F-15 Eagle AU Arab Saudi sedang mengisi bahan bakar di udara. (Foto: f-16.net)
15 Juni 2010 -- Arab Saudi membantah berita bekerja sama dengan Israel mempersiapkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran.
Situs Media Line mengutip pernyataan Arie Egozi pakar penerbangan Israel untuk harian Israel Yediot Ahronot, Arab Saudi sangat khawatir akan peningkatan kekuatan militer Iran. Arab Saudi ingin melindungi sumber minyak bumi dan fasilitas lainnya dengan meningkatkan kemampuan angkatan udaranya.
AU Arab Saudi telah menandatangani kontrak peningkatan kemampuan 150 pesawat penyerangnya serta membeli persenjataan canggih guna menandingi kekuatan militer Iran. AU Arab Saudi akan memasang sistem baru pada pesawat tempurnya terutama jet tempur Boeing F-15 Eagle.
Goodrich Corporation mengumumkan telah dipilih Arab Saudi melakukan upgrade 150 jet tempur F-15 Eagle hingga setara kemampuannya dengan F-15 AU Amerika Serikat. Jane’s Defence memberitakan nilai kontrak sekitar 50 juta dolar.
Arab Saudi telah menandatangani dengan Lockheed Martin pembelian Sniper advanced targeting pods (ATP) untuk F-15. Perangkat ini akan memudahkan para pilot Arab Saudi mendeteksi dan menembakan bom yang dipandu laser pada berbagai macam sasaran di darat.
Egozi mengatakan sistem ini mirip yang dikembangkan oleh Israel. “Tentu saja Arab Saudi tidak dapat membeli dari Israel, jadi mereka membeli sistem ini dari Amerika Serikat.”
Arab Saudi dan Israel merasa terancam dengan senjata nuklir Iran. Harian Sunday Times memberitakan sebuah kesepakatan antara Arab Saudi dan Israel telah tercapai, dimana Riyadh akan menutup mata ketika jet-jet tempur Israel melintasi wilayah udara Arab Saudi guna melakukan serangan udara pada fasilitas nuklir Iran.
Arab Saudi telah membantah berita tersebut.
Egozi mengatakan sistem pertahanan udara Arab Saudi mampu menghadapi semua serangan ke wilayahnya. “Mereka telah mengupgrade AWACS (airborne warning radar) dimana dapat mendeteksi pesawat yang mendekati udara Arab Saudi. Mereka memiliki armada F-15. Ini sebuah kekuatan udara dimana setiap negara selayaknya memilikinya.”
The Media Line/Berita HanKam
No comments:
Post a Comment