F-5F Tiger. (Foto: ROKAF)
13 Maret 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara (AU) memprogramkan penerimaan hibah satu skuadron (asumsi 16 unit) pesawat tempur F-5 dari Korea Selatan.
Proses hibah ini berkaitan dengan pembelian satu skuadron pesawat tempur ringan T-50 dari negara itu. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, saat ini program itu sedang berjalan. “Kita programkan satu skuadron (16 unit). Ada kaitannya dengan pembelian pesawat T-50,”katanya di Jakarta kemarin. Untuk mekanismenya, Azman mengaku tidak mengetahui secara mendetail karena proses dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.
“Prosesnya masih berjalan yang melakukan Kemhan. Tapi memang betul ada program itu,” ungkapnya. Azman mengaku senang jika hibah ini berhasil terealisasi karena akan mendongkrak kekuatan TNI Angkatan Udara. “Hubungan dengan Korea Selatan sekarang ini sedang bagus banget. Kenapa tidak kita terima? Kita sebagai user senang-senang saja diberi,” ucap Azman. Hubungan kedua negara dalam bidang persenjataan militer memang dalam tren positif.
Indonesia tercatat memesan 16 pesawat tempur ringan T-50 dan tiga unit kapal selam dari Negeri Gingseng itu. Korea Selatan juga membeli empat unit pesawat angkut CN- 235 dari PT Dirgantara Indonesia. Kedua negara bahkan sedang dalam kerja sama produksi pesawat tempur antiradar generasi 4,5 yakni IFX/KFX. Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya juga mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan.
Taiwan merupakan satu sekutu Amerika Serikat. Negara kepulauan itu berhadapan langsung dengan China dan senantiasa mendapat kemudahan dalam pengadaan atau peremajaan arsenal dari Amerika Serikat. “Ya...itu baik...akan kami pertimbangkan,”katanya,usai memimpin serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3). Dia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skuadron F-5E/F.“Kira-kira jumlahnya satu skuadron,”ungkapnya. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang.
Tidak Ada Koordinasi Mengenai Hibah F-5 Korsel
Kabar mengenai TNI AU akan menerima hibah pesawat tempur F-5 E/F Tiger II dari Korea Selatan ditanggapi dingin oleh TB. Hasanuddin. Anggota Komisi I DPR RI itu menyayangkan tidak adanya koordinasi antara KSAU, Kementerian Pertahanan dan DPR.
“Saya tadi minta penjelasan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan RI (Kemhan), Namun Sekjen Kemhan pun kelihatannya menyesalkan adanya pernyataan tersebut,” jelas TB. Hasanuddin ketika dihubungi itoday, Selasa (13/3). “Kami secara resmi belum mendiskusikannya,” sambungnya.
TB. Hasanuddin berhak kecewa, sebab jika menyangkut pembelian peralatan tempur, seharusnya dibicarakan dulu dengan DPR.
“Kalau kita mau ngomong soal negara dengan negara, menyangkut penyerahan atau pembelian peralatan tempur, KSAU atau siapapun harus bicara dulu dengan DPR, jangan langsung diekspos ke publik,” jelasnya.
Tidak hanya tidak ada koordinasi, anggota DPR yang mantan anggota TNI ini juga membeberkan bahwa Sekjen Kemhan tidak tahu mengenai masalah ini, dan Kemhan pun tidak tahu mengenai adanya pernyataan dari pihak TNI AU tentang hibah pesawat tempur dari Korea Selatan.
“ Sekjen Kemhan pun tidak tahu masalah ini. Kata Sekjen Kemhan, pihak Kemhan tidak tahu mengenai pernyataan dari pihak TNI AU tentang hibah F-5 dari Korea Selatan, “ jelasnya.
Anggota Fraksi PDIP ini juga menyayangkan kebijakan pemerintah dan TNI yang menerima hibah alat utama sistem senjata (Alutsista) usang dari negara lain. Menurutnya, jangan sampai untuk mencapai Minimum Essential Forces (MEF), kemudian kekuatan TNI hanya dipenuhi dengan barang rongsokan.
Namun demikian, TB. Hasanuddin menjelaskan, Komisi I DPR RI belum akan memanggil Panglima TNI dan pemerintah mengenai masalah ini.
“Tidak usah dipanggil, telepon saja. Cuma kalau mau bicara, tolong koordinasikan dulu,” pungkasnya.
Sumber: SINDO/itoday
No comments:
Post a Comment