31 Desember 2009, Banda Aceh -- Kemampuan dan keterampilan seseorang dapat menurun apabila dia tidak melatih kembali atau mengingatnya. Minggu Militer merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh para Prajurit di setiap akhir bulan untuk meningkatkan serta memelihara kemampuan yang dimiliki. Para Prajurit dilingkungan Kodam IM berkumpul di Rindam IM untuk berlatih serta memelihara kemampuan seperti Renang militer, peta kompas serta berlatih Taktik.
RINDAM KODAM ISKANDAR MUDA
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Thursday, December 31, 2009
Empat LST Angkut Batalyon Marinir dan TNI AD Ke Pulau Terluar
KRI Teluk Lampung- 540 LST tipe Froch.
31 Desember 2009 -- Empat unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada akhir tahun 2009 ini melaksanakan operasi angkutan laut militer dengan kekuatan satu batalyon pasukan Marinir dan Ranpur yang bertugas sebagai pasukan pengamanan perbatasan menuju pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga di Wilayah Indonesia bagian Barat dan Indonesia Timur, berangkat dari pangkalan Jakarta dan Surabaya, pekan lalu.
Empat kapal perang tersebut yaitu jenis LST tipe Froch KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Lampung- 540 dan jenis angkut Tank KRI Teluk Bone -511dari Satuan Lintas Laut Militer dengan pangkalan di Surabaya dan KRI Teluk Hading-538 dari satuan Lintas Laut Militer dengan pangkalan di Jakarta
Menurut Mayor Laut (P) Edi Eka Susanto Komandan KRI Teluk Parigi dengan nomor lambung 539 saat dihubungi di perairan Laut Seram, Kamis ( 31/12 ) mengatakan bahwa kapalnya saat ini melaksanakan kegiatan operasi pergeseran pasukan setingkat satu kompi dari pangkalan Surabaya menuju daerah penugasan dan akan didebarkasi di beberapa pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga antara lain Papua Nugini dan Timor Timur.
Pasukan Marinir tersebut akan bertugas lebih dari enam bulan untuk mengamankan di Pulau-pulau terluar diantaranya Kupang, Rote, Sorong, Biak dan pulau Beras yang berada di sebelah utara pulau Papua, tambahnya.
Sedangkan Mayor Laut Nauldi Tangka (P) Komandan KRI Teluk Hading- 538 saat dihubungi di perairan Belawan, Kamis (31/12) mengatakan bahwa kapalnya saat ini melaksanakan kegiatan operasi pergeseran pasukan setingkat satu kompi dari pangkalan Jakarta menuju daerah penugasan dan akan di debarkasi di beberapa pulau pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura serta India.
Pasukan Marinir tersebut akan bertugas lebih dari enam bulan sebagai pasukan pengganti untuk mengamankan di Pulau-pulau terluar diantaranya Pulau Nipah,Pulau berhala, Pulau Rondo di Sabang yaitu pulau terluar yang berbatasan dengan negara India, tambahnya
Dalam penugasan operasi tersebut ketiga kapal perang akan melaksanakan embarkasi pasukan Marinir masing-masing setingkat satu batalyon yang akan bertugas baik dari wilayah Indonesia Timur dan Indonesia barat. Pasukan tersebut bertugas di pulau-pulau terluar lebih dari enam bulan sebagai pengganti pasukan pengamanan perbatasan.
Sementara itu KRI Teluk Lampung- 540 dengan Komandan Mayor Laut (P) Samsul Rizal direncanakan pada awal tahun ini akan mengangkut kekuatan satu kompi pasukan Marinir dari pangkalan Surabaya yang akan bertugas pengamanan perbatasan dan akan didebarkasi di Nunukan dalam rangka mendukung pengamanan perbatasan di Ambalat.
Pasukan Marinir dengan kekuatan satu Kompi tersebut akan bertugas menggantikan kompi Marinir yang sudah bertugas disana lebih dari enam bulan.Selain itu mengangkut beberapa kendaraan tempur dari satuan TNI AD dari Surabaya untuk mendukung kegiatan satuan dari TNI AD yang markas komandonya di Makasar Kegiatan Operasi lainnya dilaksnakan oleh KRI Teluk Bone- 511 denganKomandan Letkol laut (P) Yusuf Setiawan sedang sandar di dermaga Kupang,Kamis (31/12). Kapal perang ini melaksanakan tugas pergeseran pasukan dengan kekuatan satu batalyon lengkap dari Yon 742 salah satu satuan TNI AD yang bermaskas di Lombok untuk di debarkasi ke Kupang dengan kekuatan lebih dari 500 pasukan yang dilengkapi dengan perlengkapan lapangan, Jelasnya.
Operasi angkutan laut militer diantaranya pergeseran pasukan dan pergeseran material serta kendaraan tempur merupakan salah satu tugas Komando Lintas laut Militer dalam rangka mendukung tugas –tugas Komando atas. Oleh karena itu , dalam menghadapi tugas-tugas tahun 2010, Kolinlamil menyiapkan unsur-unsur kapal perang di pangkalan Jakarta dan pangkalan Surabaya secara maksimal.sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan dalam kegiatan Operasi Angkutan laut Militer.
Dispen Kolinlamil
31 Desember 2009 -- Empat unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada akhir tahun 2009 ini melaksanakan operasi angkutan laut militer dengan kekuatan satu batalyon pasukan Marinir dan Ranpur yang bertugas sebagai pasukan pengamanan perbatasan menuju pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga di Wilayah Indonesia bagian Barat dan Indonesia Timur, berangkat dari pangkalan Jakarta dan Surabaya, pekan lalu.
Empat kapal perang tersebut yaitu jenis LST tipe Froch KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Lampung- 540 dan jenis angkut Tank KRI Teluk Bone -511dari Satuan Lintas Laut Militer dengan pangkalan di Surabaya dan KRI Teluk Hading-538 dari satuan Lintas Laut Militer dengan pangkalan di Jakarta
Menurut Mayor Laut (P) Edi Eka Susanto Komandan KRI Teluk Parigi dengan nomor lambung 539 saat dihubungi di perairan Laut Seram, Kamis ( 31/12 ) mengatakan bahwa kapalnya saat ini melaksanakan kegiatan operasi pergeseran pasukan setingkat satu kompi dari pangkalan Surabaya menuju daerah penugasan dan akan didebarkasi di beberapa pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga antara lain Papua Nugini dan Timor Timur.
Pasukan Marinir tersebut akan bertugas lebih dari enam bulan untuk mengamankan di Pulau-pulau terluar diantaranya Kupang, Rote, Sorong, Biak dan pulau Beras yang berada di sebelah utara pulau Papua, tambahnya.
Sedangkan Mayor Laut Nauldi Tangka (P) Komandan KRI Teluk Hading- 538 saat dihubungi di perairan Belawan, Kamis (31/12) mengatakan bahwa kapalnya saat ini melaksanakan kegiatan operasi pergeseran pasukan setingkat satu kompi dari pangkalan Jakarta menuju daerah penugasan dan akan di debarkasi di beberapa pulau pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura serta India.
Pasukan Marinir tersebut akan bertugas lebih dari enam bulan sebagai pasukan pengganti untuk mengamankan di Pulau-pulau terluar diantaranya Pulau Nipah,Pulau berhala, Pulau Rondo di Sabang yaitu pulau terluar yang berbatasan dengan negara India, tambahnya
Dalam penugasan operasi tersebut ketiga kapal perang akan melaksanakan embarkasi pasukan Marinir masing-masing setingkat satu batalyon yang akan bertugas baik dari wilayah Indonesia Timur dan Indonesia barat. Pasukan tersebut bertugas di pulau-pulau terluar lebih dari enam bulan sebagai pengganti pasukan pengamanan perbatasan.
Sementara itu KRI Teluk Lampung- 540 dengan Komandan Mayor Laut (P) Samsul Rizal direncanakan pada awal tahun ini akan mengangkut kekuatan satu kompi pasukan Marinir dari pangkalan Surabaya yang akan bertugas pengamanan perbatasan dan akan didebarkasi di Nunukan dalam rangka mendukung pengamanan perbatasan di Ambalat.
Pasukan Marinir dengan kekuatan satu Kompi tersebut akan bertugas menggantikan kompi Marinir yang sudah bertugas disana lebih dari enam bulan.Selain itu mengangkut beberapa kendaraan tempur dari satuan TNI AD dari Surabaya untuk mendukung kegiatan satuan dari TNI AD yang markas komandonya di Makasar Kegiatan Operasi lainnya dilaksnakan oleh KRI Teluk Bone- 511 denganKomandan Letkol laut (P) Yusuf Setiawan sedang sandar di dermaga Kupang,Kamis (31/12). Kapal perang ini melaksanakan tugas pergeseran pasukan dengan kekuatan satu batalyon lengkap dari Yon 742 salah satu satuan TNI AD yang bermaskas di Lombok untuk di debarkasi ke Kupang dengan kekuatan lebih dari 500 pasukan yang dilengkapi dengan perlengkapan lapangan, Jelasnya.
Operasi angkutan laut militer diantaranya pergeseran pasukan dan pergeseran material serta kendaraan tempur merupakan salah satu tugas Komando Lintas laut Militer dalam rangka mendukung tugas –tugas Komando atas. Oleh karena itu , dalam menghadapi tugas-tugas tahun 2010, Kolinlamil menyiapkan unsur-unsur kapal perang di pangkalan Jakarta dan pangkalan Surabaya secara maksimal.sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan dalam kegiatan Operasi Angkutan laut Militer.
Dispen Kolinlamil
Wednesday, December 30, 2009
Latihan Anti Teror TNI AU di Bandara Sultan Hasanuddin
31 Desember 2009, Makassar -- Seorang pasukan khusus anti teror TNI AU melakukan penjagaan pada simulasi penanganan teroris di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis (31/12). Simulasi tersebut dilakukan guna memantapkan pasukan TNI AU mempertahankan NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Seorang pasukan khusus anti teror TNI AU melakukan penjagaan. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Dua pasukan khusus anti teror TNI AU turun dari heli. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Sejumlah pasukan khusus anti teror TNI AU menangkap seorang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Sejumlah pasukan khusus anti teror TNI AU menangkap seorang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Sejumlah pasukan khusus anti teror TNI AU menangkap dua orang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Dua pasukan khusus anti teror TNI AU melumpuhkan seorang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Seorang pasukan khusus anti teror TNI AU melakukan penjagaan. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Dua pasukan khusus anti teror TNI AU turun dari heli. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Sejumlah pasukan khusus anti teror TNI AU menangkap seorang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Sejumlah pasukan khusus anti teror TNI AU menangkap seorang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Sejumlah pasukan khusus anti teror TNI AU menangkap dua orang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Dua pasukan khusus anti teror TNI AU melumpuhkan seorang yang diduga teroris. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)
Perbankan Harus Didesak Dukung Industri Pertahanan
Hovercraft buatan industri dalam negeri PT. Sumber Daya Primatamanusa. (Foto: PT. SDP)
31 Desember 2009, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengemukakan pemerintah harus mendesak Departemen Keuangan, Departemen Pertahanan, terlebih perbankan nasional untuk bekerja sama mendukung industri pertahanan.
"Karena industri pertahanan adalah industri yang sarat dengan value added, yaitu bernilai jual mahal, berteknologi tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja serta bisa menggerakkan banyak sektor ril," katanya di Jakarta, Kamis (31/12).
Ia mengatakan itu, sebagai pandangan akhir tahun sekaligus mengomentari pendapat pengamat politik pertahanan, Dr Yusron Ihza, LLM (mantan Wakil Ketua Komisi I DPR RI) tentang industri pertahanan bisa jadi lokomotif untuk menarik gerbong perekonomian nasional. "Itu betul. Saya setuju ini. Sebab, industri pertahanan bisa menggerakkan banyak sektor ril, seperti industri baja, industri peledak dan industri elektronika yang kesemuanya menampung banyak tenaga kerja serta sebagian besar sumber bahan bakunya tersedia di republik ini," kata Fayakhun.
Karena itu, dia mengingatkan Departemen Keuangan agar tidak melihat industri pertahanan hanya dari sisi untung-rugi jangka pendek. Industri ini, menurut Fayakhun Andriadi yang kini tengah menyelesaikan program doktor ilmu politik di Universitas Indonesia (UI), sangat menguntungkan dalam jangka panjang. "Sekaligus mengamankan kekayaan alam, mengamankan kepentingan nasional dan melindungi warga negara, berdasarkan amanat konstitusi," katanya.
Ia menyontohkan, Rusia yang pada tahun 1992-2000, pascaruntuhnya Uni Soviet, mengalami kesulitan ekonomi besar-besaran. "Tetapi, karena mereka menguasai industri ini (pertahanan), mereka kemudian bisa mengekspor alat tempurnya, seperti pesawat, kapal selam, tank dan lain-lain dengan harga tinggi sebagai 'income' negara. Rusia kini tetap berwibawa sebagai negara besar, tak bisa diutak-atik begitu saja oleh negara manapun," kata Fayakhun.
MEDIA INDONESIA
31 Desember 2009, Jakarta -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengemukakan pemerintah harus mendesak Departemen Keuangan, Departemen Pertahanan, terlebih perbankan nasional untuk bekerja sama mendukung industri pertahanan.
"Karena industri pertahanan adalah industri yang sarat dengan value added, yaitu bernilai jual mahal, berteknologi tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja serta bisa menggerakkan banyak sektor ril," katanya di Jakarta, Kamis (31/12).
Ia mengatakan itu, sebagai pandangan akhir tahun sekaligus mengomentari pendapat pengamat politik pertahanan, Dr Yusron Ihza, LLM (mantan Wakil Ketua Komisi I DPR RI) tentang industri pertahanan bisa jadi lokomotif untuk menarik gerbong perekonomian nasional. "Itu betul. Saya setuju ini. Sebab, industri pertahanan bisa menggerakkan banyak sektor ril, seperti industri baja, industri peledak dan industri elektronika yang kesemuanya menampung banyak tenaga kerja serta sebagian besar sumber bahan bakunya tersedia di republik ini," kata Fayakhun.
Karena itu, dia mengingatkan Departemen Keuangan agar tidak melihat industri pertahanan hanya dari sisi untung-rugi jangka pendek. Industri ini, menurut Fayakhun Andriadi yang kini tengah menyelesaikan program doktor ilmu politik di Universitas Indonesia (UI), sangat menguntungkan dalam jangka panjang. "Sekaligus mengamankan kekayaan alam, mengamankan kepentingan nasional dan melindungi warga negara, berdasarkan amanat konstitusi," katanya.
Ia menyontohkan, Rusia yang pada tahun 1992-2000, pascaruntuhnya Uni Soviet, mengalami kesulitan ekonomi besar-besaran. "Tetapi, karena mereka menguasai industri ini (pertahanan), mereka kemudian bisa mengekspor alat tempurnya, seperti pesawat, kapal selam, tank dan lain-lain dengan harga tinggi sebagai 'income' negara. Rusia kini tetap berwibawa sebagai negara besar, tak bisa diutak-atik begitu saja oleh negara manapun," kata Fayakhun.
MEDIA INDONESIA
Intai Amfibi Marinir Gelar Latihan Rubber Duck
Latihan rubber duck. (Foto: marinir)
30 Desember 2009, Jakarta -- Bertempat di Mako Detasemen Jalamangkara, Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Rabu (30/12) dilaksanakan Sertijab Komandan Denjaka dari Letkol Marinir Widodo kepada Letkol Laut (E) Yudi Bramatyo NS. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin, tulis Dispen Kormar dalam siaran persnya.
Pasukan upacara terdiri dari satu kompi Pasukan Denjaka, satu kompi Pasukan Kopaska Armabar, dan satu kompi Pasukan Intai Amfibi Korps Marinir, yang melatarbelakangi pasukan upacra adalah material tempur Denjaka.
Sebagai komando pelaksana Korps Marinir yang berkedudukan langsung di bawah Dankormar, Denjaka mempunyai tugas pokok membina kekuatan dan kemampuan kesatuannya guna melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan operasi klandestin yang beraspek laut maupun operasi-operasi khusus lainnya sesuai kebijakan Panglima TNI.
Dengan tugas yang demikian berat, eksistensi Detasemen Jalamangkara akan semakin sangat dibutuhkan oleh bangsa ini. Denjaka akan terus dituntut mampu menjawab tantangan dengan responsif, cepat, dan dengan tingkat kesiapan penuh.
Keberadaan Denjaka diharapkan mampu menjawab segala permasalahan dan terorisme yang saat ini telah menjadi ancaman faktual. Teror telah terjadi di berbagai lini kehidupan. Teror yang terjadi berkali-kali telah pula mengubah karakter bangsa dan secara perlahan telah melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
TNI AL dituntut memiliki ketajaman mengindera pergerakan teroris dengan segala bentuk dan polanya. Oleh karena itu, prajurit-prajurit yang memiliki kemampuan khusus, prajurit yang memiliki naluri tajam dalam mengendus aksi-aksi teror, seperti prajurit Detasemen Jalamangkara, harus dibina dengan konsep yang matang.
Rubber Duck
Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Korps Marinir menggelar Latihan PRCPB (Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana) dengan teknik Rubber Duck, di pantai Marina Ancol, Jakarta Utara, Selasa (29/12). Latihan tersebut diikuti oleh personel gabungan dari Yontaifib 1 Marinir yang bermarkas di Karangpilang Surabaya dan Yontaifib 2 Marinir yang bermarkas di Cilandak, Jakarta.
Teknik Rubber Duck merupakan suatu jenis latihan yang berisiko tinggi yang sering dilakukan oleh anggota Pasukan Intai Ampibi Korps Marinir, diawali dengan menerjunkan perahu karet dari udara yang dikaitkan pada parasut selanjutnya para peterjun dengan teknik free fall menyusul mengejar arah jatuhnya perahu karet.
Sebelum Rubber Duck diluncurkan dari pesawat terlebih dahulu diperhitungkan faktor ketinggian, arah, dan kecepatan angin agar proses penerjunan berlangsung sempurna dan pendaratan tertuju pada lokasi yang telah direncanakan sebelumnya.
Suasana di pantai Marina Ancol meski sedikit terselimuti awan, pagi itu tetap terlihat ramai dipadati pengunjung. Dua buah pesawat udara jenis Hercules C-130 TNI-AU yang membawa para peterjun beserta material Rubber Duck terbang dari arah timur.
Sesaat kemudian terlihat perahu karet keluar dari bagian belakang Hercules dengan teknik Rubber Duck beserta delapan peterjun free fall, setiap perahu karet diawaki empat peterjun.
Para peterjun dari Yontaifib 2 Marinir dipimpin langsung oleh Komandan Batalyonnya, Letkol Marinir Supriyono yang merupakan alumnus AAL Angkatan 38 tahun 1992; disusul para peterjun dari Yontaifib 2 Marinir yang juga dipimpin langsung oleh Komandan Batalyonnya, Letkol Marinir Feryanto Marpaung yang merupakan alumnus AAL Angkatan 39 tahun 1993.
Pada ketinggian 3.000 feet di udara tampak melayang-layang empat unit perahu karet diikuti para peterjun yang telah exit dari pesawat Hercules C-130 TNI AU, dengan penuh sigap dan terampil para peterjun berusaha mengejar parasut yang mengangkut perahu karet dengan teknik memutar atau biasa disebut ngebor bertujuan agar para peterjun secara cepat dapat mendekati perahu karet, selanjutnya mendarat di permukaan air laut.
Setelah mendarat, seluruh peterjun secepatnya berenang ke arah perahu karetnya masing-masing untuk selanjutnya melaksanakan tugas sesuai perintah dari komando atas.
Gelar Latihan Rubber Duck Operation ini disaksikan langsung oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin, para pejabat teras Korps Marinir dan beberapa undangan dari Mabesal.
PELITA
30 Desember 2009, Jakarta -- Bertempat di Mako Detasemen Jalamangkara, Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Rabu (30/12) dilaksanakan Sertijab Komandan Denjaka dari Letkol Marinir Widodo kepada Letkol Laut (E) Yudi Bramatyo NS. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin, tulis Dispen Kormar dalam siaran persnya.
Pasukan upacara terdiri dari satu kompi Pasukan Denjaka, satu kompi Pasukan Kopaska Armabar, dan satu kompi Pasukan Intai Amfibi Korps Marinir, yang melatarbelakangi pasukan upacra adalah material tempur Denjaka.
Sebagai komando pelaksana Korps Marinir yang berkedudukan langsung di bawah Dankormar, Denjaka mempunyai tugas pokok membina kekuatan dan kemampuan kesatuannya guna melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan operasi klandestin yang beraspek laut maupun operasi-operasi khusus lainnya sesuai kebijakan Panglima TNI.
Dengan tugas yang demikian berat, eksistensi Detasemen Jalamangkara akan semakin sangat dibutuhkan oleh bangsa ini. Denjaka akan terus dituntut mampu menjawab tantangan dengan responsif, cepat, dan dengan tingkat kesiapan penuh.
Keberadaan Denjaka diharapkan mampu menjawab segala permasalahan dan terorisme yang saat ini telah menjadi ancaman faktual. Teror telah terjadi di berbagai lini kehidupan. Teror yang terjadi berkali-kali telah pula mengubah karakter bangsa dan secara perlahan telah melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
TNI AL dituntut memiliki ketajaman mengindera pergerakan teroris dengan segala bentuk dan polanya. Oleh karena itu, prajurit-prajurit yang memiliki kemampuan khusus, prajurit yang memiliki naluri tajam dalam mengendus aksi-aksi teror, seperti prajurit Detasemen Jalamangkara, harus dibina dengan konsep yang matang.
Rubber Duck
Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Korps Marinir menggelar Latihan PRCPB (Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana) dengan teknik Rubber Duck, di pantai Marina Ancol, Jakarta Utara, Selasa (29/12). Latihan tersebut diikuti oleh personel gabungan dari Yontaifib 1 Marinir yang bermarkas di Karangpilang Surabaya dan Yontaifib 2 Marinir yang bermarkas di Cilandak, Jakarta.
Teknik Rubber Duck merupakan suatu jenis latihan yang berisiko tinggi yang sering dilakukan oleh anggota Pasukan Intai Ampibi Korps Marinir, diawali dengan menerjunkan perahu karet dari udara yang dikaitkan pada parasut selanjutnya para peterjun dengan teknik free fall menyusul mengejar arah jatuhnya perahu karet.
Sebelum Rubber Duck diluncurkan dari pesawat terlebih dahulu diperhitungkan faktor ketinggian, arah, dan kecepatan angin agar proses penerjunan berlangsung sempurna dan pendaratan tertuju pada lokasi yang telah direncanakan sebelumnya.
Suasana di pantai Marina Ancol meski sedikit terselimuti awan, pagi itu tetap terlihat ramai dipadati pengunjung. Dua buah pesawat udara jenis Hercules C-130 TNI-AU yang membawa para peterjun beserta material Rubber Duck terbang dari arah timur.
Sesaat kemudian terlihat perahu karet keluar dari bagian belakang Hercules dengan teknik Rubber Duck beserta delapan peterjun free fall, setiap perahu karet diawaki empat peterjun.
Para peterjun dari Yontaifib 2 Marinir dipimpin langsung oleh Komandan Batalyonnya, Letkol Marinir Supriyono yang merupakan alumnus AAL Angkatan 38 tahun 1992; disusul para peterjun dari Yontaifib 2 Marinir yang juga dipimpin langsung oleh Komandan Batalyonnya, Letkol Marinir Feryanto Marpaung yang merupakan alumnus AAL Angkatan 39 tahun 1993.
Pada ketinggian 3.000 feet di udara tampak melayang-layang empat unit perahu karet diikuti para peterjun yang telah exit dari pesawat Hercules C-130 TNI AU, dengan penuh sigap dan terampil para peterjun berusaha mengejar parasut yang mengangkut perahu karet dengan teknik memutar atau biasa disebut ngebor bertujuan agar para peterjun secara cepat dapat mendekati perahu karet, selanjutnya mendarat di permukaan air laut.
Setelah mendarat, seluruh peterjun secepatnya berenang ke arah perahu karetnya masing-masing untuk selanjutnya melaksanakan tugas sesuai perintah dari komando atas.
Gelar Latihan Rubber Duck Operation ini disaksikan langsung oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin, para pejabat teras Korps Marinir dan beberapa undangan dari Mabesal.
PELITA
Mayor Laut (P) Hery Winarno Sebagai Komandan KRI Teluk Kau-504
KRI Teluk Kau. (Foto: kolinlamil)
28 Desember 2009, Jakarta -- Komandan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Jakarta Kolonel laut Laut (P) Ken Tri Basuki melantik Mayor Laut (P) Hery Winarno sebagai Komandan KRI Teluk Kau-504 menggantikan Mayor Laut (P) Heri Prihartanto dalam upacara serah terima jabatan di geladak KRI Teluk Kau-504 saat sandar di dermaga Mako Kolinlamil , Tanjung Priok Jakarta, (28/12).
Dalam sambutannya Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel laut (P) Ken Tri Basuki mengatakan bahwa jabatan Komandan KRI merupakan jabatan yang sangat strategis , oleh karena itu berbanggalah kepada para perwira yang dipercaya oleh TNI AL menjadi Komandan KRI.
Wawasan kepemimpinan, paparnya membutuhkan terwujudnya pola pikir, pola sikap,pola tindak yang komprehensif, sistematis , integral dan antisipatif terhadap lingkungan strategis yang semakin cepat berubah serta kepedulian terhadap kesejahteraan prajurit beserta keluarganya.
Bagi seorang Komandan, tambahnya harus mengetahui, menguasai dan memahami kondisi peralatan dan seluruh anak buah dengan segala permasalahan yang ada. Diharapkan seorang Komandan dapat dijadikan sebagai guru, bapak dan sekaligus sebagai atasan bagi seluruh anak buahnya.
Oleh karena itu tambahnya bersikaplah dewasa, arief dan bijaksaana dan memiliki kecermatan dalam setiap situasi yang ada serta dituntut memiliki sikap yang tegas, bijak dan disiplin. Lebih lanjut dikatakan bahwa bagi prajurit yang berdinas di KRI memiliki tugas dan tanggung jawab untuk merawat dan memelihara seluruh peralatan alutsista yang ada di KRI pada kondisi yang siap dalam rangka melaksnakan tugas-tugas yang dibebankan.
Selain itu tambahnya kepada anak Buah KRI , Kolonel Laut (P) Ken Tri basuki menekankan agar tetap melaksnakan tugas yang di emban dengan ikhlas dan secara maksimal , pertahankan prestasi yang telah ada dan berusaha untuk meningkatkan kesiapan dan ketanggap segeraan terhadap tugas-tugas ke depan.
KRI Teluk Kau -504 jenis landing Ship tank (LST) yang diproduksi tahun 1942 sebagai salah satu unusur pembinaan Satlinlamil Jakarta dan telah dioperasikan oleh TNI AL lebih dari 40 tahun, termasuk salah satu unsur kapal perang jajaran Kolinlamil yang direncanakan untuk dihapus dari jajaran TNI AL.
Direncanakan akan digantikan dengan kapal jenis LST modern mempunyai panjang 117 meter buatan PT. PAL Indonesia. Tujuh kapal akan dibangun untuk menggantikan LST eks AL Amerika Serikat yang telah berusia 40 tahun. PT. PAL Indonesia akan membangun dalam waktu dua tahun mendatang. Saat ini dalam tahap pembahasan antara PT. PAL Indonesia dan Dislitbang TNI AL.
Kapal perang tersebut saat ini tidak digunakan untuk kegiatan operasi angkutan pasukan , namun tetap dilaksanakan perawatan dan pemeliharaan sesuai dengan prosedur dalam rangka mempertahankan daya apung kapal .
Selain itu kapal perang tersebut saai ini masih diawaki oleh personel sesuai dengan daftar susunan personel KRI.
Dispen Kolinlamil/@info-hankam
28 Desember 2009, Jakarta -- Komandan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Jakarta Kolonel laut Laut (P) Ken Tri Basuki melantik Mayor Laut (P) Hery Winarno sebagai Komandan KRI Teluk Kau-504 menggantikan Mayor Laut (P) Heri Prihartanto dalam upacara serah terima jabatan di geladak KRI Teluk Kau-504 saat sandar di dermaga Mako Kolinlamil , Tanjung Priok Jakarta, (28/12).
Dalam sambutannya Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel laut (P) Ken Tri Basuki mengatakan bahwa jabatan Komandan KRI merupakan jabatan yang sangat strategis , oleh karena itu berbanggalah kepada para perwira yang dipercaya oleh TNI AL menjadi Komandan KRI.
Wawasan kepemimpinan, paparnya membutuhkan terwujudnya pola pikir, pola sikap,pola tindak yang komprehensif, sistematis , integral dan antisipatif terhadap lingkungan strategis yang semakin cepat berubah serta kepedulian terhadap kesejahteraan prajurit beserta keluarganya.
Bagi seorang Komandan, tambahnya harus mengetahui, menguasai dan memahami kondisi peralatan dan seluruh anak buah dengan segala permasalahan yang ada. Diharapkan seorang Komandan dapat dijadikan sebagai guru, bapak dan sekaligus sebagai atasan bagi seluruh anak buahnya.
Oleh karena itu tambahnya bersikaplah dewasa, arief dan bijaksaana dan memiliki kecermatan dalam setiap situasi yang ada serta dituntut memiliki sikap yang tegas, bijak dan disiplin. Lebih lanjut dikatakan bahwa bagi prajurit yang berdinas di KRI memiliki tugas dan tanggung jawab untuk merawat dan memelihara seluruh peralatan alutsista yang ada di KRI pada kondisi yang siap dalam rangka melaksnakan tugas-tugas yang dibebankan.
Selain itu tambahnya kepada anak Buah KRI , Kolonel Laut (P) Ken Tri basuki menekankan agar tetap melaksnakan tugas yang di emban dengan ikhlas dan secara maksimal , pertahankan prestasi yang telah ada dan berusaha untuk meningkatkan kesiapan dan ketanggap segeraan terhadap tugas-tugas ke depan.
KRI Teluk Kau -504 jenis landing Ship tank (LST) yang diproduksi tahun 1942 sebagai salah satu unusur pembinaan Satlinlamil Jakarta dan telah dioperasikan oleh TNI AL lebih dari 40 tahun, termasuk salah satu unsur kapal perang jajaran Kolinlamil yang direncanakan untuk dihapus dari jajaran TNI AL.
Direncanakan akan digantikan dengan kapal jenis LST modern mempunyai panjang 117 meter buatan PT. PAL Indonesia. Tujuh kapal akan dibangun untuk menggantikan LST eks AL Amerika Serikat yang telah berusia 40 tahun. PT. PAL Indonesia akan membangun dalam waktu dua tahun mendatang. Saat ini dalam tahap pembahasan antara PT. PAL Indonesia dan Dislitbang TNI AL.
Kapal perang tersebut saat ini tidak digunakan untuk kegiatan operasi angkutan pasukan , namun tetap dilaksanakan perawatan dan pemeliharaan sesuai dengan prosedur dalam rangka mempertahankan daya apung kapal .
Selain itu kapal perang tersebut saai ini masih diawaki oleh personel sesuai dengan daftar susunan personel KRI.
Dispen Kolinlamil/@info-hankam
Komandan Sektor Timur Unifil Puji Indobatt
30 Desember 2009, Lebanon -- Komandan Sektor Timur Unifil, Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez menyatakan “excellent” dan kebanggaannya untuk Indobatt (Indonesian Battalion).
Pesan dan kesan ini tertuang jelas dalam rangkaian tulisan tangannya pada buku tamu yang ditandatanganinya.
Hal ini juga nampak pada raut wajahnya saat melihat dari dekat kesiapan Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/Unifil dan penyambutan yang sangat antusias pada kunjungan kerjanya di Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr, Selasa (29/12).
Disambut oleh Dansatgas Indobatt, Letkol Inf Andi Perdana Kahar beserta seluruh staf Indobatt, Komandan Sektor Timur Unifil menyaksikan tampilan musik tradisional Rampak Gendang dan Musik Angklung yang dimainkan dengan kompak oleh prajurit Indobatt, dilanjutkan dengan briefing dan paparan singkat Dansatgas tentang organisasi tugas serta situasi terakhir di wilayah operasi Indobatt.
Dalam rangkaian kunjungannya, beliau menyempatkan diri menyaksikan demo MCP (Mobile Command Post) di lapangan Soekarno Base yang menampilkan pelaksanaan Pos Komando Taktis oleh satu Ranpur Panhard, satu VAB Komando, dua VAB APC serta satu VAB Ambulance.
Menurut Lettu Inf Arief Widyanto selaku koordinator materi menjelaskan bahwa, MCP (Mobile Command Post) ini terdiri dari 1 Ranpur Panhard dengan 3 orang crew yang terdiri dari satu pengemudi, satu petembak dan komandan kendaraan.
libanon1Satu VAB Komando dengan 2 orang crew terdiri dari 1 pengemudi dan 1 petembak serta berisi Dansatgas, Kasi 1, Kasi 2, Operator Radio dan Caraka. Dua VAB APC, masing-masing dengan 2 orang crew terdiri dari 1 pengemudi dan 1 petembak serta 1 regu mekanis terdiri dari 1 komandan regu dan 5 anggota regu. Satu VAB Ambulance dengan 2 orang crew terdiri dari 1 pengemudi dan 1 operator Ranpur serta 3 personel kesehatan terdiri dari 1 orang dokter dan 2 perawat.
Salah satu materi acara yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan CIMIC (Civil Military Cooperation) berupa lomba menggambar yang diikuti oleh anak-anak dari desa binaan Indobatt.
Pada kesempatan tersebut, Komandan Sektor Timur Unifil yang baru saja melaksanakan TOA (Transfer of Authority) dengan pejabat sebelumnya, meresmikan “Mobile Library” dilanjutkan pemberian hadiah kepada anak-anak peserta lomba.
Dalam rangkaian kunjungannya ke salah satu kompi yakni Kompi C di Assakiyah Village, beliau yang telah bertugas tiga kali di Lebanon ini mengaku sangat terkesan dengan disiplin prajurit Indobatt, kemampuan merawat ranpur serta pemeliharaan lingkungan yang sangat bersih dan rapi, khususnya di UN Posn 9-2 UNIFIL.
“I’m very proud to have under my command The Indonesia Contingent. You always accomplish the tasks in excellent and outstanding way,” demikian ucapan Brigadir Jenderal Martinez mengakhiri kunjungan beliau di Indobatt Compound sambil tersenyum saat menerima foto dirinya dari Komandan Satgas Indobatt sesaat sebelum meninggalkan Markas Indobatt.
POS KOTA
Sukhoi SU-30 Kembali Ke Makassar
Pesawat Sukhoi SU-30 satu persatu taxi meninggalkan hangar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk kembali ke homenya Makassar, Rabu (30/12). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
30 Desember 2009, Madiun -- Setelah sukses melaksanakan beberapa misi di Lanud Iswahjudi, sejumlah pesawat tempur Sukhoi kembali ke home basenya di Makassar, Rabu (30/12). Burung-burung besi buatan Rusia tipe SU-30 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar, Sulawesi Selatan tersebut beberapa hari terakhir ini stand by di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur untuk melaksanakan beberapa misi.
Selama berada di Lanud Iswahjudi sejak tanggal 19 Desember s.d. 23 Desember 2009 armada tempur Skadron Udara 11 tersebut melaksanakan beberapa misi berupa demo udara yaitu Fly Pass dalam rangka pelantikan Praspa Akademi TNI/Polri tahun 2009 di Dermaga Ujung Surabaya pada hari Rabu (23/12) dan latihan penembakan dari udara ke darat (pengeboman) serta uji coba bom berupa Rocketing di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur (20-24/12)
Setelah selesai melaksanakan emua misi baik Fly Pass maupun penembakan/pengeboman yang berlangsung dengan lancar dan aman, hari ini pesawat tempur Sukhoi SU-30 beserta ground crewnya bertolak dari Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk kembali ke Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar-Sulawesi Selatan
Mission have been accomplish kami harus segera kembali ke home base. Demikian Komandan Skadron 11 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Toni memohon diri kepada Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang samoedro, S.Sos., dan para pejabat Lanud Iswahjudi di Ruang briefing Teddy Kustari Lanud Iswahjudi.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
30 Desember 2009, Madiun -- Setelah sukses melaksanakan beberapa misi di Lanud Iswahjudi, sejumlah pesawat tempur Sukhoi kembali ke home basenya di Makassar, Rabu (30/12). Burung-burung besi buatan Rusia tipe SU-30 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar, Sulawesi Selatan tersebut beberapa hari terakhir ini stand by di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur untuk melaksanakan beberapa misi.
Selama berada di Lanud Iswahjudi sejak tanggal 19 Desember s.d. 23 Desember 2009 armada tempur Skadron Udara 11 tersebut melaksanakan beberapa misi berupa demo udara yaitu Fly Pass dalam rangka pelantikan Praspa Akademi TNI/Polri tahun 2009 di Dermaga Ujung Surabaya pada hari Rabu (23/12) dan latihan penembakan dari udara ke darat (pengeboman) serta uji coba bom berupa Rocketing di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur (20-24/12)
Setelah selesai melaksanakan emua misi baik Fly Pass maupun penembakan/pengeboman yang berlangsung dengan lancar dan aman, hari ini pesawat tempur Sukhoi SU-30 beserta ground crewnya bertolak dari Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk kembali ke Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar-Sulawesi Selatan
Mission have been accomplish kami harus segera kembali ke home base. Demikian Komandan Skadron 11 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Toni memohon diri kepada Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang samoedro, S.Sos., dan para pejabat Lanud Iswahjudi di Ruang briefing Teddy Kustari Lanud Iswahjudi.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Pangdam XVI/ Pattimura: Pulau Terluar Aman
Pulau Penambulai salah satu pulau terluar di Maluku, posisi geografisnya 06° 19' 26" S 134° 54' 53" T, berbatasan dengan Australia. (Foto: bakosurtanal.go.id)
30 Desember 2009, Ambon -- Pangdam XVI/ Pattimura, Mayjen TNI. Mohammad Noer Muis, mengatakan, pulau-pulau terluar di Maluku dan Maluku Utara hingga kini dalam kondisi aman.
"Sedikitnya 17 pulau terluar di Maluku dan di Maluku Utara hanya satu, dengan perkembangan terakhir tetap aman karena personel TNI melalui dukungan polisi intensif melaksanakan tugas pengamanan," katanya di Ambon, Rabu.
Pangdam menyadari personil dan peralatan yang dikerahkan relatif terbatas, namun itu tidak menyurutkan motivasi prajurit TNI melakukan pengamanan.
"Personel TNI dengan dukungan polisi merupakan ujung tombak dalam mengamankan pulau-pulau terluar di Maluku dan Maluku Utara," ujarnya.
Pangdam mengatakan, pulau-pulau terluar dijaga sesuai kewenangan, yaitu TNI AL melakukan patroli laut, TNI AU mengawasi aktifitas penerbangan dan kepolisian menjada keamanan dan ketertiban masyarakat, selanjutnya berkoordinasi dengan TNI AD.
"Hasil patroli dikoordinasikan dengan TNI AD yang menempatkan personil di pos-pos pengamanan terdepan," kata Pangdam.
Dia juga memotivasi masyarakat untuk berperanserta memelihara stabilitas keamanan dengan melaporkan kemungkinan ada oknum tertentu yang melakukan tindakan ilegal.
Pulau - pulau terluar di Maluku yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia serta Maluku Utara dengan Filipina hingga kini tidak satu pun ditemukan adanya aktifitas ilegal atau dilirik pihak asing.
ANTARA News
30 Desember 2009, Ambon -- Pangdam XVI/ Pattimura, Mayjen TNI. Mohammad Noer Muis, mengatakan, pulau-pulau terluar di Maluku dan Maluku Utara hingga kini dalam kondisi aman.
"Sedikitnya 17 pulau terluar di Maluku dan di Maluku Utara hanya satu, dengan perkembangan terakhir tetap aman karena personel TNI melalui dukungan polisi intensif melaksanakan tugas pengamanan," katanya di Ambon, Rabu.
Pangdam menyadari personil dan peralatan yang dikerahkan relatif terbatas, namun itu tidak menyurutkan motivasi prajurit TNI melakukan pengamanan.
"Personel TNI dengan dukungan polisi merupakan ujung tombak dalam mengamankan pulau-pulau terluar di Maluku dan Maluku Utara," ujarnya.
Pangdam mengatakan, pulau-pulau terluar dijaga sesuai kewenangan, yaitu TNI AL melakukan patroli laut, TNI AU mengawasi aktifitas penerbangan dan kepolisian menjada keamanan dan ketertiban masyarakat, selanjutnya berkoordinasi dengan TNI AD.
"Hasil patroli dikoordinasikan dengan TNI AD yang menempatkan personil di pos-pos pengamanan terdepan," kata Pangdam.
Dia juga memotivasi masyarakat untuk berperanserta memelihara stabilitas keamanan dengan melaporkan kemungkinan ada oknum tertentu yang melakukan tindakan ilegal.
Pulau - pulau terluar di Maluku yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia serta Maluku Utara dengan Filipina hingga kini tidak satu pun ditemukan adanya aktifitas ilegal atau dilirik pihak asing.
ANTARA News
Tuesday, December 29, 2009
Biaya Perbaikan KD Sri Inderapura Lebih Mahal Dari Harga Beli
KD Sri Inderapura - 1505. (Foto: istimewa)
30 Desember 2009 – Departemen Pertahanan Malaysia mengumumkan biaya perbaikan kapal perang KD Sri Inderapura - 1505 menelan biaya RM 54,45 juta sedangkan biaya pembelian kapal dari Amerika Serikat hanya RM 53 juta.
Wakil Menteri Pertahanan Abu Seman Yusop mengatakan pada parlemen pada 26 Februari, KD Sri Inderapura yang dibeli 16 Desember 1994, telah menjalani program perbaikan pada 2 Februari 2000 di galangan kapal Malaysia Shipyard Engineering Pasir Gudang, Johor.
Pemerintah Malaysia membeli KD Sri Inderapura dari Amerika Serikat dalam kondisi bekas pakai seharga 18,7 juta dolar dibawah Security Assistance Program. Tentera Laut Diraja Malaysiac(TLDM) mengoperasikan 31 Januari 1995.
USS Spartanburg County LST-1192 sebelum berubah menjadi KD Sri Inderapura. (Foto: Navsource.org)
KD Sri Inderapura sebelumnya bernama USS Spartanburg County LST-1192 dari jenis LST-1179 Newport Tank Landing Ship. Peletakan lunas dilakukan di National Steel and Shipbuilding Corp, San Diego, CA. pada 7 Februari 1970, diluncurkan 7 November 1970 dan bertugas di AL AS 1 September 1971. USS Spartanburg County LST-1192 dipensiunkan dari AL AS pada 16 Desember 1994.
KD Sri Inderapura saat terbakar di Pangkalan AL Lumut pada 8 - 9 Oktober 2009. (Foto: The Star online)
KD Sri Inderapura mengalami kebakaran hebat di Pangkalan AL Lumut karena hubungan pendek saat akan mengantarkan logistik ke Markas Wilayah Laut Dua di Kota Kinabalu pada 8 – 9 Oktober. Insiden kebakaran ini menamatkan karir KD Sri Inderapura di armada TLDM karena biaya perbaikan terlalu mahal hingga mencapai RM 68 juta.
Pemerintah Malaysia sedang mengkaji pembelian sejumlah tipe kapal angkut modern dari beberapa negara untuk menggantikan tiga kapal angkut tuanya KD Sri Inderasakti, KD Sri Inderapura dan KD Mahawangsa. Diataranya Korea Selatan menawarkan kapal amphibi terbarunya Dokdo.
KLSReview/@info-hankam
30 Desember 2009 – Departemen Pertahanan Malaysia mengumumkan biaya perbaikan kapal perang KD Sri Inderapura - 1505 menelan biaya RM 54,45 juta sedangkan biaya pembelian kapal dari Amerika Serikat hanya RM 53 juta.
Wakil Menteri Pertahanan Abu Seman Yusop mengatakan pada parlemen pada 26 Februari, KD Sri Inderapura yang dibeli 16 Desember 1994, telah menjalani program perbaikan pada 2 Februari 2000 di galangan kapal Malaysia Shipyard Engineering Pasir Gudang, Johor.
Pemerintah Malaysia membeli KD Sri Inderapura dari Amerika Serikat dalam kondisi bekas pakai seharga 18,7 juta dolar dibawah Security Assistance Program. Tentera Laut Diraja Malaysiac(TLDM) mengoperasikan 31 Januari 1995.
USS Spartanburg County LST-1192 sebelum berubah menjadi KD Sri Inderapura. (Foto: Navsource.org)
KD Sri Inderapura sebelumnya bernama USS Spartanburg County LST-1192 dari jenis LST-1179 Newport Tank Landing Ship. Peletakan lunas dilakukan di National Steel and Shipbuilding Corp, San Diego, CA. pada 7 Februari 1970, diluncurkan 7 November 1970 dan bertugas di AL AS 1 September 1971. USS Spartanburg County LST-1192 dipensiunkan dari AL AS pada 16 Desember 1994.
KD Sri Inderapura saat terbakar di Pangkalan AL Lumut pada 8 - 9 Oktober 2009. (Foto: The Star online)
KD Sri Inderapura mengalami kebakaran hebat di Pangkalan AL Lumut karena hubungan pendek saat akan mengantarkan logistik ke Markas Wilayah Laut Dua di Kota Kinabalu pada 8 – 9 Oktober. Insiden kebakaran ini menamatkan karir KD Sri Inderapura di armada TLDM karena biaya perbaikan terlalu mahal hingga mencapai RM 68 juta.
Pemerintah Malaysia sedang mengkaji pembelian sejumlah tipe kapal angkut modern dari beberapa negara untuk menggantikan tiga kapal angkut tuanya KD Sri Inderasakti, KD Sri Inderapura dan KD Mahawangsa. Diataranya Korea Selatan menawarkan kapal amphibi terbarunya Dokdo.
KLSReview/@info-hankam
KASAD Terima Dubes Korea Utara
Parade militer AB Korea Utara. (Foto: trendsupdates.com)
30 Desember 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Republik Rakyat Demokratik Korea, Mr. Jong Chun beserta staf Kedubes, di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Selasa (29/12).
Kepada tamunya Kasad mengatakan, TNI Angkatan Darat memiliki tugas yang sangat strategis antara lain menjaga keutuhan wilayah serta kedaulatan darat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam melaksanakan tugas tersebut, TNI Angkatan Darat senantiasa berupaya meningkatkan profesionalisme keprajuritan yang antara lain dilaksanakan dengan peningkatan program pendidikan dan latihan termasuk kerjasama dengan Angkatan Darat negara-negara sahabat.
Selama ini antara TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Republik Rakyat Demokratik Korea belum ada hubungan kerjasama. Karena itu pertemuan ini diharapkan menjadi awal terwujudnya hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Darat. Pada tingkat Mabes TNI Angkatan Darat dapat diawali melalui program Army to Army Talks dalam bentuk pertukaran kunjungan Perwira Senior, program pertukaran pendidikan, latihan bersama dan lain-lain, yang akan menjadi payung hukum bagi pelaksanaan hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Darat yang tentunya harus berlandaskan saling menghargai, menghormati dan menguntungkan, kata Kasad.
Kasad berharap melalui kunjungan kehormatan ini dapat menjadi titik awal terwujudnya hubungan kerjasama TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Republik Rakyat Demokratik Korea dimasa yang akan datang.
DISPENAD
30 Desember 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Republik Rakyat Demokratik Korea, Mr. Jong Chun beserta staf Kedubes, di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Selasa (29/12).
Kepada tamunya Kasad mengatakan, TNI Angkatan Darat memiliki tugas yang sangat strategis antara lain menjaga keutuhan wilayah serta kedaulatan darat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam melaksanakan tugas tersebut, TNI Angkatan Darat senantiasa berupaya meningkatkan profesionalisme keprajuritan yang antara lain dilaksanakan dengan peningkatan program pendidikan dan latihan termasuk kerjasama dengan Angkatan Darat negara-negara sahabat.
Selama ini antara TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Republik Rakyat Demokratik Korea belum ada hubungan kerjasama. Karena itu pertemuan ini diharapkan menjadi awal terwujudnya hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Darat. Pada tingkat Mabes TNI Angkatan Darat dapat diawali melalui program Army to Army Talks dalam bentuk pertukaran kunjungan Perwira Senior, program pertukaran pendidikan, latihan bersama dan lain-lain, yang akan menjadi payung hukum bagi pelaksanaan hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Darat yang tentunya harus berlandaskan saling menghargai, menghormati dan menguntungkan, kata Kasad.
Kasad berharap melalui kunjungan kehormatan ini dapat menjadi titik awal terwujudnya hubungan kerjasama TNI Angkatan Darat dan Angkatan Darat Republik Rakyat Demokratik Korea dimasa yang akan datang.
DISPENAD
Australia Mungkin Menyusupi Garut Selatan
Peta Kabupaten Garut. (Grafis: primaironline.com)
30 Desember 2009, Garut -- Untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman dan pengaruh Australia, yang berbatasan dengan lepas pantai selatan Garut, perlu segera dibangun satu batalyon baru di Garut selatan karena indikasi penyusupan mulai berlangsung di sana, kata Komandan Distrik Militer 0611 Garut, Kolonel Infanteri Herman Djatmiko, Rabu.
Dia mengungkapkan, secara geografis letak kawasan Gasela berbatasan langsung dengan perairan pulau Christmas, wilayah Australia, namun penyusupan secara fisik memang belum terlihat, sebaliknya penyusupan secara ekonomi mulai tampak.
Potensi penyusupan di wilayah Garut selatan tinggi, terutama secara ekonomi dan propaganda sudah mulai tampak, ujar Herman usai apel Danramil dan Babinsa sekabupaten di Garut.
Dia juga menyatakan, di wilayah selatan Garut mudah menerima siaran radio berita Australia, yang bisa dijadikan sarana propaganda oleh negara itu.
Oleh karena itu, pembentukan fasilitas militer di wilayah selatan dinilai penting, terlebih jumlah anggota militer di wilayah selatan Garut masih kurang atau tak sebanding dengan luas wilayah kerjanya.
Dia mengingatkan, untuk membangun fasilitas militer baru di wilayah selatan Garut diperlukan lahan sekurangnya 30 hektare, untuk keperluan satu batalyon pasukan yang berjumlah 1.000 orang lebih.
ANTARA News
30 Desember 2009, Garut -- Untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman dan pengaruh Australia, yang berbatasan dengan lepas pantai selatan Garut, perlu segera dibangun satu batalyon baru di Garut selatan karena indikasi penyusupan mulai berlangsung di sana, kata Komandan Distrik Militer 0611 Garut, Kolonel Infanteri Herman Djatmiko, Rabu.
Dia mengungkapkan, secara geografis letak kawasan Gasela berbatasan langsung dengan perairan pulau Christmas, wilayah Australia, namun penyusupan secara fisik memang belum terlihat, sebaliknya penyusupan secara ekonomi mulai tampak.
Potensi penyusupan di wilayah Garut selatan tinggi, terutama secara ekonomi dan propaganda sudah mulai tampak, ujar Herman usai apel Danramil dan Babinsa sekabupaten di Garut.
Dia juga menyatakan, di wilayah selatan Garut mudah menerima siaran radio berita Australia, yang bisa dijadikan sarana propaganda oleh negara itu.
Oleh karena itu, pembentukan fasilitas militer di wilayah selatan dinilai penting, terlebih jumlah anggota militer di wilayah selatan Garut masih kurang atau tak sebanding dengan luas wilayah kerjanya.
Dia mengingatkan, untuk membangun fasilitas militer baru di wilayah selatan Garut diperlukan lahan sekurangnya 30 hektare, untuk keperluan satu batalyon pasukan yang berjumlah 1.000 orang lebih.
ANTARA News
Membangun Kemandirian Industri Otomotif Pertahanan Nasional
29 Desember 2009, Jakarta -- Membangun kemandirian otomotif pertahanan nasional merupakan suatu keharusan. Pengembangan otomotif pertahanan sangat membutuhkan jaringan, kelembagaan dan sumber daya yang kuat. Maka untuk menuju hal tersebut, Asdep Urusan Program Riptek Unggulan dan Strategis menyelenggarakan diskusi terbatas “Pengembangan Industri Otomotif Pertahanan” yang dilaksanakan pada Senin, 28 Desember 2009.
Diskusi terbatas dibuka oleh Asisten Deputi Urusan Program Unggulan dan Strategis, Hari Purwanto. Hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Program Riptek, Teguh Rahardjo, Kapus Litbang Indhan Balitbang Dephan, Brigjen TNI Agus Suyarso, Distekind Ditjen Ranahan Dephan, Laksma TNI Sudi Haryono, Kadislitbang TNI AU, AD dan AL, serta para pakar otomotif.
Mesin Rantis (Kendaraan Taktis) MAESA PT44 buatan PT. Pacific Technology IAD.
Rantis MAESA PT44. (Foto: photobucket/alsadiyarto)
Rantis MAESA PT44. (Foto: Photobucket/tukijay)
Dalam diskusi ini dibahas tentang kerjasama pengembangan dan pemanfaatan sumber daya industri otomotif nasional, sudah terujinya kemampuan laboratorium uji teknologi otomotif, seperti laboratorium subsonic wind tunnel (vehicle drag test) di LAPAN, laboratorium chassis-dynometer (vehicle friction test) di BTMP-BPPT, pohon industri yang melibatkan industri besar dan industri kecil, serta roadmap pengembangan chasis, sistem transmisi dan powerpack/engine otomotif pertahanan.
Hasil dari diiskusi ini diharapkan terjadi sinergi industri otomotif, BUMNIS dan Dephan serta institusi terkait lainnya dalam mendukung kemandirian pengembangan otomotif pertahanan nasional.
Humas Ristek
Menunggu Super Tucano di Langit Nusantara
Embraer EMB-314 Super Tucano. (Foto: EMBRAER defense systems)
25 Desember 2009 -- Jika tidak aral melintang, langit Indonesia akan diwarnai satu lagi kebolehan pesawat latih tempur TNI-AU yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Itu adalah pesawat bermesin turboprop tunggal modern Embraer EMB-314 "Super Tucano" buatan Empresa Brasiliera de Aeronautica SA, Brasil.
Dalam nomenklatur pesawat tempur dunia, Super Tucano, diklasifikasikan ke dalam pesawat latih-serang-tempur ringan. Artinya, selain menjadi pesawat propeler mesin tunggal latih tempur dasar dan madya bahkan lanjut, dia bisa difungsikan juga menjadi pesawat tempur ringan untuk keperluan close air support udara ke darat jarak dekat.
Pesawat dengan kemampuan seperti ini pernah dimiliki TNI-AU, yaitu OV-10F Bronco buatan Rockwell, Amerika Serikat dan sang legendaris, North American P-51D Mustang.
Pengumuman tentang rencana kedatangan Super Tucano baru berbarengan dengan penempur jet buatan Rusia, Sukhoi Su-27 SKM dan Su-30 MK2 berkursi ganda itu, diutarakan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Senin lalu (21/12).
Brasil sebagai negara pembuat tidak pernah punya masalah berlatar politik dengan Indonesia dan sama-sama negara yang pernah dijajah Barat, dan memiliki industri penerbangan tangguh.
Ditargetkan, pada upacara HUT ke-65 TNI, Super Tucano sudah dipajang atau malah bermanuver di udara, begitu pun Su-27 SKM dan Su-30 MK2.
Bicara soal dua tipe jet terakhir ini, pada 2010 Indonesia akan memiliki 10 unit yang telah lengkap persenjataannya, sejak batch pertama Sukhoi-27 mulai dikirim ke Indonesia pada 2003.
Dengan menengok hubungan diplomatik Indonesia-Brasil, relatif tidak akan ada hambatan politis yang berpotensi mengganggu perjalanan pembangunan kembali kekuatan pertahanan udara Indonesia, jika "kita" membeli wahana tempur dari Brasil.
Sebetulnya, rintisan pembelian Super Tucano ini sudah terjadi sejak 1999, saat pucuk pimpinan TNI-AU masih dijabat Marsekal TNI Hanafie Asnan.
Saat itu, disadari usia pakai OV-10F Bronco yang terbukti cocok dengan kondisi geografi dan topografi nasional akan mencapai akhir, harus "pensiun" pada 2007, sementara pesawat tempur pengganti sekelas belum ada.
Pesawat latih dasar AS-202 "Bravo" juga sudah mulai menua usianya untuk mengantar penerbang muda TNI-AU mengakrabi wahana tempur jet modern.
Hawk Mk-53 buatan Inggris nasibnya juga sama, apalagi Inggris mengekor Amerika Serikat ikut mengembargo pembelian pesawat tempur dan suku cadangnya ke Indonesia.
Pilihan saat itu sebagaimana diungkap Asnan ada beberapa, mulai dari KT-1 "Wong Bee" buatan Korean Aerospace Industries, Korea Selatan, Pilatus P-9 Turbo Trainer, dan Super Tucano dengan varian ALX/A-29.
Bisa dibilang, karakteristik manuver ketiga pesawat latih itu agak mirip, pula penampakan luar berkanopi super luas ala jet tempur generasi kelima, plus dimensi, daya mesin, konfigurasi kursi pelontar, tata letak panel-panel, hingga sistem avionika dan kompatibilitas persenjataan yang akan diterapkan.
Walau tidak diungkap angkanya, Asnan yang menapaki karirnya di OV-10F Bronco, menyatakan bahwa KT-1 Wong Bee yang model skalanya sudah ada di ruang kerja KSAU saat itu, berharga paling murah dan Pilatus P-9 Turbo Trainer paling mahal.
Semua pabrikan menawarkan skema pembayaran yang sangat menggiurkan, yaitu fasilitas kredit ekspor dari pihak ketiga, dan studi kelayakan sampai kunjungan ke pabriknya masing-masing telah dilakukan.
Setelah bertahun-tahun rencana pengadaan tipe pesawat diperjuangkan, akhirnya Super Tucano menjadi "pemenangnya". Referensi bergengsi penerbangan dunia, Jane`s Aviation, menyatakan, baru Brasil (76 operasional dari 99 pesanan), Dominika (2/8), Kolombia (25 operasional), dan Guatemala (10 operasional) yang memakai Super Tucano dalam arsenal udaranya.
Menyusul dan masih dalam pesanan, adalah Chile (12), Ekuador (24), Peru (12), Amerika Serikat (satu unit untuk US Naval Aviation School atau US Special Operation Command, dibeli secara "leasing"), dan Indonesia (delapan hingga 16 pesanan pada April 2008) yang menjadikannya negara ASEAN pertama yang akan memakai Super Tucano ini.
Seluruh pesanan itu masih ditambah satu pesanan dari perusahaan jasa pengamanan-militer VIP internasional asal Amerika Serikat, Blackwater Worldwide.
Jika dicermati, di luar Amerika Serikat, seluruh pemakai dan pemesan Super Tucano adalah negara Amerika Latin beriklim tropis-subtropis basah yang memiliki kontur geografis-topografis cukup lengkap dan ekstrim, dari pantai berhutan rawa, dataran di ketinggian (plateau), bukit-bukit, hingga gunung curam berhutan lebat dalam luas wilayah darat dan laut cukup luas.
Indonesia juga memiliki latar belakang geografis dan topografis serupa di pulau-pulau besarnya.
Menurut mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional, Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Zaki Ambadar, faktor-faktor nonteknis di luar kemampuan pesawat tempur seperti itu juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan pilihan pesawat terbang TNI-AU.
"Hal ini juga dianut angkatan udara banyak negara, lumrah saja," katanya.
EMB-314 Super Tucano sebagai kelanjutan EMB-312 Tucano memang pantas dipilih untuk keperluan close air support menggantikan OV-10F Bronco, sampai-sampai US Special Operation Command yang pola operasinya sering diklasifikasikan rahasia, juga memilih pesawat tempur turboprop ringan ini.
Karakteristik tempurnya menunjang hal itu, yaitu memiliki kecepatan maksimal 593 kilometer per jam, jarak operasi 4.820 kilometer dalam konfigurasi tanpa tangki tambahan, ketinggian maksimal 10.620 meter dari permukaan laut, dan laju tanjak 24 meter per detik, dan lepas landas atau mendarat dari landas pacu yang pendek.
Kemampuan terakhir ini menyebabkan dia mampu memberi efek menerbangkan pesawat tempur jet yang bisa dipacu hingga +9g atau -4g.
Kecepatannya memang tidak terlalu cepat untuk pesawat tempur, namun kecepatan seperti itulah yang paling cocok untuk tugas pengamatan insurjensi sambil memberi "payung udara" berupa semburan tembakan peluru (straffing) dari dua kanon 12,7 milimeter FN Herstal M3P dengan semburan hingga 1.100 peluru per menit.
Kalau "payung udara" itu masih kurang, dari dalam kokpit berbahan kevlar, pilot bisa memberi dukungan lain dari satu kanon 20 milimeter di bagian bawah tubuh pesawat tempur ini, ditambah roket 70 milimeter dari empat jalur peluncur, serta hunjaman bom-bom konvensional Mk-82 atau dari kelas "Iron" dan bom pintar dari kelas "Cluster" yang masih bisa disimpan di dalam tubuhnya.
Masih kurang cukup? Peluru kendali udara-ke-udara AIM-9 Sidewinder sebanyak dua unit atau dua MAA-1 Piranha dari Orbita, atau Python 3/4 bisa menjadi pamungkas.
Seluruh arsenal itu masih bisa lagi dilengkapi dengan persenjataan lain pada lima titik tambat tambahan, sesuai dengan keperluan dan kompatibilitas.
Walau kelihatannya kecil dan ringan, yaitu dimensi panjang sayap 11.14 meter dan panjang badan 11,33 meter, tinggi 3,97 meter, luas total sayap 19,4 meter persegi, bobot kosong 4.250 kilogram, dan bobot lepas landas maksimal 5.200 kilogram, namun satu mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6A-68C dengan daya 1.600 shp/969 kiloWatt di tubuhnya mampu menerbangkan pesawat tempur seharga sembilan juta dollar AS per unit itu secara lincah.
Lain lagi perihal avionika dan sistem kendalinya, di dalam kokpit all-glass yang kompatibel seluruhnya dengan sistem pengamatan malam hari (night vision goggle/NVG) sehingga kabel penghubung helm pilot NVG bisa langsung "ditancap" ke display utamanya (head-up display/HUD).
HUD ini sendiri seolah ingin memanjakan pilot dengan ukurannya yang tidak kalah `lukratif`, yaitu hingga layar 24 inchi. Seluruhnya dirangkai dalam sistem kendali penerbangan dan pertempuran udara bernama MIL-STD-1553B di mana tongkat kendali dibantu sistem komputer dalam sistem HOTAS (hands on throttle and stick control system).
Perusahaan avionika kondang dari Haifa, Israel, Elbit System Ltd, menyumbang besar untuk semua sistem itu, terutama urusan HUD, komputer misi lanjutan, sistem navigasi, dan dua displai multifungsi enam inchi.
Bagaimana dengan sistem penginderaannya? Ini hal penting yang menyebabkan US Special Operation Command kepincut dengan Super Tucano yang mampu terbang selama 6,5 jam, karena sistem penginderaan termal inframerah AN/AAQ-22 SAFIRE sangat memungkinkan dia melakukan pengamatan dan penyerangan pada malam hari yang berhujan lebat.
Akhirnya, semua kemampuan itu menjadi semakin efektif jika perencanaan operasi benar-benar matang dilakukan dengan pengendalian dari pilot yang cakap.
Sesuai dengan peruntukan awalnya, maka Super Tucano diketahui disiapkan untuk pesawat latih dasar, madya, dan lanjut, serta patroli perbatasan.
Hal itu masih ditambah lagi untuk satu misi penting, yaitu operasi anti serangan darat dari udara dan pengamatan serta anti penyelundupan seperti lazim terjadi di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko atau lainnya. Indonesia memiliki garis perbatasan negara yang sangat panjang di darat, yaitu sekitar 3.500 kilometer di Kalimantan, Irian, dan Pulau Timor.
Pada waktu Operasi Seroja dilaksanakan, Bandar Udara Haliwen di Atambua, Kabupaten Belu, NTT, sering menjadi saksi bisu kegunaan OV-10F Bronco yang masih baru didatangkan dari Amerika Serikat itu dalam misi pengamatan anti serangan darat.
Super Tucano yang rencananya akan datang ke Tanah Air sebelum Oktober 2010 jelas lebih dari sekedar mampu untuk melakukan tugas patroli perbatasan negara jarak dekat dan misi tambahan lain.
Khusus untuk Pulau Timor sebagai misal, selama ini Misi PBB Untuk Timor Timur yang bermarkas di Dili, Timor Timur, selalu memakai koridor udara untuk bisa ke Distrik Oekusi sehingga pelanggaran jalur penerbangan potensial terjadi. Selain itu, ALKI IV juga melintasi Laut Timor dan Laut Sabu, yang berdekatan dengan Pulau Timor dan Pulau Flores.
Akankah Super Tucano dikombinasikan dengan helikopter serang Mil Mi-17 dari Pusat Penerbangan TNI-AD juga bisa berkontribusi dalam pengamanan perbatasan negara seperti juga dilakukan tiga skuadron udara Angkatan Udara Brasil?
Tentu saja TNI-AU dan Markas Besar TNI/Departemen Pertahanan telah memiliki skenario soal itu.
ANTARANews
25 Desember 2009 -- Jika tidak aral melintang, langit Indonesia akan diwarnai satu lagi kebolehan pesawat latih tempur TNI-AU yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Itu adalah pesawat bermesin turboprop tunggal modern Embraer EMB-314 "Super Tucano" buatan Empresa Brasiliera de Aeronautica SA, Brasil.
Dalam nomenklatur pesawat tempur dunia, Super Tucano, diklasifikasikan ke dalam pesawat latih-serang-tempur ringan. Artinya, selain menjadi pesawat propeler mesin tunggal latih tempur dasar dan madya bahkan lanjut, dia bisa difungsikan juga menjadi pesawat tempur ringan untuk keperluan close air support udara ke darat jarak dekat.
Pesawat dengan kemampuan seperti ini pernah dimiliki TNI-AU, yaitu OV-10F Bronco buatan Rockwell, Amerika Serikat dan sang legendaris, North American P-51D Mustang.
Pengumuman tentang rencana kedatangan Super Tucano baru berbarengan dengan penempur jet buatan Rusia, Sukhoi Su-27 SKM dan Su-30 MK2 berkursi ganda itu, diutarakan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Senin lalu (21/12).
Brasil sebagai negara pembuat tidak pernah punya masalah berlatar politik dengan Indonesia dan sama-sama negara yang pernah dijajah Barat, dan memiliki industri penerbangan tangguh.
Ditargetkan, pada upacara HUT ke-65 TNI, Super Tucano sudah dipajang atau malah bermanuver di udara, begitu pun Su-27 SKM dan Su-30 MK2.
Bicara soal dua tipe jet terakhir ini, pada 2010 Indonesia akan memiliki 10 unit yang telah lengkap persenjataannya, sejak batch pertama Sukhoi-27 mulai dikirim ke Indonesia pada 2003.
Dengan menengok hubungan diplomatik Indonesia-Brasil, relatif tidak akan ada hambatan politis yang berpotensi mengganggu perjalanan pembangunan kembali kekuatan pertahanan udara Indonesia, jika "kita" membeli wahana tempur dari Brasil.
Sebetulnya, rintisan pembelian Super Tucano ini sudah terjadi sejak 1999, saat pucuk pimpinan TNI-AU masih dijabat Marsekal TNI Hanafie Asnan.
Saat itu, disadari usia pakai OV-10F Bronco yang terbukti cocok dengan kondisi geografi dan topografi nasional akan mencapai akhir, harus "pensiun" pada 2007, sementara pesawat tempur pengganti sekelas belum ada.
Pesawat latih dasar AS-202 "Bravo" juga sudah mulai menua usianya untuk mengantar penerbang muda TNI-AU mengakrabi wahana tempur jet modern.
Hawk Mk-53 buatan Inggris nasibnya juga sama, apalagi Inggris mengekor Amerika Serikat ikut mengembargo pembelian pesawat tempur dan suku cadangnya ke Indonesia.
Pilihan saat itu sebagaimana diungkap Asnan ada beberapa, mulai dari KT-1 "Wong Bee" buatan Korean Aerospace Industries, Korea Selatan, Pilatus P-9 Turbo Trainer, dan Super Tucano dengan varian ALX/A-29.
Bisa dibilang, karakteristik manuver ketiga pesawat latih itu agak mirip, pula penampakan luar berkanopi super luas ala jet tempur generasi kelima, plus dimensi, daya mesin, konfigurasi kursi pelontar, tata letak panel-panel, hingga sistem avionika dan kompatibilitas persenjataan yang akan diterapkan.
Walau tidak diungkap angkanya, Asnan yang menapaki karirnya di OV-10F Bronco, menyatakan bahwa KT-1 Wong Bee yang model skalanya sudah ada di ruang kerja KSAU saat itu, berharga paling murah dan Pilatus P-9 Turbo Trainer paling mahal.
Semua pabrikan menawarkan skema pembayaran yang sangat menggiurkan, yaitu fasilitas kredit ekspor dari pihak ketiga, dan studi kelayakan sampai kunjungan ke pabriknya masing-masing telah dilakukan.
Setelah bertahun-tahun rencana pengadaan tipe pesawat diperjuangkan, akhirnya Super Tucano menjadi "pemenangnya". Referensi bergengsi penerbangan dunia, Jane`s Aviation, menyatakan, baru Brasil (76 operasional dari 99 pesanan), Dominika (2/8), Kolombia (25 operasional), dan Guatemala (10 operasional) yang memakai Super Tucano dalam arsenal udaranya.
Menyusul dan masih dalam pesanan, adalah Chile (12), Ekuador (24), Peru (12), Amerika Serikat (satu unit untuk US Naval Aviation School atau US Special Operation Command, dibeli secara "leasing"), dan Indonesia (delapan hingga 16 pesanan pada April 2008) yang menjadikannya negara ASEAN pertama yang akan memakai Super Tucano ini.
Seluruh pesanan itu masih ditambah satu pesanan dari perusahaan jasa pengamanan-militer VIP internasional asal Amerika Serikat, Blackwater Worldwide.
Jika dicermati, di luar Amerika Serikat, seluruh pemakai dan pemesan Super Tucano adalah negara Amerika Latin beriklim tropis-subtropis basah yang memiliki kontur geografis-topografis cukup lengkap dan ekstrim, dari pantai berhutan rawa, dataran di ketinggian (plateau), bukit-bukit, hingga gunung curam berhutan lebat dalam luas wilayah darat dan laut cukup luas.
Indonesia juga memiliki latar belakang geografis dan topografis serupa di pulau-pulau besarnya.
Menurut mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional, Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Zaki Ambadar, faktor-faktor nonteknis di luar kemampuan pesawat tempur seperti itu juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan pilihan pesawat terbang TNI-AU.
"Hal ini juga dianut angkatan udara banyak negara, lumrah saja," katanya.
EMB-314 Super Tucano sebagai kelanjutan EMB-312 Tucano memang pantas dipilih untuk keperluan close air support menggantikan OV-10F Bronco, sampai-sampai US Special Operation Command yang pola operasinya sering diklasifikasikan rahasia, juga memilih pesawat tempur turboprop ringan ini.
Karakteristik tempurnya menunjang hal itu, yaitu memiliki kecepatan maksimal 593 kilometer per jam, jarak operasi 4.820 kilometer dalam konfigurasi tanpa tangki tambahan, ketinggian maksimal 10.620 meter dari permukaan laut, dan laju tanjak 24 meter per detik, dan lepas landas atau mendarat dari landas pacu yang pendek.
Kemampuan terakhir ini menyebabkan dia mampu memberi efek menerbangkan pesawat tempur jet yang bisa dipacu hingga +9g atau -4g.
Kecepatannya memang tidak terlalu cepat untuk pesawat tempur, namun kecepatan seperti itulah yang paling cocok untuk tugas pengamatan insurjensi sambil memberi "payung udara" berupa semburan tembakan peluru (straffing) dari dua kanon 12,7 milimeter FN Herstal M3P dengan semburan hingga 1.100 peluru per menit.
Kalau "payung udara" itu masih kurang, dari dalam kokpit berbahan kevlar, pilot bisa memberi dukungan lain dari satu kanon 20 milimeter di bagian bawah tubuh pesawat tempur ini, ditambah roket 70 milimeter dari empat jalur peluncur, serta hunjaman bom-bom konvensional Mk-82 atau dari kelas "Iron" dan bom pintar dari kelas "Cluster" yang masih bisa disimpan di dalam tubuhnya.
Masih kurang cukup? Peluru kendali udara-ke-udara AIM-9 Sidewinder sebanyak dua unit atau dua MAA-1 Piranha dari Orbita, atau Python 3/4 bisa menjadi pamungkas.
Seluruh arsenal itu masih bisa lagi dilengkapi dengan persenjataan lain pada lima titik tambat tambahan, sesuai dengan keperluan dan kompatibilitas.
Walau kelihatannya kecil dan ringan, yaitu dimensi panjang sayap 11.14 meter dan panjang badan 11,33 meter, tinggi 3,97 meter, luas total sayap 19,4 meter persegi, bobot kosong 4.250 kilogram, dan bobot lepas landas maksimal 5.200 kilogram, namun satu mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6A-68C dengan daya 1.600 shp/969 kiloWatt di tubuhnya mampu menerbangkan pesawat tempur seharga sembilan juta dollar AS per unit itu secara lincah.
Lain lagi perihal avionika dan sistem kendalinya, di dalam kokpit all-glass yang kompatibel seluruhnya dengan sistem pengamatan malam hari (night vision goggle/NVG) sehingga kabel penghubung helm pilot NVG bisa langsung "ditancap" ke display utamanya (head-up display/HUD).
HUD ini sendiri seolah ingin memanjakan pilot dengan ukurannya yang tidak kalah `lukratif`, yaitu hingga layar 24 inchi. Seluruhnya dirangkai dalam sistem kendali penerbangan dan pertempuran udara bernama MIL-STD-1553B di mana tongkat kendali dibantu sistem komputer dalam sistem HOTAS (hands on throttle and stick control system).
Perusahaan avionika kondang dari Haifa, Israel, Elbit System Ltd, menyumbang besar untuk semua sistem itu, terutama urusan HUD, komputer misi lanjutan, sistem navigasi, dan dua displai multifungsi enam inchi.
Bagaimana dengan sistem penginderaannya? Ini hal penting yang menyebabkan US Special Operation Command kepincut dengan Super Tucano yang mampu terbang selama 6,5 jam, karena sistem penginderaan termal inframerah AN/AAQ-22 SAFIRE sangat memungkinkan dia melakukan pengamatan dan penyerangan pada malam hari yang berhujan lebat.
Akhirnya, semua kemampuan itu menjadi semakin efektif jika perencanaan operasi benar-benar matang dilakukan dengan pengendalian dari pilot yang cakap.
Sesuai dengan peruntukan awalnya, maka Super Tucano diketahui disiapkan untuk pesawat latih dasar, madya, dan lanjut, serta patroli perbatasan.
Hal itu masih ditambah lagi untuk satu misi penting, yaitu operasi anti serangan darat dari udara dan pengamatan serta anti penyelundupan seperti lazim terjadi di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko atau lainnya. Indonesia memiliki garis perbatasan negara yang sangat panjang di darat, yaitu sekitar 3.500 kilometer di Kalimantan, Irian, dan Pulau Timor.
Pada waktu Operasi Seroja dilaksanakan, Bandar Udara Haliwen di Atambua, Kabupaten Belu, NTT, sering menjadi saksi bisu kegunaan OV-10F Bronco yang masih baru didatangkan dari Amerika Serikat itu dalam misi pengamatan anti serangan darat.
Super Tucano yang rencananya akan datang ke Tanah Air sebelum Oktober 2010 jelas lebih dari sekedar mampu untuk melakukan tugas patroli perbatasan negara jarak dekat dan misi tambahan lain.
Khusus untuk Pulau Timor sebagai misal, selama ini Misi PBB Untuk Timor Timur yang bermarkas di Dili, Timor Timur, selalu memakai koridor udara untuk bisa ke Distrik Oekusi sehingga pelanggaran jalur penerbangan potensial terjadi. Selain itu, ALKI IV juga melintasi Laut Timor dan Laut Sabu, yang berdekatan dengan Pulau Timor dan Pulau Flores.
Akankah Super Tucano dikombinasikan dengan helikopter serang Mil Mi-17 dari Pusat Penerbangan TNI-AD juga bisa berkontribusi dalam pengamanan perbatasan negara seperti juga dilakukan tiga skuadron udara Angkatan Udara Brasil?
Tentu saja TNI-AU dan Markas Besar TNI/Departemen Pertahanan telah memiliki skenario soal itu.
ANTARANews
Perwira TNI Resmi Jabat Direktur Strategis UNIFIL
(Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
29 Desember 2009, Jakarta -- Mayjen TNI Zahari Siregar dipastikan menjadi Direktur Strategic Military Cell (SMC) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) yang bermarkas di New York.
Penunjukkan Brigjen TNI Zahari Siregar itu, menyusul permintaan PBB kepada Indonesia untuk menetapkan salah satu perwira tingginya sebagai Direktur SMC UNIFIL, kata juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
"Beliau sudah resmi ditunjuk dan akan segera bertugas," katanya.
Mayjen TNI Zahari Siregar sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia.
Ketika dikonfirmasi ANTARA, Fikry mengatakan, Direktur SMC UNIFIL antara lain bertugas merumuskan kebijakan strategis yang akan diterapkan UNIFIL agar misinya menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di Lebanon Selatan berhasil.
Keberadaan SMC baru dibentuk PBB pada misinya di Lebanon Selatan sedangkan dalam misi PBB lainnya di wilayah lain, keberadannya tidak ada.
Dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbesar setelah Perancis dan Italia.
Jumlah personel PBB di Lebanon Selatan hingga 31 Oktober 2009 tercatat
15.000 orang yang didukung staf sipil internasional dan lokal.
Negara yang mengirimkan militernya dalam misi PBB di Lebanon Selatan adalah Belgia, Brunei Darussalam, China, Kroasia, Syprus, El Salvador, Perancis, Macedonia, Jerman, Ghana, Yunani, Guatemala, Hongaria, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Luxembourg, Malaysia, Nepal, Selandai Baru, Polandia, Portugal, Qatar, Republik Korea, Sierra Leone, Slovenia, Spanyol, Tanzania dan Turki.
ANTARA News
29 Desember 2009, Jakarta -- Mayjen TNI Zahari Siregar dipastikan menjadi Direktur Strategic Military Cell (SMC) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) yang bermarkas di New York.
Penunjukkan Brigjen TNI Zahari Siregar itu, menyusul permintaan PBB kepada Indonesia untuk menetapkan salah satu perwira tingginya sebagai Direktur SMC UNIFIL, kata juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
"Beliau sudah resmi ditunjuk dan akan segera bertugas," katanya.
Mayjen TNI Zahari Siregar sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia.
Ketika dikonfirmasi ANTARA, Fikry mengatakan, Direktur SMC UNIFIL antara lain bertugas merumuskan kebijakan strategis yang akan diterapkan UNIFIL agar misinya menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di Lebanon Selatan berhasil.
Keberadaan SMC baru dibentuk PBB pada misinya di Lebanon Selatan sedangkan dalam misi PBB lainnya di wilayah lain, keberadannya tidak ada.
Dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbesar setelah Perancis dan Italia.
Jumlah personel PBB di Lebanon Selatan hingga 31 Oktober 2009 tercatat
15.000 orang yang didukung staf sipil internasional dan lokal.
Negara yang mengirimkan militernya dalam misi PBB di Lebanon Selatan adalah Belgia, Brunei Darussalam, China, Kroasia, Syprus, El Salvador, Perancis, Macedonia, Jerman, Ghana, Yunani, Guatemala, Hongaria, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Luxembourg, Malaysia, Nepal, Selandai Baru, Polandia, Portugal, Qatar, Republik Korea, Sierra Leone, Slovenia, Spanyol, Tanzania dan Turki.
ANTARA News
TNI AL Siapkan Pengganti KRI Dewaruci
KRI Dewaruci. (Foto: TNI AL)
29 December 2009, Jakarta -- Mabes TNI Angkatan Laut merencanakan penggantian kapal latih tarunanya, KRI Dewaruci pada 2010, sebagai salah satu program modernisasi armadanya. "Kita pikirkan pengganti KRI Dewaruci pada 2010," ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya Agus Suhartono saat bersilahturahmi dengan kalangan media massa di Jakarta, Selasa (29/12).
KRI Dewaruci yang berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini dibangun di H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi. Pembuatan kapal ini dimulai pada 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada 1953.
Dewaruci yang dibuat H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, pertama diluncurkan pada 24 Januari 1953, dan pada bulan Julinya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Setelah itu , KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih para taruna TNI Angkatan Laut yang melayari kepulauan Indonesia dan muhibah ke beberapa negara sebagai bagian dari misi diplomasi TNI Angkatan Laut.
Pada 2010, lanjut Kasal, pihaknya akan memodernisasi sejumlah kapal perangnya dengan memensiunkan sekitar enam kapal Landing Ship Tank (LST) buatan Amerika Serikat serta 21 pesawat intai maritim Nomad. Sedangkan untuk menambah daya tempur kapal-kapal perangnya, TNI Angkatan Laut akan mempersenjatainya dengan sejumlah peluru kendali C-802 dan C-705 dari Cina. "Selebihnya , kita juga akan mengadakan kapal-kapal patroli cepat yang sudah sudah dapat diproduksi di dalam negeri, termasuk tambahan tiga pesawat intai maritim CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia," kata Kasal. (Ant)
Untuk memperkuat jajaran korps marinir TNI Angkatan, pada 2010 segera mendapat 17 unit tank amfibi BMP-3F dari Rusia, demikian Kasal.
tvOne
29 December 2009, Jakarta -- Mabes TNI Angkatan Laut merencanakan penggantian kapal latih tarunanya, KRI Dewaruci pada 2010, sebagai salah satu program modernisasi armadanya. "Kita pikirkan pengganti KRI Dewaruci pada 2010," ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya Agus Suhartono saat bersilahturahmi dengan kalangan media massa di Jakarta, Selasa (29/12).
KRI Dewaruci yang berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini dibangun di H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi. Pembuatan kapal ini dimulai pada 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada 1953.
Dewaruci yang dibuat H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, pertama diluncurkan pada 24 Januari 1953, dan pada bulan Julinya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Setelah itu , KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih para taruna TNI Angkatan Laut yang melayari kepulauan Indonesia dan muhibah ke beberapa negara sebagai bagian dari misi diplomasi TNI Angkatan Laut.
Pada 2010, lanjut Kasal, pihaknya akan memodernisasi sejumlah kapal perangnya dengan memensiunkan sekitar enam kapal Landing Ship Tank (LST) buatan Amerika Serikat serta 21 pesawat intai maritim Nomad. Sedangkan untuk menambah daya tempur kapal-kapal perangnya, TNI Angkatan Laut akan mempersenjatainya dengan sejumlah peluru kendali C-802 dan C-705 dari Cina. "Selebihnya , kita juga akan mengadakan kapal-kapal patroli cepat yang sudah sudah dapat diproduksi di dalam negeri, termasuk tambahan tiga pesawat intai maritim CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia," kata Kasal. (Ant)
Untuk memperkuat jajaran korps marinir TNI Angkatan, pada 2010 segera mendapat 17 unit tank amfibi BMP-3F dari Rusia, demikian Kasal.
tvOne
Monday, December 28, 2009
TNI AL Jadikan Wilayah Perbatasan sebagai Prioritas
Pulau Berhala. (Foto: batamtoday.com)
29 Desember 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pengamanan wilayah perbatasan laut RI dengan sejumlah negara pada 2010.
"Prioritas kita masih pada pengamanan wilayah perbatasan laut, selain memodernisasi beberapa armada perang," katanya, sesaat setelah menggelar silahturahmi dengan kalangan media massa di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, pihaknya antara lain akan memfokuskan pengamanan di Selat Malaka dan Selat Philis yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, serta wilayah perbatasan laut di sekitar Blok Ambalat.
Pada kesempatan itu, Kasal menegaskan, saat ini terdapat 92 pulau terdepan di wilayah RI yang berbatasan dengan negara lain.
Dari 92 pulau terluar itu, 12 diantaranya memiliki tingkat kerawanan atau berpotensi konflik antara lain Pulau Rondo (berbatasan dengan India), Pulau Berhala (berbatasan dengan Singapura), Pulau Nipah (berbatasan dengan Singapura), dan Pulau sekatung (berbatasan dengan Singapura).
Terdapat juga Pulau Marore, Pulau Marimpit dan Pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina, Pulau Fanildo dan Pulau Bras, Pulau Fani yang berbatasan dengan Papua Nugini, Pulau Batek yang berbatasan dengan Timor Leste, dan Pulau Rote yang berbatasan dengan Australia.
"Keberadaan pulau-pulau terluar itu jika tidak diperhatikan akan berpotensi menimbulkan konflik," ujar Agus mengingatkan.
Selain itu, lanjut Kasal, keberadaan pulau-pulau itu menjadi titik referensi untuk menetapkan titik dasar penarikan batas wilayah RI dengan negara tetangga sehingga keberadaanya perlu dipertahankan, sebagai wujud keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena itu, TNI Angkatan Laut rutin mengadakan operasi pengamanan pulau terluar dan wilayah perbatasan laut, melalui gelar kapal-kapal perang dan pengintaian udara, survei hidrografi dan operasi bakti "Surya Bhaskara Jaya" yang bertujuan membantu pemerintah daerah mendinamisasikan pembangunan daerah-daerah terpencil, terutama di wilayah yang berbatasan dengan negara lain.
Tentang kendala yang dihadapi, Kasal mengatakan, masih dikarenakan keterbatasan alat utama sistem senjata termasuk kapal perang dan pesawat intai.
"Tetapi keterbatasan itu, tidak menjadikan TNI Angkatan Laut mengabaikan pengamanan di wilayah perbatasan," ujarya.
Agus menegaskan pihaknya telah memprogramkan modernisasi armada perangnya pada 2010, salah satunya penambahan kapal-kapal patroli cepat dan pesawat intai untuk memaksimalkan pengamanan wilayah laut RI, khususnya yang berbatasan dengan negara lain.
ANTARA News
29 Desember 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pengamanan wilayah perbatasan laut RI dengan sejumlah negara pada 2010.
"Prioritas kita masih pada pengamanan wilayah perbatasan laut, selain memodernisasi beberapa armada perang," katanya, sesaat setelah menggelar silahturahmi dengan kalangan media massa di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, pihaknya antara lain akan memfokuskan pengamanan di Selat Malaka dan Selat Philis yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, serta wilayah perbatasan laut di sekitar Blok Ambalat.
Pada kesempatan itu, Kasal menegaskan, saat ini terdapat 92 pulau terdepan di wilayah RI yang berbatasan dengan negara lain.
Dari 92 pulau terluar itu, 12 diantaranya memiliki tingkat kerawanan atau berpotensi konflik antara lain Pulau Rondo (berbatasan dengan India), Pulau Berhala (berbatasan dengan Singapura), Pulau Nipah (berbatasan dengan Singapura), dan Pulau sekatung (berbatasan dengan Singapura).
Terdapat juga Pulau Marore, Pulau Marimpit dan Pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina, Pulau Fanildo dan Pulau Bras, Pulau Fani yang berbatasan dengan Papua Nugini, Pulau Batek yang berbatasan dengan Timor Leste, dan Pulau Rote yang berbatasan dengan Australia.
"Keberadaan pulau-pulau terluar itu jika tidak diperhatikan akan berpotensi menimbulkan konflik," ujar Agus mengingatkan.
Selain itu, lanjut Kasal, keberadaan pulau-pulau itu menjadi titik referensi untuk menetapkan titik dasar penarikan batas wilayah RI dengan negara tetangga sehingga keberadaanya perlu dipertahankan, sebagai wujud keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena itu, TNI Angkatan Laut rutin mengadakan operasi pengamanan pulau terluar dan wilayah perbatasan laut, melalui gelar kapal-kapal perang dan pengintaian udara, survei hidrografi dan operasi bakti "Surya Bhaskara Jaya" yang bertujuan membantu pemerintah daerah mendinamisasikan pembangunan daerah-daerah terpencil, terutama di wilayah yang berbatasan dengan negara lain.
Tentang kendala yang dihadapi, Kasal mengatakan, masih dikarenakan keterbatasan alat utama sistem senjata termasuk kapal perang dan pesawat intai.
"Tetapi keterbatasan itu, tidak menjadikan TNI Angkatan Laut mengabaikan pengamanan di wilayah perbatasan," ujarya.
Agus menegaskan pihaknya telah memprogramkan modernisasi armada perangnya pada 2010, salah satunya penambahan kapal-kapal patroli cepat dan pesawat intai untuk memaksimalkan pengamanan wilayah laut RI, khususnya yang berbatasan dengan negara lain.
ANTARA News
TNI AL Selamatkan Uang Negara Rp13,8 Triliun
Dua anggota TNI AL, berdiri di di atas geladak salah satu dari delapan kapal ikan berbendera China, yang berhasil ditangkap kapal patroli Departemen Kelautan dan Perikanan, di dermaga Stasiun PSDKP di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (24/6). Kapal Patroli Departemen Kelautan dan Perikanan menangkap delapan kapal ikan asal China yang masing-masing bermuatan 130-150 ton ikan di perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE), Laut Cina Selatan. Selanjutnya, delapan kapal yang menggunakan alat tangkap trawl atau pukat harimau, beserta 77 anak buah kapal tersebut, akan diserahkan kepada TNI AL sebagai penyidik dalam proses penyelesaian illegal fishing. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/09)
29 Desember 2009, Jakarta -- Sepanjang 2009, TNI Angkatan Laut menyelamatkan kekayaan negara sebesar Rp13,8 triliun dari berbagai operasi menangani kejahatan laut di wilayah Republik Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono dalam silahturahmi akhir tahun dengan kalangan media massa di Jakarta, Selasa (29/12), mengatakan, dalam penegakan hukum, TNI AL telah menindak berbagai kasus seperti pencurian ikan, penyelundupan kayu, pasir, timah, dan CPO.
Dari berbagai kejahatan laut yang ditindak itu, antara lain TNI AL memeriksa 2.369 kasus perikanan. Sekitar 117 di antaranya telah diproses hukum dengan potensi kekayaan negara yang bisa diselesaikan sebesar Rp2,4 tiriliun.
Untuk kasus penyelundupan kayu sebanyak 16 kasus dengan potensi kekyaan negara yang bisa diselamatkan sebanyak Rp52,4 miliar. Lantas, kejahatah laut lainnya seperti penyelundupan granit, pasir timah, dan lain-lain sebanyak 109 kasus dengan potensi kekayaan negara yang diselematkan sebesar Rp11,3 triliun.
"Berdasar capaian itu, maka total potensi kekayaan negara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp13,8 triliun atau naik dibanding 2008 sebesar Rp13,7 triliun," kata Agus Suhartono. Selain operasi militer perang, pihaknya juga melakukan dalam bentuk bantuan penanganan bencana, membantu proses pembangunan negara, kegiatan diplomatik melalui pertukaran perwira dan penugasan belajar ke China, Australia, dan Singapura. "Kami juga mengirimkan personel kita dalam misi perdamaian PBB seperti di Lebanon, Kongo, Somalia dan Nepal," ungkap Kasal.
Sosialisasi UU No 45/2009 Tentang Perikanan
Pencurian ikan dari perairan teritori Indonesia masih terus berlanjut, sehingga kekayaan nusantara terkuras oleh kegiatan illegal fishing. Seorang prajurit TNI AL berjaga di depan 32 nelayan Thailand yang tertangkap karena melakukan ilegal fishing di Tanjung Pinang, Selasa (9/12). Empat buah kapal Thailand ditangkap oleh KRI Tjut Nyak Dien di perairan Natuna pada 5 Desember 2008 lalu karena melakukan kegiatan ilegal Fishing. (Foto: VIVANews)
Sosialisasi Undang-Undang nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan kepada jajaran TNI Angkatan Laut wilayah Jakarta, dilaksanakan di Aula Yos Soedarso, Markas Komando Armada RI Kawasan Barat (Mako Armabar), Jalan Gunung Sahari Raya No 67, Jakarta, Senin (28/12).
Panglima Koarmabar (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio, MM, didampingi Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP), Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Dr Ir Aji Sularso, MMA, membuka Sosialisasi Undang-Undang nomor 45 tentang Perikanan mengatakan, Melalui sosialisasi yang dilakukan oleh tim dari DKP, kita akan memperoleh penjelasan mengenai isi maupun esensi Undang-Undang nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan dari sumbernya, sehingga pada gilirannya kelak akan dapat menjadi pedoman, khususnya bagi para Perwira Penyidik TNI Angkatan Laut selaku penegak hukum di laut, katanya.
Menurut Kadispen Koarmabar Letkol Laut (Kh) Drs Supriyono, Dirjen P2SDKP yang memimpin diskusi dan tanya jawab, antara lain menjelaskan alasan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan perlu direvisi karena belum mampu mengantisipasi perkembangan teknologi, perkembangan kebutuhan hukum, serta belum dapat menjawab permasalahan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya.
Dirjen P2SDKP juga mengatakan, bahwa substansi yang dilakukan perubahan pada Undang-Undang No 31 tahun 2004 meliputi pengawasan dan penegakan hukum menyangkut masalah penerapan sanksi hukum acara; pengelolaan perikanan antara lain konservasi, perizinan, dan kesyahbandaran; serta perlunya perluasan yurisdiksi pengadilan perikanan sehingga mencakup seluruh wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia.
Hadir pada kegiatan ini Kepala Staf Armabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Hari Bowo, Komandan Lantamal III Jakarta Laksma TNI Johnny E Awuy, dan pejabat teras Koarmabar.
MEDIA INDONESIA/PELITA
29 Desember 2009, Jakarta -- Sepanjang 2009, TNI Angkatan Laut menyelamatkan kekayaan negara sebesar Rp13,8 triliun dari berbagai operasi menangani kejahatan laut di wilayah Republik Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono dalam silahturahmi akhir tahun dengan kalangan media massa di Jakarta, Selasa (29/12), mengatakan, dalam penegakan hukum, TNI AL telah menindak berbagai kasus seperti pencurian ikan, penyelundupan kayu, pasir, timah, dan CPO.
Dari berbagai kejahatan laut yang ditindak itu, antara lain TNI AL memeriksa 2.369 kasus perikanan. Sekitar 117 di antaranya telah diproses hukum dengan potensi kekayaan negara yang bisa diselesaikan sebesar Rp2,4 tiriliun.
Untuk kasus penyelundupan kayu sebanyak 16 kasus dengan potensi kekyaan negara yang bisa diselamatkan sebanyak Rp52,4 miliar. Lantas, kejahatah laut lainnya seperti penyelundupan granit, pasir timah, dan lain-lain sebanyak 109 kasus dengan potensi kekayaan negara yang diselematkan sebesar Rp11,3 triliun.
"Berdasar capaian itu, maka total potensi kekayaan negara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp13,8 triliun atau naik dibanding 2008 sebesar Rp13,7 triliun," kata Agus Suhartono. Selain operasi militer perang, pihaknya juga melakukan dalam bentuk bantuan penanganan bencana, membantu proses pembangunan negara, kegiatan diplomatik melalui pertukaran perwira dan penugasan belajar ke China, Australia, dan Singapura. "Kami juga mengirimkan personel kita dalam misi perdamaian PBB seperti di Lebanon, Kongo, Somalia dan Nepal," ungkap Kasal.
Sosialisasi UU No 45/2009 Tentang Perikanan
Pencurian ikan dari perairan teritori Indonesia masih terus berlanjut, sehingga kekayaan nusantara terkuras oleh kegiatan illegal fishing. Seorang prajurit TNI AL berjaga di depan 32 nelayan Thailand yang tertangkap karena melakukan ilegal fishing di Tanjung Pinang, Selasa (9/12). Empat buah kapal Thailand ditangkap oleh KRI Tjut Nyak Dien di perairan Natuna pada 5 Desember 2008 lalu karena melakukan kegiatan ilegal Fishing. (Foto: VIVANews)
Sosialisasi Undang-Undang nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan kepada jajaran TNI Angkatan Laut wilayah Jakarta, dilaksanakan di Aula Yos Soedarso, Markas Komando Armada RI Kawasan Barat (Mako Armabar), Jalan Gunung Sahari Raya No 67, Jakarta, Senin (28/12).
Panglima Koarmabar (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio, MM, didampingi Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP), Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Dr Ir Aji Sularso, MMA, membuka Sosialisasi Undang-Undang nomor 45 tentang Perikanan mengatakan, Melalui sosialisasi yang dilakukan oleh tim dari DKP, kita akan memperoleh penjelasan mengenai isi maupun esensi Undang-Undang nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan dari sumbernya, sehingga pada gilirannya kelak akan dapat menjadi pedoman, khususnya bagi para Perwira Penyidik TNI Angkatan Laut selaku penegak hukum di laut, katanya.
Menurut Kadispen Koarmabar Letkol Laut (Kh) Drs Supriyono, Dirjen P2SDKP yang memimpin diskusi dan tanya jawab, antara lain menjelaskan alasan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan perlu direvisi karena belum mampu mengantisipasi perkembangan teknologi, perkembangan kebutuhan hukum, serta belum dapat menjawab permasalahan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya.
Dirjen P2SDKP juga mengatakan, bahwa substansi yang dilakukan perubahan pada Undang-Undang No 31 tahun 2004 meliputi pengawasan dan penegakan hukum menyangkut masalah penerapan sanksi hukum acara; pengelolaan perikanan antara lain konservasi, perizinan, dan kesyahbandaran; serta perlunya perluasan yurisdiksi pengadilan perikanan sehingga mencakup seluruh wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia.
Hadir pada kegiatan ini Kepala Staf Armabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Hari Bowo, Komandan Lantamal III Jakarta Laksma TNI Johnny E Awuy, dan pejabat teras Koarmabar.
MEDIA INDONESIA/PELITA
80 Bom Rakitan Sisa Konflik Aceh Dimusnahkan
Dua anggota tim JIBOM Brimob Kompi-4 Jeulekat Polda Aceh membawa bom rakitan daya ledak 100 meter yang telah dibalut dengan kain pengaman untuk dilakukan disposal (pemusnahan) di lapangan Brimob Jeulekat Lhokseumawe Propinsi Aceh, Senin (28/12). Sedikitnya 80 Bom Aktif berbagai jenis peninggalan konflik Aceh yang ditemukan Brimob Aceh di empat wilayah, Lhokseumawe, Kabupaten Bireun,Acehb Utara dan Langsa, Disposal dilakukan sebab dikhawatirkan bom tersebut sewaktu-waktu dapat meledak. (Foto: ANTARA/Rahmad/Koz/hp/09)
28 Desember 2009, Banda Aceh -- Sebanyak 80 dari 215 unit bom rakitan sisa konflik di Provinsi Aceh yang ditemukan selama 2009, Senin, dimusnahkan di Kota Lhokseumawe.
Pemusnahan bom yang masih aktif tersebut dilaksanakan di lapangan latih menembak Brimob Kompi-4 Jelukat, Kota Lhokseumawe dan disaksikan para anggota Muspida dari empat kabupaten/ kota.
Sebanyak 215 buah bom rakitan tersebut ditemukan di Kabupaten Bireuen 22 buah, Lhokseumawe (139), Kota Langsa (46) dan Aceh Utara (8).
Pemusnahan bahan peledak tersebut dipimpin Wakil Komandan Tim Jibom Detasemen-D Satbrimob Polda Aceh, AKP Iyan Rizkian, yang antara lain disaksikan Walikota Lhokseumawe Munir Usman dan Ketua DPRK Lhokseumawe, Saifuddin Yunus.
Hadir juga pada peledakan tersebut Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli dan Kapolres Bireuen AKBP T. Saladin.
Sejumlah tim JIBOM Brimob Kompi-4 Jeulekat Polda Aceh membawa bom rakitan daya ledak 500 meter untuk dilakukan disposal (pemusnahan). (Foto: ANTARA/Rahmad/Koz/hp/09)
Iyan menyatakan, sisa bom lainnya juga akan dimusnahkan dalam waktu dekat, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti meledak.
Dikatakan, 80 bom yang baru saja dimusnahkan dinilai sangat rawan, sehingga segera dimusnahkan, karena dikhawatirkan pada saat-saat tertentu bisa meledak, sehingga dapat menimbulkan bahaya.
Ia juga berharap kepada masyarakat yang menemukan bom rakitan untuk segera melapor kepada pihak kepolisian terdekat, dan jangan sampai bahan peledak itu diganggu, karena dikhawatirkan bisa meledak.
ANTARA News
28 Desember 2009, Banda Aceh -- Sebanyak 80 dari 215 unit bom rakitan sisa konflik di Provinsi Aceh yang ditemukan selama 2009, Senin, dimusnahkan di Kota Lhokseumawe.
Pemusnahan bom yang masih aktif tersebut dilaksanakan di lapangan latih menembak Brimob Kompi-4 Jelukat, Kota Lhokseumawe dan disaksikan para anggota Muspida dari empat kabupaten/ kota.
Sebanyak 215 buah bom rakitan tersebut ditemukan di Kabupaten Bireuen 22 buah, Lhokseumawe (139), Kota Langsa (46) dan Aceh Utara (8).
Pemusnahan bahan peledak tersebut dipimpin Wakil Komandan Tim Jibom Detasemen-D Satbrimob Polda Aceh, AKP Iyan Rizkian, yang antara lain disaksikan Walikota Lhokseumawe Munir Usman dan Ketua DPRK Lhokseumawe, Saifuddin Yunus.
Hadir juga pada peledakan tersebut Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli dan Kapolres Bireuen AKBP T. Saladin.
Sejumlah tim JIBOM Brimob Kompi-4 Jeulekat Polda Aceh membawa bom rakitan daya ledak 500 meter untuk dilakukan disposal (pemusnahan). (Foto: ANTARA/Rahmad/Koz/hp/09)
Iyan menyatakan, sisa bom lainnya juga akan dimusnahkan dalam waktu dekat, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti meledak.
Dikatakan, 80 bom yang baru saja dimusnahkan dinilai sangat rawan, sehingga segera dimusnahkan, karena dikhawatirkan pada saat-saat tertentu bisa meledak, sehingga dapat menimbulkan bahaya.
Ia juga berharap kepada masyarakat yang menemukan bom rakitan untuk segera melapor kepada pihak kepolisian terdekat, dan jangan sampai bahan peledak itu diganggu, karena dikhawatirkan bisa meledak.
ANTARA News
Indobatt Jaga Hubungan Baik dan Profesional
28 Desember 2009, Lebanon -- Dalam melaksanakan tugas patroli sehari-hari, prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/Unifil (Indonesian Battalion / Indobatt) dituntut untuk senantiasa bersikap dan bertindak secara profesional.
Hal ini adalah wujud tanggung jawab Indobatt sebagai pasukan penjaga perdamaian (Peacekeeper) yang dipercayakan bangsa Indonesia dan masyarakat dunia.
Demikian ditegaskan Komandan Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/Unifil (United Nation Interim Force in Lebanon), Letkol Inf Andi Perdana Kahar saat melakukan inspeksi mendadak ke beberapa Pos Indobatt, Senin (28/12/2009).
Didampingi oleh Kepala Seksi Operasi Indobatt, Kapten Inf Arfan Johan, Dansatgas Indobatt mengunjungi beberapa Permanent OP, antara lain Pos XC-5 dan B-82 guna melihat dan mengetahui secara langsung kondisi para prajurit yang sedang bertugas di lapangan, sekaligus untuk mengetahui tingkat kesiagaan dan kesungguhan dalam pelaksanaan tugas tersebut.
Pada kesempatan itu pula, Dansatgas mengucapkan rasa terimakasihnya kepada segenap prajurit yang senantiasa melaksanakan tugas dengan baik meskipun hanya berteduh dalam sebuah tenda sederhana di tengah cuaca berkabut dengan suhu 5ÂșC.
Dari posisi XC-5 OP, prajurit Indobatt bertugas mengamati perkembangan situasi di sekitar daerah Attaibe dan pada posisi ketinggian itu pula, 1 regu berkekuatan 11 orang tersebut dapat mengawasi wilayah disekitar sungai Litani.
Setelah itu, Dansatgas meninjau Permanent OP B-82 di Kafer Kela. Pos pengamatan tersebut merupakan pos bersama antara Indobatt dengan Spainbatt (Spanyol Battalion) yang berada di sekitar technical fence di sepanjang Blue Line di daerah Kafer Kela.
Pasukan Indonesia dan Spanyol pada posisi tersebut bertugas mengawasi daerah di sekitar Blue Line. Tak lupa pula dalam inspeksinya di Pos tersebut, Dansatgas memberikan penekanan kepada prajurit Indobatt untuk menjaga hubungan baik dengan para prajurit Spainbatt serta menjaga citra baik TNI sebagai prajurit yang profesional.
POS KOTA
Puluhan Pulau di Kaltim Rawan Dicaplok Malaysia
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Djunaidi Djahri meresmikan Pos-pos Marinir di pulau Sebatik Nunukan Kalimantan Timur, Sabtu, 4 April 2009. (Foto: marinir)
25 Desember 2009, Samarinda -- Peringatan bagi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasar data yang dirilis Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kaltim, sedikitnya 23 pulau di Kaltim rawan dicaplok negara tetangga, Malaysia.
Kepala Balitbang Kaltim Syachrumsya Asri menjelaskan, sangat memungkinkan pulau-pulau tersebut dicaplok negara lain. Selain karena sebagian besar tidak berpenghuni, secara geografis pulau tersebut memang berada di wilayah perbatasan dengan Malaysia. ''Pemerintah harus segera mengambil langkah strategis untuk mengamankan pulau-pulau tersebut,'' tegasnya.
Kalau tidak, peristiwa lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan bukan tidak mungkin terulang. ''Apalagi, tidak sedikit pulau itu yang tidak bernama,'' terang Syachrumsyah.
Dia menuturkan, semua pulau yang dimaksud merupakan wilayah Kabupaten Nunukan. Dia menjelaskan, Kabupaten Nunukan terdiri atas 25 pulau. Dua di antaranya adalah pulau besar, yakni Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan. Sebanyak 23 pulau lainnya adalah pulau-pulau kecil yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan.
''Nah, 23 pulau itulah yang sedang kami awasi. Semoga data yang kami miliki bisa menjadi acuan bagi pemerintah agar senantiasa memperhatikan wilayahnya, terutama di kawasan perbatasan.''
Karena itu, dia juga berharap seluruh bupati dan wali kota segera menginventarisasi pulau-pulau di wilayah masing-masing. Menurut dia, hal itu harus segera dilakukan, mengingat masih banyak pulau di Kaltim yang belum bernama.
Palu Jadi Basis Pertahanan Ambalat
Mantan Kepala Detasemen TNI AU Palu Ridwan Lamadjido menegaskan, Palu akan menjadi benteng pertahanan untuk mempertahankan Pulau Ambalat dari ancaman Malaysia. Ridwan mengatakan hal itu saat berkunjung ke Palu bersama dengan tim asset Koops AU II Makasar yang dipimpin Letkol Pipip Ismulyanto.
Sebelum meninjau langsung lokasi yang akan dijadikan mangkal pesawat tempur F-5, terlebih dahulu tim dari TNI-AU tersebut bertemu Walikota Rusdi Mastura bersama dinas terkait seperti, Kepala Bandara Mutiara dan Dinas Perhubungan serta aparat kelurahan setempat. “Rencananya Detasemen TNI-AU akan dibangun di sekitar Bandara Mutiara Palu.
Menurut Ridwan, keberadaan Detasemen TNI-AU di Palu sangat vital karena wilayah Sulteng dan Tarakan berdekatan langsung dengan Ambalat yang menjadi sengketa dengan Malaysia. Untuk Detasemen TNI-AU di Tarakan sudah diresmikan dua bulan lalu. Sedangkan untuk di Palu masih menunggu realisasi dari Pemkot Palu. ‘’Nantinya kedua Detasemen TNI-AU yakni, Tarakan dan Mutiara Palu menjadi benteng pertahanan pesawat tempur TNI-AU bila kasus Ambalat berunjung perang,’’ tegasnya.
JAWA POS/JPNN
25 Desember 2009, Samarinda -- Peringatan bagi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasar data yang dirilis Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kaltim, sedikitnya 23 pulau di Kaltim rawan dicaplok negara tetangga, Malaysia.
Kepala Balitbang Kaltim Syachrumsya Asri menjelaskan, sangat memungkinkan pulau-pulau tersebut dicaplok negara lain. Selain karena sebagian besar tidak berpenghuni, secara geografis pulau tersebut memang berada di wilayah perbatasan dengan Malaysia. ''Pemerintah harus segera mengambil langkah strategis untuk mengamankan pulau-pulau tersebut,'' tegasnya.
Kalau tidak, peristiwa lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan bukan tidak mungkin terulang. ''Apalagi, tidak sedikit pulau itu yang tidak bernama,'' terang Syachrumsyah.
Dia menuturkan, semua pulau yang dimaksud merupakan wilayah Kabupaten Nunukan. Dia menjelaskan, Kabupaten Nunukan terdiri atas 25 pulau. Dua di antaranya adalah pulau besar, yakni Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan. Sebanyak 23 pulau lainnya adalah pulau-pulau kecil yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan.
''Nah, 23 pulau itulah yang sedang kami awasi. Semoga data yang kami miliki bisa menjadi acuan bagi pemerintah agar senantiasa memperhatikan wilayahnya, terutama di kawasan perbatasan.''
Karena itu, dia juga berharap seluruh bupati dan wali kota segera menginventarisasi pulau-pulau di wilayah masing-masing. Menurut dia, hal itu harus segera dilakukan, mengingat masih banyak pulau di Kaltim yang belum bernama.
Palu Jadi Basis Pertahanan Ambalat
Mantan Kepala Detasemen TNI AU Palu Ridwan Lamadjido menegaskan, Palu akan menjadi benteng pertahanan untuk mempertahankan Pulau Ambalat dari ancaman Malaysia. Ridwan mengatakan hal itu saat berkunjung ke Palu bersama dengan tim asset Koops AU II Makasar yang dipimpin Letkol Pipip Ismulyanto.
Sebelum meninjau langsung lokasi yang akan dijadikan mangkal pesawat tempur F-5, terlebih dahulu tim dari TNI-AU tersebut bertemu Walikota Rusdi Mastura bersama dinas terkait seperti, Kepala Bandara Mutiara dan Dinas Perhubungan serta aparat kelurahan setempat. “Rencananya Detasemen TNI-AU akan dibangun di sekitar Bandara Mutiara Palu.
Menurut Ridwan, keberadaan Detasemen TNI-AU di Palu sangat vital karena wilayah Sulteng dan Tarakan berdekatan langsung dengan Ambalat yang menjadi sengketa dengan Malaysia. Untuk Detasemen TNI-AU di Tarakan sudah diresmikan dua bulan lalu. Sedangkan untuk di Palu masih menunggu realisasi dari Pemkot Palu. ‘’Nantinya kedua Detasemen TNI-AU yakni, Tarakan dan Mutiara Palu menjadi benteng pertahanan pesawat tempur TNI-AU bila kasus Ambalat berunjung perang,’’ tegasnya.
JAWA POS/JPNN
Subscribe to:
Posts (Atom)