Sunday, April 29, 2012

Tank Leopard Akan Memperkuat Alutsista Batalyon Kavaleri TNI AD

Leopard 2A6 milik AD Belanda. (Foto: Battle14)

30 April 2012, Jakarta: Indonesia berencana membeli 100 tank kelas berat Leopard milik Angkatan Darat Belanda senilai 280 juta dolar. Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Senin (26/3), mengatakan 88 unit akan mengamankan perbatasan dan sisanya 12 unit ditempatkan di Pusdiklat Kavaleri di Batujajar, Jawa Barat.

Tank Leopard akan ditempatkan dalam satu batalyon kavaleri Kodam VI Mulawarman dan satu batalyon kavaleri Kodam XII Tanjungpura, masing-masing batalyon mengoperasikan 44 unit.

Indonesia masih menunggu keputusan akhir Belanda kepastian kontrak pembelian Leopard pada Mei 2012. Partai oposisi di Parlemen Belanda menolak penjualan Leopard ke Indonesia dengan alasan buruknya masalah HAM. Mundurnya Geert Wilders dari partai pendukung pemerintah dan menyebrang ke partai oposisi, mengancam penjualan tank Leopard ke Indonesia batal. Sedangkan Belanda memerlukan dana segar untuk membeli alutsista baru, terutama pesawat tanpa awak.

Pemerintah tetap akan membeli Leopard dengan persetujuan Parlemen, meskipun Belanda membatalkan penjualan. Jerman sebagai pembuat Leopard sebagai alternatif negara penjual Leopard ke Indonesia. Komisi I DPR-RI telah mengunjungi pabrik tank Leopard Krauss-Maffei Wegmann (KMW) pada bulan ini, guna menjajaki pembelian Leopard.

Menurut Komandan Pussenkav Brigadir Jenderal TNI Purwadi Mukson, S.IP imbangan daya tempur relatif (kesetaraan) satuan kavaleri TNI AD jauh di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara.

The Military Balance in Asia: 1990-2011 yang dikeluarkan CSIS mencatat hanya Indonesia dan Filipina tidak memiliki tank kelas berat di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Australia memiliki 59 tank kelas berat modern, Kamboja memiliki 150 tank kelas berat tidak modern, Laos memiliki 25 tank kelas berat tidak modern, Malaysia memiliki 48 tank kelas berat modern, Singapura memiliki 196 tank kelas berat tidak modern, Thailand memiliki 105 tank kelas berat tidak modern dan 178 modern, serta Vietnam memiliki 1315 tank kelas berat tidak modern.

Untuk melaksanakan fungsi penggempur (doktrin tank lawan tank), dibutuhkan tank dilengkapi kanon kaliber besar lebih besar dari 105 mm yang hanya dimiliki tank kelas sedang dan berat. Batalyon Kavaleri TNI AD hanya dilengkapi tank kelas ringan yang dilengkapi kanon kaliber 90 mm atau 105 mm. Tank kelas ringan berfungsi untuk tugas-tugas pengamanan.

Sejumlah pihak terutama LSM dan legislator dari partai oposisi menolak pembelian tank kelas berat, dengan alasan geografis Indonesia negara kepulauan dan kontur tanah tidak cocok dilalui tank kelas berat.

Jepang sebagai negara kepulauan dengan pulau utamanya lebih kecil dibandingkan Kalimantan, mengoperasikan tank kelas berat.

Tank Leopard berbobot 62.5 ton menggunakan roda rantai meninggalkan tekanan jejaknya hanya 0.9941 kg/cm² , sedangkan Toyota Kijang berbobot 1,65 ton tekanan jejaknya jejaknya 2.331 kg/cm², dihitung menggunakan rumus ilmu Fisika tekanan jejak. Berdasarkan perhitungan ilmu Fisika tersebut, tank berat Leopard layak dioperasikan di Indonesia.

Batalyon Leopard akan dilengkapi juga dengan kendaraan tempur jenis Armored Recovery Vehicle (ARV) dan Armoured Vehicle Launching Bridge (AVLB), untuk mengatasi medan sulit termasuk kondisi konstruksi jembatan yang meragukan.

Tank Leopard dipilih setelah mengkaji sejumlah tank kelas berat standar NATO dan Rusia. Leopard unggul dalam penilaian teruji di medan tempur (Perang Afghanistan), harga relatif murah, suku cadang terjamin, Transfer of Technology (ToT) mudah didapat dari pihak pabrikan, bahan bakar solar diesel, dan amunisi 120 mm standar NATO mudah diperoleh.


Sesuai Rencana Strategis Membangun Postur Kavaleri TNI AD dan Pengembangan Organisasi menuju Minimum Esential Force (MEF) guna meningkatkan kemampuan Tri Daya Caktinya. Sebagai implementasi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam seminar di Seskoad tanggal 19 September 2008 mengatakan “Kita harus mempunyai Arm Force yang cukup dan kita harus mempunyai prinsip Minimum Essential Force dalam anggaran kita”. Kehadiran tank kelas berat Leopard kebutuhan mutlak dan mendesak untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal satuan kavaleri TNI AD.

Selamat datang tank kelas berat Leopard di Indonesia.

Sumber: Jurnal Yudhagama Volume 32 No. 1 Maret 2012/RNW/CSIS

@Berita Hankam

Ini Dia Kiat Pindad 'Go International'

Seorang teknisi PT PINDAD memasang bagian pintu pada Panser APV 6x6 di PT PINDAD, Bandung, Jawa Barat. (Foto: ANTARA News)

28 April 2012, Bandung: Pindad yakin dapat menjadi perusahaan kelas dunia dengan memanfaatkan momentum HUT Ke-29 pada 29 April 2012. "Pada usia Pindad yang genap 29 tahun, peluang semakin banyak dan optimis untuk menuju perusahaan kelas dunia," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Aviantono Sudarsono, Sabtu (28/4).

Selain telah mampu memperluas pasar produk alutsista ke ASEAN, Afrika dan Timur Tengah, Pindad juga telah mendapat kepercayaan dunia dengan pesanan 32 panser dari Malaysia yang saat ini sudah dalam proses penyelesaian administrasi di Negeri Jiran itu.

Langkah untuk mempercepat langkah menuju perusahaan kelas dunia, menurut Adik dilakukan melalui peningkatan kinerja perusahaan dengan dukungan karyawan yang lebih baik lagi dan mendorong suatu perubahan drastis yang dilandasi dengan etos kerja yang semakin meningkat.

"Permasalahan dan kendala pasti ada, namun semuanya bisa teratasi dengan etos kerja tinggi hambatan akan teratasi," kata Adik. Selain itu juga pihaknya terus membuat kaidah-kaidah kerja optimal akan terwujud, meningkatkan daya saing dan memuaskan pelanggan kita. "Dengan demikian akan menjadi suatu industri mandiri khususnya memenuhi alutsista," katanya.

Orang nomor satu di BUMN strategis itu menyebutkan, peningkatan peluang pasar produk alutsista di dalam dan di luar negeri semakin banyak yang menuntut Pindad untuk lebih siap dan berdaya saing. Ia mengakui dalam empat tahun, selain peluang lebih banyak juga masih ada kendala, salah satunya terkait keterlambatan dalam penyelesaian produk masih harus dientaskan di samping terus meningkatkan kualitas.

"Kerja keras jelas makin diperlukan ke depan, mengerahkan kemampuan terbaik dan kontribusi positif," katanya. Salah satu optimisme PT Pindad adalah ekspor produk amunisi industri strategis itu merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. "Saat ini produk kita terbesar di ASEAN, meski dari sisi persaingan harga belum nomor satu. Kita akan berusaha terus menjadi semakin baik," kata Adik Aviantono.

PT Pindad (Persero) merupakan salah satu dari tiga BUMN strategis yang berkantor pusat di Bandung selain PTDI dan PT Len Industri. Pindad merupakan industri persenjataan dengan produk andalan Senapan Serbu (SS), senjata genggam (pistol), panser, amunisi serta sejumlah komponen spare part panser, otomotif serta suku cadang alat berat.

Sumber: Republika

Komisi I DPR Jajaki Pembelian Leopard di Jerman


Leopard 2A4M. (Foto: Photo Credit: Master Corporal Holly Cowan)

29 April 2012, Bonn: Pada tanggal 22-26 April 2012, Komisi I DPR RI telah melakukan kunjungan kerja ke Jerman. Kunjungan kerja ini selain dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap eksekutif, juga guna menjajaki ke arah upaya pembentukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman. Delegasi Komisi I DPR RI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman dan 12 orang anggota delegasi yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. ​

Selama berada di Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), mengadakan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan, Parlemen Jerman (Bundestag), pertemuan dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman. Selain melakukan pertemuan dengan mitra Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI juga mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan seluruh Perwakilan RI di Jerman (KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg), serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.

Dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Kedua negara sepakat untuk membentuk suatu Kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antar Parlemen kedua negara."Menurut rencana dokumen Kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun 2012“ demikian disampaikan Dr. Eddy Pratomo, Dubes RI di Berlin.

"Delegasi Komisi I DPR RI juga mendukung upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard dan memberikan penjelasan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alusista,“ demikian Dubes Eddy Pratomo menjelaskan.

Selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia. "Penting bagi Indonesia untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Di pihak lain, selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi menjadi regional superpower dan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan baik melalui forum ASEAN maupun forum-forum regional lainnya,“ lanjut Dubes Eddy Pratomo.

Di KMW, Delegasi Komisi I DPR RI berkesempatan mengadakan dialog dengan Frank Haun, Presiden dan CEO KMW. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR RI membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer of technology sebagai bagian dari kontrak pembelian tersebut.

Di Parlemen Jerman, Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman), Philipp Missfelder serta Ketua Komisi Pertahanan, Susanne Kastner. Selain menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia, Komisi I DPR RI juga bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara.

Selain itu, Delegasi Komisi I DPR RI juga menjajaki pembentukan Kemitraan antara kedua negara, melalui kerja sama yang lebih erat antara kedua Parlemen. Komisi I DPR RI juga mengundang anggota Parlemen Jerman untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Parlemen Jerman menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia. Parlemen Jerman juga menyampaikan kekagumannya atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Mereka menganggap bahwa reformasi di Indonesia dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.

Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus Delegasi Komisi I DPR RI bertemu dengan Hans-Joachim Otto, Parliamentary State Secretary, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang Kementerian tersebut.

Menanggapi penjelasan Komisi I DPR RI, pihak Jerman menyampaikan bahwa Jerman tidak melihat adanya masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk Kemitraan kedua negara.

Di Kementerian Luar Negeri, Delegasi Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Cornelia Pieper, State Secretary Kemlu. Delegasi Komisi I DPR RI menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.

Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara.

Sumber: KBRI Bonn

Friday, April 27, 2012

Tank Leopard Belanda Terancam Batal Dibeli Indonesia

Leopard 2A6 Royal Netherlands Army. (Foto: Battle14)

26 April 2012, Amsterdam: Beberapa minggu yang lalu Kabinet Belanda telah menyetujui penjualan sekitar delapan puluh Tank Leopard ke Indonesia dengan nilai transaksi sekitar 200 juta Euro.

Namun demikian, harian de Telegraaf dalam berita utamanya hari ini (26/04) memberitakan bahwa perjanjian itu terancam batal menyusul jatuhnya kabinet Belanda akhir pekan lalu.

Menurut informasi yang didapatkan harian populer di Belanda ini, Menlu demisioner Rosenthal yang berwenang mengeluarkan ijin penjualan, tidak berani mempertahankan rencana penjualan tank di hadapan parlemen Belanda.  

HAM
Mayoritas anggota parlemen Belanda sebelumnya menolak penjualan tank ke Indonesia karena buruknya situasi HAM di Indonesia.

Sebelumnya, Partai PVV pimpinan Geert Wilders, yang mendukung koalisi pemerintahan minoritas Perdana Menteri Rutte, menyatakan akan mendukung penjualan tank itu. Namun, karena sekarang mereka keluar dari koalisi, dukungan baru harus dicari. Saat ini tengah dilakukan perundingan dengan Partai Buruh PvdA.  

Buru-buru
Indonesia sendiri ingin secepat mungkin membeli tank-tank baru itu. Kalau sampai pertengahan Mei belum ada kepastian dari pemerintah Belanda, bisa-bisa perjanjian akan batal.

Saat ini Jerman yang juga punya kelebihan armada tank pun berniat menjualnya ke Indonesia. Kalau sampai penjualan tank ke Indonesia ini gagal, Belanda akan rugi besar karena Departemen Pertahanan sangat membutuhkan dana untuk membeli alat-alat pertahanan baru, seperti pesawat tanpa awak. Demikian tulis de Telegraaf.

Sumber: RNW

Komisi I Dukung Rencana TNI AD Beli Tank Leopard

Leopard 2A4M. (Photo credit: Capt. Susan Magill)

27 April 2012, Senayan: Komisi I DPR RI sepakat untuk mendukung rencana TNI AD membeli tank Leopard produksi Jerman. Sebelumnya banyak anggota Komisi Pertahanan yang menolak rencana pembelian tank bekas pakai Belanda ini. Mereka menolak karena perangkat perang ini tak sesuai dengan kondisi geografi Indonesia dan alih teknologinya sulit direalisasikan oleh produsen.

Komisi I akan mengiyakan secara resmi rencana TNI AD ini dengan catatan, sepanjang tidak ada upaya politisasi dari pihak mana pun. Selain itu, pembelian tank tersebut harus dilakukan langsung ke produsen di Jerman.

"Dengan demikian, memungkinkan adanya alih teknologi dan kerja sama pemeliharaan antara produsen dan PT Pindad," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (27/4). Menurut Mahfudz, pembelian langsung ke produsen tank Leopard di Jerman akan memungkinkan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia dan lebih efisien harganya. Meskipun hampir semua anggotanya menyatakan dukungan, hingga kini Komisi I DPR belum mengeluarkan keputusan resmi guna menyetujui rencana ini.

Keputusan resmi akan dikeluarkan setelah anggaran untuk menggolkan rencana ini dianggap sesuai. "Ya, Komisi I memang belum memutuskan persetujuan anggaran untuk pengadaan tank tersebut," ujar Wasekjen DPP PKS ini.

Sumber: Jurnal Parlemen

Thursday, April 26, 2012

Kapal Perang AL Prancis Mampir di Makassar

Sejumlah awak Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). (Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

26 April 2012, Makassar: Kapal Perang Angkatan Laut Prancis Frigate Vandemiare F-734 merapat di Pelabuhan Hatta, Makassar, Kamis (26/4). Kapal yang dikomandani Commander Stanislasdes Chargeres ini merupakan kapal perang kelas frigate buatan Chantiers de I'Atlantique 1992 dengan panjang 93,5 meter bobot 2.600 ton dengan jumlah anak buah kapal 89 orang.

Kapal ini sebelumnya berangkat dari pelabuhan Malaysia. Frigate Vandemiare akan berada di Makassar empat hari dan menggelar sejumlah kegiatan dengan bertemu anggota Lantamal VI, Pemerintah Kota Makassar, Pemerintah Provinsi Sulsel, dan Kodam VII/Wirabuana. Bahkan, mereka juga akan mengunjungi sejumlah tempat wisata. "Kami juga akan menggelar laga sepakbola persahabatan dengan Lantamal VII dan nantinya akan menggelar latihan perang bersama AL Indonesia di Jakarta.

Ini sesuai dengan kesepakatan kerja sama Indonesia dengan Prancis dalam bidang militer saat kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Syafrie Syamsuddin di Prancis dua bulan lalu," terang Stanislasdes, Kamis. Selama berada di Makassar, AL Perancis juga memberi kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melihat-lihat isi kapal perangnya tersebut pada Sabtu (28/4) dengan menggelar open ship.

Sumber: MICOM

Bakorkamla Gandeng Kobangdikal Matangkan Pembentukan "DRCL"


25 April 2012, Surabaya: Surabaya - Badan Koordinasi Keamanan Laut mematangkan rencana pembentukan Detasemen Reaksi Cepat Laut (DRCL) yang akan menjadi unit andalan untuk mengatasi berbagai tindak pidana di wilayah perairan Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari rencana itu, Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo menemui Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Laksda TNI Sadiman di Bumimoro, Surabaya, Rabu. "Selain bersilaturahmi, pertemuan ini juga untuk menindaklanjuti tim Bakorkamla yang lebih dulu berkunjung pada 11 April lalu, guna mematangkan rencana merealisasikan Detasemen Reaksi Cepat Laut," katanya.

Menurut ia, DRCL bisa menjadi unit andalan dalam upaya mengatasi berbagai tindak pidana yang selama ini sering terjadi di wilayah perairan Indonesia. Namun, tugas, fungsi dan kewenangan unit ini tunduk pada undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku, serta tetap bekerja sama dengan instansi lain yang memiliki tugas dan kewenangan sama.

"Instansi lain itu seperti TNI AL, kepolisian, Bea dan Cukai, imigrasi, Departemen Kelautan dan Perikanan. Bahkan, anggota detasemen nantinya diambil dari instansi-instansi yang tergabung dalam Bakorkamla itu," ujar mantan Kasum TNI itu.

Terkait peran Kobangdikal, Laksdya Didik Heru menambahkan lembaga pendidikan ini bisa menyiapkan sumber daya manusia untuk personel DRCL, yang posturnya nanti tidak jauh berbeda dengan prajurit TNI AL.

Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sadiman menyambut baik pembentukan DRCL dan lembaganya siap bekerja sama merealisasikan rencana tersebut. "Pada dasarnya kami siap untuk membantu, terutama dalam penyiapan personel yang akan dididik untuk menjadi anggota DRCL, tetapi tentu setelah ada perintah lebih lanjut dari pimpinan TNI AL untuk," katanya.

Para prinsipnya, lanjut Sadiman, penyiapan personel DRCL tidak jauh beda dengan penyiapan personel TNI AL yang akan ditempatkan di kapal-kapal perang.

Sumber: ANTARA Jatim

Wednesday, April 25, 2012

KRI Sura-802 dan BRP Magat Salamat-PS 20 Gelar Corpat Philindo-26

BRP Magat Salamat PS – 20.

25 April 2012, Bitung: Kapal Perang Angkatan Laut Philipina BRP Magat Salamat PS – 20 bersama KRI Sura 802 tiba di Dermaga TNI AL Samla Bitung dalam rangka kegiatan Patroli Terkoordinasi (Coordinated Border Patrol Philippine Indonesia – CORPAT PHILINDO) ke 26 tahun 2012.

Kegiatan yang akan dilaksanakan mulai 25 April 2012 – 2 Mei 2012 akan dibuka secara resmi di Gedung Serba Guna Mako Lantamal VIII Manado hari Rabu jam 09.00 WITA oleh Danlantamal VIII Manado Laksma TNI Guguk Handayani dan Komandan Gugus Tempur Laut Mindanao Timur Commodore Philip L Cacayan.

 “Kami berharap dengan diadakanya kegiatan seperti ini dapat meningkatkan keamanan dan hubungan baik antara Indonesia – Philipina,“ ujar Letkol Luzviminda A Camacho, Komandan kapal perang Philipina, BRP Magat Salamat PS 20 sesaat setelah upacara penyambutan di Dermaga TNI AL Samla Bitung yang disertai dengan pengalungan bunga oleh Asisten Danlantamal VIII Letkol Laut (P) Suradi Agung Slamet.

“Sasaran utama Patroli Terkoordinasi ini adalah selain menjaga pertahanan dan keamanan masing – masing negara, juga untuk mempererat hubungan antara Indonesia dengan Philipina,” terang Asops Danlantamal VIII di sela – sela acara penyambutan BRP Magat Salamat PS 20. Hal senada juga diutarakan oleh Komandan KRI Sura 802 terkait kegiatan ini. “Kita bertetangga dengan Philipina, maka kegiatan ini sangat penting bagi hubungan baik Philipina dan Indonesia,” jelas Mayor Laut (P) Fafan Yudo Brahmono, Komandan KRI Sura 802.

 “Kami membawa 52 ABK, 7 Perwira dan 29 Ship Riders yang terlibat dalam Patroli Terkoordinasi ini,” terang seorang wanita yang telah 2 kali menjadi Komandan Kapal Perang Philipina selama kurun 2 tahun terakhir. Sedangkan dari pihak Indonesia membawa 42 prajurit andalan matra laut pengawak KRI Sura 802.

Sementara itu, Komandan Gugus Tempur Laut Mindanao Timur Commodore Philips L Cacayan beserta Kolonel Robert EM Pedrad mendarat dengan pesawat Angkatan Laut Philipina 320 pada hari yang sama pada pukul 11.00 Wita di Pangkalan Udara TNI AL Manado dan langsung disambut oleh Danlantamal VIII Manado Laksma TNI Guguk Handayani beserta beberapa pejabat Lantamal VIII Manado dengan tradisi upacara penyambutan khas TNI AL.

Sumber: Dispenlant8

Kapal Perang Perancis Frigate Vandemiare Singgah di Makassar


24 April 2012, Makassar: Seorang pasukan marinir TNI AL, berjaga-jaga di dekat kapal perang Frigate Vandemiare F. 734 milik angkatan laut Perancis saat sandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulsel, Kamis (26/4). Kapal perang kapal Frigate Vandemiare F. 734 yang membawa 89 ABK tersebut akan melakukan kunjungan di Makassar selama 26-30 April 2012 dan selanjutnya akan melakukan kunjungan ke Timor Leste dan Australia. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ed/nz/12)

Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). (Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). Kedatangan kapal tersebut dalam rangka kunjungan persahabatan antara AL Perancis dengan TNI AL selama 4 hari.(Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). (Foto: TEMPO/iqbal Lubis)

Ekspedisi Khatulistiwa Jelajahi Perbatasan RI-Malaysia

Sejumlah anggota TNI yang mengikuti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 tiba di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (3/4). Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang diikuti 1.173 peserta dari TNI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Wanadri, Resimen Mahasiswa (Menwa) dan mahasiswa tersebut, akan melakukan penjelajahan serta penelitian di wilayah perbatasan dari Tanjung Datuk (Kalimantan Barat) hingga Pulau Sebatik (Kalimantan Timur) selama 3,5 bulan. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ed/mes/12)

 25 April 2011, Nunukan: Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 menjelajahi wilayah Nunukan Kalimantan Timur dari Pulau Sebatik yang berbatasan dengan Sabah, Malaysia, sampai Kecamatan Krayan yang berbatasan dengan Negeri Serawak, Malaysia, selama sekitar 106 hari.

"Pada intinya, misi dari pada Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini adalah ingin melestarikan wilayah perbatasan NKRI," kata Mayor Inf Achiruddin, Wakil Komandan (Wadan) Sub Koordinator Wilayah 5 Nunukan di Sei Menggaris, Nunukan, Rabu. Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 akan melaksanakan berbagai kegiatan di tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia di Kaltim, yakni Nunukan, Kutai Barat dan Malinau dengan panjang wilayah perbatasan 1.038 kilometer.

Tim itu terdiri dari 212 anggota Kopassus, 45 personel Kostrad, 96 personel Raider, 39 Marinir TNI AL, 50 personel Paskhas TNI AU, 10 personel Dittopad, delapan personel Penerbad, 11 Disiarahad, satu orang Dispenad, satu Pusiarah TNI, 48 dari unsur mahasiswa, delapan orang Menwa, tiga anggota Wanadri dan dua wartawan.

Menurut Achiruddin, berbagai kegiatan dilakukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa, di antaranya menjelajahi dan memantau patok-patok perbatasan, melakukan penelitian terhadap kehidupan flora dan fauna di hutan-hutan, melakukan kegiatan sosial budaya bagi masyarakat perbatasan dan juga mengamati kondisi keamanan negara.

Selama perjalanan, katanya, Tim juga melakukan pemantauan terhadap titik-titik yang rawan bencana seperti longsor, serta meneliti kawasan-kawasan yang memiliki kandungan alam. "Selama penjelahan di sepanjang pulau ke Sei Menggaris ditemukan lokasi yang memiliki kanduangan batu bara," katanya.

Sebagai bukti bahwa TNI selalu bertekad melestarikan wilayah perbatasan, maka tim ekspedisi khatulistiwa 2012 ini akan menggelar lagi bakti sosial sebagai bagian dari komunikasi sosial di Pulau Sebatik pada pertengahan Mei 2012.

Bakti sosial saat sedang dilaksanakan di Kecamatan Sei Menggaris. Ia mengataka, bakti sosial nantinya dalam bentuk penghijauan dengan menanam pohon. Pelaksanaan baksos ini akan dipusatkan di dekat patok perbatasan dengan Malaysia. "Kemungkinan ada dilaksanakan di Aji Kuning, Sebatik," kata Kapten Marinir Mardiono, Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012.

Sumber: ANTARA News

Patok Perbatasan Indonesia-Malaysia Tidak bergeser

Sejumlah anggota Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 bertepuk tangan saat mengikuti acara penyambutan di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (3/4). Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang diikuti 1.173 peserta dari TNI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Wanadri, Resimen Mahasiswa (Menwa) dan mahasiswa tersebut, akan melakukan penjelajahan serta penelitian di wilayah perbatasan dari Tanjung Datuk (Kalimantan Barat) hingga Pulau Sebatik (Kalimantan Timur) selama 3,5 bulan. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/ed/mes/12)

25 April 2012, Nunukan: Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang melakukan perjalanan dari Pulau Sebatik menuju Kecamatan Sei Menggaris, Nunukan, belum menemukan adanya patok-patok perbatasan RI-Malaysia yang bergeser dari posisi semula.

"Selama perjalanan penjelajahan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini, belum ada patok perbatasan yang ditemukan bergeser atau hilang," kata Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya yang juga Komandan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012, di Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Rabu.

Danjen Kopassus mengatakan, Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang melakukan perjalanan menjelajahi wilayah perbatasan selama ini belum melaporkan adanya temuan seperti itu. "Mudah-mudahan para peserta Tim Ekspedisi segera melaporkan apabila menemukan adanya patok-patok yang bergeser atau hilang di perbatasan," katanya.

Sedangkan Wakil Komandan Sub Koordinator Wilayah 5 Nunukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Mayor Inf Achiruddin mengatakan, penjelajahan perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah utara Kabupaten Nunukan selama ini yang ditemukan hanya beberapa patok yang tertimbun tanah atau bergeser akibat longsor.

Patok-patok yang tertimbun tanah tersebut berada di sepanjang Kanduangan, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan. "Selama penjelajahan di wilayah perbatasan dari Pulau Sebatik sampai Sei Menggaris, belum ada patok yang ditemukan bergeser atau pun hilang, yang ada hanya tidak kelihatan karena tertimbun tanah atau longsoran tanah," katanya di Sei Menggaris.

Ia menambahkan, masa penjelajahan masih akan menempuh perjalanan menuju Kecamatan Lumbis dan berakhir di Kecamatan Krayan yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia, dan tidak tertutup kemungkinan Tim akan menemukan patok-patok perbatasan yang sudah bergeser. Achiruddin mengsinyalir kalau pun ada patok perbatasan yang bergeser, mungkin karena faktor alam seperti longsor.

Sumber: ANTARA News

Tuesday, April 24, 2012

Hasil Kunker Anggota Komisi I ke Polandia

Rudal Grom gagal mengenai sasaran berupa drone dalam beberapa kali uji coba.

25 April 2012, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo mengatakan, bersama delapan rekannya telah selesai melaksanakan kunjungan kerja selama lima hari di Polandia.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama kunker ke Polandia itu, di antarnya melihat secara langsung industri pertahanan yang mereka bangun. "Jadi konsen agenda kunker ke Polandia kemarin itu secara garis besar ada dua hal, yaitu ada yang fokus urusan luar negeri dan satu lagi yang konsen dalam urusan industri pertahanan untuk tujuan pengembangan alutsista," ujar Roy kepada Jurnalparlemen.com, Selasa (24/4).

Roy mengatakan, saat melihat industri pertahanan Polandia, delegasi anggota Komisi I sempat mempertanyakan soal tanggung jawab salah satu perusahaan Polandia, terkait pembelian alutsista oleh TNI berupa peluru kendali. Dari beberapa kali uji coba, ternyata gagal terus atau tidak berfungsi dengan baik.

"Jadi kita menuntut tanggung jawab perusahaan itu untuk memperbaiki kontraknya dan menjamin bahwa alutsista yang dijual itu memang memiliki kemampuan yang benar sebagaimana spek alutsista yang ditawarkan tersebut. Jika tidak sesuai maka Indonesia berhak menuntut janggung jawab dari perusahaan penjual alutsista tersebut secara serius,"ujar politisi Demokrat ini.

Menanggapi atas keluhan dari delegasi DPR ini, kata Roy, pihak Polandia pun telah berjanji akan segera menegur perusaan penjual peluru kendali tersebut. "Jadi dalam MoU penjualan senjata serupa, kedepannya jika ada produk yang gagal seperti itu, kita minta mereka menggantinya dengan yang lebih baik lagi. Jika tidak maka lebih baik kita tidak lanjutkan saja kerjasama seperti itu dan mereka mengatakan tentu akan memperbaiki MoU-nya dan menegur perusahaannya," ujarnya.

Kata Roy, Komisi I juga nantinya akan meminta Mabes TNI, jika akan kembali membeli peluru kendali dari Polandia atau alutsista dari negera tersebut, DPR minta mesti ada MoU yang jelas agar tidak merugikan kepentingan RI. "Utamanya, kalau ada produk yang gagal seperti itu, mesti ada jaminan diganti dengan produk serupa yang kualitasnya benar dan kondisinya lebih baik lagi," katanya.

Roy mengatakan, dalam kunker itu delegasi Komisi I juga melihat industri helikopter Polandia, Lublin. Perusahaan ini pernah mensuplai helikopternya untuk Polri. "Jadi kita melihat,kemungkinan helikopter untuk versi militer(TNI). Kita juga mendapat penjelasan terbaik biaya produksi helikopter versi militer, termasuk speknya.

Namun di dalam negeri sendiri sejauh ini memang belum ada rencana untuk membeli helikopter dari Polandia, baik untuk Polri dan TNI. Namun jika nantinya Polandia menawarkan untuk menjual pesawatnya, DPR akan mengarahkan agar mereka juga melakukan kerjasama dengan PT DI untuk alih teknologi dan produksi bersama saja," ujarnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Kemenhan: AS Tak Bisa Akses Data Radar di ALKI II

(Foto: Northrop Grumman Corporation)

24 April 2012, Jakarta: Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin memastikan bahwa kecurigaan akan bocornya informasi pantauan radar ke tangan Amerika Serikat tak akan terjadi. "Amerika Serikat tidak bisa memantau radar itu karena pusat kendalinya ada di sini (Indonesia)," kata dia saat dihubungi Jurnal Nasional, Selasa (24/4).

Ia mengatakan, radar tersebut bukan difungsikan untuk memantau informasi-informasi penting terkait rahasia negara. Melainkan, hanya untuk memantau lalu lintas kapal pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) pada titik radar itu ditempatkan.

"Radar itu hanya untuk mengecek kapal yang lewat jadi tidak ada info pentingnya," tuturnya. Saat ditanya alasan pemerintah memilih radar buatan AS ketimbang negara lain, Hartind menjawab, karena pertimbangan ketiadaan biaya untuk membeli radar. Sebab radar Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) ini merupakan hibah dari pemerintah Amerika sehingga pemerintah RI tak mengeluarkan kocek. "Pilih dari AS ini karena kita dikasih. Dan kalau beli dari negara lain duitnya tidak ada," ucap dia.

Hartind pun menampik saat ditanyakan kebenaran soal biaya perawatan radar sekitar US$52 juta per tahun yang harus dibayar pemerintah RI ke Amerika. Seperti diketahui, saat ini terdapat 12 unit bantuan peralatan pendukung sistem pengawasan atau radar laut terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS) dari pemerintah Amerika Serikat di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Gunanya untuk mengidentifikasi serta melacak kapal yang melintasi jalur tersebut. Hasil indentifikasi itu berupa pengiriman informasi dan data elektronik kepada kapal lain dan stasiun pantai terdekat. Informasi yang bisa diperoleh dari radar tersebut seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan yang dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS (Electronic Charts Display and Information System).

Keberadaan radar-radar tersebut memang membantu Indonesia untuk mendeteksi, melacak dan memonitor kapal-kapal yang melintasi perairan teritorial dan internasional, khususnya di ALKI II. Selain itu, IMSS pun dianggap penting karena dapat membantu aparat terkait memerangi pembajakan, pencurian ikan, penyelundupan, dan terorisme di wilayah perairan Indonesia serta kawasan perbatasan dengan negara tetangga.

Namun karena radar-radar tersebut merupakan hibah AS tak menutup kemungkinan si pembuat memiliki akses tersembunyi terhadap perangkat tersebut. Dengan begitu maka AS dapat mengakses informasi yang dideteksi radar tersebut.

Sistem IMSS mencakup Radar maritim, AIS (Automatic Indentification System) dan kamera jarak jauh yang terpasang di wilayah Selat Malaka, Batam dan Selat Makassar. Dengan memanfaatkan fasilitas internet dan peralatan yang sudah di miliki TNI-AL seperti radio dan komputer, TNI-AL bisa memiliki AIS yang terintegrasi dari Sabang sampai Merauke dan dapat terpantau secara real time dari Mabesal atau Kotama-Kotama lainnya.

Sumber: Jurnas

Unsur Satfib Koarmatim Latihan Manuvra L-3


24 April 2012, Surabaya: Unsur-unsur Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) yang tergabung dalam Gladi Tugas Tempur Tingkat III (L-3), hari ini, Selasa (24/4) bertolak akan melaksanakan latihan manuvra lapangan. Keberangkatkan unsur Satfib Koarmatim tersebut dilepas Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya.

Ketiga unsur Satfib Koarmatim yang terlibat dalam latihan ini yaitu, KRI Makassar-590, KRI Teluk Mandar-514 dan KRI Teluk Ende-517. Latihan yang dipimpin langsung oleh Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi ini, akan melaksanakan latihan tempur laut hingga tanggal 27 April mendatang. Manuvra lapangan akan dilaksanakan disekitar perairan laut Jawa dan Tanjung Jangkar Situbondo, dengan melibatkan sebanyak 10 tank amfibi dan 832 personel.

Puncak dari kegiatan latihan ini, yaitu unsur-unsur Satfib Koarmatim akan melaksanakan pendaratan amfibi di Tanjung Jangkar Situbondo. Adapun tujuan latihan ini, untuk melaksanakan pembinaan terhadap unsur-unsur KRI Satuan Amfibi serta meningkatkan profesionalisme prajurit sesuai fungsi azasi dari unsur-unsur Satuan Kapal Amfibi dalam rangka mempersiapkan unsur-unsur tersebut untuk mendukung latihan Armada Jaya dan Latihan Gabungan TNI yang akan datang.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum yang dibacakan Kasarmatim mengatakan, sebagai bagian yang terintegral dari TNI AL, Koarmatim dituntut untuk mampu membina kemampuan alutsista di jajarannya. Pembinaan ini sangat penting, karena keluaran yang diharapkan adalah terwujudnya kekuatan Koarmatim yang selalu siap untuk diproyeksikan dalam melaksanakan operasi laut sehari-hari dan operasi tempur laut guna pengendalian laut dan proyeksi kekuatan ke darat di dan lewat laut.

Disamping itu, lanjut Pangarmatim, Koarmatim juga harus dapat menjamin penegakan kedaulatan NKRI dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional sesuai hukum nasional maupun internasional yang berlaku. Keberhasilan tugas dan tanggung jawab Koarmatim tersebut, tentunya tidak terlepas dari kesiapsiagaan unsur-unsur operasional yang didukung oleh prajurit-prajurit yang profesional pula.

“Terkait dengan tugas Koarmatim tersebut, dibutuhkan kerja sama unit-unit organisasi Koarmatim yang mampu merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini fungsi komando pelaksana pembinaan yang diemban oleh satuan-satuan untuk selalu mengupayakan langkah-langkah dalam rangka menjamin kesiapan personel dan unsur-unsurnya serta terus mengkaji dan mengembangkan taktik, teknik dan metode peperangan laut,”kata Pangarmatim.

Salah satu bentuk keberhasilan pembinaan satuan, lanjut Pangarmatim, adalah bilamana dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan maka setiap prajurit memiliki kecakapan dalam menjalankan setiap peran dan fungsinya, utamanya dalam mengoperasikan alutsista yang diawaki dengan benar, sehingga setiap tugas operasi dan latihan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal tanpa adanya kerugian personel maupun material.

Sumber: Dispenarmatim

Skadron Udara 12 Latihan Penembakan “Air To Ground”


24 April 2012, Pekanbaru: Sebagai salah satu ujung tombak pelaksanaan operasi udara dalam menegakkan kedaulatan wilayah udara di Indonesia, khususnya wilayah Indonesia bagian barat, Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru senantiasa terus berupaya membina kesiapan operasional secara menyeluruh, baik kesiapan Alutsista maupun personel yang mengawakinya.

Terkait dengan hal tersebut, Skadud 12 Lanud Pekanbaru yang memiliki motto “Temukan dan Hancurkan”, selalu mengasah dan meningkatkan kemampuan para penerbangnya dengan melaksanakan latihan penembakan dari udara ke darat (Air To Ground) dengan sasaran di darat Air Weapon Range (AWR) Siabu yang bertempat di Kabupaten Kampar, Riau, Senin (23/4).

Latihan ini merupakan latihan profesiensi rutin yang dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan seluruh penerbang dan satu flight pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru.

Selain itu, latihan penembakan “Air To Ground” tersebut merupakan ajang uji ketangkasan kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang handal dan profesional.
Direncanakan latihan ini akan berlangsung selama satu minggu ke depan, dan pada pelaksanaan latihan ini setiap penerbang akan melaksanakan bombing, dan straffing gun di daerah sasaran AWR Siabu.

Sumber: TNI AU

Northrop Grumman akan Bekerjasama dengan Perusahaan Mitra di Indonesia untuk Membuat Sistem Radar di Darat

Northrop Grumman AN/TPS-78. (Foto: Northrop Grumman)

23 April 2012, Baltimore: Northrop Grumman Corporation menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) pada Seminar Radar Nasional Ke-6 di Bali, Indonesia dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia dan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk memfasilitasi kerjasama mengenai peluang radar di darat yang tertunda di Indonesia.

Northrop Grumman AN/TPS-78 adalah generasi terbaru radar mutakhir yang diciptakan dengan kemajuan teknologi transistor berdaya tinggi serta dirancang untuk beroperasi di lingkungan yang sulit dan penuh hambatan.

AN/TPS-78 jarak jauh S-Band, yang telah terbukti di lapangan, adalah pilihan Angkatan Laut Amerika dan pelanggan di seluruh dunia.

"Dengan perjanjian ini, Northrop Grumman akan membawa kepemimpinan terkemuka dalam radar di darat bersama dengan keahlian terpadu mitra bisnis kami di Indonesia dalam penelitian dan produksi elektronik serta pengetahuan akan kebutuhan unik pemerintah Indonesia," ungkap Robert Royer, Wakil Presiden Sistem Internasional Divisi Sistem Perlindungan Lahan dan Diri Northrop Grumman.

"Tim kami ingin berpartisipasi dalam kompetisi radar di darat yang akan digelar di Indonesia dan dirancang untuk membantu Indonesia meningkatkan pengawasan udara dan mengamankan wilayah perbatasan."

Sumber: ANTARA News

Monday, April 23, 2012

Terbangkan Pesawat VIP, TNI AU Rekrut Pilot Sipil

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock V Nahattands menunjukkan foto pesawat kepresidenan Boeing 737-800 Business Jet 2 yang masih berbentuk "Green Aircraft" saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (9/2). Lambock menjelaskan pemerintah telah membeli pesawat kepresidenan jenis Boeing 737-800 Business Jet 2 dalam bentuk "Green Aircraft" (pesawat tanpa interior dan sistem keamanan) seharga 58,6 juta dollar AS. Saat ini sedang dilakukan lelang terbuka untuk pengadaan interior dan sistem keamanan, dengan anggaran sebesar 27 juta dollar AS untuk interior dan 4,5 juta dollar AS untuk sistem keamanan dengan target selesai pada Agustus 2013. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/12)

23 April 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara mengangkat tiga pilot sipil dari Garuda Indonesia untuk ikut bertugas dalam penerbangan militer. Ketiga pilot itu diberikan pangkat militer tituler sebagai Letnan Kolonel Tituler.

Penyematan tanda pangkat dilakukan di Gedung Serba Guna Lanud Halim Perdanakusuma, Senin (23/4). Ketiga pilot itu adalah Letkol Tituler Vira Nugraha Parantha Soemakno, Letkol Tituler Hilman Nugraha, dan Letkol Tituler Dody Darmawan. "Ketiganya diharapkan bisa menjalin komunikasi dan koordinasi secara optimal dengan seluruh personel Skuadron udara 17," kata Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A Adang Supriyadi di Jakarta, Senin (23/4).

Menurutnya, ketiga pilot tersebut dapat memberikan kemampuannya yang baik, handal, dan profesional dalam mendukung tugas-tugas kenegaraan di lingkungan militer. "Khususnya bagi penerbangan VIP maupun VVIP yang dilaksanakan oleh Skuadron Udara 17 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma," katanya.

Adang menjelaskan, pemberian pangkat Letkol Tituler ini berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor/157/III/2012 tanggal 15 Maret 2012 tentang pemberian pangkat Militer Tituler. Selain itu, Surat Perintah Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Sprin/416/IV/2012 tanggal 11 April 2012, dengan ketentuan penggunaan pangkat militer tituler ini adalah hanya digunakan pada waktu melaksanakan tugas.

Turut hadir dalam penyematan pangkat ini para Kepala Dinas, Komandan Skuadron, Kepala Seksi dan Perwira jajaran Lanud Halim Perdanakusuma. Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU tengah memprogramkan penambahan penerbang karena jumlah yang ada sekarang masih kurang. Padahal, pengadaan pesawat TNI AU terus dilakukan.

Sumber: Jurnas

Dua KRI Patroli Bersama Dengan HMAS Pirie di Sekitar Laut Timor


23 April 2012, Surabaya: Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813, melaksanakan patroli laut bersama dengan kapal perang Australia, Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87 di sekitar laut Timor, Jum’at (20/04). Patroli bersama oleh unsur angkatan laut kedua negara berkaitan dengan kegiatan Patroli Koordinasi Australia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012.

Pihak KRI mengadakan patroli di wilayah zona teritorial Indonesia, demikian juga kapal perang Australia melakukan aktifitas yang sama di zona perairan mereka. Komunikasi antara unsur KRI dan HMAS Pirie terus dilaksanakan selama kegiatan patroli bersama berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kordinasi yang baik dalam mengambil setiap tindakan yang dilakukan oleh kapal perang kedua negara.

Secara umum patroli bersama ini bertujuan untuk saling melaksanakan kordinasi antar angkatan laut kedua negara dalam melaksanakan penindakan terhadap aksi pelanggaran di laut seperti pencurian ikan (illegal fishing), pencurian kayu (illegal Logging), illegal minning, penyelundupan manusia (illegal entry) dan penanggulangan aksi terorisme di laut (maritime terorism). Selain itu patroli bersama ini juga untuk saling melakukan kordinasi dalam mengambil tindakan kemanusian berupa pencarian dan pertolongan korban Search And Rescue (SAR) terhadap kapal-kapal yang mengalami musibah di wilayah teritorial masing-masing.


Sebelum melaksanakan patroli bersama, unsur kapal perang yang terlibat dalam Satgas Ausindo 12 melaksanakan serial latihan formasi kapal perang Passing Exercise (PASSEX) setelah bertolak dari Kupang. Latihan tersebut diantaranya komunikasi dengan isyarat bendera (flaghoist) dan isyarat lampu (flashex), manuvra taktis (mantak), pembekalan dilaut Replenishment At Sea Approach (RASAP), pertolongan terhadap orang jatuh di laut Man Over Board (MOB). SAR korban dilaut, penanggulangan kebakaran di kapal Damage Control Exercise (DCEX).

Unsur KRI yang terlibat Satuan Tugas (Satgas) Ausindo 12 merupakan kapal jenis Fast Patrol Boat (FPB) 57 buatan PT. PAL Indonesia yaitu KRI Kakap 811 yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Himawan, KRI Tongkol-813 dengan Komandan Mayor Laut (P) Bimo Aji serta sebuah pesawat patroli maritim jenis Cassa U-616 dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya. Unsur-unsur laut tersebut dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim).

Dari pihak Angkatan Bersenjata Autralia, Australian Defence Force melibatkan dua angkatan yaitu angkatan laut Royal Australian Navy (RAN) berupa sebuah kapal patroli HMAS Pirie-P87 dan Angkatan Udara Australia, Royal Australian Air Force (RAAF) berupa sebuah pesawat intai maritim P3-C Orion. HMAS Pirie-P87 dikomandani oleh Lieutenant Commander Mitchell Livingstone sedangkan pesawat intai maritim P3-C Orion diawaki oleh Pilot P3-C Orion Wing Commander Mick Janson.

Sumber: Dispenarmatim

Pabrik Amonium Nitrate di Kaltim Sudah Mulai Berproduksi


23 April 2012, Jakarta: PT. Kaltim Nitrate Indonesia sebagai salah satu perusahaan industri strategis serta merupakan perusahaan baru dan terbesar di Indonesia yang memproduksi ammonium nitrate telah selesai pembangunannya di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik baru yang dibangun untuk melayani kebutuhan ammonium nitrate dari industri dalam negeri ini sudah memulai proses produksinya pada 19 April 2012 yang lalu.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT. Kaltim Nitrate Indonesia Ir. Antung Pandoyo, saat melaporkan perkembangan PT. Kaltim Nitrate Indonesia kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (23/4) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama PT. Kaltim Nitrate Indonesia sekaligus juga mengundang Menhan untuk meresmikan PT. Kaltim Nitrate Indonesia pada bulan Juni 2012 mendatang.

Lebih lanjut Direktur Utama PT. Kaltim Nitrate Indonesia menjelaskan, status dari proyek pembangunan PT. Kaltim Nitrate Indonesia sudah 100 % selesai. Proses dari pelaksanaan proyek pembangunan pabrik ini mencapai prestasi yang luar biasa dengan tingkat kecelakaan kerja yang sangat kecil.

Untuk selanjutnya, PT. Kaltim Nitrate Indonesia saat ini sedang berusaha memantapkan kualitas dan volume dari produksi. Dalam enam bulan, PT. Kaltim Nitrate Indonesia yakin dengan dukungan teknologi, mesin serta tenaga kerja terampil dari dalam negeri akan mampu memproduksi produk ammonium nitrate yang berstandar dunia.

Turut mendampangi Menhan dalam kesempatan tersebut antara lain, Staf Ahli Menhan Bidang Teknologi dan Industri Dr. Drs. Timbul Siahaan, M.M., Direktur Teknik dan Industri Pertahanan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso dan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: Kemhan

Sunday, April 22, 2012

Ditingkatkan, Kerja Sama Kesehatan Militer ASEAN

Sejumlah prajurit TNI berusaha melumpuhkan pelaku teror pada simulasi Pelatihan HAM di Markas Yonif 754 Eme Neme Kangasi, Timika, Papua, Selasa (28/2). Pelatihan tersebut dilakukan untuk melatih para prajurit tetap menjunjung HAM dalam menjalankan tugasnya. (Foto: ANTARA/Spedy Paereng/ed/Spt/12)

23 April 2012, Jakarta: Kerja sama kesehatan militer antara negara ASEAN, terutama dalam berbagai kegiatan dimungkinkan untuk ditingkatkan dan dilaksanakan secara bersama-sama. Kerja sama bilateral maupun multilateral ini sekaligus meningkatkan persahabatan antara negara-negara ASEAN.

"Pada kegiatan Asean Chief Military Medicine Conference (ACMMC) II atau Konferensi Kepala Kesehatan Militer ASEAN, kali ini akan dibahas pula tentang kegiatan pertukaran aktivitas para perwira muda kesehatan militer ASEAN sebagai calon-calon pemimpin masa depan," kata Kepala Dinas Penerangan Umum, Pusat Penerangan TNI, Kolonel Minulyo Suprapto, dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (22/4).

Para Kepala Kesehatan Militer ASEAN akan menghadiri Konferensi Kepala Kesehatan Militer ASEAN yang berlangsung di Indonesia pada Selasa (24/4) ini. Kegiatan ini rencananya akan dibuka Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono.

Tujuan konferensi, antara lain meningkatkan kepercayaan dan saling pengertian antara kesehatan militer negara-negara ASEAN yang akan diwujudkan dalam bentuk kerja sama kegiatan yang diinginkan oleh masing-masing negara.

Sumber: Koran Jakarta

TNI AU Latihan Tempur


23 April 2012, Jakarta: Jajaran Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) II melakukan latihan pengamanan udara di wilayah yang berada di jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Latihan melibatkan unsur satuan radar, pesawat tempur Sukhoi SU-27/30, helikopter Nas-332, dan pesawat intai Boeing 737. Kapentak Kosek Hanudnas II Kapten Sus Henny Purwani menuturkan, latihan tersebut terdiri atas latihan Kilat B/12 selama dua hari pada 16–17 April dan Cakra B/12 pada 18–19 April di Balikpapan.

Latihan berupa simulasi pengusiran terhadap kekuatan udara asing yang tertangkap radar telah melanggar wilayah udara nasional Indonesia. Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI Agoes Haryadi bertindak selaku direktur latihan. Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI Agoes Haryadi menuturkan, latihan ini untuk menjamin kesiapsiagaan unsur Hanud TNI Angkatan Udara. ”Dengan kesiapsiagaan ini, segala kegiatan yang berdampak pada terganggunya kedaulatan, keselamatan, dan kesatuan negara dapat diatasi,” katanya kemarin.

Sumber: SINDO

Menhan Menyambut Baik Tawaran Pakistan Untuk Kembangkan Kerjasama Industri Pertahanan

Jet tempur JF-17 Thunder produksi bersama China-Pakistan. (Foto: JF-17)

21 April 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (20/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of Pakistan Ordnance Factories Board Muhammad Ahsan Mahmood di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk menjajaki kerjasama di bidang industri pertahanan dan pengadaan Alutsista. Chairman of POF mengundang Menhan untuk mengunjungi Pakistan untuk melihat sendiri industri pertahanan di Pakistan untuk melihat kemungkinan kerjasama yang dapat dikembangkan dari kedua negara. Menhan Purnomo Yusgiantoro menyambut baik tawaran kerjasama tersebut dan menunjuk Sekjen Kemhan untuk mengevaluasi kemungkinan pengembangan kerjasama antara kedua negara.

Saat menerima Mr Muhammad Ahsan Mahmood yang didampingi Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mr Sanaullah, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Ses Baranahan Laksma TNI Ir Antonius Djoni Gallaran MM, dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber: Kemhan

Denzipur Bangun Tiga Bandara di Perbatasan RI-Malaysia

Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Bandar mempunyai panjang landasan pacu 900 Meter, dibangun tahun 2000. (Foto: dishubprovkaltim)

23 April 2012, Balikpapan: Panglima Daerah Militer VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti mengatakan pihaknya akan mengerahkan Detasemen Zeni Tempur Kodam VI membangun dan menambah panjang landasan tiga bandar udara di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur.

"Membangun dan menambah panjang landasan itu agar pesawat Hercules bisa mendarat di bandara-bandara tersebut," kata Panglima Daerah Militer (Pangdam) Subekti di Balikpapan, Senin (23/4).

Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, Krayan, Nunukan, dengan panjang landasan pacu 900 meter lebar 23 meter; Bandara Long Ampung di Kayan Selatan, Malinau dengan panjang landasan 850 meter lebar 23 meter; Bandara Datah Dawai di Long Lunuk, Long Pahangai, Kutai Barat dengan panjang landasan 750 meter lebar 23 meter.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga akan jadi pengelola ketiga bandara tersebut, kata Pangdam.

Pesawat pengangkut pasukan bersenjata lengkap dan kargo udara Hercules C130 yang kapasitas penuhnya mencapai 70 ton memerlukan panjang landasan 1.093 meter untuk lepas landas maupun mendarat.

"Jadi, landasan yang ada sekarang kami akan perpanjang hingga dua kali lipatnya, hingga minimal 1.600 meter," papar Pangdam Subekti.

Bandara Long Bawan yang sedang dikerjakan saat ini panjang landasannya sudah 1.100 meter dengan lebar 30 meter.

Pengembangan bandara di perbatasan ini, menurut Pangdam, sejatinya adalah program Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan dukungan anggaran dari APBD Kaltim. Adapun besarnya anggaran, yakni Bandara Long Bawan sebesar Rp120 miliar, Bandara Long Apung Rp130 miliar, dan Bandara Datah Dawai Rp150 miliar.

Ia menjelaskan pelibatan TNI itu karena ketiga bandara juga memiliki posisi strategis pertahanan keamanan. "Bukan kebetulan kami TNI punya prajurit zeni yang selain jago bertempur juga piawai membangun," kata Pangdam.

Selain itu, kata dia, karena kondisi geografis yang sulit dicapai melalui transportasi darat dan harga-harga material yang berkali-kali lipat harga normalnyaa, pengembangan bandara tersebut kesulitan mendapat kontraktor pengerjaan.

Hercules menjadi patokan selain karena pesawat militer, C-130 ini sesungguhnya pesawat besar atau berbadan lebar yang paling pendek kebutuhan landasan lepas landasnya.

Dalam keadaan setengah kosong atau dalam bobot 36 ton, pesawat itu hanya perlu lebih kurang 450 meter untuk take off dan landing.

"Jadi, kami tidak hanya bisa menerjunkan pasukan di perbatasan, tetapi juga bisa menjemput mereka," kata Pangdam.

Hercules, lanjut dia, juga mampu mendarat di landasan rumput atau tanah begitu saja tanpa disiapkan secara khusus.

Peningkatan kapasitas bandara di perbatasan ini akan memperlancar distribusi barang serta orang. Kelancaran itu diharapkan akan menekan harga barang di perbatasan serta mengurangi keterisoliran dari dunia luar. Proyek ini, kata dia, dijadwalkan selesai seluruhnya pada tahun anggaran 2013.

Anggota Komisi V DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, kenyamanan untuk ukuran masyarakat sipil juga jangan dilupakan meskipun bandara dibangun oleh militer.

"Pada awalnya bandara itu untuk melayani masyarakat sipil. Dan, pasti apa yang nyaman buat sipil, pasti enak juga buat tentara," katanya.

Sumber: ANTARA News Kaltim

Friday, April 20, 2012

Lantamal VII Terima Kapal Patroli Catamaran dari Bakorkamla


20 April 2012, Kupang: Acara serah terima kapal patroli tipe Catamaran 1202 dilaksanakan di Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII Kupang, Selasa (17/04). Penandatanganan Berita Acara kapal Patroli Catamaran dilaksanakan di ruang kerja Danlantamal VII Laksma TNI Karma Suta,SE dengan Letkol Laut (P) Atmu Edi selaku Kasub bag Ops Bakorkamla yang disaksikan oleh Wadan Lantamal VII Kolonel Laut (P) Ketut Arya Budana SE, para Asisten dan Komandan Satkamla Lantamal VII Mayor Laut (P) Yudhoko Timuryanto.

Keistimewaan Kapal Patroli Catamaran 1202 dapat mengarungi perairan dangkal dan sungai. Itu dikarenakan spesifikasi bagian draft nya yang rendah. Kapal ini cukup berbeda dengan jenis kapal-kapal lainnya sebelumnya, kapal ini bisa mengarungi perairan dangkal dan sungai karena spesifikasi draft nya yang rendah, dengan demikian kapal ini cukup ampuh mengejar para pelaku pelanggar hukum laut seperti penyelundup hingga ke perairan dangkal dan sungai yang sering dijadikan basis pelarian potensial mereka.

Kapal Patroli Catamaran 1202 ini juga dilengkapi dengan sarana navigasi dengan sistem komputerisasi yang canggih dan lengkap seperti radar, AIS, echo sounder dan alat komunikasi radio, dua unit mesin pendorong masing-masing berkekuatan 300 PK juga membuat kapal patroli Catamaran 1202 bisa menembus kecepatan 40 knot per jam. Bodinya yang didominasi dari bahan fiberglass juga semakin memudahkan kapal tersebut melaju dengan cepat. Meski tergolong berukuran sedang 10 x 3 meter, namun kapal yang diawaki 4 orang ini mampu mengangkut tambahan personel berikut perlengkapannya sebanyak 10 hingga 12 orang.


Diharapkan dengan kehadiran kapal patrol jenis Catamaran 1202 kemampuan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal VII dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap pelanggaran dilaut dapat lebih ditingkatkan.

Setelah melaksanakan penandatanganan Berita Acara serah terima Kapal Komandan Lantamal VII Laksma TNI Karma Suta,SE didampingi oleh Asops Danlantamal VII Kolonel Laut (P) Sunarno Adi, Dansatkamla Mayor Laut (P) Yudhoko Timuryanto bersama Letkol Laut (P) Atmu Edi Kasub bag Ops Bakorkamla melaksanakan uji coba kapal dengan berlayar menggunakan Kapal Patroli Catamaran 1202 di Sekitar Selat Semau Kupang.

Pada kesempatan tersebut Danlantamal VII Laksma TNI Karma Suta, SE. memberikan pengarahan kepada seluruh awak kapal untuk selalu memelihara dan mengoperasikan kapal patrol tersebut sesuai dengan prosedur, sehingga usia pakai kapal dapat dimaksimalkan, guna mendukung operasi kamla di wilayah Lantamal VII.

Sumber: Penerangan Lant7

Kapal Koarmatim dan Australia Latihan Pemeriksaan di Laut


19 April 2012, Surabaya: Dua kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813 dari jajaran Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur (Satrol Koarmatim), melaksanakan latihan bersama pemeriksaan di laut dengan kapal perang Australia Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87, saat ketika kapal tersebut sedang bersandar di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (18/04). Masing-masing kapal menerjunkan satu tim pemerika di laut Visit Boarding Search And Seizure (VBSS) dalam gladi tersebut.

Gladi pemeriksaan di laut itu diskenariokan bahwa, patroli bersama antara KRI Kakap, KRI Tongkol dan HMAS Pirie-P87, melaksanakan pemerikasaan dan penggeledahan di laut terhadap kapal-kapal yang sedang melintasi perbatasan laut teretorial kedua negara. Selanjutnya tim pemeriksa (boarding team) diterjunkan untuk memeriksa dokumen dan menggeledah muatan kapal tersebut sesuai prosedur hukum laut internasional.

Dalam latihan tersebut, tim pemeriksa dari KRI Kakap dan KRI Tongkol menggunakan sarana kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), dilengkapi denga senjata organik kapal berupa senjata laras panjang jenis Avtomat Kalashnikov (AK)-SAVZ kaliber 7,62mm dan Pistol P2-Pindad kaliber 9mm.

Tim pemeriksa KRI dan HMAS Pirie melaksanakan aksinya secara bergantian, diawali oleh tim pemeriksa dari HMAS Pirie melaksanakan boarding di KRI Kakap dan sebaliknya tim pemeriksa KRI Kakap melakukan boarding di HMAS Pirie. Masing-masing tim saling berbagi ilmu dan pengalaman mengenai teknik dan taktik sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) yang mereka miliki.

Sebelumnya, Asisten Operasi (Asops) Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim) Kolonel Laut (P) Oktavianus Budi Susanto mengunjungi KRI Kakap dan KRI Tongkol. Beberapa saat kemudian Atase Laut Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj tiba di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau Kupang NTT, untuk melaksanakan kunjungan kehormatan Courtesy Call ke KRI Kakap. Kunjungan diplomat Australia itu diterima oleh Komandan KRI Kakap di Lounge Room kapal perang tersebut. Selanjutnya para pejabat itu, menyaksikan gladi pemeriksaan dan penggeledahan yang dilaksanakan oleh boarding team dari KRI dan HMAS Pirie.






Sumber: Dispenarmatim

Thursday, April 19, 2012

TNI AU Segera Tempatkan UAV di Lanud Supadio

Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I, Marsekal Muda (Marsda) TNI Bagus Puruhito (tiga kiri), didampingi Danlanud Supadio, Kolonel Penerbang Kustono (dua kiri), menyaksikan tarian penyambutan khas Dayak saat tiba di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (19/4). Dalam kesempatan tersebut, Marsda TNI Bagus Puruhito menyatakan TNI AU akan segera menempatkan satu skadron pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) di Lanud Supadio, guna memperkuat pertahanan keamanan udara wilayah NKRI di Kalbar, khususnya di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. (Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/Koz/mes/12)

19 April 2012, Pontianak: Perbatasan tidak saja menjadi perhatian serius bagi Pemprov Kalbar. Segala lini bertanggung jawab dalam pengamanan teras depan negara tersebut. Pengamanan perbatasan juga dilakukan oleh Angkatan Udara.

“Pengawasan daerah perbatasan juga kami lakukan meski tidak tepat di atasnya. Karena kalau tepat di atasnya jelas menimbulkan praduga di negara tetangga, tetapi pengamanan selalu kami lakukan rutin,” ungkap Kol (Pnb) Kustono, Danlanud Supadio kepada wartawan di Kantor Gubernur, Rabu (29/2).

Selain pengamanan di kawasan perbatasan, Kustono menerangkan bahwa kesiapan Kalbar menerima satu skuadron pesawat tempur tanpa awak semakin mantap. Sebagai bukti, saat ini kantor dan hanggar untuk enam unit pesawat sudah selesai dibangun. Tinggal menunggu kabar pengiriman pesawat dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Hankam).

Dikatakan Kustono, saat ini semuanya tinggal menunggu dari pusat. Karena Lanud Supadio hanya sebagai daerah penempatan. “Soal pesawatnya datang, kita belum tahu, tapi kantor untuk personel dan hanggarnya sudah siap,” katanya.

Demikian juga dengan personel untuk tenaga yang menangani pesawat tanpa awak tersebut, saat ini juga sudah dipersiapkan di Mabes TNI AU. “Saat ini pun kami juga sedang mempersiapkan diri untuk itu,” jelasnya. Menurutnya pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Karena dapat dikendalikan dari jarak jauh. “Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari,” tutur Kustono.

Keberadaan pesawat tanpa awak, selain digunakan untuk memperkuat pertahanan NKRI di gatra udara, juga bisa berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut maupun udara.

Sumber: Equator

PT DI-Airbus Military Teken Kontrak Rp2,9 Triliun

Pesawat AIRBUS A400M produk terbaru Airbus Military setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Airbus Military A400M yang untuk pertama kalinya mendarat di tempat itu adalah pesawat angkut militer yang bisa memuat hingga 37 ton dalam jarak tempuh hingga 3.300 kilometer atau hingga 6.400 kilometer dengan muatan seberat 20 ton. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/Spt/12)

18 April 2012, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akhirnya menandatangani kerja sama dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun) itu diharapkan membuat PT DI lebih kompetitif dalam industri pesawat terbang.

“Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

Menhan mendukung kerja sama ini karena selama ini kerja sama yang dilakukan dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, melalui kerja sama dengan Airbus Military ini PT DI akan mendapat fasilitas up-grading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military, maupun pesawat lainnya.

“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di bidang komponen pesawat aerocraft,” kata Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan final assembling dilakukan di Bandung dengan mengembangkan metode yang digunakan PT DI selama ini. PT DI membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa melakukannya hanya dalam waktu enam minggu.

“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM, maupun keuangan. Karena modalnya cepat klembali. Improvement ini kami harap dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,” kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua perusahaan tengah mempersiapkan Pusat Pengiriman CN295 di Bandung untuk pesawat CN295 yang telah dibeli oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.

Sumber: Jurnas

Kuker Komisi I DPR RI ke Ceko

Delegasi Komisi I DPR RI, meninjau industri militer Ceko, MPI yang sedang melakukan perbaikan main battle tank T72 di kota Pardubice. Industri militer Ceko memiliki hasil produksi dengan kualitas negara maju dan harga yang terjangkau. (Foto: KBRI Praha)

18 April 2012, Praha: Dalam rangka melakukan kunjungan kerja ke Republik Ceko, Delegasi Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Agus G. Kartasasmita mengunjungi beberapa Industri Strategis di Wilayah Ceko, antara lain: MPI Excallibur yang memproduksi senjata artileri dan Main Battle Tank (MBT), Perusahaan radar “Eldis” yang produknya telah digunakan oleh beberapa bandara Indonesia serta perusahaan senjata dan amunisi “CZ”. “Ternyata kami menemukan banyak alternatif pengadaan alutsista dengan kualitas dan harga yang bersaing bagi upaya modernisasi Indonesia selama kunjungan di Republik Ceko ini”, Demikian pernyataan ketua Delegasi disela-sela kunjungan tersebut. Dalam pertemuan dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Delegasi DPR RI juga mendorong penggunaan local content dan kerjasama alih teknologi dengan perusahaan Indonesia.

Sumber: KBRI Praha

Malaysia Beli Rudal Udara-ke- Udara Rusia


19 April 2012, Kuala Lumpur: Rusia dan Malaysia meneken kontrak pembelian rudal udara-ke-udara RVV-AE senilai 35 juta dolar untuk Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), diumumkan Wakil Direktur Rosoboronexport Nikolai Dimidyuk, Kamis (19/2).

Penandatangan kontrak dilakukan di Defense Services Asia-2012 yang sedang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Rusia akan mengirimkan batch pertama rudal akhir 2012,” ucap Dimidyuk.

TUDM mengoperasikan 16 jet tempur MiG-29N Fulcrum dan 18 Su-30MKM Flanker.

Rudal jarak menengah R-77 RVV-AE (AA-12 Adder) sekelas dengan rudal buatan Amerika Serikat AIM-120 AMRAAM.

Malaysia juga diberitakan akan membeli sistem rudal anti-tank Kornet, rudal anti-pesawat Igla dan kapal patroli.

Wakil Pimpinan Rosoboronexport Viktor Komardin mengatakan Rusia siap menjual lisensi pembangunan kapal rudal kelas Molniya dan kapal patroli kelas Mirazh ke Malaysia.

Sumber: RIA Novosti

Satfib Koarmatim Gelar L-3 Memantai dan Lepas Pantai


19 April 2012, Surabaya: Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) menggelar Latihan Manuvra Lapangan (Manlap) L-3 Memantai dan Lepas Pantai. Latihan tersebut di buka Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi di Gedung Serbaguna Satfib Koarmatim Ujung, Surabaya, Rabu (18/4).

Tujuan latihan ini, untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme personel dan unsur-unsur Satfib Koarmatim dalam hal pengetahuan memantai, lepas pantai, menembak sasaran udara dan permukaan dengan tepat dan cepat. Replenishment At Sea (RAS), Boarding Exercise, Heli Deck Party,dalam operasi amphibi sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai kapal amhibi sesuai yang diharapkan.

Latihan memantai dan lepas pantai (L-3) ini, diikuti oleh seluruh unsur-unsur dibawah kendali dan komando Satfib Koarmatim yang melibatkan 3 kapal perang yaitu KRI Makasar-590, KRI Mandar-514 dan KRI Teluk Ende-517 yang berlangsung mulai tanggal 17 hingga 27 April 2012. Pantai Tanjung Jangkar, Situbondo, Jawa Timur. akan menjadi tempat latihan pendaratan bagi unsur-unsur kapal amphibi ini.

Dalam sambutan Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi mengatakan, bahwa kegiatan ini memiliki arti penting, yakni menguji kemampuan dan profesionalisme personel Satfib Koarmatim, serta kesiapan operasi tempur laut dalam rangka melaksanakan fungsi pertahanan di laut, khususnya operasi amfibi.

“Kesiapsiagaan Alat Utama Sistem Senjata dan personel dalam mengawaki alat tempur sangatlah menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas di lapangan. Oleh sebab itu, saya menginginkan dan memerintahkan kepada seluruh peserta latihan agar melaksanakan latihan ini dengan serius dan penuh tanggung jawab,”tegas Komandan Satfib Koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim