Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, July 6, 2012
Hibah Empat C-130H Hercules Australia
7 Juni 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto dan Panglima Angkatan Bersenjatan Australia Jenderal David Hurley menandatangani Memorandum of Understanding (MoM) penyerahan empat pesawat angkut militer C-130H Hercules bekas pakai Royal Australia Air Force (RAAF), Senin (2/7) di Pangkalan RAAF Darwin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard mencapai kesepakatan hibah empat C-130H Hercules senilai 30 juta dolar dan tiga kapal cepat, saat digelar Asia-Pacific Summit di Denpasar, Bali, November 2011.
C-130H akan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam penangganan bencana dan bantuan kemanusian. Kapal cepat ditujukan mengatasi penyeludupan manusia ke Australia.
37 Squadron mengoperasikan 12 C-130H dan 12 C-130J Hercules. Menurut data ADF Serials, dua C-130H Hercules diparkir tanpa mesin di Richmond sejak 2009.
RAAF berencana pensiunkan dini armada C-130H Hercules pada 2013, diharapkan menghemat anggaran pemerintah 250 juta dolar untuk biaya perawatan dan operasional. Armada C-130H Hercules diterima RAAF pada 1978 dan diperkirakan bukukan 3200 jam terbang pada 2011-2012.
Program ini mendapat kritikan keras dari Serikat Buruh Australia, keputusan mempensiunkan dini C-130H Hercules diklaim mengancam 250 pekerja Qantas Defence Services di Pangkalan Udara Richmond.
QDS merupakan anak perusahaan Qantas Airways Limited, memperkerjakan 500 karyawan. QDS merawat pesawat C-130H Hercules, P-3 Orion, Boeing B-737-700IGW, Bombardier Challenger CL604, BAE Hawk 127, EADS Casa KC-30A MRTT dan helikopter Sikorsky S-701-9 Black Hawk.
Indonesia harus mengeluarkan 60 juta dolar untuk perbaikan empat C-130H Hercules hibah. Pesawat ini akan diperbaiki di Australia sebelum diterbangkan ke Indonesia. Perbaikan tidak dapat dilakukan di Indonesia, karena hibah berupa airframe C-130H Hercules.
Australia juga menawarkan enam C-130H siap operasional ke Indonesia senilai 90 juta dolar.Tawaran ini ditampik Indonesia, karena pesawat harus diremajakan setelah pemakaian empat tahun. Sehingga total pembelian enam C-130H menjadi 180 juta dolar.
Hibah pesawat menguntungkan pemerintah Australia dalam penghematan anggaran, tetapi tetap menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga negaranya. Pesawat yang terancam menjadi rongsokan atau menjadi monumen, masih dapat bernilai ekonomis tinggi dengan program hibah.
Hibah solusi tercepat dan murah dalam memenuhi program kerja pemerintah. India membeli enam C-130J Hercules senilai 1,2 milyar dolar pada 2008. Pesawat pertama tiba di India pada 2010 dan seluruhnya diterima pada 2011. Saat ini TNI AU mengoperasikan 21 unit C-130 Hercules dari berbagai tipe.
Pemerintah berencana memiliki 30 unit C-130 Hercules hingga TNI dapat mengelar kekuatan 2 batalion dengan spot berbeda.
C-130H Hercules A97-010 dan A97-12 tanpa mesin diparkir di Richmond sejak 2009. (Foto: Joshua Masterson dan CPL Colin Dadd)
Dari berbagai sumber
@Berita HanKam
Labels:
Alutsista
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment