Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Monday, July 25, 2011
Pangkkopsau I Tinjau Latihan "Jalak Sakti 2011"
26 Juli 2011, Belitung (ANTARA News): Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Sunaryo meninjau latihan "Jalak Sakti 2011" di Lokasi Penembakan Udara (Air Weapon Range/AWR) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Selasa pagi.
Latihan puncak antarsatuan Koopsau I ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional satuan-satuan jajaran Koopsau I dalam menjaga wilayahnya.
Usai penutupan latihan itu,Panglima Komando Operasi TNI-AU(Pangkoopsau) I Marsekal Muda TNI Sunaryo, mengatakan, latihan Jalak Sakti ini sangat penting bagi TNI agar bisa mengantisipasi kemungkinan ancaman yang terjadi di wilayah tanggung jawab Koopsau I.
"Latihan ini juga untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional satuan-satuan jajaran Koopsau I serta meningkatkan kemampuan koopsau I dan lanud-lanud jajaran dalam hubungan komando dan staf, terutama dalam membuat perencanaan dan pengendalian operasi," kata Sunaryo.
Jumlah personil sendiri, kata dia, mencapai 300 orang dengan jumlah anggaran latihan sebesar Rp212 juta.
Setelah melakukan latihan ini akan dilanjutkan puncak TNI AU Angkasa Yudha bulan Okotober 2011.
Sebelum menutup latihan Jalak Sakti 2011, Pangkoops juga menyaksikan simulasi latihan tempur di kawasan Buding, Belitung Timur.
Dalam latihan itu diskenariokan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berada di daerah Buding dikuasai oleh "negara Pukang".
Kemudian, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono memberikan perintah kepada Pankoopsau I untuk melaksanakan operasi militer dengan tugas menghancurkan musuh dan merebut kembali kekuasaan Buding dengan melakukan operasi udara.
Oerasi militer tersebut melibatkan beberapa unsur baik unsur tempur, angkut, heli, Paskhas dan unsur pangkalan.
Untuk merebut wilayah, TNI AU melakukan operasi udara dengan menggunakan tiga pesawat Hawk 100/200 skadron udara 1 Pontianak menembakan sasaran dengan menggunakan roket, kemudian tiga Hawk dari Skadron udara 12 Palembang, melepaskan bom guna menghancurkan dua sasaran berupa bangunan.
Setelah sasaran bangunan telah dihancurkan, sekitar 100 orang penerjun satuan tempur dengan menggunakan tiga pesawat Hercules jenis C-130H terjun untuk merebut kembali kekuasaan NKRI.
Kemudian dilanjutkan pengendalian pangkalan dengan menggunakan pesawat Fokker jenis F-27 TS, dengan jumlah delapan personil.
Setelah pengendalian lapangan telah dilakukan, sebuah pesawat CN-235 tertembak oleh musuh saat melintasi kawasan itu namun pilotnya berhasil loncat dengan menggunakan kursi pelontar.
Tak lama kemudian, dua Helikopter Super Puma NAS-332 dan Puma SA-330 dari pasukan Sar tempur datang untuk melakukan penyelamatan terhadap pilot tersebut yang didampingi dua pesawat pesawat Hawk Skadron Udara 1 guna melakukan penjagaan di udara (air cover).
Setelah itu, tiga jenis pesawat Hercules C-130H memberikan logistik, baik obat-obatan maupun makanan untuk pasukan satuan tempur.
Enam Pesawat "Serbu" Belitung Timur
Enam pesawat tempur TNI AU menembakkan rudal di Belitung Timur, Selasa (26/7). Seorang pilot tertinggal dalam penyerbuan itu.
Komandan Lapangan Udara Tanjung Pandan Letnan Kolonel Penerbang Fredy Harianto mengatakan, penembakan itu bagian dari rangkaian acara penutupan Operasi Jalak Sakti 2011. Operasi itu merupakan latihan gabungan Komando Operasi 1 TNI AU. "Ada skenario penyerbuan dan penyelamatan," ujarnya di Belitung Timur.
Skenario penyerbuan melibatkan 6 pesawat tempur dan 6 pesawat angkut. TNI AU mengerahkan enam Hawk untuk menembakkan rudal ke lapangan latihan di Desa Puding, Belitung Timur. Rudal pertama dijadwalkan ditembakkan pada pukul 07.56 WIB.
Tiga pesawat C-130H dan tiga pesawat angkut ringan lain seperti CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia juga terlibat dalam skenario penyerbuan. Pesawat-pesawat itu akan mengangkut pasukan penerjun.
Dalam skenario penyerbuan, ada beberapa pilot dan prajurit tertinggal. Karena itu, disiapkan penyelamatan. Sementara dalam skenario penyelamatan, dikerahkan 2 Hawk, 3 Hercules C-130H, dan 1 CN-235. Hawk akan menjadi pesawat pengawal.
Sumber: ANTARA News/Kompas.com
Labels:
TNI AU
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment