Salah satu korban meninggal dari pihak kepolisian adalah Brigade Hendrik Kusumo. Tampak warga serta sahabat almarhum memberikan penghormatan ketika jenazah korban dibawa pada 6 Maret lalu. (Foto: AFP/Suparta)
08 Maret 2010, Jakarta -- Tiga anggota polisi tewas saat melakukan penggerebekan teroris di Nanggroe Aceh Darussalam. Kapolri membantah peralatan dan perlengkapan tim yang mengepung sarang teroris itu tidak memadai.
"Semua sudah mencukupi, tapi kembali ke masalah medan," kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Senin 8 Maret 2010.
Dalam penggerebekan ini, tiga anggota polisi tewas. Dari tiga anggota polisi yang tewas, dua diantaranya yaitu Bripda Darmansyah dan Bripda Henri Kusumo, merupakan anggota Brimob Polda Aceh.
Satu korban tewas lainnya yaitu Briptu Boas Waosir berasal dari Densus 88. Ketiga polisi itu tewas saat penggerebekan di Lamkabeu, Aceh Besar pada Kamis 4 Maret malam.
Bambang Hendarso mengatakan, Polri telah mengirimkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) untuk membantu operasi penggerebekan ini. Polri juga tidak meminta bantuan TNI dalam operasi penggerebekan ini.
"Ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakkan hukum," kata dia.
Jawaban Kapolri itu membantah isu yang beredar bahwa tidak semua anggota polisi yang melakukan penggerebekan menggunakan perlatan yang standar. Selain itu, informasi juga menyebut persediaan amunisi di lapangan sangat terbatas.
Mengapa Boas Tewas?
Sementara 3 aparat kepolisian meninggal dunia dalam oprasi ini. Tampak 2 ambulans membawa jenazah polisi yang tewas di Aceh Besar, 6 Maret lalu. (Foto: Reuters/Stringer)
Operasi kelompok bersenjata di Aceh menewaskan tiga polisi, yakni Brigadir Satu Boas Maosiri alias Boy, Brigadir Dua Darmansyah, dan Brigadir Dua Hendrik Kusumo. Apakah mereka tidak mengikuti prosedur standar operasi (SOP)?
"Dia sangat heroik, mengejar satu persatu kelompok bersenjata itu sampai hadap-hadapan," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Edward Aritonang di tvOne, Senin 8 Maret 2010.
Begitu kelompok bersenjata itu lumpuh, Boas kemudian mendekati untuk mengambil senjata. "Namun, mungkin dia tidak memperkirakan ada anggota kelompok senjata masih ada di sekitarnya," kata dia.
Boas tertembak. Dua rekannya (Darmansyah dan Hendrik), sangat dipengaruhi kondisi psikologis saat melihat temannya tertembak dan ingin membantu. "Ini pun ada SOP bagaimana menolong rekan lainnya," kata Edward.
Mungkin karena penguasaan lapangan dicampur kondisi psikologis mereka tidak memperhatikan ada kelompok tertinggal satu. "Membuat ada underestimate (meremehkan)," kata dia.
Kontak senjata antara kepolisian dan kelompok yang diduga teroris terjadi di Desa Bayu Kemukiman Lamkabeu, Kecamatan Seulimuem Aceh Besar, Kamis 4 Maret 2010.
Polisi berhasil menangkap 15 tersangka. Sebanyak 14 tersangka ditangkap dalam keadaan hidup dan satu tersangka berinisial AB tewas tertembak karena melakukan perlawanan.
Keempat belas tersangka yang ditangkap dalam keadaan hidup itu berinisial YZ, SAS, ZN, NR, SA, HL, HB, NK, AK, DS, AF, AN, HB, dan DS.
VIVAnews
No comments:
Post a Comment