HTMS Chakri Naruebet kapal induk ringan milik AL Thailand, dirancang berdasarkan kelas Principe de Asturias. Kapal induk dibangun oleh Spanish shipbuilders Izar (EN Bazan) Ferrol, Spanyol dan dioperasikan Thailand pada 10 Agustus 1997. Hanya AL Thailand yang mengoperasikan kapal induk di kawasan Asia Tenggara-Ocenia. (Foto: aircraftcarrier.name)
13 Maret 2012, Senayan: TNI AL hingga kini masih belum berminat untuk membangun kapal induk untuk memperkuat armadanya. TNI AL memandang bahwa kapal induk bukan kebutuhan bagi alutsista saat ini.
"Hingga kini, kami belum memiliki rencana untuk membuat kajian untuk pengadaan kapal induk untuk penambahan alutsista TNI AL," ujar Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Sumartono saat raker di Komisi I DPR membahas APBN-P 2012 untuk anggaran Kemenhan dan Mabes TNI, Selasa (13/3).
Hal ini disampaikan Sumartono menjawab pertanyaan dari anggota Komisi I DPR RI Fayakun Andriadi soal kemungkinan TNI AL memiliki rencana membangun kapal induk untuk kebutuhan TNI AL di masa depan.
Sumartono menjelaskan, membuat kapal Induk tidak murah, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaannya. Sementara untuk pengoperasiannya, kapal induk cenderung untuk doktrin perang yang bersifat menyerang. "Itu tentu tidak sama dengan prinsip yang kita anut, yaitu bertahan," ujarnya.
Menurutnya, kebutuhan kapal perang TNI AL hingga kini masih pada jenis kapal kelas menengah dan kecil. Sejenis fregard dan korvet yang punya kemampuan daya tempur yang andal.
"Kita masih butuh jenis kapal seperti itu, masih banyak jumlahnya. Sehingga kita bisa sebarkan kapal kelas itu di seluruh wilayah perairan kita, untuk patroli keamanan, sekaligus bisa menjadi kapal penyerang dalam kondisi tertentu," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
No comments:
Post a Comment