaratan. (Foto: Australia DoD)
The Five Powers Rifle Company practising beach landings from HMAS Tobruk's landing craft at Tioman Island, Malaysia during Excercise Bersama Padu 2010. (Foto: Australia DoD)
Berita HanKam
28 Oktober 2010 -- Angkatan Bersenjata Australia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia dan Inggris tergabung dalam Five Power Defence Arrangements (FPDA) mengelar latihan bersama Bersama Padu 10 (BP 10). AB Malaysia bertindak sebagai tuan rumah latma BP 10, bertempat di lanud Butterworth. Latihan berlangsung di Laut Cina Selatan dan Semenanjung Malaysia dari 11-29 Oktober.
Tujuan latma melatih kekuatan unsur laut, darat dan udara anggota FPDA guna meningkatkan interoperability antara angkatan bersenjata FPDA.
Kompi Senapan Five Powers turun dari HMAS Tobruk menggunakan jaring, guna melakukan latihan pendaratan. (Foto: Australia DoD)
The Five Powers Rifle Company practising beach landings from HMAS Tobruk's landing craft at Tioman Island, Malaysia during Excercise Bersama Padu 2010. (Foto: Australia DoD)
Berita HanKam
Subscribe to:
Posts (Atom)