Salah seorang anggota brimob melambaikan tangan saat meninggalkan Desa Lamkebeu, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (6/3). Pasukan brimob dan densus 88 kini mulai meninggalkan lokasi pegunungan Seulimum yang dikepung selama tiga hari pindah ke wilayah yang dicurigai sarang teroris. Hingga kini dilaporkan dua pasukan brimob meninggal dan lima dari sepuluh yang terluka pasca kontak tembak dengan teroris sudah meninggalkan rumah sakit. (Foto: ANTARA/Ampelsa/pd/10)
08 Maret 2010, Jakarta -- Kepolisian RI belum merasa perlu untuk meminta bantuan dari Tentara Nasional Indonesia dalam memburu kelompok bersenjata di Aceh Besar. Menurut wakil juru bicara Mabes Polri Brigadir Jenderal Sulistyo Ishak, polisi masih menunggu perkembangan operasi yang dilakukan tim Datasemen Khusus Antiteror 88 di sana.
"Kami tunggu laporan dari daerah, dari evaluasi itu akan ditentukan apakah perlu menambah personil atau perlu berkoordinasi dengan TNI,” kata Sulistyo saat dihubungi Tempo, Senin (8/3). Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Madya Sagom Tamboen menyatakan bahwa TNI siap membantu asal ada permintaan dari Markas Besar Kepolisian.
Dari hasil perburuan yang dilakukan sejak dua pekan lalu itu, kini polisi telah membekuk 19 anggota kelompok bersenjata tersebut. Dari jumlah itu, 16 orang ditangkap dan tiga orang tewas. Kelompok bersenjata ini diduga punya kaitan dengan jaringan Noor Din M Top, yang berafiliasi dengan Abu Sayab di Filipina.
TEMPO Interaktif
No comments:
Post a Comment