Sunday, July 31, 2011

TNI-Kontingen Prancis Gelar Latihan Bersama di Lebanon

Wadan Indobatt, Letkol Mar Harnoko, (kiri), mendampingi Komandan Force Commander Reserve, Colonel R. de L'Estoile, saat meninjau latihan bersama Indobatt-Prancis di lapangan Soekarno, Markas Batalyon, UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan, Sabtu (30/7). Latihan ini dilaksanakan dalam rangka mengecek kesiapsiagaan dalam penanggulangan masalah yang mungkin timbul di AOR INDOBATT serta melaksanakan langkah antisipasi terhadap peningkatan eskalasi yang mungkin terjadi, selain itu juga dilakukan uji prosedur pelimpahan penanganan masalah dari BMR (Batalyon Mobile Reserve) kepada SMR (Sector Mobile Reserve) yang kemudian dilanjutkan kepada Force Commander Reserve (FCR). (Foto: ANTARA/Puspen TNI -Sertu Marinir Kuwadi/Koz/pd/11)

31 Juli 2011, Surabaya (ANTARA News): Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (INDOBATT) menggelar latihan bersama dengan Kontingen Prancis di lapangan Parade Soekarno, Markas Batalyon, UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

Perwira Penerangan INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Minggu, melaporkan bahwa latihan bersama yang bertajuk "Joint Rate Exercise Forward Command Post" itu berlangsung selama dua hari pada 29 hingga 30 Juli 2011.

Kontingen Prancis yang bertindak selaku "Force Commander Reserve" (FCR) mengerahkan satu unit Kavaleri dengan jumlah personel 23 orang di bawah pimpinan Komandan Unit Captain Bechard Erwan dan diikuti oleh 100 prajurit INDOBATT yang merupakan perwakilan dari Kompi-Kompi maupun Markas Batalyon.

Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan pengarahan latihan di ruang rapat Batalyon yang dipimpin oleh Kasiops Mayor Inf Hendriawan Senjaya, lalu presentasi pengenalan persenjataan, kendaraan dan peralatan tempur Kontingen Prancis yang akan digunakan dalam latihan.

"Presentasi terbagi dalam lima kelompok, yaitu kelompok pertama dengan materi tentang pengenalan ranpur VBCI buatan Renault, Prancis, lalu kelompok kedua tentang pengenalan senjata anti tank 'MILAN' buatan Jerman-Prancis," katanya.

Untuk kelompok ketiga tentang pengenalan senjata sniper anti-personel dan anti-tank, kelompok keempat tentang pengenalan Mortir MO-81 LLR F1 buatan Prancis dan kelompok kelima tentang pengenalan teropong jenis JIMLR buatan Prancis.



Pada hari kedua latihan dilanjutkan dengan kegiatan menggelar "Forward Command Post" (FCP) yang disimulasikan seperti kondisi yang sebenarnya, dengan sasaran pengamatan di sekitar Area Of Responsibility (AOR) INDOBATT, terutama Hot Spot Kompi Alfa di El Addaisse yang berdekatan dengan perbatasan Israel-Lebanon.

Latihan hari kedua dihadiri oleh Komandan FCR Colonel R de L'Estoile, pengamat G-5 dari Irlandia Major O Sullivan, Captain Elipe dari Spanyol, Capten Simone dari Italia, pendamping latihan dari INDOBATT, yaitu Wadan INDOBATT Letkol Mar Harnoko, Mayor Pasukan Banu Kusworo, Kapten Eko Budi Prasetyo, dan Lettu Pnb Ageng Wahyudi.

"Tujuan latihan adalah untuk mengecek kesiapsiagaan dalam penanggulangan masalah yang mungkin timbul di AOR INDOBATT serta melaksanakan langkah antisipasi terhadap peningkatan eskalasi yang mungkin terjadi," kata Komandan FCR Colonel R de L'Estoile kepada Wadan INDOBATT Letkol Mar Harnoko.

Dalam latihan tersebut juga dilaksanakan uji prosedur bagaimana pelimpahan penanganan masalah dari BMR (Batalyon Mobile Reserve) kepada SMR (Sector Mobile Reserve) yang kemudian dilanjutkan kepada Force Commander Reserve (FCR).

Sumber: ANTARA News

Friday, July 29, 2011

Kemhan Alokasikan APBN-P 2011 Untuk Pengadaan Alutsista Dalam Negeri


29 Juli 2011, Jakarta (DMC): Dalam rangka mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan bersama DPR telah menyepakati bahwa anggaran belanja negara khususnya untuk APBN-P 2011 yang dialokasi untuk pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutistsa) TNI dalam rangka memenuhi Minimum Essential Force (MEF), nantinya akan dipergunakan melalui pengadaan dalam negeri.

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin selaku Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) saat memberikan pengarahan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P produksi dalam negeri kepada perusahaan industri pertahanan dalam negeri baik Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Jum’at (29/7) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Selain dari BUMNIP dan BUMS, hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat dari Kemhan, Kemenkeu serta Tim Asistensi KKIP. Hadir pula Tim Konsultasi KP3B. Tim KP3B terdiri dari pejabat Inspektorat Kemhan dan TNI, BPKP, LKPP dan Monitoring KPK.

Wamenhan lebih lanjut menjelaskan, Kementerian Pertahanan pada tanggal 21 Juli 2011 melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI, dimana dalam rapat tersebut telah disetujui alokasi perubahan anggaran perubahan untuk MEF dibelakukan untuk industri pertahanan dalam negeri.

Menurut Wamenhan, hal tersebut sangat menggembirakan bagi semua pihak, tahun 2011 pada APBN- 2011 difokuskan MEF-nya itu untuk membeli dari dalam negeri. Karena sudah menjadi suatu komitmen bersama, tentunya hal tersebut akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri baik BUMNIP maupun BUMS selaku produsen.

Menghadapi peluang dan tantangan tersebut, lebih lanjut Wamenhan meminta kepada BUMNIP dan BUMS, pertama untuk meningkatkan kualitas manajerial (infratruktur, manajemen dan SDM), kedua tertib administrasi, prosedural dan sesuai mekanisme, dan ketiga memenuhi ketiga kriteria pengadaan ( harga, kualitas dan waktu).

Selain menjelaskan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P 2011 untuk memenuhi MEF melalui pembelian dalam negeri, dalam kesempatan tersebut Wamenhan selaku Sekretaris KKIP juga menjelaskan tentang skema optimalisasi industri pertahanan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan dalam negeri.

Skema optimalisasi tersebut meliputi beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang mengarah kepada keberpihakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri antara lain kebijakan pengadaan Alutsista yang memprioritaskan produksi dalam negeri, pembentukan KKIP dan penyusunan Rancangan Undang – Undang Revitalisasi Industri Pertahanan.

Sumber: Kemhan

TNI AU Akan Peroleh Hibah Hercules

C-130H Hercules RAAF dari Skuadron 37 mendarat di pangkalan udara Richmond dalam rangka menyambut 50 tahun beroperasinya Hercules oleh RAAF pada 6 November 2008. RAAF telah memiliki Hercules versi J dan akan mempensiunkan versi H. (Foto: Australia DoD)

29 Juli 2011, Yogyakarta (Jurnas.com): TNI Angkatan Udara akan menerima pesawat angkut Hercules yang merupakan hibah dari pemerintah Australia. Hibah pesawat yang diberikan Australia ini berjumlah 4 unit. "Tahun ini kami akan mendapat 4 unit pesawat hercules dari Australia. Tinggal menunggu pemerintah Australia saja,"kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Selain itu, kata KSAU, pada tahun 2012, TNI AU juga akan mendapat tambahan pesawat Sukhoi berjumlah 6 unit.

Lebih lanjut KSAU menjelaskan, TNI AU akan mengadakan penambahan 9 pesawat Hercules untuk menggenapkannya menjadi 2 skadron. Empat unit hibah dari Australia ini merupakan bagian dari rencana penambahan itu. Tapi KSAU tidak menyebutkan dari mana penambahan lima unit sisanya.

Dua skadron pesawat Hercules TNI AU itu akan terdiri dari pesawat tanker, pesawat VIP, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon. Sebelumnya, TNI AU mendapat tawaran hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari pemerintah Amerika, Australia, dan Norwegia. Ketiga negara itu menawarkan akan memberikan potongan khusus yang diberikan pada pemerintah Indonesia. Namun yang sudah dipastikan adalah hibah dari Australia.

Sumber: Jurnas

Kongres AS Belum Buat Keputusan Hibah F-16 ke Indonesia

Dua F-16A Fighting Falcon National Guard North Dakota melakukan misi patroli di Washington. USAF telah mempensiunkan F-16A/B digantikan versi F-16C/D dan tidak lagi mengembangkan F-16 karena akan digantikan F-35. (Foto: U.S. Air Force/Staff Sgt. Greg L. Davis)

Yogyakarta, 30 Juli 2011 (Suara Karya): Rencana pemerintah Amerika Serikat mengibahkan 24 unit (dua skadron) pesawat tempur F-16 Fighting Falcon blok 25 kepada TNI Angkatan Udara masih menunggu persetujuan Kongres AS. Itu artinya, Kongres AS belum buat keputusan sehingga bermuara pada belum adanya jaminan hibah itu terealisasi.

"Kalau kita semua sudah setuju untuk menerima hibah itu. Tapi, prosesnya sekarang masih di Kongres AS," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai memimpin upacara peringatan 64 tahun Hari Bhakti TNI AU di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Tampak hadir, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto dan beberapa mantan KSAU, diantaranya Marsekal (Purn) Chappy Hakim dan Marsekal (Purn) Subandrio.

Selain itu, juga hadir mantan Kepala Basarnas Marsdya (Purn) Wardjoko, mantan Kasum TNI Marsdya (Purn) Edy Harjoko, dan mantan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Marsda (Purn) Sagom Tamboen, serta mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsda (Purn) Drajad Rahardjo.

KSAU meyakini, menerima hibah 24 unit F-16 dari AS akan lebih efisien dan efektif dibandingkan membeli 16 unit pesawat jenis yang sama. Dana yang harus dikeluarkan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dua skuadron F-16 blok 25 menjadi blok 32, yakni maksimal 600 juta dollar AS.

Sedangkan, untuk mendapatkan 16 unit pesawat F-16 yang baru dalam kemampuan sama blok 32, maka, Indonesia harus menyiapkan dana sebesar 1.600 juta dollar AS. "Kita lebih memilih hibah karena jam terbangnya masih layak hingga 10 tahun ke depan," katanya.

Imam menyatakan, pesawat tempur yang akan dihibahkan pemerintah AS itu masih memenuhi syarat terbang hingga 5.500 jam atau setara pemakaian minimal 25 tahun. "Tergantung seperti apa keinginan kita untuk up grading. Blok 32 dan blok 52 hanya berbeda pada power engine," ujarnya.

Ia berharap, keputusan Kongres AS mendukung rencana pemerintah negara setempat. Indonesia sendiri, telah mengalokasikan dana untuk biaya perawatan dan peningkatan kemampuan 24 unit F-16 hibah itu.

"Jika itu disetujui, diharapkan Agustus 2012, kita sudah bisa kerjakan untuk upgrading. Setidaknya, 2014, upgrading itu selesai dan dua skuadron F-16 siap mendukung alusista kita yang sudah ada untuk menjaga kedaulatan NKRI," katanya.

Nilai Politis

KSAU menyatakan, TNI wajib meningkatkan kemampuan alat utama sistem senjata (alutsista). Kemampuan alutsista itu bukan hanya berorientasi pada pertahanan udara, melainkan, untuk meningkatkan nilai politis Indonesia di dunia internasional.

"Kita harus punya kekuatan udara yang kuat. Air power itu ada operasi taktis, operasi strategis, air defence, air mobility dan recognized. Jika, Indonesia ingin punya angkatan udara yang capable, maka kita harus melakukan semua itu untuk memiliki bargaining power," katanya.

Karena itu, Imam mengatakan, selain menyiapkan dana upgrade F-16, Indonesia juga menunggu kedatangan 6 buah pesawat Sukhoi buatan Rusia, 16 unit pesawat tempur Super Tocano untuk mendukung kekuatan pertahanan udara.

KSAU mengatakan, Super Tucano menggantikan OV-10 yang tak lagi beraperasi. Harapan TNI AU, 16 unit pesawat buatan Brasil itu sudah berada di Tanah Air.

"OV-10 memang sudah harus grounded karena usia. Kita telah menetapkan Super Tucano sebaga pengganti. Sekarang kita tinggal menunggu kedatangannya saja karena prosesnya telah selesai," ujarnya.

Sumber: Suara Karya

Armada Laut Hitam Rusia Akan Diperkuat 6 Kapal Selam Kelas Kilo


29 Juli 2011, Moskow (Berita HanKam): Armada Laut Hitam Rusia akan diperkuat enam kapal selam diesel-elektrik kelas Kilo dalam beberapa tahun kedepan, ungkap KASAL Rusia Admiral Vladimir Vysotsky, Jumat (28/7).

“Enam kapal selam diesel-elektrik Project 636 (Kelas Kilo) akan dibangun untuk Armada Laut Hitam dalam beberapa tahun kedepan,” ucap Vysotsky saat wawancara eksklusif dengan RIA Novosti.

Armada Laut Hitam hanya memiliki satu kapal selam Project 887 Alrosa, saat ini dalam proses perbaikan di Kaliningrad.

Armada Laut Hitam berpangkalan di Sevastopol, akan diperkuat 15 frigate dan kapal selam diesel-elektrik baru pada 2020, ucap Vysotsky pada Juli 2010.

Wilayah operasional Armada Laut Hitam meliputi Mediterania, dan kapal perang harus memiliki kemampuan misi anti perompak di teluk Aden, tambah Vysotsky.

Sumber: RIA Novosti

UNIFIL: Gudang Amunisi TNI Sesuai Standar

Panser Anoa digunakan Indobatt di Lebanon. (Foto: Reuters)

29 Juli 2011, Jakarta (ANTARA News): Tim inspeksi Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) menilai gudang amunisi batalyon Indonesia (Indobatt) sudah sesuai standar pengamanan yang ditetapkan.

Komandan Satgas Konga XXIII-E/Unifil (Indobatt), Letkol Inf Hendy Antariksa dalam surat elektronik kepada ANTARA di Jakarta, Jumat mengatakan Tim Inspeksi UNIFIL yang berjumlah tiga orang, dipimpin Kapten Tahiru Issah.

Inspeksi dilaksanakan di seluruh gudang penyimpanan amunisi Indobatt yang berada di area UN POSN 7-1 Adshit Al Qusayr, UN POSN 9-2 Az Ziqqiyah, UN POSN 9-63 El Addaisse dan UN POSN 7-3 Marjayoun.

Inspeksi gudang amunisi Indobatt oleh UNIFIL bertujuan untuk mengecek dan memastikan, apakah sistem penyimpanan amunisi yang dilakukan oleh Indobatt dalam kondisi aman dan sesuai prosedur yang diberikan oleh UNIFIL, serta tertib administrasi.

Tim inspeksi UNIFIL memeriksa gudang amunisi Kompi Delta, Kompi Echo, Kompi Bantuan dan Markas Batalyon yang terletak di satu tempat yaitu di area UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr.

"Dilanjutkan ke Kompi Charlie yang terletak di area UN POSN 9-2 Az Ziqqiyah," kata Hendy.

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap gudang amunisi Kompi Alfa yang berada di area UN POSN 9-63 El Addaisse, dilanjutkan pengecekan gudang amunisi Kompi Bravo yang berkedudukan di UN POSN 7-3 Marjayoun.

Dari hasil pemeriksaan, tim inspeksi menyatakan gudang penyimpanan amunisi Indobatt sudah memenuhi standar UNIFIL dan menilai sistem administrasinya berjalan dengan tertib.

Sumber: ANTARA News

KSAU: F-16 Tiba Agustus 2012

F-16 TNI AU. (Foto: Lanud Iswahjudi)

29 Juli 2011, Yogyakarta (Jurnas.com): Rencana hibah pesawat F-16 dari Amerika akan segera direalisasikan. Menurut Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat pesawat hibah tersebut maksimal tiba di Indonesia pada Agustus 2012.

"Saat ini sedang menunggu keputusan Kongres Amerika. Dananya sudah dialokasikan, paling telat Agustus tahun depan bisa terealisasi," kata KSAU usai mengikuti upacara wisuda purnawira perwira tinggi (pati) TNI AU di Gedung Andrawina Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Dikatakan KSAU, hibah 24 unit pesawat tempur F-16 ini akan melengkapi pesawat F-16 yang telah dimiliki TNI AU, sehingga totalnya menjadi 34. KSAU menjelaskan, hibah pesawat F-16 ini sudah melalui pengkajian TNI AU.

Menurutnya, pengadaan melalui hibah ini lebih efisien daripada pembelian pesawat baru. "Kalau membeli pesawat baru harganya sampai US$1.600 juta untuk 16 unit. Sedangkan pengadaan melalui hibah ini maksimum hanya US$600 juta," katanya.

Ditambahkan Imam, pesawat-pesawat ini akan di-upgrade untuk meningkatkan kemampuannya. "Bloknya dinaikkan dari 25 menjadi 32," kata Imam.

Sebelumnya, hibah pesawat F-16 ini sempat menjadi perdebatan karena dikawatirkan akan sulit mendapatkan suku cadangnya. Namun begitu, TNI meyakinkan tidak akan terjadi kesulitan pengadaan suku cadang.

Kekuatan Pokok Minimum TNI AU Mendesak

Sebagai salah satu komponen pertahanan negara, kekuatan TNI AU harus terus mengikuti perkembangan lingkungan strategis. Hal ini penting agar TNI AU menjadi salah satu komponen kekuatan yang dapat memiliki kekuatan tawar dalam menyelesaikan konflik antar negara.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, agar dapat melaksanakan tugas sebagaimana disebut UU 34/2004 tentang TNI, kebijakan awal yang harus ditempuh adalah memenuhi Kekuatan pokok minimum/ minimum essential forces (MEF). "Kita harus punya kekuatan udara yang kuat, meliputi operasi taktis, operasi strategis, air defence, air mobility, dan recognized,"kata Imam.

Untuk menjadi angkatan udara yang berkemampuan, kata Imam, TNI AU harus melakukan semua itu. "Kalau negara kita ingin punya kekuatan yang memiliki kekuatan tawar. Kemampuan politik dalam diplomasi ditambah dukungan TNI semua matra, akan enak. Orang akan memperhatikan saat bernegosiasi dengan kita,"katanya.

Untuk mencapai kemampuan tersebut,kata KSAU, TNI sedang membangun semua kekuatannya. "Sehingga nanti 2024 kita bisa melakukan operasi apa saja dengan kemampuan yang baik,"pungkasnya.

Sumber: Jurnas

Thursday, July 28, 2011

TNI AU Tambah Pesawat Tempur

OV-10 Bronco dijadikan monumen di Lanud Abdulrahman Saleh, perannya digantikan Super Tucano. (Foto: Berita HanKam)

29 Juli 2011, Yogyakarta (Surya): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan menambah puluhan pesawat tempur, baik jenis Super Tucano, T- 50, F-16, Sukhoi hingga pesawat angkut jenis Hercules untuk memperkuat pertahanan dan kekuatan udara 2012 mendatang.

“Terhitung Maret 2012 nanti, sebanyak 16 unit atau satu skuadron pesawat Super Tucano yang menggantikan jenis OV-10 akan didatangkan secara bertahap,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7/2011).

Menurut dia, setiap tiga bulan, sebanyak empat unit pesawat Super Tucano akan didatangkan, sementara pesawat T-50 saat ini telah ditandatangani kontrak, dan diharapkan telah datang pada 18 bulan ke depan.

Mengenai proses mendapatkan hibah 24 unit F-16 dari Amerika Serikat, kata Kasau, hanya tinggal menunggu keputusan Kongres Amerika dan pihaknya akan mengirimkan pilot untuk belajar di Amerika.

Pesawat tempur jenis Sukhoi juga akan ditambah enam unit lagi pada tahun 2012.

Sumber: Surya

Tingkatkan Persenjataan TNI, Kemhan Membuat Beberapa Kapal Selam


28 Juli 2011, Jakarta (Republika.co.id): Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus berupaya meningkatkan kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menargetkan pada 2024 kekuatan pokok minimum (essensial minimum forces) terpenuhi.

"Lima tahun ini kita akan bikin beberapa kapal selam, tapi tak bisa disebutkan jumlahnya," ujarnya dalam pertemuan dengan pimpinan redaksi media massa di Kemhan, Rabu (27/7) malam.

Saat ini, Indonesia baru memiliki dua kapal selam buatan HDW Jerman tipe U-209. Sebelumnya tersiar kabar pembangunan kapal selam mencapai empat unit.

Untuk pembuatan kapal selam, saat ini baru 40 sampai 50 persen kandungan lokal yang mampu dibuat PT PAL. Seiring berjalannya waktu dengan proses alih teknologi, pihaknya menjamin lima tahun lagi anak negeri mampu membuat kapal sendiri.

Dijelaskan Purnomo, kekuatan perairan wilayah Indonesia barat dan timur terus diperkuat. Untuk di barat, pihaknya menetapkan setiap tahun terjadi penambahan 10 kapal cepat rudal (KCR) selama 13 tahun ke depan. Kapal jenis ini berfungsi sebagai kapal patroli untuk menjaga keamanan wilayah laut dari perompak dan penyusup.

Kapal sepanjang 70 meter tersebut, kata dia, bisa dilengkapi rudal dan komponen persenjataan lain. "Kapal jenis ini cocok dengan lautan di barat yang tidak dalam dan tenang."

Untuk memperkuat wilayah Indonesia timur, pihaknya memesan kepada PT PAL untuk membangun beberapa kapal fregat. Selain lincah, kapal berjenis perusak tersebut sesuai untuk digunakan patroli di perairan yang dikenal dalam dan berombak besar tersebut.

Khusus matra udara, Purnomo menyatakan tahun ini akan menambah tiga radar untuk mengkover wilayah udara yang bolong. Rencananya dipasang di Timika, Kepulauan Aru, dan wilayah Maluku. Pemasangan radar itu untuk menambah daya deteksi kekuatan radar yang telah beroperasi di Biak dan Kupang.

Sumber: Republika

Tentara Harus Melek Teknologi dan Paham Budaya Daerah


29 JulI 2011, Palembang (SINDO): Wilayah Sumatera Selatan yang luas, dengan hasil bumi yang melimpah memerlukan penjagaan. Upaya penjagaan tersebut bukan hanya melibatkan tentara sebagai alat Negara, tetapi juga satu kesatuan yang dinamis antara seluruh jajaran TNI,Polri dan rakyat.

Sejak resmi dilantik dan sertijab Pangdam II Sriwijaya dari Mayjen TNI Agus Gunaedi Pribadi 28 Juni 2011 yang lalu,kini Mayjen TNI Soewarno Widjonarko diamanahkan oleh Negara bersama Kodam II Sriwijaya untuk menjaga seluruh wilayah Teritorial.Apa kesan pertama mantan Kadispen TNI Angkatan Darat itu terhadap Sumsel dan bagaimana dengan pengamanan wilayah Sumsel dari berbagai ancaman luar dan dalam? Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan SINDO Muhammad Uzair beberapa waktu lalu.

Apa kesan anda tentang Sumsel?

Pertama,saya sangat senang sekali pulang ke Sumsel, khususnya Palembang. Sebab,saya pernah bertugas di sini selama Sembilan tahun, yakni tahun 1980 hingga tahun 1989.Pertama yang bertugas mulai menjadi Danton di Brigade 8 Garuda Merah,kemudian menjadi Danton 143 Lampung.Tahun 1985,saya menjadi komandan kompi dan bertugas di Batalyon Infanteri 141 Muaraenim. Saya kemudian sekolah ke Australia.

Kini anda memimpin Kodam II Sriwijaya, kiat apa saja yang anda lakukan agar dapat menjaga wilayah teritorial Sumsel?

Yang pertama,kita harus pahami dan mengerti budaya masyarakat setempat.Sejak pertama bertugas,saya perintahkan kepada anak buah saya agar terlebih dahulu mengenali budaya,minimal bisa menyanyi satu lagu daerah.Makanya, staf saya perintahkan untuk bisa menyanyi satu lagu daerah Sumsel,misalnya lagu kebile- bile.Budaya itu juga, menjadi bagian dari desertasi saya untuk memahami budaya. Kini saya masih melakukan penelitian di Bangka Belitung, tentang kaum pinggiran dan suku minoritas.Penelitian saya masih berlanjut yakni Prespektif pertahanan dari masyarakat grass root.

Isu terorisme saat ini menjadi tren yang tidak terpisahkan dari pertahanan Negara. Nah,apa yang akan dilakukan Kodam II Sriwijaya agar Sumsel bebas dari aksi terorisme ini?

Kita harus bekerja dengan maksimal,harus bekerjasama dengan jajaran Kepolisian, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan laut. Yang pasti, harus selalu berkoordinasi dengan semua angkatan dan kepolisian untuk memaksimalkan pertahanan ini.

Dari Kodam II Sriwijaya sendiri bagaimana?

Saya sudah sampaikan kepada seluruh pimpinan dan anak buah saya. Jangan tidur, dan harus terus terjaga.Karena itulah beban dan tanggungjawab sebagai pimpinan teritorial. Tugasnya memang berat,siang kehujanan malam ya kemalaman.Tidak ada alternatif lain, harus benar-benar menjaga secara total seluruh wilayah teritorial. Selalu saya katakana,buka mata,buka telinga dan sinergi dengan masyarakat.

Apa ada pasukan khusus yang disebarkan?

Pastinya ada sebanyak 200 orang rider terlatih, dan selalu siap sedia kapan dan dimanapun memaksimalkan penjagaan teritorial ini dari berbagai ancaman.Selain itu,ada juga Babinsa yang tersebar di seluruh wilayah, mereka terlatih dan juga memaksimalkan penjagaan.

Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga dan mempertahankan NKRI, pola pembinaan apa dan bagaimana dari pihak TNI AD?

Saya fikir begini, masyarakat tidak mau menderita, mereka tidak mau terjajah lagi. Dengan demikian mereka pasti berpihak pada NKRI, dan saya yakin mereka akan berpihak untuk membela Negara Indonesia dari ancaman luar dan dalam. Sewaktu saya ke Korea,hingga kini terdapat dua kawasan yang berseteru yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Teman Korea Selatan dari angkatan darat mengatakan, saya kalau tidak sampaikan pada masyarakat, bagaimana cara bela diri,bagaimana cara menembak maka kita semua akan mati karena di serang dari utara, makanya rakyat harus kuat.

Mereka masih mendoktrin masyarakat seperti itu. Tapi Indonesia, tidak harus melewati doktrin seperti halnya Korea Selatan. Sebab Indonesia punya pengalaman di jajah,dan baru 66 tahun menikmati kemerdekaan. Jadi, ketika senjata TNI di rebut oleh negara lain pastilah rakyat akan membela.

Bagaimana dengan peningkatan SDM tentara?


Saya sekarang berusaha meningkatkan SDM, yakni perwira harus melek teknologi. Saya perintahkan, bagi para perwira yang melakukan paparan harus menggunakan laptop. Karena kedepan kita tidak bisa ngomong kosong aja. Makanya sejak sekarang semua perwira sudah berlatih memahami tekhnologi komputer. Untuk diketahui, sekarang tentara yang berpangkat Letnan sudah banyak yang jago komputer. Sesuai briefing saya pertama kali, saya tidak mau ada perwira yang paparan dengan cara ngomong kosong saja,tanpa ada bukti.Makanya kita membiasakan diri menggunakan infocus dan laptop.

Jadi ke depan seluruh tentara harus melek teknologi?


Ya, harus. Kalau tidak melek teknologi, maka tentara akan menjadi penonton saja di era digital. Sekarang saja, tentara keluaran akademi militer berpangkat Letnan Dua sudah menggunakan sistem komputerisasi. Bahkan Tamtama pun sudah mulai belajar Komputer.Makanya harus punya sumber daya yang tinggi, dan untuk menciptakan tentara yang cerdas dengan SDM yang siap.

Sumber: SINDO

Wednesday, July 27, 2011

Lanal Tanjung Balai Karimun Dilengkapi Sea Rider


27 Juli 2011, Karimun (Lantamal IV): Pangkalan TNI AL Tg. Balai Karimun merupakan satuan kerja dibawah Komando Pembinaan Pangkalan Utama TNI AL IV Tanjung Pinang yang letaknya sangat strategis karena berada dijalur perairan Selat Malaka. Wilayah kerja Lanal Tg. Balai Karimun yang berbatasan langsung dengan dua negara yaitu Malaysia dan Singapura menyimpan berbagai macam potensi ancaman dan permasalahan yang sangat kompleks misalnya gangguan keamanan laut, perompakan, penyelundupan, illegal fishing,illegal loging, illegal mining, peredaran narkoba dan pelanggaran wilayah perbatasan.

Salah satu tugas pokok Pangkalan TNI AL Tg. Balai Karimun antara lain melaksanakan patroli keamanan laut dalam rangka menjamin terwujudnya situasi kondusif diperairan wilayah kerja Lanal Tg. Balai Karimun dan untuk mengoptimalkan tugas tersebut Lanal Tg. Balai Karimun telah mendapat dukungan Alat Utama Sistim Persenjataa baru (Alusista) satu unit Speed Boat Sea Rider (type X2K RIB) dari PT. Lundin Industry Invest (PMA) alamat Jl. Lundin No. 1 Sukowidi Banyuwangi, Jawa Timur.

Guna menguji kemampuan Alutsista tersebut baru-baru ini Palaksa Lanal Tg. Balai Karimun Mayor Laut (P) Agustinus Djoko P bersama para pengawak Sea Riders melaksanakan uji coba pengoperasian Sea Rider di Perairan Selat Durian Karimun.

Kegiatan uji coba tersebut dilaksanakan dengan mengelilingi Perairan Selat Durian selama sekitar satu setengah jam dengan tingkat kecepatan dari rendah sampai kecepatan maksimal. Keunggulan Sea Rider adalah memiliki kecepatan dan kelincahan untuk mendekati sasaran, sehingga sangat cocok digunakan untuk mendukung kegiatan patroli dalam rangka mengeliminir berbagai aksi kejahatan di Laut.

Spesifikasi Speed Boat Sea Rider:

Type : Speed Boat (X2K RIB)

Panjang : 11.2 meter

Lebar : 2.9 meter

Draft : 0.70 meter

Kontruksi : GRP Fiberglass

Permesinan : Outboard (suzuki DF 250 PK / 2 unit)

Kecepatan Maksimal : 45 Knot

Tahun Pembuatan : 2010

Sumber: Lantamal IV

Hercules Mengabdi Sejak 1960 untuk NKRI

C-130 Hercules TNI AU. (Foto: Australia DoD)

27 Juli 2011, Balikpapan (tribunkaltim): Pesawat Hercules C-130 yang kini diparkir di base ops Sepinggan Lanud Balikpapan ternyata menyimpan banyak kisah bersama NKRI sejak 1960.

Pesawat ini didatangkan dalam rangka latihan pertahanan udara yang dilaksanakan di base ops Sepinggan, Rabu (27/7/2011).

Menurut Minggus, CMU I first Engineer Hercules C-130, pesawat berbadan lebar ini adalah pesawat pengangkut udara untuk pasukan militer dan sipil yang paling banyak dipakai di dunia. Terbang dengan empat mesin turboprop, dioperasikan oleh 12 awak (pilot,co-pilot, plat engineer, juru radio, pilot master, loadmaster dan teknisi). Pesawat ini mampu mendarat dan lepas landas dari jalur pendek atau jalur yang tidak disiapkan dan lintasan rumput.

Awalnya Hercules buatan Amerika Serikat ini adalah pengangkut tentara dan pesawat kargo. Kini digunakan untuk berbagai macam peran, untuk keperluan militer maupun sipil, termasuk gunshot (perang), latihan terjun payung, patroli maritim, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, missi kemanusiaan, penyelamatan (SAR), ambulans udara, dll.

"Pesawat ini mempunyai banyak fungsi, selain untuk pasukan perang juga digunakan sebagai pengangkut barang, logistik. Untuk C-130 ini sudah pernah menjelajah seluruh Indonesia. Tarakan, Gorontalo, ujung Pandang, Jakarta. Tetapi yang paling sering adalah untuk tugas kemanusiaan," jelas Minggus.

Pesawat ini mampu mengangkut 64 orang penumpang tidak termasuk awak atau berdaya angkut 12,5 ton. Besarnya lambung kapal juga memungkinkan untuk dimasuki sebuah helikopter dengan telebih dahulu melepas baling-baling dan juga dapat memuat tank maupun panser bila diperlukan.

Sistem pengoperasian pesawat ini sudah otomatis, jadi bisa dibayangkan di zamannya adalah termasuk pesawat dengan teknologi tinggi. Pesawat bermesin 4 dengan jenis baling hammilton ini membutuhkan 27.000 liter avtur untuk sekali pengisian penuh tangki. Pesawat ini juga dilengkapi dengan toilet yang dapat digunakan dalam keadaan darurat (urinal draine).

Minggus mengatakan, pesawat ini juga telah ditumpangi orang nomor satu Indonesia, Presiden Soekarno. Bila diperlukan, pesawat dapat disetting sedemikian rupa untuk keperluan VVIP.

Sumber: Tribun Kaltim

488 Prajurit Kodam IV Dikirim ke Maluku


28 JulI 2011, Semarang (SINDO): Sebanyak 488 Prajurit Batalyon 406/Chandra Kusuma Kodam IVDiponegoro dikirim ke Maluku, kemarin. Mereka akan menggantikan,Batalyon 509/Kostrad Jawa Timur.

Pelepasan dilakukan di dermaga penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Mereka menuju Maluku dengan menumpang KRI Teluk Lampung. Kepala Staf Kodam (Kasdam) IVDiponegoroBrigjen TNI Nugroho Widyotomo menekankan pada seluruh prajurit untuk bertindak sesuai prosedur saat berada di Maluku.“Prajurit harus membantu memulihkan stabilitas kamtibmas, melaksanakan kegiatan pemulihan keamanan, dan mencegah konflik antar kelompok,”tegasnya.

Sumber: SINDO

AS Serahkan 19 Kapal Patroli ke Marinir RI

(Foto: U.S. Navy/Mate 2nd Class Robert M. Schalk)

27 Juli 2011, Jakarta (Okezone): Sebagai bagian dari kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), ternyata 19 kapal patroli sudah disediakan kepada Marinir Republik Indonesia untuk digunakan sebagai alat patroli keamanan di laut Indonesia.

Semua kapal sudah diserahkan dan digunakan untuk melindungi sumber daya alam Indonesia. Kapal-kapal itu sudah diserahkan sekira bulan Mei lalu, ucap Wakil Dubes AS Ted Osuis di Kediaman Duta Besar AS untuk ASEAN di Jakarta, Rabu (27/7/2011).

Menurut Osius wilayah laut Indonesia sangat luas, untuk itu AS berusaha untuk membantu Indonesia dengan kapal patroli tersebut. Selain itu, kerja sama lain yang dilakukan adalah memberikan pelatihan.

Angkatan laut kedua negara memiliki hubungan sangat erat. Lima tahun tidak latihan gabungan dari kedua militer. Tahun depan ada sekira 160 latihan gabungan yang akan dilakukan, lanjutnya.

Lebih lanjut Osuis menambahkan, kedua negara memiliki kerja sama yang amat sehat dalam bidang kerja sama keamanan, termasuk juga kerja sama anti terorisme.

Lebih dari penyediaan 19 kapal, kerja samanya yang menjadi bentuk penting, khususnya dalam upaya pengamanan maritim. Inilah yang kami anggap penting dari bentuk kerja sama ini, ungkap Osius.

Sumber: Okezone

Empat Super Tucano Tiba April 2012

Super Tucano. (Foto: Embraer)

27 Juli 2011, Malang (ANTARA News): Empat dari 16 pesawat tempur jenis Super Tucano EMB-314 buatan Brazil direncanakan tiba pada April 2012 untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan Indonesia.

Kepala Skuadron 21 Lanud Abd Saleh Mayor Pnb James Yanes Singal, Rabu, mengatakan, dari total 16 pesawat yang dipesan Angkatan Udara (AU) Indonesia, empat pesawat di antaranya bisa ditunjukkan kepada masyarakat pada peringatan HUT TNI AU 9 April 2012.

"Memang dari awal Kepala Staf Angakatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat berharap pada peringatan HUT TNI AU April 2012 sudah ada empat pesawat yang ikut meramaikan ulang tahun itu," kata Mayor Pnb James saat ditemui di ruang Dinas Operasi Lanud Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Keberadaan pesawat tempur jenis Super Tucano EMB-314 adalah untuk mengganti pesawat tempur taktis OV-10 FBronco yang saat ini sudah "grounded".

James menjelaskan, kedatangan empat pesawat tersebut diketahui setelah tim dari Mabes TNI-AU yang terdiri atas delapan perwira dan tiga anggota penyedia jasa, datang ke Pabrik Pesawat Terbang Embraer Defense System di Brazil, awal Juli lalu.

Tim dari Mabes TNI-AU bertugas sebagai "Design Review Meeting" (DRM) atau penentuan akhir sebelum pesawat tersebut dirakit. "Dengan kedatangan tim itu, bisa diartikan pesawat itu segera diproduksi untuk memperkuat kekuatan TNI AU," katanya.

Sementara untuk persiapan kedatangan pesawat tersebut, TNI AU menyiapkan 12 pilot untuk mengawaki pesawat latih taktis Super Tucano A-29, dan daftar pilot itu telah diajukan ke Mabes TNI AU guna dilakukan verfikasi kelayakan.

"Beberapa ukuran kelayakan telah disertakan, seperti usia pilot minimal 24 hingga 35 tahun serta merupakan lulusan 1997 hingga 2007, termasuk keahlihan berbahasa Inggris," katanya.

Rencananya pesawat Super Tucano akan digunakan untuk misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat sebab pesawat tersebut memiliki keunggulan "close air support".

Sementara itu, pesawat Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

Selain itu, pesawat itu tidak hanya sebagai pesawat latih, namun juga memiliki kemampuan untuk misi penghancuran.

Sumber: ANTARA News

Indobatt Waspadai Insiden Bom

(Foto: Getty Images)

27 Juli 2011, Surabaya (ANTARA News): Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (INDOBATT) mewaspadai insiden ledakan bom yang melukai lima personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Kontingen Prancis saat melintasi jalan raya menuju Kota Sidon, Lebanon (26/7).

Perwira Penerangan (Papen) INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Rabu, melaporkan imbauan itu dikemukakan Komandan INDOBATT Letkol Inf Hendy Antariksa kepada seluruh prajurit Indobatt menyikapi seringnya serangan kepada pasukan penjaga perdamaian yang tergabung dalam "United Nations Interim Force In Lebanon" (UNIFIL).

"Lima personel Kontingen Prancis itu terluka akibat sebuah bom pinggir jalan yang memang ditargetkan pada konvoi mereka akhirnya meledak ketika mereka melintasi jalan raya menuju Kota Sidon, Lebanon," katanya.

Sebelumnya, serangan bom pada 27 Mei 2011 telah melukai enam personel penjaga keamanan asal Italia.

Sumber Media "Daily Star" di Lebanon mencatat ledakan yang menimpa personel Prancis itu terjadi pada Selasa (26/7) sore sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Juru bicara UNIFIL Neeraj Singh kepada Media Daily Star mengatakan lima personel Kontingen Prancis yang terluka telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Singh juga mengatakan bahwa ahli forensik telah diterjunkan untuk mengidentifikasi tempat kejadian.

Sumber-sumber keamanan yang dikonfirmasi Media Daily Star Lebanon mengatakan ledakan itu menghantam bagian belakang konvoi kendaraan UN yang kelima.

Namun, serangan bom kali ini memiliki pola yang sama dengan ledakan bom yang melukai enam personel penjaga keamanan asal Italia pada 27 Mei 2011.

Papen INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo menambahkan situasi di kawasan penugasan INDOBATT hingga kini dalam keadaan aman terkendali.

Sumber: ANTARA News

Tuesday, July 26, 2011

KRI Barakuda Latihan Passex dengan Kapal Perang Turki TGC Gemlik


26 Juli 2011, Jakarta (Koarmabar): Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Barakuda (BKD-814) yang merupakan salah KRI jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) baru-baru ini melaksanakan latihan Passagge Exercise (Passex) dengan kapal perang Turki.

Pelaksanaan latihan Passex antara KRI BKD-814 dengan kapal perang Turki TCG Gemlik (F-492) berlangsung saat kapal perang Turki tersebut akan memasuki pelabuhan Belawan yang di guide masuk keluar pelabuhan oleh KRI BKD-814.

Passex yang digelar antara kedua kapal perang tersebut bersifat insidensial yang dilaksanakan saat kapal perang suatu negara memasuki atau melakukan kunjungan serta lawatan ke negara lain.

Adapun latihan-latihan yang dilaksanakan antar KRI BKD-814 yang merupakan Kapal Perang Republik Indonesia dengan TCG Gemlik (F-492) kapal perang Turki diantaranya menguji kemampuan personel masing-masing kapal perang dalam hal pengusaan bendera, manuver serta pertukaran informasi situasi laut.

Sumber: Koarmabar

Menhan RI Terima Menhan Singapura Bahas Peningkatan Kerjasama Pertahanan Kedua Negara


26 Juli 2011, Jakarta (Kemhan): Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menhan Singapura Dr. Ng Eng Hen, Selasa (26/7) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara khususnya di bidang pertahanan.

Selama ini, hubungan kerjasama pertahanan Indonesia dan Singapura telah berlangsung baik dan erat melalui kerjasama di bidang pendidikan, pertukaran siswa, latihan bersama kedua angkatan bersenjata dan kunjungan antar para pejabat kedua negara.

Kunjungan Menhan Singapura didahului dengan upacara jajar kehormatan oleh Menhan RI yang didampingi sejumlah pejabat di jajaran Kemhan RI. Usai jajar kehormatan, dilanjutkan dengan pertemuan bilateral kedua negara yang membicarakan beberapa hal terkait peningkatan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, Menhan RI dan Menhan Singapura sepakat untuk terus berupaya meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara yang selama ini telah berjalan dengan baik.

Selain hal – hal terkait peningkatan hubungan kerjasama pertahanan, dalam kesempatan tersebut Menhan RI juga menyampaikan ucapan selamat atas suksesnya penyelenggaraan “ASEAN Humanitarian Assistance Disaster Relief Exercise” pada tanggal 12-14 Juli 2011 di Singapura dan Jakarta dimana TNI dan SAF menjadi co-host.

ASEAN Humanitarian Assistance Disaster Relief Exercise tersebut dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan kerjasama militer negara – negara ASEAN yang bertujuan untuk membiasakan penggunaan model operasi dan pengembangan Standard Operating (SOP) Procedure Humanitarian Assistance Disaster Relief (HARD). ASEAN HARD Exercise juga dilaksanakan untuk meningkatkan kerjasama sipil - militer (Cimic/ Civil – Military Cooperation).

Dalam kesempatan tersebut, Menhan RI juga menyampaikan kepada Menhan Singapura terkait dengan tindaklanjut dari pertemuan yang lalu, khususnya berkenaan dengan rencana kegiatan ADMM Retreat yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan Oktober mendatang.

Turut mendampingi Menhan RI saat menerima Menhan Singapura antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, Staf Khusus Menhan Bidang Kerjasama Internasional Soemadi D.M. Brotodiningrat dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sementara Menhan Singapura didampingi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Asok Mirpuri, Permanent Secretary, Ministry of Defence Chiang Chie Foo, Dir Policy Office Cheng BG Cheng Siak Kian dan Atase Pertahanan Singapura di Jakarta Kol. Tham Chong Yean.

Usai kunjungan kepada Menhan RI, Menhan Singapura juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Presiden RI, kunjungan ke Lemhannas dan lokasi pembangunan Peace Keeping Center, Sentul, Jawa Barat.

Menhan Singapura Tinjau PMPP TNI di Sentul Bogor


Usai melakukan kunjungan kehormatan ke Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan Singapura, Dr. Ng Eng Hang dengan didampingi Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa (26/7) mengunjungi kompleks Four In One Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI yang berada di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Peninjauan Menhan Singapura ke kompleks PMPP TNI tersebut merupakan rangkaian kunjungan kerjanya ke Indonesia selama dua hari untuk mempererat hubungan dan kerjasama pertahanan kedua negara.

Menhan RI Dampingi Wapres RI Terima Menhan Singapura


Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mendampingi Wakil Presiden RI Boediono menerima kunjungan kehormatan Menhan Singapura Ng Eng Hang, Rabu (27/7) di kantor Wapres RI, Jakarta. Usai kunjungan ke Wapres RI, Menhan Singapura melanjutkan kunjungan kehormatan kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.

Kunjungan Menhan Singapura tersebut merupakan bagian dari kunjungan resminya selama dua hari di Indonesia dalam rangka kunjungan kerhormatan kepada Menhan RI Purnomo Yusgiantoro, Selasa (26/7).

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mempererat dan meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan yang selama ini telah terjalin baik.

Sumber: Kemhan

TNI Sulit Capai Kekuatan Minimum

Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle buatan KAI Korsel dijadwalkan memperkuat TNI AU tahun depan.

27 Juli 2011, Jakarta (SINDO): Alokasi anggaran TNI yang rendah pada APBN Perubahan 2011 dikhawatirkan mengganggu pencapaian program percepatan pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF).

Sebab, untuk mencapai MEF, idealnya dibutuhkan dana Rp11 triliun pada 2011.Namun, nyatanya hanya terpenuhi sekitar Rp4,3 triliun. Pengamat militer Universitas Indonesia Andi Widjajanto menyatakan pesimistis realisasi belanja MEF TNI dapat tercapai sesuai target pada 2024.

“Kalau tren ini berlanjut,maka program itu sulit tercapai,” tegas Andi di Jakarta kemarin. Kondisi ini memaksa pemerintah pada periode selepas 2014 harus membuat rumusan ulang untuk MEF agar program penguatan pertahanan ini dapat terwujud sesuai target.

“Masa pemerintah Presiden SBY periode pertama dan kedua tidak ada perencanaan anggaran yang terpenuhi,”paparnya. Menurut Andi, ada tiga hal yang bisa ditempuh untuk mencapai target MEF,yakni mengurangi besaran postur MEF,memperpanjang jangka waktu pencapaian MEF selama 5–10 tahun menjadi 2029 atau 2034.“Atau, kalau mau optimistis,alokasi belanja diperbesar,”ungkapnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, minimnya alokasi membuat Kemhan mengambil kebijakan tidak berbelanja alat utama sistem senjata (alutsista) dari luar negeri.Alokasi untuk MEF mayoritas akan diperuntukkan bagi biaya pengadaan alutsista dari dalam negeri.

Sumber: SINDO

Pesawat Tanpa Awak di Pontianak, Jet Tempur Buatan Korsel di Medan dan Manado

Denel Dynamics Seeker 400 pesawat tanpa awak terbaru rancangann Denel Dynamics Afrika Selatan. (Foto: avcom.co.za)

26 Juli 2011, Belitung (KOMPAS.com): TNI AU akan menempatkan satu skuadron pesawat tanpa awak di Lapangan Udara TNI AU Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Skuadron itu akan direncanakan minimal berkekuatan enam pesawat tanpa awak.

Panglima Komando Operasi I TNI AU Marsekal Muda Sunaryo mengatakan, saat ini fasilitas di Supadio sedang disiapkan agar bisa dijadikan markas pesawat tanpa awak. "Untuk pelatihan personelnya masih dikaji kapan akan mulai dilakukan," ujarnya disela latihan TNI AU dengan sandi Operasi Jalak Sakti 2011 di Belitung, Selasa (26/7/2011).

Skuadron itu rencananya akan diperkuat minimal enam pesawat tanpa awak. Skuadron itu akan menjadi kesatuan pesawat tanpa awak milik Indonesia. "Sedang dijajaki pengadaan (pesawat) buatan Afrika Selatan," ujarnya.

Sunaryo juga mengungkapkan, jet tempur buatan Korea Selatan akan ditempatkan di Medan, Sumatera Utara. Penempatan itu rencananya akan mulai dilakukan tahun 2012. "Di Medan nanti satu skuadron," ujarnya.

Sementara itu, Komandan Wing I Lapangan Udara Halim Perdana Kusumah Kolonel Penerbang Tribowo Budi mengatakan, jet sejenis akan ditempatkan juga di Manado. Waktu penempatan juga diperkirakan tahun depan. "Konsep kerja samanya adalah transfer teknologi antara Korea Selatan dan Indonesia. Korea Selatan dan Indonesia akan membangun bersama jet tempur canggih," ujarnya.

Dua lapangan udara itu paling dekat dengan wilayah perbatasan yang ramai dilewati pihak asing. Lanud Medan berdekatan dengan Selat Malaka. Sementara itu, Lanud Manado mengawasi kawasan timur Indonesia. "Sedapat mungkin alutsista (alat utama sistem persenjataan) ini dimaksimalkan untuk menjaga wilayah," ujar Tribowo.

Pengganti Sunaryo mengatakan, pengadaan jet tempur buatan Korea Selatan itu untuk mengganti armada saat ini. Beberapa armada, seperti Hawk buatan Inggris dan F5 buatan Amerika Serikat, sudah tua dan harus diganti. "Alusista sedang dimodernisasi dengan alat yang lebih canggih dan variatif," tuturnya.

Selain dengan Korea Selatan, Indonesia juga menjajaki pembelian jet tempur dengan Brasil dan Rusia. Selain itu, Indonesia mendorong perusahaan dalam negeri untuk memproduksi alutsista. "Hal itu kewenangan mabes," ujarnya.

Sumber: KOMPAS.com

Monday, July 25, 2011

FPC Latma Elang Ausindo 2011 Digelar di Lanud Ngurah Rai

F-16 TNI AU mendarat di lanud RAAF Darwin saat mengikuti Latma Elang Ausindo 2009. (Foto: Australia DoD)

26 Juli 2011, Denpasar (Pentak Lanud Ngurah Rai): Kegiatan Finnal Planing Conference (FPC) Latma Elang Ausindo tahun 2011 dilaksanakan di ruang rapat Base Ops Lanud Ngurah Rai (25/07). Acara diawali dengan pemberian sambutan dari Ketua Delegasi TNI AU oleh Paban III Lat Sopsau, Kolonel Pnb Emir Pandji Dermawan dilanjutkan dengan perkenalan para delegasi dari TNI AU, termasuk para pejabat Lanud Ngurah Rai dan perwakilan petugas komunitas Bandara yang diundang untuk mengikuti rapat.

Sambutan berikutnya dari RAAF yang disampaikan oleh Atase Angkatan Udara Australia, Kolonel Nick Briknell selaku ketua Delegasi dilanjutkan perkenalan diri dari masing-masing delegasi RAAF. Acara dilanjutkan dengan paparan dan diskusi tentang Kesiapan Akhir dari Pelaksanaan Latihan Bersama antar Angkatan Udara Australia dengan Angkatan Udara Indonesia yang disingkat dengan Latma Elang Ausindo yang rencana latihannya akan dilaksanakan di Lanud Ngurah Rai, Bali mulai tanggal 3 sampai dengan 10 September tahun 2011 mendatang.

Sebelum waktu istirahat siang, para peserta rapat FPC melaksanakan kegiatan Survey ke fasilitas-fasilitas penerbangan di wilayah Bandara Ngurah Rai yang didampingi oleh petugas-petugas bandara. Setelah melaksanakan survey, para peserta delegasi FPC kembali ke ruang Base Ops untuk melaksanakan diskusi lanjutan.

Usai melaksanakan diskusi lanjutan, acara berikutnya penyimpulan hasil rapat dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama kesiapan akhir tekhnis pelaksanaan latihan bersama antara Australia dan Indonesia (Latma Elang Ausindo) tahun 2011 yang ditanda tangani oleh masing-masing ketua delegasi, yaitu TNI AU dan RAAF, dan ditutup dengan acara ramah tamah.

Sumber: TNI AU

Dua Pesawat Tempur F-5E Tiger Hancurkan Sasaran di Udara


26 Juli 2011, Jakarta (Pelita): Pada pukul 06.59 WIB Satuan Radar (Satrad)-211 Tanjungkait menangkap adanya penerbangan tanpa memiliki izin memasuki wilayah udara nasional. Satrad-211 melaporkan hasil pengamatan tersebut ke SOC Center (Siaga Sektor Opration)Kosekhanudnas I. Selanjutnya siaga SOC melaporkan ke Puskodal Kohanudnas Popunas.

Setelah menerima laporan, Pangkohanudnas selaku penanggungjawab keamanan wilayah udara nasional memerintahkan pesawat buru sergap F-5E Tiger Skadron Udara-14 untuk segera melacak dan menghancukan sasaran. Dua pesawat F-5E Tiger TS 0509 dan TS 0515 lepas landas dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Dalam waktu singkat, kata Kapen Kohanudnas Mayor Sus Suharto, SH; Senin (25/7) dua pesawat tempur tersebut berhasil menemukan sasaran. Dalam komunikasi pesawat lawan tidak mengindahkan perintah maka sesuai perintah Pangkohanudnas, kedua F-5E Tiger menghancurkan pesawat lawan tersebut.

Sementara itu, tepat pukul 14.41 WIB KRI menangkap adanya dua lasa (dua pesawat), ter-indikasi lasa berkeinginan menghancurkan KRI tersebut, namun KRI memiliki kemampuan pertahanan udara sehingga mampu menyelesaikan lasa dengan menggunakan Meriam M-30, namun satu pesawat lawan berhasil lolos dari tembakan KRI.

Keberhasilan tersebut harus dibayar mahal, karena pesawat lawan yang lolos berhasil menghancurkan obyek vital Puspitek Serpong Tangerang akibatnya terjadi kebakaran, dan serangan tersebut membuat panik para karyawan dan masyarakat sekitar. Berkat kesigapan para pejabat muspida setempat, satuan pemadam kebakaran bersama masyarakat berusaha untuk memberikan pertolongan para korban dan memadamkan kebakaran.

Selain itu dua pesawat Tempur Sergap F-5E Tiger juga berhasil memaksa turun pesawat yang memasuki wilayah udara nasional tanpa memiliki ijin mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.

Demikian skenario latihan pertahanan Udara Perkasa “A” hari terakhir. Pada pukul 14.45 WIB, Kas Kohanudnas Marsma TNI Chaerudin Ray selaku Dirlat didampingi Wadirlat Kolonel Pnb Sembiring menutup Latihan Hanudnas Perkasa “A” dari ruang Popunas Makohanudnas, Jakarta, akhir pekan lalu.

Sumber: Harian Pelita

Pangkkopsau I Tinjau Latihan "Jalak Sakti 2011"


26 Juli 2011, Belitung (ANTARA News): Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Sunaryo meninjau latihan "Jalak Sakti 2011" di Lokasi Penembakan Udara (Air Weapon Range/AWR) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Selasa pagi.

Latihan puncak antarsatuan Koopsau I ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional satuan-satuan jajaran Koopsau I dalam menjaga wilayahnya.

Usai penutupan latihan itu,Panglima Komando Operasi TNI-AU(Pangkoopsau) I Marsekal Muda TNI Sunaryo, mengatakan, latihan Jalak Sakti ini sangat penting bagi TNI agar bisa mengantisipasi kemungkinan ancaman yang terjadi di wilayah tanggung jawab Koopsau I.

"Latihan ini juga untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional satuan-satuan jajaran Koopsau I serta meningkatkan kemampuan koopsau I dan lanud-lanud jajaran dalam hubungan komando dan staf, terutama dalam membuat perencanaan dan pengendalian operasi," kata Sunaryo.

Jumlah personil sendiri, kata dia, mencapai 300 orang dengan jumlah anggaran latihan sebesar Rp212 juta.

Setelah melakukan latihan ini akan dilanjutkan puncak TNI AU Angkasa Yudha bulan Okotober 2011.

Sebelum menutup latihan Jalak Sakti 2011, Pangkoops juga menyaksikan simulasi latihan tempur di kawasan Buding, Belitung Timur.

Dalam latihan itu diskenariokan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berada di daerah Buding dikuasai oleh "negara Pukang".

Kemudian, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono memberikan perintah kepada Pankoopsau I untuk melaksanakan operasi militer dengan tugas menghancurkan musuh dan merebut kembali kekuasaan Buding dengan melakukan operasi udara.

Oerasi militer tersebut melibatkan beberapa unsur baik unsur tempur, angkut, heli, Paskhas dan unsur pangkalan.

Untuk merebut wilayah, TNI AU melakukan operasi udara dengan menggunakan tiga pesawat Hawk 100/200 skadron udara 1 Pontianak menembakan sasaran dengan menggunakan roket, kemudian tiga Hawk dari Skadron udara 12 Palembang, melepaskan bom guna menghancurkan dua sasaran berupa bangunan.

Setelah sasaran bangunan telah dihancurkan, sekitar 100 orang penerjun satuan tempur dengan menggunakan tiga pesawat Hercules jenis C-130H terjun untuk merebut kembali kekuasaan NKRI.

Kemudian dilanjutkan pengendalian pangkalan dengan menggunakan pesawat Fokker jenis F-27 TS, dengan jumlah delapan personil.

Setelah pengendalian lapangan telah dilakukan, sebuah pesawat CN-235 tertembak oleh musuh saat melintasi kawasan itu namun pilotnya berhasil loncat dengan menggunakan kursi pelontar.

Tak lama kemudian, dua Helikopter Super Puma NAS-332 dan Puma SA-330 dari pasukan Sar tempur datang untuk melakukan penyelamatan terhadap pilot tersebut yang didampingi dua pesawat pesawat Hawk Skadron Udara 1 guna melakukan penjagaan di udara (air cover).

Setelah itu, tiga jenis pesawat Hercules C-130H memberikan logistik, baik obat-obatan maupun makanan untuk pasukan satuan tempur.

Enam Pesawat "Serbu" Belitung Timur

Enam pesawat tempur TNI AU menembakkan rudal di Belitung Timur, Selasa (26/7). Seorang pilot tertinggal dalam penyerbuan itu.

Komandan Lapangan Udara Tanjung Pandan Letnan Kolonel Penerbang Fredy Harianto mengatakan, penembakan itu bagian dari rangkaian acara penutupan Operasi Jalak Sakti 2011. Operasi itu merupakan latihan gabungan Komando Operasi 1 TNI AU. "Ada skenario penyerbuan dan penyelamatan," ujarnya di Belitung Timur.

Skenario penyerbuan melibatkan 6 pesawat tempur dan 6 pesawat angkut. TNI AU mengerahkan enam Hawk untuk menembakkan rudal ke lapangan latihan di Desa Puding, Belitung Timur. Rudal pertama dijadwalkan ditembakkan pada pukul 07.56 WIB.

Tiga pesawat C-130H dan tiga pesawat angkut ringan lain seperti CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia juga terlibat dalam skenario penyerbuan. Pesawat-pesawat itu akan mengangkut pasukan penerjun.

Dalam skenario penyerbuan, ada beberapa pilot dan prajurit tertinggal. Karena itu, disiapkan penyelamatan. Sementara dalam skenario penyelamatan, dikerahkan 2 Hawk, 3 Hercules C-130H, dan 1 CN-235. Hawk akan menjadi pesawat pengawal.

Sumber: ANTARA News/Kompas.com

Jet Tempur Siluman Rusia Peserta Tender Program FX-III AU Korsel


25 Juli 2011, Moskow (Berita HanKam): Jet tempur generasi kelima Rusia T-50 PAK-FA tercatat menjadi salah satu peserta tender jet tempur untuk Angkatan Udara Korea Selatan.

Korsel akan membeli 60 jet tempur berkemampuan siluman dari pabrik pesawat luar negeri. Pembelian ini diperkirakan menelan anggaran 7,86 milyar dolar dibawah program FX-III.

Sukhoi T-50 PAK-FA akan bersaing dengan Boeing F-15SE Silent Eagle, Lockheed Martin F-35 Lightning II dan European Aeronautic Defense and Space Company (EADS) Eurofighter Typhoon.

Pemenang tender diharapkan diumumkan pada 2012, tetapi penyerahan pesawat diharapkan dimulai empat tahun kemudian.

Para ahli pertahanan memperkirakan peluang Sukhoi dan EADS menjadi pemenang tender sangat kecil karena kedekatan Korsel dengan Amerika Serikat menjadi faktor penting dalam kontes ini.

Jet tempur siluman T-50 dikembangkan oleh biro disain Sukhoi dan dibuat di Komsomolsk-on-Amur, Timur Jauh Rusia. Sukhoi dan India's Hindustan Aeronautics Ltd. (HAL) telah meneken kerja sama pengembangan T-50 senilai 6 milyar dolar.

Sumber: RIA Novosti

Sunday, July 24, 2011

Diskes Kolinlamil Basmi Hama di Kapal Perang


24 Juli 2011, Jakarta (Pos Kota): Dinas Kesehatan Komando Lintas Laut Militer (Diskes Kolinlamil) melaksanakan fumigasi di dua kapal perang yang berada di bawah pembinaan Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) Surabaya, dalam rangka pemeliharaan alutsita atau unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), di Surabaya.

Pelaksanakan fumigasi terhadap dua kapal perang tersebut dilaksanakan di kapal perang jenis landing ship tank (LST) KRI Teluk Bone-511 yang sedang sandar di Dermaga Cepu Selatan Ujung Surabaya dan kapal perang jenis angkut tank (AT) type Frosch KRI Teluk Parigi-539, yang sandar di Dermaga Demak Utra Ujung Surabaya, Minggu (24/07).

Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA. mengatakan kegiatan fumigasi seperti ini akan dilaksanakan juga untuk kapal perang lainnya di jajaran Kolinlamil, namun pelaksanaannya akan diatur secara bertahap sesuai skala prioritas sehingga unsur/KRI di jajaran Kolinlamil dengan kondisi siap dalam melaksanakan operasi dalam mengemban tugas angkutan laut militer.

Menurut Kadiskes Kolinlamil Letkol Laut (K) drg. Ridwan Purwanto, MARS bahwa fumigasi yang dilaksanakan ini merupakan program kerja Diskes Kolinlamil yang diselenggarakan setiap triwulan dengan skala prioritas untuk pemeliharaan kapal perang dari serangan hama diantaranya tikus, kecoa, lalat, dan laba-laba serta hama lainnya yang dapat merusak kelengkapan peralatan dalam mengoperasikan kapal perang. Demikian juga dapat membasmi keberadaan nyamuk aedes Aegypti yang dapat menyebabkan demam berdarah maupun jenis nyamuk Anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria yang mungkin bersarang di kapal perang.

Selain itu, dengan fumigasi tersebut diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan lingkungan yang sehat di dalam kapal perang terutama bagi anak buah kapal selama melaksanakan kegiatan dan aktivitas di kapal perang dalam kegiatan operasi maupun selama di pangkalan.

Kegiatan fumigasi dilaksanakan selama tiga hari sejak tanggal 22 sampai dengan 24 Juli 2011 oleh tim dari Diskes Kolinlamil dengan perwira tertua Mayor Laut (K/W) Eva Heriwaty. Dalam pelaksanaan fumigasi mulai dari penyemprotan/pengasapan sampai bekerjanya obat secara efektif dibutuhkan waktu sekitar 20 sampai 24 jam dengan kondisi ruang-ruang kapal perang tertutup rapat dengan menggunakan obat jenis Methyl Bromide 98 %.

Sementara untuk bagian atau daerah pojok-pojok kapal, setelah dilaksanakan fumigasi disebarkan Mephos berbentuk tablet guna memaksimalkan pemusnahan tikus, kecoa, lalat dan laba-laba serta hama lainnya.

Dan selanjutnya dilaksanakan pengeluaran asap yang mengandung obat tersebut dengan membuka ruang-ruang kapal dan dilaksanakan penyedot udara dengan menghidupkan blower/penyedot udara sampai dinyatakan kondisi aman dan sehat dengan menggunakan alat pengukur kesehatan.

Usai pelaksanaan kegiatan fumigasi, selanjutnya dilaksanakan pembersihan dan ditemukan puluhan tikus yang mati dan banyak kecoa, lalat, nyamuk dan laba-laba yang ditemukan mati di ruang-ruang kapal perang.

Sumber: Dispenkolinlamil

PT INKA Berpeluang Topang Industri Pertahanan Negara

Dari kanan, Dirut PT Industri Kereta Api (Inka) Roos Diatmoko, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Menristek Suharna Surapranata, Menhan Punomo Yusgiantoro, Menkopolhukam Djoko Suyanto, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida S Alisjahbana, berfoto bersama di depan lokomotif buatan PT Inka, di PT Inka, Madiun, Jatim, Minggu (24/7). Menurut Roos Diatmoko, PT Inka yang selama ini dikenal sebagai pabrik kereta api sebenarnya memiliki teknologi yang mampu mengembangkan produk Hankam. (Foto: ANTARA/Siswowidodo/ss/mes/11)

24 Juli 2011, Madiun (ANTARA News): PT Industri Kereta Api (PT INKA) memiliki peluang yang cukup luas untuk menopang industri pertahanan negara, yang selama ini masih dilakukan oleh PT Pindad.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto, dalam kunjungan kerjanya bersama tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu II lainnya dan Panglima TNI ke PT INKA di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu, sore.

"Selama ini PT INKA memang fokus dalam hal transportasi perkeretaapian. Namun, mereka memiliki kemampuan yang suatu saat bisa ditransfer untuk menopang dan memperluas industri pertahanan negara. Apabila nanti Menteri Pertahanan menganggap hal tersebut perlu dilakukan, maka peluang itu sangat ada dan sangat mungkin," ujar Menko Polhukam Djoko Suyanto, kepada wartawan.

Menurut dia, PT INKA memiliki elemen-elemen lain yang bisa dibangkitkan untuk menopang industri pertahanan Tanah Air, disamping fungsi utamanya mengembangkan produk transportasi sesuai perkembangan kebutuhan ekonomi masyarakat. Kesinergian inilah, yang membuat pihaknya, Menhan, dan menteri terkait lainnya ada di INKA saat ini.

Djoko memandang PT INKA merupakan industri strategis milik negara yang memiliki peran penting dalam menopang kebutuhan utama dalam negeri, baik untuk pemenuhan kebutuhan mobilitas ekonomi dan transportasi massal. Apalagi saat ini, INKA memiliki kemampuan lainnya untuk mendukung bidang pertahanan.

Keberadaannya sejajar dengan PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan industri strategis lainnya milik negara.

"Hal inilah juga, mengapa Menteri Bappenas ikut melakukan kunjungan kerja ke PT INKA. Karena hasil kunjungannya ini berkaitan langsung dengan perencanaan-perencanaan jangka menegah dan panjang yang harus ditopang oleh industri-industri strategis milik negara, seperti INKA," terang Djoko Suyanto.

Dengan demikian, lanjutnya, kebijakan pemerintah yang menekankan agar prioritas kebutuhan dalam negeri ditopang oleh industri strategis setempat, dapat terwujud.

Sementara, Direktur Utama PT INKA Roos Diatmoko, menyambut baik wacana Menko Polhukam dan menteri lainnya. Menurut dia, dengan dasar kompetensi industri transportasi, PT INKA juga dapat mendukung kemandirian dalam industri pertahanan dan keamanan negara.

"INKA memiliki bagian penting dalam industri stragtegis negara. Disamping tugas pokoknya sebagai industri strategis di bidang perkeretaapian, INKA juga dapat menunjang kemajuan sistem logistik nasional, sistem transportasi perkotaan, kereta, dan darat, serta sebagai industri penunjang untuk industri pertahanan," kata Roos Diatmoko.

Menurut Roos, INKA akan mencoba membuat beberapa produk penunjang kendaraan militer seperti "rolling chases" (perangkat roda penggerak) untuk kendaraan taktis seperti tank, "landing craft tank", dan kendaran penarik beberapa artileri.

"Tentunya yang tidak dibuat BUMN bidang pertahanan lainnya seperti PT PAL maupun PT Pindad," ucap Roos Diatmoko berkelakar.

Selain Menko Polhukam Djoko Suyanto, tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang melakukan kunjungan kerja ke PT INKA adalah, Menteri Pertahan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Keempatnya juga didampingi oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Mereka sebelumnya transit dari Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi Magetan. Di sana, rombongan para menteri dan Panglima TNI ini juga meninjau alat utama sistem senjata (alutsista), tepatnya di skuadron udara 3, 14 dan 15 pangkalan setempat.

Sumber: ANTARA News

Pemerintah Akan Lengkapi Skuadron Sukhoi dan F-16

Komandan Skadron Udara 15, Mayor Pnb M. Satrio Utomo memberikan penjelasan kondisi pesawat Hawk Mk-53 yang akan digantikan pesawat T-50 Golden Eagle kepada Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Menristek Suharna Surapranata di Shelter Skadron Udara 15, Minggu (24/7). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

24 Juli 2011, Madiun (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memastikan bahwa pemerintah akan melengkapi Skuadron Sukhoi dan F-16 yang sudah dimiliki oleh TNI Angkatan Udara (AU) selama ini.

"Kami sudah anggarkan dari APBN untuk pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dengan penambahan jumlah pesawat guna menggenapi Skuadron Sukhoi dan F-16 yang telah ada saat ini," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro saat kunjungan kerja ke PT Industri Kereta Api (PT INKA) di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu.

Menurut dia, pelengkapan Skuadron Sukhoi dan F-16 ini untuk menambah kekuatan tempur TNI AU yang saat ini masih minim. Diupayakan untuk pesawat Sukhoi akan dilengkapi hingga satu skuadron penuh, demikian juga dengan pesawat F-16.

"Untuk F-16 akan dihitung terlebih dahulu berapa jumlah pastinya untuk bisa menjadi satu skuadron penuh. Bahkan kalau memungkinkan akan dilengkapi hingga menjadi dua skuadron penuh," kata Menhan.

Adapun untuk penempatannya hanya masalah teknis saja. Hal ini masih dibicarakan lebih lanjut dengan melibatkan KASAU dan pihak terkait lainnya.

Selain melengkapi Skuadron Sukhoi dan F-16, Kementerian Pertahanan juga akan melakukan pembelian suku cadang-suku sadang dari pesawat yang saat ini sudah dimiliki oleh TNI AU. Sehingga diharapkan pesawat-pesawat tempur yang ada dapat kembali terbang.

"Kami sudah meninjau kondisi di sejumlah skuadron di Pangkalan Udara (Lanjud) TNI AU Iswahjudi Magetan. Hasilnya memang diperlukan pembelian suku cadang agar pesawat kita bisa terbang lagi. Pemerintah juga akan membeli pesawat baru untuk menggantikan Skuadron Hawk," tutur Purnomo Yusgiantoro.

Berdasarkan data dari Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud TNI AU Iswahjudi, Lanud Iswahjudi Magetan memiliki tiga skuadron. Ketiga Skuadron tersebut adalah satu skuadron pesawat tempur F-16, satu skuadron pesawat tempur F-5, dan satu skuadron pesawat Hawk yang akan segera diganti dengan pesawat tempur taktis T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan.

"Secara umum, jumlah pesawat tempur di skuadron Lanud TNI AU Iswahjudi Magetan sudah termasuk ideal," ujar Kepala Pentak Lanud TNI AU Iswahjudi, Magetan, Mayor Sus Sutrisno.

Selain Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, terdapat tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu II lainnya yang melakukan kunjungan kerja ke PT INKA. Mereka adalah, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Keempatnya juga didampingi oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Mereka sebelumnya transit dari Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi Magetan. Di sana, rombongan para menteri dan Panglima TNI ini juga meninjau alat utama sistem senjata (alutsista), tepatnya di skuadron udara 3, 14 dan 15 pangkalan setempat.

Sumber: ANTARA News

Helikopter Bo-105 dan Mi-35P TNI AD Uji Penembakan


22 Juli 2011, Baturaja (Puslatpur): Latihan menembak Senjata Pesawat Helikopter Bo 105 Skadron 11/Serbu TA. 2011 digelar pada tanggal 21 Juli 2011 di Daerah Latihan Puslatpur Kodiklat TNI AD, latihan ini diikuti oleh 48 orang dari Skuadron 11/Serbu Penerbad dan didampingi oleh personel Puslatpur Kodiklat TNI AD sebagai pengawas dan pemandu daerah latihan.

Latihan ini bertujuan untuk memelihara, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kerjasama antar awak pesawat terbang dalam melaksanakan penembakan senjata pesawat terbang sesuai rating dan persenjataan pesawat terbang.


Sasaran yang ingin dicapai adalah menguasai dan mampu melaksanakan prosedur bongkar pasang Roket FFAR 2,75 inch, menguasai dan mampu melaksanakan prosedur tindakan pengamanan Roket FFAR 2,75 inch, menguasai dan mampu melaksanakan prosedur komunikasi teknik menembak senjata pesawat terbang dengan roket launcher FFAR 2,75 inch dan mampu melaksanakan penembakan senjata pesawat terbang dengan Roket Launcher FFAR 2,75 inch.

Materil yang digunakan dalam latihan ini adalah Pesawat Helikopter Bo 105 sebanyak 2 unit dan Roket FFAR 72 butir yang terdiri dari Roket FZ 32 (Smoke) 40 butir dan Roket FZ 71 (Anti Personel) sebanyak 32 butir.

Pelaksanaan latihan menembak senjata pesawat Helikopter Bo 105 Skadron 11/Serbu berjalan lancar dan aman.

Mi-35P Uji Fungsi Senjata


Dalam rangka memenuhi kebutuhan alutsista TNI AD khususnya Puspenerbad, Kemhan RI telah melakukan pengadaan 3 unit Helikopter Mi-35P beserta 3 pucuk senjata Canon Gsh 30K, munisi Canon Kal 30 mm, serta 6 unit Rocket Launcher B8V20-A dan Rocket S-8 Kom Kal 80 mm.

Guna mewujudkan kesiapan operasional senjata dan amunisi Helikopter Mi-35P maka dilaksanakan uji fungsi senjata Canon Gsh 30K beserta Canon Kal. 30 mm dan Roket Launcher B8V20-A serta Roket S-8 Kom kal. 80 mm. Uji fungsi senjata dan Amunisi Helikopter Mi-35P dilaksanakan pada tanggal 19 s/d 20 Juli 2011 di Daerah Latihan Puslatpur Kodiklat TNI AD.


Dalam pelaksanaan Uji Fungsi Senjata dan Amunisi Helikopter Mi-35P hadir turut menyaksikan Danpuspenerbad Brigjen TNI Mochamad Wachju Rijanto, beberapa Pamen dari Kemhan, Mabes TNI, Mabesad, dan Dislibangad serta Muspida OKU Timur didampingi oleh Danpuslatpur Kodiklat TNI AD Kolonel Inf Moch. Fachrudin.

Pelaksanaan kegiatan Uji Fungsi Senjata dan Amunisi Helikopter Mi-35P berjalan lancar dan aman.

Sumber: Puslatpur

Friday, July 22, 2011

60 Prajurit Marinir Jadi Awak Tank Amfibi BMP-3F


22 Juli 2011, Surabaya (ANTARA News): Delegasi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Alexander Ilin melantik 60 prajurit Korps Marinir menjadi pengawak pertama Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir setelah mereka mengikuti pelatihan selama empat bulan.

Pelantikan itu dilakukan di sela-sela penutupan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir yang dilakukan Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington di lapangan apel Karangpilang Surabaya, Jumat.

Kegiatan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir itu diikuti 60 personel yang terdiri dari 24 personel Resimen Kavaleri-1 Mar, 30 personel Resimen Kavaleri-2 Mar, dua personel Denhar Lanmar Surabaya, dan empat personel dari Pusdikkav Kodikmar.

Dalam sambutannya, Komandan Pasmar-1 mengatakan kesiapan alutsista Korps Marinir harus didukung dengan kesiapan prajurit dalam mengawaki alutsista tersebut.

"Kesiapan itu telah ditunjukkan jajaran Korps Marinir yakni dengan mengadakan program Kepelatihan Dalam Negeri Tank BMP-3F Korps Marinir," katanya.

Menurut dia, pelatihan itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pendalaman serta penguasaan tentang teknis pengoperasian dan karakteristik seluruh komponen material Tank Amphibi BMP-3F.

"Melalui kepelatihan itu, awak kendaraan tempur BMP-3F diharapkan dapat lebih menguasai tentang kemampuan dan keunggulan kendaraan tersebut yaitu kemampuan daya tembak, keunggulan sistem kendali senjata (SKS), kemampuan daya amphibi, serta kemampuan daya kejut yang tinggi," katanya.

Dengan demikian, keluaran/output dari pelatihan awak Ranpur itu akan menjadi kebanggaan kesatuan Korps Marinir serta menjadi kader bagi penerus selanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Delegasi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Alexander Ilin juga menyerahkan sertifikat sebagai pengawak pertama Tank BMP-3F Korps Marinir.

Acara penutupan itu dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir F. Saud Tambatua, Danlanmar Surabaya Kolonel Marinir Yuliandar TD, Dankolatmar Kolonel Marinir Widodo DP, dan Danpusdikkav Kolonel Marinir Lasmono.

Sumber: ANTARA News