Pesawat F-5 Tiger di hanggar. (Foto: TNI AU)
28 Juli 2009, Balikpapan -- Wilayah udara perbatasan Republik Indonesia dan Malaysia di kawasan perairan Blok Ambalat yang selama ini kerap diterobos armada pesawat tempur asing, dinilai sebagai salah satu daerah rawan yang harus didukung dengan pengamanan ekstra. Selain kawasan perairan yang sering dilintasi kapal perang negara jiran secara ilegal.
Mengantisipasi hal-hal tersebut, TNI Angkatan Udara bakal menggelar Latihan Pertahanan Udara di wilayah Kaltim, khususnya di kawasan perairan Ambalat. Latihan ini rencananya bakal digelar mulai hari ini hingga Jumat (31/7) mendatang.
Seperti dijelaskan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo SIP, saat ditemui wartawan usai mendarat di Base Operasional TNI Angkatan Udara Balikpapan kemarin siang.
“Ibarat pepatah sambil menyelam minum air. Melakukan latihan sekaligus menggelar operasi pertahanan udara di kawasan perbatasan,” tegas Dradjad.
Kemarin, sambil melakukan pengecekan persiapan latihan pertahanan udara, Dradjad sekaligus menjadi kopilot pesawat tempur F5/F-Tiger II.
“Saya cuma jadi kopilot. Yang menerbangkan adik-adik yang masih muda. Sekalian refreshing saja,” ungkap Dradjad saat disinggung tentang penerbangannya kemarin.
Dalam latihan dengan sandi operasi Perkasa B 2009 itu, Dradjad menjelaskan adalah latihan gabungan untuk pengamanan perbatasan. “Selain dari TNI AU, kita juga akan menggandeng pihak TNI Angkatan Laut,” terangnya.
Ditanya tentang pemilihan lokasi latihan di Kaltim yang dikhususkan di kawasan perairan Ambalat, Dradjad menjelaskan hal itu merupakan perintah langsung Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. “Supaya mereka nggak kurang ajar,” tegas Dardjad.
Dalam latihan tersebut, sejumlah armada pesawat bakal dilibatkan. “Pertama ada pesawat Hercules, kemudian juga ada F5 E/F dari Skuadron 14, Lanud Iswahjudi Madiun. Juga akan dilibatkan Heli SAR. Kalau untuk personel TNI AU yang dilibatkan, mencapai 114 personel,” jelasnya.
Sementara mengenai skenario latihan yang akan digelar, Dradjad mengungkapkan meliputi skenario standar seperti skenario air intercept (AI), serta penindakan pesawat.
KALTIM POST
No comments:
Post a Comment