Dengan mengendarai tank jenis LVT-7, sejumlah perwira tinggi TNI dan Polri ikut serta melakukan pendaratan. Tampak di atas ranpur ampibi tersebut, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo. (Foto: Ghazali Dasuqi/detikSurabaya)
24 Mei 2012, Senayan: Komisi I DPR RI hingga kini belum mengetahui dan belum menerima pengajuan secara resmi dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) soal rencana hibah 25 unit tank amfibi jenis Landing Vehicle Track (LVT) milik Korea Selatan (Korsel).
"Kami belum tahu soal rencana Kemhan dan TNI menerima hibah 25 unit tank amfibi jenis LVT dari Korsel. Bahkan informasi resminya saja belum kami dapatkan," ujar Wakil Ketua Komisi I Agus Gumiwang Kartasasmita di Gedung DPR, Kamis (24/5).
Agus berharap pihak pemerintah dalam hal ini Kemhan, Mabes TNI atau Panglima TNI sendiri, dapat menginformasikan secara resmi ke Komisi I DPR terkait pengadaan alutsista baik pembelian baru maupun hibah.
"Tidaklah elok jika Komisi I selalu mendapatkan informasinya dari masyarakat atau media massa. Sementara pihak Kemhan atau Mabes TNI telah menyampaikan ke media massa," ujar politisi Golkar ini. Menurut Agus, selama ini sudah sering pihak pemerintah dalam hal ini Kemhan banyak bicara ke publik terkait rencana pembelian alutsista tertentu untuk TNI yang belum disampaikan ke Komisi I.
Hal tersebut semakin memunculkan kesan di masyarakat bahwa pengadaan alutisista tidak dilandasi perencanaan yang matang dan kajian yang mendalam. Selain itu, tingkat kebutuhan alutsista yang dibeli itu juga sering dipertanyakan. "Sebab, begitu ada negara tetangga menawarkan alutsista bekas (hibah), terkesan menjadi agresif untuk menerima hibah itu. Meski alutsista bekas dalam bentuk hibah itu tetap saja Negara mesti mengeluarkan biaya mahal untuk retrofit atau upgrade-nya," ujarnya. Agus mengatakan,
Komisi I DPR tidak alergi dengan pembelian alutsista bekas untuk TNI. Tetapi hal itu harus dilihat dan dipelajari dulu, serta dibahas di Komisi I DPR. "Kalau kondisinya sudah tidak layak atau sudah rongsokan, jelas kita akan menolaknya," tegasnya.
Sebelumnya, seusai menghadiri Sidang KKIP Ke VI di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/5), Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, TNI tengah mengincar 25 unit tank amfibi jenis LVT milik Korsel agar dihibahkan ke Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia telah mendapatkan hibah 10 unit LVT ini dari Korsel yang digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Namun, Panglima TNI menjelaskan hibah ini tak bisa serta merta dilakukan tanpa persetujuan pemerintah Amerika Serikat, mengingat LVT tersebut merupakan produk Amerika. Negeri Paman Sam itu mengeluarkan kebijakan alutsista hasil produksi negara tersebut harus mendapat persetujuan jika akan dijual lagi pada pihak ketiga.
Sumber: Jurnal Parlemen
No comments:
Post a Comment