Kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs. (Foto: maritimequest.com)
30 Juli 2009 -- Gugus tugas tempur baru Angkatan Laut Rusia dari Armada Pasifik tiba di Teluk Aden, Rabu (29/7), untuk memerangi perompak laut di perairan Somalia. Gugus tugas tempur ini segera menunaikan tugasnya mengawal konvoi kapal-kapal niaga, mengadakan pengamatan udara serta mencari tersangka para perompak kapal.
Gugus tugas tempur terdiri dari kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs dipersenjatai meriam 30mm dan 100mm, rudal anti kapal permukaan membawa dua helikopter Ka-27 Helix, sebuah kapal tunda, sebuah kapal tanker serta satuan infantri laut.
AL Rusia bergabung dengan misi internasional anti perompak di perairan Somalia sejak Oktober 2008. Sebelumnya AL Rusia mengirimkan gugus tugas tempur dari Armada Baltik terdiri dari kapal frigate Neustrashimy, dan dua kapal perusak dari Armada Pasifik Admiral Vinogradov dan Admiral Panteleyev.
Frigate AL Jerman Bremen Menuju Djibouti
Frigate Bremen.
AL Jerman mengirimkan kapal frigate kelas Bremen ke Tanduk Afrika (tanjung di timur laut Afrika) untuk melawan perompak. Kapal meninggalkan pelabuhan Wilhelmshaven, Senin (27/7) menuju pangkalan laut Jerman di Djibouti.
Frigate akan menempuh perjalanan hampir 5000 mil dengan membawa awak 220 orang, untuk bergabung dengan misi Uni Eropa Atalanta di Tanduk Afrika. Menteri-Menteri Perdagangan Uni Eropa memutuskan melanjutkan misi satu tahun lagi hingga akhir 2010 pada bulan lalu.
AL Jerman telah menempatkan dua kapal perangnya, frigate Brandenburg dan Rheinland-Pfalz. Rheinland-Pfalz akan berlayar kembali ke Jerman, setelah Bremen tiba di Djibouti, dijadwalkan 11 Agustus.
Frigate Brandenburg.
Sekitar 35 kapal perang dari 16 negara saat ini bertugas di perairan Somalia untuk melawan serangan perompak pada rute kunci perdagangan. Total 126 kapal niaga yang telah diserang perompak, saat ini perompak Somalia menahan 270 sandera berasal sekurang-kurangnya dari 16 kapal.
Menurut PBB, perompak Somalia telah mengumpulkan 150 juta dolar uang tebusan dari pemilik kapal pada tahun lalu, sementara keseluruhan kerugian akibat aksi perompak diperkirakan 13 - 16 milyar dolar, termasuk kenaikan biaya asuransi, perlindungan untuk kapal, diantaranya mengirimkan kapal-kapal ke rute yang lebih jauh untuk menghindari wilayah beresiko tinggi.
RIA Novosti/Defpro/@info-hankam
No comments:
Post a Comment